2016-09-22



Title : Love Match

Author : jungnayoon (@sehunnbaby)

Cast : Byun Baekhyun, Jung Mida(OC), Kim Jongin, Kim Hyuri

Rating : PG-17

Lenght : Chapter

Genre : Romance, AU, Fluff

Disclaimer : This fanfic is pure mine, don’t dare you to plagiarism.

Summary : Semuanya terjadi karena kecerobohan, bukan hanya itu, mungkin bisa juga dikaitkan dengan adanya takdir. Takdir yang muncul karena adanya kecerobohan.







Previous Chapter

Prolog | CHAPTER 1 | CHAPTER 2 | CHAPTER 3 | CHAPTER 4







CHAPTER 5 – CONFESSION

“Hai!” sapa Hyuri pada Mida sambil tersenyum manis. Mida yakin bahwa senyuman itu dibuat-buat. Mida tidak yakin kalau gadis itu mencoba bersikap baik padanya.

Mida mencoba untuk tersenyum, lalu membalas sapaan Hyuri.

Baekhyun cukup terkejut karena Mida membalas sapaan Hyuri, sebelumnya Baekhyun menduga kalau Mida akan mencoba menjambak Hyuri, ternyata dugaannya salah, justru Mida mencoba bersikap baik pada Hyuri.

Baekhyun sudah cukup puas melihat respon Mida terhadap Hyuri, dan kini Baekhyunlah yang akan mengurus sisanya.

Baekhyun dengan gerakan pasti membalik tubuh Mida, hingga kini Mida menghadap dada bidang Baekhyun. Mida tidak tahu pasti maksud Baekhyun, namun ia hanya menuruti apapun yang diinginkan pria itu.

“Hampiri Kai dan Sehun, aku akan membereskannya” bisik Baekhyun tepat di depan telinga Mida dengan nada tajam, dan mau tak mau Mida harus menuruti apa yang Baekhyun ucapkan.

Mida segera melangkah dan meninggalkan Baekhyun beserta Hyuri. Mida sebenarnya sangat penasaran mengenai apa yang akan dikatakan Baekhyun dan Hyuri selanjutnya, namun Mida sepertinya tidak perlu terlalu ikut campur urusan mereka berdua.

“Hai.. Nona Kim Hyuri. Apakah anda menikmati pestanya?” tanya Baekhyun dengan nada sombong, dan dengan tatapan berani. Hyuri hanya menatap Baekhyun dengan tatapan kecewa dan senyum kecut.

“Wae? Mengapa kau menatapku sedih seperti itu?” Baekhyun mendekati Hyuri, perlahan Baekhyun mendekatkan wajahnya ke wajah Hyuri, sedikit memberi sentuhan pada pipi mulus Hyuri, dan berhenti di dagu Hyuri lantas mengangkatnya membuat Hyuri mendongak menatapnya.

Mida melihat hal itu dari kejauhan, berat hatinya melihat Baekhyun menyentuh gadis lain, namun apa daya, ia tak punya hak untuk mencampuri urusan Baekhyun.

“Kau pikir aku akan menuruti semua ucapanmu hah? Kau pikir aku semudah itu. Jangan pernah mencampuri urusanku, aku dekat dengan siapapun itu bukan urusanmu karena bukan siapa-siapa di mataku. Lebih baik kau jangan berulah, kalau kau tidak ingin membuatku marah.” Baekhyun kembali menarik wajahnya begitu ia menyelesaikan ucapannya. Hyuri hanya tersenyum miring mendengar apa yang diucapkan Baekhyun.

“Aku hanya ingin menyapa gadismu Byun Baekhyun, apa itu salah?” Hyuri mengucapkannya dengan nada datar.  Dengan langkah pasti, Hyuri meninggalkan Baekhyun lantas menghampiri Mida yang sedang sibuk dengan ponselnya.

“Hai Jung Mida, Aku Kim Hyuri. Senang berkenalan denganmu” ucap Hyuri mengejutkan Mida. Mida hanya menatap Hyuri dengan tatapan polos. Namun Mida mengangguk dan tersenyum miring.

“Apa seperti ini gayamu Kim Hyuri? Berbasa-basi?” Mida kembali menunjukkan senyum miringnya. Entah apa yang membuat Mida berani, hanya saja ia ingin bersikap apa adanya di depan Hyuri.

“Aku hanya ingin berkenalan denganmu” ucap Hyuri dengan nada santai. Mida menatap tepat pada mata Hyuri, sepertinya memang Hyuri tidak berbohong. Hyuri hanya ingin berkenalan dengannya, atau mungkin Mida salah. Mida adalah mahasiswi jurusan psikologi sehingga ia cukup tahu bagaimana membaca pikiran melalui ekspresi.

Tatapan mata Hyuri tulus, terkesan tidak menyulut perang pada Mida. Hanya saja gadis itu sering menunjukkan senyum miringnya dan hal itu membuat Mida sulit membaca bagaimana kepribadian gadis itu. Melihat dari matanya, Mida merasa kalau Hyuri gadis baik-baik. Tapi mengapa Hyuri seolah membuat dirinya terkesan jahat di depan semua orang?

“Aku hanya ingin menitipkan Baekhyun padamu, aku sudah mencoba semampuku untuk membuat Baekhyun menjauhimu, tapi ternyata Baekhyun tidak bisa melakukannya, mungkin memang aku yang harus mengalah dan menyadari kalau kau hebat bisa mendapatkan hati Baekhyun. Aku terkesan padamu” Hyuri tersenyum, entah mengapa Mida merasa senyuman Hyuri terlihat tulus. Mida juga tidak mengerti mengapa ia berpikir seperti itu.

Mida hanya terperangah mendengar apa yang Hyuri katakan.

“A-aku?” Mida menunjuk dirinya sendiri ragu-ragu, ia tidak menyangka Hyuri akan mengatakan hal seperti itu.

“Kalau memang kau lebih baik dariku, aku bisa apa?” Hyuri menatap Mida sendu. Mengapa Mida merasa kasihan melihat Hyuri yang seperti  ini. Saat melihat Hyuri menatapnya dengan tatapan tajam dan senyuman miring, Mida memang merasa kesal. Namun begitu melihat Hyuri dengan jarak sedekat ini, melihat sorot mata Hyuri dengan jarak dekat, Mida merasa Hyuri adalah orang yang tulus.

Mida hanya menatap Hyuri dengan datar, Mida masih bingung dengan apa yang harus ia lakukan, bagaimana ia harus menyikapi Hyuri yang seperti ini. Mida merasa ia ingin mengenal Hyuri lebih, dan ingin tahu apa yang terjadi pada gadis itu dan Baekhyun.

Baekhyun yang tidak tahu harus berbuat apa, kini menarik pergelangan Mida dan membawa Mida menjauhi Hyuri. Baekhyun membawa Mida ke salah satu beranda yang tidak ada banyak orang di tempat itu.

“Apa yang kau bicarakan dengannya?” Baekhyun bertanya dengan tidak sabaran.

“Ia hanya menyapaku, tidak lebih” Mida berbicara dengan nada ogah-ogahan tanpa berniat menatap Baekhyun.

“Aku tidak yakin kalau kau sedang jujur saat ini” Baekhyun memincingkan matanya menatap serius Mida.

“Terserah kau, lagi pula mengapa kau begitu berisik. Aku muak” Mida berniat melangkahkan kakinya meninggalkan Baekhyun. Namun Baekhyun menahan Mida, menarik Mida hingga tubuh Mida menabrak tubuhnya.

Menyadari ia sedang ada di pelukan Baekhyun saat ini, Mida segera mendorong Baekhyun agar jauh-jauh dari tubuhnya namun Baekhyun mencengkram kuat lengan Mida hingga Mida merintih kesakitan.

“Wae? Kau bilang aku sudah bukan tanggung jawabmu lagi. Mengapa kau kembali menggangguku?” Wajah Mida kini memerah menahan amarahnya.

“Hanya ingin” Baekhyun masih saja mengatakannya dengan nada santai. Membuat Mida semakin kesal pada pria itu.

“Kau menyebalkan, aku membencimu, jangan temui aku lagi. Aku muak melihatmu” Mida memukul keras dada bidang Baekhyun, air mata mulai membasahi wajah cantiknya. Baekhyun tidak menolak, membiarkan Mida memukuli dadanya, kalau memang hal itu membuat Mida lebih tenang.

Setelah puas memukul dada Baekhyun, Mida menarik tangannya dan berniat hendak pergi dari tempat itu, namun seketika Baekhyun menarik pergelangan tangan Mida dan membawa gadis itu kepelukannya. Mata Mida membelalak, apa yang baru saja Baekhyun lakukan?

Namun bukannya menolak, Mida justru larut dalam dekapan Byun Baekhyun. Ia tidak mengerti mengapa ia selalu menjadi lemah ketika Baekhyun memperlakukannya seperti ini.

“Tapi bagaimana kalau aku ingin selalu melihatmu, apa kau masih tidak ingin aku menemuimu?” Baekhyun berbisik tepat di depan telinga Mida, bahkan sebelumnya jemari indah Baekhyun sempat menyelipkan helaian rambut Mida ke belakang daun telinga gadis itu agar mempermudahkan bibir pria itu menyentuh telinga Mida.

Mida tidak tahu harus bersikap bagaimana lagi, seharusnya ia menolak, seharusnya ia mendorong Baekhyun, bukan hanya diam saja membiarkan Baekhyun melakukan apapun yang diinginkan pria itu.

“K-kau bilang tadi pagi–” ucapan Mida terhenti karena tatapan lembut Baekhyun yang tiba-tiba tertangkap kedua bola matanya, Mida hampir saja jatuh, karena Mida rasa semua otot-otot dalam tubuhnya lemah melihat tatapan lembut Baekhyun.

“Aku mengatakan apa? Hm?” tanya Baekhyun dengan nada terlampau lembut.

Mengapa ya tuhan? Mengapa Baekhyun memperlakukan Mida seperti ini. Tidak tahukah pria itu bahwa Mida tidak bisa sedikit saja menahan pesona pria tampan, melihat saja luluh apalagi diperlakukan seperti ini.

“Lupakan ucapanku tadi pagi. Anggap saja aku tidak pernah mengatakannya” Baekhyun sesekali mengelus lembut pipi Mida, menatap gadis itu dalam diam. Wajah gadis itu terlihat menarik apabila gadis itu sedang terlena.

“Tapi— bukankah kau terganggu dengan kedatanganku?” Mida menatap lurus Baekhyun, mencari-cari apabila Baekhyun mengatakan kebohongan.

“Ya memang awalnya seperti itu, tapi kurasa akan lebih menyenangkan apabila kau seterusnya bersamaku seperti ini” Baekhyun tersenyum miring. Ya tuhan! Walaupun itu bukan senyuman tulus, tapi mengapa Mida merasa jantungnya berdegup kencang, tatapan matanya tidak bisa lepas dari senyuman itu. Mengapa? Mungkin bisa dibilang Mida bodoh? Mengapa ia bisa dengan mudah luluh pada pria yang berkali-kali telah menyakitinya? Mida kau harus menolaknya, harus!

“Aku bisa hidup tanpamu” Mida mencoba medorong Baekhyun. Namun Baekhyun semakin mempererat dekapannya membuat Mida hampir kehilangan napasnya, karena dekapan Baekhyun yang erat. Semakin sulit bagi Mida untuk melepaskan diri kalau Baekhyun bersikap seperti  ini.

“Aku tahu kalau kau bisa hidup tanpaku. Tapi aku hanya ingin selalu bersamamu” ucap Baekhyun menarik tengkuk Mida, menyenderkan kepala Mida ke dada bidangnya. Mida memejamkan matanya, menikmati setiap  sentuhan kehangatan Byun Baekhyun. Ini mungkin bisa dibilang gila. Tapi Mida tidak bisa lagi menolak segala perlakuan Baekhyun. Pertahanannya telah runtuh total karena pesona Baekhyun.

Baekhyun perlahan melepaskan pelukannya, menatap dalam Mida. Mida pun juga melakukan hal sama, menatap Baekhyun dalam diam, ia sungguh sudah jatuh dalam pesona Bekhyun.

Baekhyun menarik tengkuk Mida perlahan, dalam beberapa detik bibirnya sudah menempel sempurna di bibir Mida. Mida memejamkan matanya, begitu bibir Baekhyun berhasil mendarat bebas ke permukaan bibirnya, Mida tidak tahu apa yang dipikirkannya sekarang, yang terpenting saat ini Mida takkan menyia-nyiakan perlakuan lembut Baekhyun.

Ciuman yang Baekhyun lakukan saat ini bukanlah ciuman penuh hasrat yang biasa ia lakukan pada Mida, ciuman saat ini seperti sarat akan kasih sayang, mungkin.

Sudah cukup bagi Mida terlena pada perlakuan Baekhyun. Baekhyun melepaskan ciumannya, namun Mida masih tidak bergerak bahkan masih menutup matanya. Baekhyun terkekeh, lantas menyentil pelan dahi Mida.

“Sadar, Nona Jung” Baekhyun tidak bisa menahan tawanya tatkala melihat wajah Mida yang memerah karena menahan malu.





Mida tidak tahu apa yang harus ia lakukan, semenjak ciumannya bersama Baekhyun tadi Mida merasa canggung, bukan canggung sebenarnya tapi malu. Sungguh ia malu, ia terlihat sangat menikmati ciuman Baekhyun.

Yang dilakukan Mida saat ini hanya makan dan makan, ia bahkan sudah mencicipi semua makanan yang ada di meja. Ia butuh pelampiasan, dan pelampiasannya adalah makanan. Tidak peduli kalau nanti berat badannya bertambah, toh pada akhirnya berat badannya akan kembali seperti semula.

“Ini apa? Mengapa rasanya aneh?” Mida dengan ragu mengunyah kue yang baru saja ditawarkan oleh salah satu pramusaji di tempat itu.

“Wae?” Baekhyun yang mendengar gumaman Mida menoleh dan menatap bingung ke arah gadis itu.

“Ini apa? Rasanya aneh” Baekhyun mengambil potongan kue di piring Mida dan memakannya perlahan.

“Ini kue krim kesemek. Wae?” Baekhyun menatap Mida yang kini diam mematung, bahkan wajah Mida memerah. Baekhyun tidak mengerti mengapa Mida bersikap aneh.

“B-baek, perutku—” Mida memegangi perutnya. Jujur Mida tidak tahu kalau kue itu kue krim kesemek. Ia alergi buah kesemek.

“Wae?” Baekhyun panik, ia tidak mengerti apa yang terjadi pada Mida.

Mida berjongkok , ia tidak kuasa lagi menahan rasa sakit di perutnya. Bahkan wajah Mida sudah memerah sepenuhnya, matanya pun merah dan berair. Baekhyun yang panik segera menggendong Mida meninggalkan ballroom pesta. Mida harus dibawa ke rumah sakit segera.





Baekhyun berjalan mondar-mandir di depan ruang gawat darurat, ia sudah menghubungi orang tuanya. Tuan Byun datang pertama kali, karena saat itu Tuan Byun masih berada di rumah sakit. Mengetahui keadaan Mida, Tuan Byun bergegas menuju ke unit gawat darurat.

“Apa yang terjadi Baekhyun-ah?” tanya Tuan Byun dengan terengah-engah.

“Aku juga tidak mengerti, dugaanku Mida mengalami reaksi alergi yang ringan belum sampai anafilaksis. Tapi setidaknya kita tunggu pemeriksaan dari dokter” Baekhyun menjelaskan dengan nada tenang pada ayahnya, ia yakin tidak akan terjadi sesuatu yang buruk pada Mida.

Dokter yang memeriksa keadaan Mida keluar dari pintu ruang gawat darurat, Tuan Byun segera menghampiri dokter yang sering dipanggil Dokter Yoon itu. Dan benar apa kata Baekhyun, Mida hanya mengalami reaksi alergi ringan, dan keadaannya pun sudah stabil karena sudah diberi obat anti-alergi dan bantuan selang infus. Bahkan Mida bisa langsung dibawa ke kamar perawatan saat itu juga.

Tidak heran kalau Baekhyun tahu semua itu, karena ia juga salah satu mahasiswa terbaik seangkatannya, walaupun tidak melampaui Kai.

Nyonya Byun yang baru datang dengan wajah panik langsung memborbardir Baekhyun dengan ribuan pertanyaan, Baekhyun tidak menjawab, hanya dengan tenang mendorong ibunya memasuki ruangan Mida.

Mida masih dalam keadaan tidak sadar, dan sepertinya napasnya sudah kembali teratur, sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi. Mungkin hanya kemerahan di beberapa bagian tubuh Mida akibat alerginya yang masih terlihat jelas.

Nyonya Byun duduk di samping ranjang Mida, lalu menggenggam tangan Mida. Sungguh, Nyonya Byun khawatir setengah mati dengan keadaan Mida, Mida sudah dianggapnya anak sendiri. Ia tidak ingin terjadi sesuatu terhadap Mida.

“B-byun b-baek—” Mida menggumamkan nama Baekhyun dalam keadaan tidak sadarnya, Baekhyun hanya mengerutkan dahinya lalu bergerak mendekati ranjang Mida.

Masih dengan tangan terlipat, Baekhyun menatap Mida yang mulai membuka matanya. Nyonya Byun terlihat senang ketika dengan perlahan Mida membuka matanya. Namun Tuan Byun menepuk pundak istrinya dan mengajak istrinya untuk keluar dari ruangan itu meninggalkan Mida dan Baekhyun berdua.

Setelah Tuan Byun dan Nyonya Byun keluar, tinggal dua orang yang kini masih tidak bersuara.

“Dasar bodoh, mengapa kau memakan semua makanan di pesta tanpa menghiraukan apa makanan itu?” Baekhyun menggumam tanpa menatap Mida, Baekhyun menatap tembok putih yang berada di depannya. Mida masih bisa mendengarkan gumaman Baekhyun, Mida tersenyum, pria itu peduli padanya.

“Terima kasih” Mida mengucapkannya dengan senyuman lebar, karena jujur Mida sangat senang mengetahui fakta bahwa Baekhyun peduli padanya.

“Untuk?” Baekhyun masih saja mengunggulkan rasa gengsinya, kalau memang ia khawatir bukankah seharusnya pria itu segera memeluk Mida? Mengapa harus menahannya. Bisa ditebak kalau Mida saat ini tidak akan menolak pelukan Baekhyun. Karena yahh… mungkin Mida memang sudah jatuh pada pesona Baekhyun.

“Untuk segalanya, terutama membiarkanku untuk tetap di sisimu” Mida bahkan dengan tidak tahu malunya mengatakan hal itu, apa Mida sedang mengungkapkan perasaan sekarang ini?

Baekhyun tersenyum, lalu melangkah mendekati ranjang Mida dan duduk di ranjang itu di samping Mida yang dalam posisi tidur. Jemari Baekhyun bergerak menyisir rambut Mida.

“Apa kau benar-benar polos, atau memang benar-benar tidak tahu, bahwa kau sedang menggodaku saat ini?” tanya Baekhyun dibarengi senyum miringnya masih dengan gerakan lembut menyisir rambut Mida dengan jemarinya.

Mida hanya menatap polos Baekhyun, Mida hanya ingin mengatakan apa yang ingin ia katakan, ia tidak bermaksud untuk menggoda Baekhyun atau yang lain.

“Geser sedikit, sepertinya aku mengantuk” Baekhyun menggerakkan pinggulnya menyenggol lengan Mida, bermaksud agar Mida bergeser dan Baekhyun dapat tidur di samping Mida. Mida tersenyum lalu menggeser tubuhnya menyisakan ruang di sampingnya, dan Baekhyun dengan gerak gesit mengisi ruang itu, tidur dengan posisi menghadap Mida. Bisa dibayangkan betapa gugupnya Mida saat ini, karena ia dan Baekhyun berada di kasur yang sempit yang membuat tubuh keduanya menempel sempurna. Jangan lupa tatapan Baekhyun yang selalu tertuju pada Mida, membuat Mida hampir saja lupa cara untuk bernapas. Sungguh, situasi seperti ini benar-benar menyiksa Mida, namun Mida tidak mengerti mengapa ia menyukai bagaimana mereka sekarang?

“Wae? Mengapa kau mengacuhkanku, mengapa kau tidak menatapku, mengapa kau tidak mau mengubah posisi tidurmu?” Baekhyun bertanya dengan tatapan lurusnya tepat ke arah mata Mida. Mida dengan gerakan ragu-ragu mengubah posisi tidurnya menghadap Baekhyun, dan Baekhyun dengan gerakan cepat menarik Mida ke dalam pelukannya.

“Tidurlah, tubuhmu cukup lemah saat ini” Baekhyun mencoba membuat Mida beristirahat dengan tenang agar keadaan Mida membaik. Namun hal itu bukan hal mudah bagi Mida, istirahat dengan tenang di pelukan Baekhyun? Tidak mungkin, tidak mungkin Mida bisa melakukannya, bernapas saja sulit apalagi istirahat dengan tenang.

“Wae? Kau tidak nyaman dengan posisi seperti ini?” Baekhyun mencoba menatap Mida , Baekhyun bisa melihat bola mata Mida yang bergerak gelisah.

“Kalau begitu aku akan pergi” Baekhyun hampir saja berdiri, sebelum Mida dengan ragu menarik ujung kemeja Baekhyun, menahan Baekhyun untuk tidak berdiri.

“Kumohon temani aku disini” Mida dengan suara lirih melarang Baekhyun untuk pergi, sebenarnya Mida sangat malu, tapi apa boleh buat. Ia tidak ingin Baekhyun meninggalkannya.

“Baiklah, kalau begitu istirahatlah” ucap Baekhyun sembari menarik pinggang ramping Mida agar lebih mendekat ke tubuhnya, Mida sama sekali tidak menolak, bahkan Mida dengan  ragu-ragu menggerakkan tangannya memeluk pinggang Baekhyun. Kini keduanya terlihat saling berpelukan, bukankah pemandangan yang indah?

Belum lama mereka berada dalam posisi seperti itu, ponsel Baekhyun berdering. Mengapa di saat seperti ini selalu saja ada orang yang mengganggunya. Mida bisa melihat siapa yang baru saja mengganggu kegiatan mereka. Mida melihat tulisan ‘Han Jieun’, selalu saja wanita ckckckck. Namun tak di duga, Baekhyun mematikan ponselnya dan menaruh ponselnya di nakas samping ranjang itu lantas kembali memeluk Mida.

“Kau harus tidur” Baekhyun menepuk dahi Mida karena mengetahui Mida yang menatapnya dengan tatapan heran.

“Aku tidak akan meninggalkanmu lagi bodoh, jadi cepat tidur” Baekhyun mulai kesal karena Mida menatapnya dengan tatapan horror. Ternyata Baekhyun mengerti arti tatapan Mida. Mida tersenyum lalu mencoba memejamkan matanya.





Rombongan teman-teman Baekhyun beserta Dahye dan Yoomi sudah berada di rumah sakit untuk menjenguk Mida. Mereka mendapat kabar dari Nyonya Byun bahwa Mida sakit, dan harus di rawat di rumah sakit. Tentu saja mereka sebagai teman Mida merasa khawatir dengan keadaan Mida sehingga mereka berniat menjenguk Mida.

Yoomi membuka perlahan ruang rawat Mida, betapa terkejutnya Yoomi ketika melihat tidak hanya Mida yang ada di tempat itu, ada Baekhyun yang tidur di samping Mida dan memeluk gadis itu.

“Ini apa?” Yoomi melongo melihat pemandangan yang ada tepat di depan matanya. Dahye yang penasaran, ikut melongok ke dalam dan reaksi Dahye tidak jauh berbeda dengan Yoomi. Dan yang lain seperti Kyungsoo, Chanyeol, Sehun yang penasaran mulai mendorong Yoomi dan Dahye agar tidak menghalangi pintu. Reaksi mereka bertiga sedikit berbeda dengan Dahye dan Yoomi. Mereka hanya berdehem secara bersama, lalu masuk dengan tenang. Mereka sepertinya sudah terbiasa melihat hal seperti ini.

Mida yang merasa ada keributan di kamarnya membuka matanya perlahan. Di sana ia menemukan Yoomi dan Dahye yang menatapnya horror. Seketika Mida membelalakan matanya lalu mendorong Baekhyun sehingga Baekhyun terjatuh begitu saja dari atas ranjang Mida.

“Ya!” Baekhyun yang belum sepenuhnya tersadar menjerit tatkala tubuhnya bertubrukan keras dengan lantai. Namun begitu melihat teman-temannya sudah berada di tempat itu Baekhyun berdiri, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, lalu dengan bodohnya ia tersenyum sambil mempersilakan semua temannya untuk duduk di sofa yang ada di kamar itu.

Baekhyun diam-diam menatap Mida dengan tatapan mematikan, Mida yang mengetahui hal itu hanya bisa menggumamkan kata maaf sambil memautkan kedua tangan di depan dadanya, dengan maksud memohon maaf.

Baekhyun tidak begitu memerdulikannya ia hanya duduk bersama dengan teman-temannya dan bercerita bagaimana bisa Mida seperti itu. Sehun dan Chanyeol benar-benar tidak mengetahui kejadian itu semalam, mungkin karena mereka berdua sibuk bermain game di dalam kamar Chanyeol sehingga mereka secara otomatis tidak tahu apa yang terjadi selama pesta berlangsung.

“Heisshhhh… Ada apa sebenarnya denganmu? Kalau kau sensitif dengan makanan, seharusnya kau berhati-hati dalam memilih makanan. Kalau sudah begini kan jadi masalah” Dahye mengomel, Dahye yang memang pada dasarnya cerewet, sehingga mulutnya gatal begitu bertemu orang seceroboh Mida .

“Ahh… Maaf” Mida hanya mengatakan permohonan maaf dengan wajah lesu.

“Dan apa yang kulihat tadi? Kau dengan Baekhyun?” Dahye tidak percaya apa yang ia lihat tadi. Mengapa Mida begitu bodoh, Mida sudah tahu bagaimana Baekhyun, namun mengapa Mida masih saja mau menjadi salah satu gadis pelampiasan Baekhyun. Baekhyun yang merasa namanya disinggung, seketika menatap ketiga gadis itu dengan tatapan ‘kau tidak sedang membicarakanku kan?’ Jawabannya ‘ya’ Baekhyun, mereka sedang membicarakanmu.

“Sepertinya kita tidak perlu membahasnya sekarang” Yoomi dengan nada malas menanggapi pertanyaan serius Dahye. Yoomi duduk di ranjang Mida lalu menatap lurus ke arah Mida.

“Kau sudah tidak apa-apa kan?” tanya Yoomi dengan tatapan berarti. Mida mengangguk sambil tersenyum.

“Kalau kau seperti ini terus, siapa yang akan menemani aku dan Dahye berbelanja. Kau tahu seleramu sangat bagus, aku selalu merasa cocok dengan apa yang kau pilih. Cepat sembuh ya” Yoomi mengusap rambut Mida seperti seorang kakak yang sedang memperhatikan adiknya, sangat jarang Yoomi bersikap sebaik ini.

“Iya. Cepat sembuh. Kau tahu aku sangat sangat khawatir. Aku takut terjadi sesuatu padamu” Dahye pun mengikuti apa kata Yoomi. Mida hanya tersenyum sebagai jawaban. Ia juga tidak ingin berbaring di ranjang rumah sakit terus menerus.

“Kami akan mengunjungimu kembali setelah kami menyelesaikan semua kelas kami, aku harus pergi kuliah hari ini” ucap Kyungsoo, sebenarnya ia begitu merasa bersalah karena hanya bisa menjenguk Mida dalam waktu yang singkat. Chanyeol dan Sehun mengangguk membenarkan apa kata Kyungsoo, sepertinya mereka memang harus pergi sekarang.

“Tak apa Kyungsoo, Sehun, Chanyeol-ssi, aku sudah merasa sangat senang kalian menjengukku sekarang. Terima kasih” Mida dengan begitu sopan menganggukkan, mengucapkan rasa terima kasihnya karena mereka sudah mau meluangkan waktu berharga mereka untuk menjenguknya.

“Kami akan menemanimu” ucap Dahye cepat.

“Dan melewatkan kelasmu?” tanya Chanyeol sambil melemparkan tatapan tajam ke arah Dahye. Dahye hanya mengangguk. Yoomi pun sepertinya juga sependapat dengan Dahye, ia ingin menemani Mida.

“Kalian berdua ini benar-benar” Sehun menarik lengan Yoomi, Yoomi sudah sangat sering melewatkan kelasnya, ia tidak akan membiarkan Yoomi kembali memperburuk nilai-nilai gadis itu.

“Kalian tidak perlu menunggunya, lagipula Mida hari ini bisa langsung meninggalkan rumah sakit. Kalian pergi kuliah saja, aku akan mengurus semuanya” ucap Baekhyun dengan nada tenang. Dahye melongo menatap Baekhyun dengan tatapan tak percaya.

“Heol.. Byun Baekhyun, ada apa denganmu?” tanya Dahye masih memperhatikan tatapan tak percayanya pada Baekhyun.

“Wae? Apa ada yang aneh?” tanya Baekhyun merasa ia tidak melakukan sesuatu yang aneh. Dahye hanya menggeleng tak percaya.

“Sudahlah, ayo berangkat. Mida-ya cepat sembuh” ucap Sehun dengan senyum penuh.

Setelah semuanya benar-benar meninggalkan ruangan , Baekhyun perlahan menghampiri Mida. Mida yang menyadari itu bersikap was-was.

“Mian, aku tidak bermaksud mendorongmu. Tadi aku hanya reflek karena mereka sudah berada disini” Mida mencoba menjelaskan semuanya pada Baekhyun, namun Baekhyun masih saja menatapnya horror sembari berjalan mendekatinya.

Baekhyun berdiri tepat di samping Mida, masih dengan tatapan horrornya.

“Kau tidak berniat pergi dari rumah sakit sekarang? Kulihat keadaanmu sudah mulai membaik” ucap Baekhyun dengan lembut, sepertinya Baekhyun tidak ingin membahas soal Mida yang mendorongnya tadi.

“Aku ingin pulang” ucap Mida membenarkan ucapan Baekhyun, tubuhnya sudah semakin membaik, ia tidak perlu tinggal lebih lama lagi di rumah sakit.

“Baiklah, aku akan mengurus kepulanganmu, kau bisa membersihkan diri terlebih dahulu” ucap Baekhyun sambil meninggalkan ruangan, mengurus semua kepulangan Mida, sambil memberi tahu ayahnya juga kalau Mida akan keluar hari itu juga.

Baekhyun kembali ke ruangan rawat Mida setelah ia menyelesaikan semua hal mengenai kepulangan Mida, dan saat itu bertepatan juga Mida membuka pintu kamar mandi, Mida bahkan sudah melepaskan selang infusnya, sepertinya memang Mida tidak ingin berlama-lama di rumah sakit.

“Kau sudah siap?” tanya Baekhyun. Mida menanggapinya dengan senyum.

Belum sempat Mida menggapai barang-barangnya, ponsel gadis itu berdering. Dengan segera Mida meraih ponselnya yang tergeletak di nakas. Bisa dilihat kini siapa yang menghubunginya-Kai.

Baekhyun sedikit melirik ke arah layar ponsel Mida, di sana tertulis nama Kai dibarengi dengan simbol hati dibelakangnya. Apa-apaan gadis itu, apa Kai adalah kekasihnya sehingga ia menamai nomor kontak Kai dengan simbol hati dibelakangnya?

Mida menatap layar ponselnya dengan raut muka bahagia, apakah ia sangat senang menerima panggilan dari Kai? Cihh… Baekhyun tidak bisa berpikir lagi dengan apa yang gadis itu lakukan.

“Halo Kai” Mida menyapa Kai. Baekhyun hanya mendengus, bahkan nada bicara gadis itu menjadi sangat manis saat berbicara dengan Kai.

“Aku tak apa, kau tidak perlu khawatir” lagi-lagi Mida mengatakannya dengan nada senang, seolah ia baru saja mendapatkan kejutan tak terduga. Khawatir? Apa hubungan mereka sehingga seorang Kai bisa mengkhawatirkan gadis itu. Sudah dijelaskan, bahwa Kai bukan tipe orang yang peduli dengan urusan orang lain, apalagi khawatir, itu adalah hal yang mustahil bagi seorang Kai. Tapi apa artinya sekarang ini?

“Aku sudah bersiap pulang, tidak perlu menjenguk” Mida menjelaskan bahwa dirinya sudah sehat dan tidak perlu mendapatkan perawatan di rumah sakit kembali pada Kai. Hal itu tentu saja membuat Kai bisa menghela napas lega. Mida mendengar helaan napas Kai, tak dipungkiri senyum dibibirnya mengembang begitu saja. Tidakkah Mida merasa ada orang yang menatapnya dengan tatapan tajam mematikan sekarang ini?

“Terima kasih Kai, sampai bertemu besok” Mida tersenyum sambil menutup panggilan dari Kai lalu dengan wajah polos menatap Baekhyun.

“Aku sudah siap. Ayo kita pulang” Baekhyun tidak menanggapi ajakan Mida, ia hanya menatap Mida dengan tatapan tajam lalu berjalan meninggalkan Mida begitu saja.

“Ya! Heiii! Bagaimana kau bisa meninggalkan orang sakit begitu saja Byun Baek! Ya! Tunggu aku!” Mida segera berjalan cepat menyusul Baekhyun.

“Ada apa dengannya? Hissshh!” Mida menggumam sambil mengejar Baekhyun dengan langkah cepat.

“Tunggu! Apa dia sedang cemburu?” Mida menghentikan langkahnya sejenak dan berpikir, apa Baekhyun cemburu karena percakapannya dengan Kai melalu ponsel tadi? Mida tak bisa lagi menahan senyumannya. Dan tiba-tiba ia merasa sangat bersemangat hari ini.

“Ya Byun Baek tunggu aku!” Mida segera mengejar Baekhyun dengan berlari. Lalu dengan segera ia bergelayut pada lengan Baekhyun.

Baekhyun menghentikan langkahnya dan menatap sejenak tangan Mida yang bergelayut bebas di lengannya.

“Ini apa?” tanya Baekhyun geram sambil menunjuk ke arah  tangan Mida. Mida hanya terkekeh.

“Aku orang sakit Byun Baek” ucap Mida manja. Baekhyun hanya menggeleng dan melanjutkan langkahnya.





Mida duduk di kursi penumpang samping Baekhyun, Baekhyun masih saja tidak mempedulikannya. Pria itu benar-benar ajaib, namun Mida hanya tersenyum, ia akan mencoba menarik perhatian Baekhyun.

“Pasang sabukmu?” ucap Baekhyun pada Mida sembari memasang sabuk pengaman miliknya sendiri.

“Aku sedang sakit Byun Baek, bisakah kau memasangkannya?” Mida menatap Baekhyun dengan tatapan memohon. Baekhyun memutar bola matanya malas, tidak tahukah gadis itu kalau Baekhyun sedang marah padanya. Namun Baekhyun tidak ingin banyak bicara, ia memasangkan sabuk gadis itu. Mida bisa merasakan napas Baekhyun yang menerpa wajahnya. Sungguh Mida tidak bisa berhenti tersenyum. Sudah bisa dipastikan Mida telah jatuh pada pesona Byun Baekhyun.

Setelah memasangkan sabuk milik Mida, Baekhyun segera melajukan mobilnya.

Di sepanjang perjalanan Mida tidak bisa menghilangkan senyumannya. Fakta bahwa Baekhyun cemburu membuatnya senang hingga ia tidak bisa berhenti tersenyum.

‘Gadis itu, sebegitu senangkah ia mendapatkan panggilan dari Kai, sehingga ia tersenyum layaknya orang gila seperti ini’ Baekhyun berbicara dalam hati, sebenarnya ia beberapa kali melirik Mida, dan menemukan gadis itu tersenyum di sepanjang perjalanan.

“Byun Baek, berhenti di kedai es krim depan itu, aku ingin makan es krim” ucap Mida begitu melihat kedai es krim. Mida sangat menyukai es krim. Ia benar-benar ingin makan es krim sekarang.

“Aku tidak punya waktu” Baekhyun hanya menanggapi permintaan Mida dengan nada dingin. Pria itu, tidak tahu mengapa ia merasa sangat kesal.

“Kumohon eung… Aku sangat ingin makan es krim saat ini” Mida memohon dengan nada dibuat manja. Baekhyun menghela napas kasar, dan ia terpaksa menuruti permintaan Mida untuk mampir ke kedai es krim yang Mida inginkan.

“Byun Baek. Rasa strawberry” ucap Mida sambil mendudukkan dirinya disalah satu bangku. Baekhyun hanya mendengus lalu pergi ke counter untuk memesan.

Tak lama, Baekhyun kembali dengan dua mangkuk pesanan yang sama dan duduk tepat berhadapan dengan Mida.

“Kau juga suka strawberry?” tanya Mida dengan nada ceria. Entah mengapa Baekhyun merasa aneh, gadis itu sebahagia ini karena Kai, hal itu membuat sedikit merasa ada beban dipikirannya.

Mida memakan es krim itu dengan lahap, ia sudah sangat merindukan es krim, semenjak ia datang ke Korea ia belum pernah bepergian kemanapun.

Baekhyun hanya menatap Mida yang lahap memakan es krimnya, lama-lama gadis itu terlihat sangat manis di mata Baekhyun. Tak terasa Baekhyun ternyata mengembangkan senyum melihat cara makan gadis itu.

“Ya! Kau bukan anak kecil lagi, mengapa kau makan es krim saja masih belepotan begini?” ucap Baekhyun sambil meraih tissu, dan mengelapkan tissu itu pada sekitar bibir Mida.

“Byun Baek…” Mida sedikit mematung dengan perlakuan Baekhyun. Baekhyun hanya balas menatap Mida dengan  tatapan bingung.

“Kurasa aku menyukaimu” ucap Mida dengan nada lirih disertai dengan tatapan yang terlihat sangat tulus. Baekhyun jujur begitu terkejut dengan pengakuan Mida, hal itu benar-benar tak terduga. Baekhyun menarik tangannya yang sebelumnya membersihkan bibir Mida. Baekhyun hanya diam tidak memberi Mida tanggapan. Melihat respon Baekhyun yang sepertinya terkejut dengan pengakuannya, wajah Mida mulai memerah sempurna, Baekhyun cepatlah beri jawaban pada Mida sebelum Mida wajah Mida terbakar sempurna karena rasa malu.

“Emmm.. Kau tidak perlu menjawabnya sekarang. Tapi kalau kau memang ingin menolakku, tak apa, kau hanya perlu mengatakannya agar aku tidak berharap padamu” Mida benar-benar gugup saat ini, entah apa yang membuat ia berani mengungkapkan perasaannya pada Baekhyun saat ini. Tapi ia sudah tidak tahan lagi, Baekhyun selalu saja membuatnya merasa dirinya ada harapan untuk bersama dengan lelaki itu. Tapi mengapa disaat Mida telah menyatakan perasaannya pada Baekhyun, Baekhyun diam tak memberi Mida jawaban.

Mida mencoba untuk menarik napas, dan mengeluarkannya perlahan, mencoba menghilangkan rasa gugup yang kini ada pada dirinya. Bahkan tangannya bergerak mengipasi wajahnya yang memerah.

“Emmm… Kau  memilih untuk  diam? Atau kau sedang berpikir?” tanya Mida untuk menghilangkan kecanggungan, namun kini Baekhyun menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan sehingga membuat Mida tutup mulut. Ia tidak bisa mengeluarkan sepatah katapun ketika Baekhyun menatapnya dengan tatapan seperti itu.

“Ahh… Sepertinya aku harus ke kamar mandi” Mida berdiri untuk meninggalkan Baekhyun, namun Baekhyun dengan tiba-tiba berdiri meraih pergelangan tangan Mida, mencoba untuk menahan Mida.

Mida cukup bingung dengan apa yang harus ia lakukan sekarang, ia hanya menatap Baekhyun dengan tatapan Baekhyun. Namun ia terkejut tatkala Baekhyun dengan tiba-tiba menariknya, dan membuat jarak wajah keduanya menjadi sangat dekat. Bahkan Mida bisa merasakan hangatnya napas Baekhyun menerpa kulit wajahnya. Mida juga dapat mencium aroma khas Baekhyun yang benar-benar membuatnya terlena.

Dengan sedikit tarikan kecil, Baekhyun membuat wajah Mida mendekat padanya, tak butuh waktu lama Baekhyun menjatuhkan ciuman pada bibir mungil Mida. Tak perlu ditanya bagaimana ekspresi Mida saat ini, Mida terkejut. Sangat. Apa ini jawaban dari Baekhyun?

Tanpa berpikir panjang, Mida menutup matanya mencoba menikmati ciuman Baekhyun yang lembut, bukan ciuman penuh hasrat yang biasa dilakukan Baekhyun. Entah mengapa, akhir-akhir ini Mida merasa sikap Baekhyun mulai melembut padanya.

Ciuman itu tidak berlangsung lama, Baekhyun yang melepaskan terlebih dahulu. Baekhyun menatap Mida dengan tatapan lembut. Merasa bibir Baekhyun yang sudah tidak menempel pada bibirnya, Mida membuka kedua matanya perlahan. Bisa dilihat kini Baekhyun yang sedang menatapnya, membuat jantung Mida berdegup kencang.

Baekhyun segera mengalihkan pandangannya begitu Mida membuka matanya, namun Mida terlanjur melihat bagaimana cara Baekhyun menatapnya tadi. Tak bisa dipungkiri betapa senangnya Mida saat ini.

“Ayo pulang” Senyum Mida luntur tatkala mendengar hal itu dari Baekhyun. Mengapa Baekhyun mengatakan hal itu, mengapa Baekhyun tidak menjawabnya?

Baekhyun berbalik berniat meninggalkan Mida. Namun langkahnya terhenti begitu mendengar ucapan Mida.

“Apa maksudmu menciumku barusan? Kau menerimaku atau…” Mida menghentikan ucapannya. Ia mengambil napas sebanyak-banyaknya untuk melanjutkan kalimatnya “… hanya mempermainkanku?”







TBC

Author’s Note :

Halloo semua… Maaf baru kembali, akhir-akhir ini aku sibuk jadi jarang nulis tapi aku berusaha nyempetin nulis ff ini.

Makasih kalau ada yang masih mau baca ff ini, tapi jangan lupa komennya yahh..

Sekian, dan terima kasih.

Regards,

jungnayoon

Filed under: AU, Uncategorized Tagged: byun baekhyun, OC

Show more