AUTUMN TO SPRING
(가을 은 봄 하기)
Title : Autumn to Spring
Author : re98hoon [RE]
Main Cast by
Oh Yoon Ji (OC)||Xi Luhan||Kim Minseok||Kim Jong In||Oh Sehun||Park Hyesung (OC)
Genre : Hurt, university/School Life, Romance, family, sad
Rating : G
Length : Chapter
Poster by Lightlogy @IFA (Thanks for amazing poster)
All story is mine ^^
—
“Hari ini musim gugur, aku ingin dengan cepat kearah musim semi. Tapi bukankah untuk menuju musim semi harus melewati musim dingin?”
“Aku akan membuatmu hangat dimusim dingin dan aku akan membuatmu bahagia dimusim semi, aku berjanji padamu setelah itu aku akan membuatmu bahagia disepanjang musim. Percayalah”
***
“Aku sangat mencintaimu Oh Yoon Ji, aku ingin melihatmu terus tersenyum seperti ini. Aku tidak ingin aku melihatmu menangis walau hanya satu dua sekon, apapun yang terjadi tersenyumlah.”
“Saem, bagaimana jika gadis yang anda cintai itu akan menikah dengan namja lain?”
***
Oh Yoon Ji POV
Bukankah hari ini hari yang kutunggu-tunggu? Bukankah hari ini, hari dimana aku mengetahui keseriusannya? Yaaaa… hari ini Minseok oppa akan kerumahku bersama keluarganya, dia akan melamarku. Bukankah ini hal yang membahagiakan? Aku dan dia sudah menjalin hubungan selama 3 tahun. Tiga tahun bukan waktu yang singkat bagiku, tapi karena kami selalu bersama 3 tahun ternyata begitu cepat. Aku bertemu dengan Minseok Oppa di perpustakaan kampusku, Myongji University. Saat itu, dia membantuku mengambil buku di rak atas, rak itu tinggi sekali. Aku tidak bilang tubuhku pendek! Aku memiliki perawakan yang tinggi, 167cm. Karena itu aku malu padanya.
“Yoon Ji-a”. Teriak eommaku dari lantai bawah rumahku,”Cepatlah, Keluarga Kim sudah datang!”
“Ya, tunggu sebentar aku akan segera turun”, jawabku.
Aku mulai menuruni tangga, tampak disana ada Tuan,Ny. Kim dan dia calon suamiku Kim Minseok.
“Ji-ah, kau cantik sekali hari ini. Aku sudah tidak sabar ingin menjadi Ibu mertuamu.” Nyonya Kim berkata dengan tawa ciri khasnya.
“Memangnya hanya eomma saja, aku juga ingin dia segera menjadi istriku, ah aku sudah tidak sabar.”
“Sudahlah, apa kita lupa tujuan kita kemari menemui keluarga Oh?” sambung Tuan Kim untuk menengahi mereka.
Saat kami sedang membahas pernikahanku dengan Minseok oppa, tibalah anak tengik itu. Siapa lagi kalau bukan adikku yang sangat menjengkelkan, Oh Sehun.
“OMO !” kata Sehun kaget,”Abeoji ada apa ini?” lanjutnya.
“Ya, Oh Sehun jaga bicaramu!” bentak Abeoji.
“Bukankah aku hanya bertanya ini apa? Kenapa kau membentakku, Abeoji, kau membuat hatiku hancur.” Jawabnya, pura-pura sakit hati.
“Kami sedang membahas pernikahanku dengan Minseok oppa.”
“Oh!” katanya sambil pura-pura kaget. Ah dasar bocah ini, kalau tidak ada keluarga calon suamiku mungkin sudah aku cekikmu, Oh Sehun.
“Kau dari mana?”
“Belajar, Luhan hyung mengajariku. Kalau begitu aku akan keatas. Maaf mengganggu,” jawabnya sambil membungkuk memberi hormat.
Kamipun melanjutkan diskusi yang tertunda karena Tuan muda Oh.
Yoon Ji pov end
***
Author POV
Disuatu tempat, bisa disebut kamar seorang pria. Terdapat sebuah pembicaraan kecil. Mungkin bagi orang awam pembicaraan itu bisa dikatakan perdebatan.
“Aku percaya padamu.”
“Aku? Kenapa harus aku, hyung?”
“Aku ingin melihat kerjamu dulu, aku tau kemampuanmu, maka dari itu aku tidak meragukanmu.”
“Hyung, bahkan kau tau itu bukan impianku. Aku dari dulu tidak mau melakukan pekerjaan itu, walaupun hanya 2 tahun. Aku trauma hyung, apa kau tidak merasa kasihan denganku?”
“Apa yang kau traumakan, hem?”
“Bagaimana kalau gadis-gadis itu mengejarku lagi. Kau lihat tampangku seperti apa? Aku seperti Choi Siwon? Ah bukan Kim Woo bin?”
“Itu hanya alasanmu saja, seberapapun mereka mengejarmu mereka tidak bisa mendapatkan hatimu. Bukankah kau hanya mencintai gadis itu?”
Seorang pria yang memanggil ‘hyung’ itu hanya diam tersenyum pahit.
***
Seorang gadis sedang berusaha membangunkan dongsaeng-nya. Cara yang dilakukan tampak lebih lembut dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya. Yang bisa dikatakan seperti Ibu terhadap anak tirinya. Gadis ini sedang belajar menjadi seorang istri yang baik untuk Kim Minseok.
“Sehun-ah, ayo bangun. Apa kau tidak sekolah?”
“5 menit lagi.”
Tiba-tiba Sehun, membuka mata. Tampak berfikir.
“Sehun-ah wae?”
“Ani, noona tampak beda hari ini. Hanya saja, biasanya kau membangunkanku tidak seperti ini. Apa kau sedang sakit, Noona?”
“Kau memang bodoh atau benar-benar tidak paham!”
“Kenapa noona membentakku? Aku benar-benar tidak paham dengan perubahanmu, Noona.” jawab sehun, dengan nada penuh penekanan.
“Ah, aku lupa. Aku ini sebentar lagi akan menjadi seorang istri, sudah sepantasnya aku bersikap lembut. Aku mencoba pada adikku terlebih dahulu.”
“Omonaaaaa… Minseok hyung akan pusing memiliki istri sepertimu. Turunlah aku mau mandi”,
“Tidak bisakah kau bersikap manis dengan noonamu ini, eo?”
“Bukankah kau juga mengerti aku bagaimana?”
Sehunpun mulai mandi dan Yoon Ji masih duduk diranjang kamar Sehun, setelah beberapa menit baru ia meninggalkan kamar Sehun. Jika saja sehun tidak masuk kekamar mandi mungkin saja Sehun tidak akan segera mandi dan terlambat berangkat ke Sekolah. Waktu habis hanya untuk berdebat. Tidak seharusnya mereka begitu. Walaupun demikian mereka mengerti satu sama lain.
***
Seoul, 8 Oktober 2013
“Min seok Oppa, apa kau sudah lama menungguku?”
“Aniyo, aku yang datang terlalu awal,” jawab pria bernama Minseok itu sambil tersenyum.
“Oppa, bukankah pernikahan kita tinggal 9 hari lagi?”
“Ne, kajja masuk mobil, hari ini eomma menyuruh kita pergi ke butik Bibi Ahn untuk fitting.”
“Ah, baiklah. Oppa bagaimana dengan cincin pernikahan kita?”
“Aku yang menyiapkan untukmu, aku yakin kau akan suka. Aku yang mendesain sendiri untukmu.”
“Woa… Jinjja oppa?”
“hemm.” jawab minseok sambil mengacak acak rambut Yoon Ji.
“Oppa, kau tau berapa lama aku merapikan rambutku? Kau merusak rambutku!”
Minseok hanya terkekeh mendengar keluhan Yoon Ji, baginya Yoon Ji adalah gadis berkepribadian unik. Dia tampak tomboy tapi sebenarnya dia juga memperhatikan penampilannya. Banyak hal yang membuat Minseok jatuh hati padanya. Ia berharap akan seperti ini terus bersama orang yang ia cintai, walaupun ia tidak tau apa yang terjadi selanjutnya dalam lembar cerita kehidupannya.
‘Aku sangat mencintaimu Oh Yoon Ji, aku ingin melihatmu terus tersenyum seperti ini. Aku tidak ingin, melihatmu menangis walau hanya satu dua sekon, apapun yang terjadi tersenyumlah.’ Minseok hanya bekata dalam hati sambil tersenyum melihat gadis yang dicintainya.
‘Oppa, aku akan melakukan yang terbaik untukmu. Sesulit apapun itu aku akan berusaha. Kau tau aku ini gadis manja, kau harus ingat itu,tapi aku akan berusaha yang terbaik untukmu.’ Tanpa sepengetahuan Minseok, Yoon Ji juga mengatakan sesuatu yang dia harapkan.
‘Karena Takdir yang mempertemukan kita, dan karena takdir pula kita berpisah. Aku beharap takdir yang terbaik. Aku percaya itu. Saranghae Yoon Ji-ah.’
‘Peganglah janjimu Kim Minseok’
‘Takdir itu bagaikan mata pelajaran fisika, sebuah ilmu pasti. Takdir itu pasti, walau kita bisa mengubah takdir. Hanya Dia yang tau jalan yang terbaik untuk kita, Yoon Ji-ah’
***
“Kau terlihat jelek dengan gaun itu!”
“mwo?!” Yoon Ji tampak kaget karena Minseok mengatakan dirinya jelek, “wae?” lanjutnya.
“Gaun ini terlalu terbuka, aku tidak suka itu. Cukup diriku saja yang melihatnya.”
“Tapi bukankah ini sangat pas dengan tuxedo yang kau kenakan?”
“Tapi aku lebih senang jika kau mengganti gaunmu Nona Oh, cepat pilih gaun yang lain!” Minseok mengayunkan tangannya menyuruh Yoon Ji mengganti gaunnya.
“Oppa, otthe?”
Minseok hanya memandang Yoon Ji tanpa berkedip, apakah Yoon Ji secantik itu? Sejujurnya sejak pertama Minseok melihat Yoon Ji memakai gaun pengantin yang pertama Minseok sudah terpesona, tetapi karena egonya dia mengatakan Yoon Ji terlihat jelek.
“Ahh, Itu lebih baik.”
“Oppa tidak bisakah kau mengatakan lebih?”
“Apa?”
“Yoon Ji kau memang paling cantik, tidak bisakah oppa bilang begitu?”
“Yoon Ji-ya, Jjang!” balas Minseok sambil mengacak acak rambut Yoon Ji, “Kau jelek!”
Bhahahahha… tawa Minseok mendominasi ruangan itu. Yoon Ji hanya cemberut melihat calon suaminya itu.
***
Kyunghee Senior High School (KSHS) adalah sebuah SMA yang berada di kawasan Kyunghee University. Suasana gaduh yang tergambar disalah satu kelas di KSHS, tepatnya di kelas 2A. Terlihat disana, ada seorang namja yang sedang tertidur. Bahkan saat teman-temannya saling main lempar kertas dan mengenai kepalanya dia tidak kunjung bangun. Bukan tidak sadar tetapi dia hanya malas meladeni mereka. Dia ingin menikmati beberapa sekon waktu luang sebelum guru Park masuk untuk meringankan bebannya dikepalanya. Salah satu caranya ialah yang dilakukannya saat ini, tidur.
“Annyeong haseyo!” ucap seseorang yang telah masuk kekelas 2A. Tampak beberapa perubahan yang terjadi dikelas itu, terutama anak perempuan. Mereka mulai berbisik dengan teman sebangku mereka dan merapikan penampilan mereka.
“Annyeonghaseyo.” jawab siswa kelas 2A dengan serentak dan itu membuat Oh Sehun itu terbangun. Dia tampak heran dengan suasana kelas tersebut. Lalu dia melihat ke depan kelas, dia hanya melihat dengan tatapan kaget, “hyung.”
Tampak kode dari seseorang didepan sana untuk menyembunyikan sebuah kebenaran. Dengan lirih sehun menjawab, “Ya.” Bahkan Choi In seok teman sebangkunya tidak mendengarnya. Hanya seperti berbisik.
“Dimana guru Park, dan siapa anda?” Tanya ketua kelas tersebut, Do Kyung Soo.
“Ah mianhae, Park seongsaenim sedang ada tugas ke Sogang University, dan aku disuruh beliau untuk menggantikannya. Dan kebetulan juga saya adalah guru baru di sekolah ini. Xi Luhan imnida.” Guru baru itu memperkenalkan diri. Pantas saja siswa perempuan tadi tampak merapikan penampilan mereka. Ya, Xi Luhan guru baru itu masih muda. Bukan umurnya saja yang muda wajah tampan dan berkarisma itu melengkapi kesempurnaan itu.
“Xi Seongsaenim, apa kau sudah menikah?” Tanya seorang siswi itu dengan penasaran, gadis itu Im Yoon-Ah.
“Yak, Yoon-Ah. Kenapa kau bertanya seperti itu. Memuakkan!” timpal salah satu murid, Park Chanyeol, “pantas saja Sehun terus menolakmu.” lanjutnya, sambil terkekeh dan diikuti teman-teman lainnya.
“Yak, Park Chanyeol bisakah kau tidak mengatakan itu? Sungguh kau merusak nama baikku. Saem, jawab sajalah pertanyaanku, apa kau sudah menikah atau baru mempunyai tunangan? Atau bahkan kau masih single? Aku berharap kau masih single.”
Pemuda bernama Chanyeol itu hanya menggerutu melihat tingkah temannya itu. Sehun yang namanya tersangkut di perdebatan itu hanya bergidik ngeri. Dan setidaknya Sehun sudah mempunyai seseorang yang dicintai.
Kembali ke kelas.
“Saya belum bertunangan apalagi menikah. Tapi menikah adalah keinginan saya.” Luhan menjawabnya sambil tersenyum.
“Dengan siapa anda ingin menikah?” Sehun mulai angkat bicara.
“Tentu saja seorang gadis yang mengisi hatiku.”
“Saem, bagaimana jika gadis yang anda cintai itu akan menikah dengan namja lain?” Sehun melanjutkan pertanyaannya.
“Kenapa kau bertanya seperti itu? Tapi aku akan menjawabnya, jika dia bahagia dengan pilihannya maka aku akan bahagia.” Luhan hanya menjawab seraya tersenyum, “Apa sudah cukup dengan jawaban yang kuberikan? Dan siapa namamu?”
“Ye, Saem. Oh Sehun imnida. Dan maaf atas pertanyaanku, aku tadi malam melihat drama dengan eomma dengan konflik seperti itu. Jadinya aku terbawa drama itu. Mianhapnida,” Sehun meminta maaf didepan teman-temannya. tanpa sepengetahuan mereka, sehun berkata dalam hati, “Aku tau hyung perasaanmu. Tapi Noona akan segera menikah.” Sehun tersenyum miris.
“Tidak apa, apa ada yang ingin ditanyakan lagi?”
“Ne, Xi seongsaenim. Berapa usia anda? Anda tampak begitu muda.” Park Hyesung kini yang bertanya kepada guru muda itu, Xi Luhan.
Seorang yang sedang duduk didekat jendela hanya menghela nafas berat ‘Kenapa kau juga ikut-ikutan bertanya ke guru muda itu, Park Hyesung? Dia memang benar-benar menarik, Luhan seongsaenim’
“Umurku baru 22 tahun, sebenarnya statusku masih mahasiswa di Yonsei University. Tetapi karena suatu hal aku harus menjadi guru disini.”
“Apa anda mengambil jurusan untuk mengajar?”
“Tentu saja bukan.”
***
Seoul, 10 Oktober 2013
“Luhan!”
Pria yang terpanggil itu menengok kebelakang, melihat siapa yang memanggilnya.
“Ah, hyung. Ada apa?”
“Apa besok kau ada acara? Aku ingin membicarakan sesuatu dengamu.”
“Mungkin hanya mengajar 2 jam pelajaran. Nanti kalau sudah selesai akan aku kabari.”
“Kalau begitu kita bertemu di café biasanya, oke?”
“Baiklah.” Jawab pria itu sambil tersenyum.
***
Kyunghee Senior High School
“Sampai kapan kau akan jadi pecundang seperti ini?”
“Entahlah, mungkin melihatnya dari jauh itu hal yang terbaik.” Jawab pria itu sambil melihat kearah jendela. Tampak disana terlihat seorang gadis sedang bercanda dengan temannya.
“Tsk, dasar. Banyak gadis yang mengejarmu, kamu tolak. Giliran kamu yang suka sama seorang gadis, kau bahkan tak berani mengungkapkannya.”
“Kau berlebihan sekali, Baek.”
“Itu hal yang wajar sobat! Ah Yoon-Ah sepertinya akhir-akhir ini tak terlalu lengket denganmu.”
“Justru aku bersyukur karena guru baru itu, Yoon-Ah tidak menempel terus denganku.”
“Xi Luhan maksudmu?”
“Apa dia begitu tampan sampai-sampai banyak siswi mengidolakannya?”
“Apa kau merasa tersaingi?”
“Tentu saja tidak, kecuali satu gadis. Park Hyesung.”
“Itu bodohnya Tuan Oh, tidak berani mengungkapkan perasaanmu.”
“Belum waktunya, Byun Baekhyun.”
“Dari dulu kau mengatakan itu, aku lelah mendengarkannya. Ah gimana dengan Yoonji noona, kudengar 1 minggu lagi akan menikah?”
“Uum, dia akan menikah.” Sehun menjawab dengan senyuman masam.
“Apa kau tidak bahagia?”
“Tentu aku bahagia, jika dia bahagia dengan pilihannya aku bahagia. Tetapi ada hal lain, aku merasa kasihan dengan seseorang.”
“Siapa?”
“Seseorang yang sangat mencintai noona, dia tampan, pintar, dan juga baik. Sesungguhnya aku lebih senang dengannya. Dia selalu mengajariku, menasehatiku, dia seperti kakakku sendiri.”
***
Seoul, 13 Oktober 2013
Kediaman Keluarga Oh (07:00 KST)
Di meja makan keluarga Oh. Sang maknae dikeluarga tersebut tampak murung. Makanan yang dihadapannya hanya sekedar buat mainan, pemiliknya enggan untuk melahapnya.
“Sehun-ah, kau kenapa?”
“Tidak, aku tidak apa-apa, Abeoji.”
“Bohong.” Timpal Nyonya Oh dan sang kakak bersamaan.
“Baiklah, aku akan jujur. Aku sedih, Luhan hyung dia pindah tugas ke Jeju. Karena itu aku seperti ini, Luhan hyung selalu mengajariku. Bahkan aku sudah menganggapnya seperti kakakku sendiri. Hari ini adalah hari keberangkatannya ke Jeju. Sepertinya akan sulit untuk bertukar kabar dengannya.”
“Kau seperti seorang gadis, Oh Sehun.”
“Yak, Abeoji.” Seketika itu pula ruang makan itu penuh tawa. Kecuali maknae dikeluarga itu. Dia tampak cemberut.
“Yoonji-ya, persiapan pernikahanmu dengan Minseok sudah hampir selesai. Apa rencanamu hari ini dengan Minseok?”
“Minseok oppa bilang hari ini akan mengambil cincin pernikahannya, Abeoji.”
***
Incheon Airport, 13 Oktober 2013 (09:00 KST)
Seorang namja terduduk diruang tunggu Incheon Airport, namja tersebut tampak diam dengan tatapan sayu. Mungkin namja itu tampak seperti itu terus kalau tidak ada bunyi notif dari line.
“Umh, Oh Yoonji?”
Oh Yoonji :
Oppa, kenapa kau tak bilang kepadaku kalau kau pindah tugas. Sehun yang memberitahuku, kau harus datang keacara pernikahanku, arra?
Xi Luhan :
Tentu aku datang, jangan khawatir. Uhhh Sehun benar-benar.
Oh Yoonji :
Jaga kesehatanmu. Aku tak ingin mendengar kau sakit disana. Kau harus datang!
Tak mengertikah bagaimana perasaanku Yoonji-ah, Minseok sahabatku. Tapi aku juga mencintaimu, apakah itu salah? Ya … ini salah. Batin Luhan. Lalu mengetik jawaban kembali untuk Yoonji.
Xi Luhan :
Jangan khawatirkan aku, aku baik-baik saja.
Send, pria tersebut menekan tombol send.
***
Kediaman Keluarga Oh (13:00 KST)
“Yoonji-ya, kau masih dirumah?”
“Ne, eomma. Minseok oppa belum juga datang menjemputku. Seharusnya 1 Jam lalu dia sampai disini, mungkin dia terkena macet.”
Wanita paruh baya itu mengelus rambut putrinya, “Mungkin sebentar lagi sampai.”
“Ah, sebentar eomma ada telepon. Mungkin Minseok.”
“Angkatlah.”
“Yeboseyo…”
“….”
“Mwo?! Apa anda bercanda?”
“….”
“Tidak mungkin.”
“Yoonji ya, ada apa?” wanita paruh baya itu, khawatir melihat putrinya tampak puncak dan air mata gadis itu mulai menganak sungai. Nyonya Oh lansung menyambar ponsel Yoonji.
“Yeboseyo… Bisa anda beritahu ada apa sebenarnya?”
“….”
“Dimana?”
“….”
“Kami akan kesana.”
“….” Sambungan terputus.
“Yoonji-ya. Semua akan baik-baik saja.” Nyonya oh menyakinkan anak pertamanya. “Kajja, kita akan kesana. Semoga kemungkinan terburuk tidak terjadi.”
TBC
Note : Taruh belakangan ajalah, oke ! FF ini mungkin terlalu mainstream tapi saya sudah memcoba membuat FF ini. Mohon kritik dan sarannya.
Filed under: family, romance, Sadnes, school life Tagged: Kai EXO, xi luhan