2016-04-08



Title: Enough (chapter 3B)

Author : Sebie(@RandikaOh)

Main Cast:

Ahn Seohwa (OC/ You)

Luhan

Park Chanyeol (EXO K)

Other cast :

Oh Sehun (EXO K)

Kim Jongin (EXO K)

Jung Ahjung

Length : Chapter

Genere : Romance, sad, little bit angst, School life, Mature

Rating : PG 18+ NC | Warning!! |

Disclaimber : ini ff ku hasil pemikiran saya sendiri. Don’t be siders,, don’t be palgiator. Untuk yang di bawah umur di larang membaca ya FF ini bener-bener berbahaya ini bener-bener mature!!!

Pervious chapter : Prolog | Chapter 1 | Chapter 2 | Chapter 3A

Happy Reading!!

Chapter 3 : Love and Hate Part 2

“kuharap kau tidak merencanakan sesuatu yang sangat buruk”

“simpanlah harpan mu Jongin, kita lihat saja nanti” Seohwa berjalan ke ayunan gantug yang ada di sebelah kanannya, gadis ini menyilakan kedua kakinya dan menatap Jongin dengan dalam.

“kurasa aku harus sering menggunakan ibuku agar membuatmu jinak” Jongin duduk di sebalah Seohwa, lelaki ini menatap kedalam mata Seohwa ia menemukan sesuatu yang beda dari Seohwa. Tangannya mulai membelai pipi Seohwa dengan perlahan.

Seohwa mendekatkan mukanya pada Jongin, ia yakin Jongin telah melihat jauh kedalam matanya “jangan pernah mencoba lebih licik dari seseorang yang sangat licik Jongin” gadis ini mencium bibir Jongin sekilas, seolah semua ini terlihat masalah kecil baginya.

“aku menginginkan mu lebih dari itu Seohwa”

Jongin mulai menarik dagu Seohwa dan menautkan bibirnya, ciuman mereka terkesan sangat pelan,mereka sangat menikmati suasana di blakon bahkan Jongin menarik Seohwa duduk dipangkuannya membuat Jongin mengingingkan dan semakin menginginkan Seohwa. Tangan Jongin mulai menarik resleting di punggung gaun dan itu berhasil membuat gaun Seohwa jatuh tepat di pahanya.

Jongin sangat menikmatinya ketika Seohwa mendesah dan menekan kepalanya di belahan dadanya. Ia bisa mencium aroma cherry dari tubuh Seohwa, bahkan tubuh gadis itu jauh lebih memikat dari yang Jongin bayangkan. Jongin kembali menarik dagu Seohwa dan mecium bibir gadis itu dengan lebih terburu-buru, sesekali mereka saling bertukar saliva. Tak bisa berhenti disitu, tangan Jongin meraba dada Seohwa dengan perlahan oh bahkan ini jauh terasa lebih bagus dari yang kelihatannya. Namun, suara ketukan pintu membuat Seohwa dan Jongin berhenti dengan bermain-mainnya.

“sialan, bahkan aku belum selesai”

“kau belum beruntung malam ini” Seohwa menaikan dressnya lagi dan membenahi penampilannya yang sedikit berantakan. Ia mulai berjalan menuju pintu,dan menemukan salah satu pembantu dirumahnya.

“maaf nona, tapi anda sudah di tunggu dimeja makan”

Seohwa menganggukan kepalanya, jam makan malam sudah tiba dan gadis ini menyadarinya. Sedari tadi ia memang tau bahwa jam makan malam akan segera tiba dan itu yang menjadi alasan kenapa ia membiarkan Jongin membuka dressnya.

“Jongin” Seohwa menatap Jongin tajam, ia masih berada di ambang pintu dan menyuruh laki-laki itu keluar.

“tidak bisakah aku disini denganmu? Setidaknya kita harus turun bersama”

“setidaknya kau tunggu di luar aku akan mengganti baju, tidak sopan rasanya turun dengan baju yang sangat kusut”

“Ah, baiklah aku mengerti” Jongin melangkah keluar dari kamar Seohwa dan menunggu gadis itu diluar. Pikirannya melayang-layang memikirkan apa yang Seohwa katakan, tidak biasanya gadis itu akan bersikap baik padanya. Perasaanya mendadak menjadi gelisah, ia berharap Seohwa tidak merencanakan sesuatu yang lebih buruk dari apa yang ia pikirkan.

___oOo___

Luhan menatap nanar cermin didepannya, pantulan dirinya sangat terlihat sangat sempurna seperti apa yang orang-orang bilang. Ia menarik napasnya dalam-dalam dan membuangnya kasar, sejauh apapun ia pergi saat ini apapun itu yang ada dalam keluarganya selalu menjerat dia.

“jadilah latar belakangmu dan sebagaimana dirimu seharusnya Luhan” lelaki ini kembali membuang napasnya dengan kasar, ia bahkan tak tau harus sampai kapan ia akan membuang napasnya seperti itu. bebannya terlalu banyak, lebih banyak dari yang seharusnya.

“hyung? Kau tidak apa-apa?”

Luhan menggelengkan kepalanya, tanganya memegang pundak Sehun ia hanya mencoba meyakinkan bahwa dirinya baik-baik saja.

“kau seperti sedang banyak pikiran hyung. Tenanglah sebentar lagi kita akan bersenang-senang. Ah aku hanya ingin bilang, aku harus pulang ini sudah larut malam Seohwa sangat membutuhkan ku untuk keluar dari rumahnya saat ini”

“Sehun? Seohwa benar akan menikah dengan Jongin?”

Sehun menautkan kedua alisnya mendengar apa yang Luhan tanyakan, ia sendiri tidak akan tau apa rencana Seohwa ini mampu membebaskan gadis itu dari ikatan yang tak kasat mata dari Jongin.

“kita lihat saja apa yang akan terjadi”

Sehun meninggalkan Luhan yang masih berdiri tanpa bergeming, seharusnya mereka menjaga Ahjung tapi Seohwa sangat membutuhkannya saat ini. di rumah Seohwa, dan juga Jongin Sehun pikir ia perlu perombakan sedikit pada penampilannya.

__oOo__

Gadis ini sedikit murah senyum pada makan malam ini, sudah beberapa kali ia mengeluarkan candaan dan membuat Jongin tidak tau harus berkata apa.tentu saja ini menjadi nilai plus bagi Seohwa di mata orang tua Jongin selain penampilannya yang begitu menawan Seohwa juga sangat pintar memenangkan hati mereka.

“Ibu akan sangat senang jika kau segera menikahi dia Jongin” ibu Jongin menyikut tangan putranya dengan jahil.

“kau dengar itu sayang ibuku benar-benar menginginkanmu”

Seohwa hanya mengulas senyumnya tipis, ia bahkan sudah sangat muak dengan kata pernikahan yang sedari tadi ia dengar. Seharusnya Sehun sudah datang dan bisa membawa ia pergi saat ini. ia hanya bisa menelan makannya dengan sangat tidak enak saat ini. Seohwa mulai gelisah karena Sehun datang lebih lambat dari biasanya.

“kuharap aku tidak ketinggalan untuk makan malam”

Suara itu membuat Seohwa memalingkan mukanya dan menemukan Sehun yang berdiri di dekat ruang makan. Ia tau Sehun pasti sudah berpikir apa yang harus lelaki itu lakukan. Sehun mengganti pakaiannya dengan yang lebih formal, kemeja putih dan jas berwarna biru tua sangat membuat Sehun tampan malam ini.

“Sehun” Seohwa yang menyadari kehadiran Sehun mulai beranjak dari tempat ia duduk dan menghampiri lelaki itu dengan sangat senang.

“bibi ini adalah Sehun. Tidak keberatan bukan jika Sehun ikut bersama kita malam ini dia sudah seperti keluarga ku” gadis ini membiarkan lelaki dengan tubuh tinggi tegap itu duduk di sebelahnya, bahkan sekarang yang sedang terlihat seperti sepasang kekasih adalah Sehun dan Seohwa.

Jongin menatap Seohwa tajam, ia benar-benar tak mengerti bagaimana Seohwa tidak bisa lepas dari Sehun sedetikpun. Bahkan Jongin bisa melihat dengan jelas bagaimana sikap Seohwa terhadap Sehun yang begitu hangat dan sangat tulus.

“tentu itu akan sangat menyenangkan bukan, Sehun mungkin juga bisa menceritakan tentang kalian yang selalu bersama” jujur saja ibu Jongin sangat tidak menyukai ini bagaimana bisa Seohwa memegang lengan Sehun dengan begitu mesra di depan Jongin, ia sudah banyak mendengar bahwa Seohwa dan Sehun itu seperti lem yang sangat lengket.

Mereka makan dengan sedikit tenang namun beberapa kali ibu Jongin melemparkan pertanyaan pada Seohwa seperti apa Jongin dan bagaimana sikap Jongin padanya. Tentu itu membuat Seohwa sedikit membual.

Mereka melwati makan malam dengan begitu cepat, ibu Jongin yang masih begitu penasaran dengan Sehun dan Seohwa mengajak mereka berbicara sebentar sebelum akhirnya ia harus pulang.

“kudengar kalian selalu bersama-sama, bahkan sampai saat ini kalian masih bersama”

Seohwa mengaggukan kepalanya, meyakinkan ibu Jongin yang mulai terlihat mencurigai mereka “itu sudah janji kami sebagai sahabat bibi ada insiden kecil yang tak bisa kuceritakan itu yang membuat kami terus bersama”

“insiden?”

Sehun menatap Seohwa dengan bingung, bahkan gadis itu tidak pernah mencoba mengatakan alasan kedekatan mereka selama ini pada orang-orang

“ya insiden, bibi tau hanya semacam seperti aku tidak pernah berharap bisa berpisah dengan Sehun, maaf tapi aku tidak bisa menceritakan insiden apa itu” seketika wajah Seohwa menjadi muram.

“Sepertinya Seohwa butuh sedikit istirahat bibi” Sehun memegangi kedua lengan Seohwa dengan penuh erat mencoba menompang berat gadis itu dan membawa Seohwa ke kamarnya.

Nyonya kim memperhatikan betapa dekatnya Seohwa dan Sehun, itu semacam membuat dirinya khawatir tentang posisi Jongin. “apa mereka selalu seperti itu?”

“tentu Sehun sudah menganggap Seohwa seperti adiknya sendiri sikap melindungi Seohwa selalu saja seperti itu” ayah Seohwa hanya bisa memberikan jawaban yang paling tidak bisa membuat ibu Jongin bernapas lega dan memilih meninggalkan kediaman tuan Ahn.

___oOo___

Luhan melihat undangan yang sudah ada ditanganya, ia bahkan hanya bisa menghelakan napas dengan kasar. satu minggu yang lalu ia mendapatkan undangan itu dari perempuan yang bahkan sama sekali tak ingin ia lihat dan akhirnya ia harus melihat gadis dengan wajah china itu.

Lelaki ini tengah bergelut dengan hatinya ia sama sekali tak ingin melakukan ini tapi ia benar-benar terpaksa melakukan semua ini.

Sudah bebrapa kali ia memukul tembok yang ada di depannya, bahkan ketika tangannya terluka pun ia seperti tidak peduli. Oh sungguh ini bisa saja membuat dia gila.

“Luhan-ssi? Oh ya tuhan ada apa dengan tanganmu?”

“tidak apa-apa Ahjung-ssi hanya sedikit terluka”

Ahjung yang begitu panik tidak dapat mendengar apa yang Luhan katakan. Perempuan ini lari mengambil kota p3k berharap bisa sedikit membantu Luhan.

“maaf aku hanya bisa membantu ini, aku takut dengan darah bisakah kau memperbannya sendiri?”

Luhan menganggukan kepalanya pelan, ia menyuruh Ahjung untuk istirahat karena ini sudah terlalu larut malam dan itu tidak baik bagi seorang perempuan yang sedang mengandung.

__oOo__

Seperti hari-hari biasanya Sehun dan Seohwa duduk di tempat biasa mereka saat jam istirahat, entah setan apa yang membuat mereka tak ingin membolos sekolah lagi seperti yang sudah-sudah.

Sehun menyesap bubble teanya dengan antusias, lelaki ini tak bisa berhenti menikmatinya. Namun ketika ia teringt hal yang sepertinya harus ia beri tau pada Seohwa, Sehun meletakan bubbleteanya di meja.

“Seohwa aku lupa memberitaumu sesuatu”

“Apa?”

“Lusa Donghae hyung mengadakan party dia bliang untuk merayakan satu tahun pertunangannya dengan jessica noona, dan kau tau ? itu akan dilakukan selama 2 hari 1 malam kita akan berlayar dan menikmati pesta kembang api”

“Party?” Seohwa sedikit menimang-nimang apa yang Sehun katakan ia masih mengigit bibirnya perlahan “kurasa tidak buruk, aku butuh refreshing. Donghae oppa, jessica unnie sama saja itu akan ada soojung, aku snagat penasaran dengan dia bahkan selama ini kita mengenal jessica unnie tak satupun kutemukan foto soojung”

Sehun mengagguk pelan, pandangannya terarah pada gadis yang tengah membaca buku dan mengenakan headphone di taman dekat cafetaria. Rambut pirangnya yang telah berubah menjadi cokelat tak sedikitpun membuat Sehun lupa dengan gadis itu.

Seohwa menyadari bagimana Sehun terus menatap lurus kedepan, bahkan ketika ia berbicarapun lelaki itu hanya terdiam dan terus melihat gadis yang selama ini membuat Sehun kalang kabut mendekatinya. “wah kau benar-benar jatuh cinta rupanya, Ya Oh Sehun! Be a gantel man bro!” Seohwa memukul lengan Sehun berusaha membuat lelaki itu tersadar, ini seperti mengacak-ngacak perut Seohwa melihat Sehun jatuh cinta. Ia tahu betul bahwa Sehun sangatlah susah untuk di kategorikan jatuh cinta.

“Ya Ahn Seohwa pelankan suaramu!”

“No, maybe i should go to her Oh Sehun?” Seohwa bertanya dengan penuh nada menggoda bahkan ia sudah beranjak dari tempat duduknya, bersiap-siap untuk lari dari kejaran Sehun.

“Tidak Seohwa, oke jangan berani-beraninya kau lakukan itu”

Tebakan Seohwa sama sekali tidak salah Sehun menahannya agar dia tidak melakukan hal yang sama sekali tidak ia inginkan. Siang yang cukup melelahkan bagi Seohwa karena ia tidak pernah seperti ini biasanya.

Chanyeol yang melihat hal tersebut dari kejauhan merasa bahwa kepulangannya pun sepertinya tidak ada yang bisa membuat Seohwa kembali pada pelukannya. Betapa bahagianya Seohwa saat ini tanpa dirinya itu membuat hati Chanyeol merasa sakit. Bukan berarti dia merasa Seohwa tidak boleh bahagia tanpa dia tapi Chanyeol merasa sakit karena ulahnya sendiri, seharusnya ia tak pergi begitu saja saat itu.

Lelaki ini mengulas senyumnya tipis ketika gadis itu tertawa lebar bahkan seperti tak terlihat beban yang nyata di dalam dirinya. Chanyeol menyadairi Seohwa dan Sehun berjalan kearah dimana ia sekarang berada. Ia harus terus mencoba sampai akhirnya Seohwa menerimanya lagi.

“Hai”

Seohwa berhenti tertawa saat melihat Chanyeol berdiri di depannya. Seohwa benar-benar tidak ingin melihat Chanyeol saat ini ia sudah cukup senang dengan Sehun tadi. Ekspresinya benar-benar berubah 180 derajat. “Aku harus pergi Sehun, kurasa teman barumu perlu sedikit bantuanmu”

“Seohwa aku mohon jangan seperti ini. bisakah kita bersikap biasa seperti dulu”

“Maaf tapi aku tidak mengerti apa yang kamu bicarakan”

“oh teman kumohon berhenti berdebat atau aku yang akan pergi, Seohwa kau tetap disini dan Chanyeol semangatlah Seohwa akan menerimamu lagi” Sehun sedikit menyenggol pinggang Seohwa membuat gadis itu menatapnya tajam, ia tau Seohwa tidak suka apa yang ia ucapakan di akhir kalimat.

Gadis ini sudah lebih dulu pergi dari percakapan yang ia tak begitu suka. Ia melipat kedua tangannya dan menandakan bahwa sangat kesal.terlebih lagi ketika ia menangkap sosok Jongin yang sudah berdiri di depannya. “oh aku benar-benar tak berharap bertemu dengannya sekarang”

Sehun yang melihat Jongin dari kejauhan langsung berlari kearah Seohwa ia rasa sangat tidak baik bertemu dengan Jongin di Sekolah. “aku harus pergi dulu, semnagatlah bro” Sehun menepuk pundak kanan Chanyeol dan segera berlalu dari lelaki itu.

Chanyeol menolehkan kepalanya melihat Seohwa yang sedang berhadapan dengan seorang lelaki yang menurutnya tidak asing. “sepertinya Seohwa benar-benar akan bertunangan” ia mulai menarik napasnya dalam-dalam dan membuangnya dengan kasar. melupakanpun sangat tidak mungkin mencintai Seohwa sudah seperti separuh dari hidupnya. Berjuang mungkin akan terasa sulit tapi tidak ada pilihan lain selain itu.

“hai sayang, saatnya menjalankan peran manis mu sebagai tunanganku” Jongin menarik dagu Seohwa dengan manja ia sengaja melakukan ini, bahkan ia tak peduli ini di sekolah.

“Jangan macam-macam Jongin lepaskan tangan mu dari daguku”

“sangat tidak sopan berbicara seperti itu. ibu memintaku untuk membawamu pergi untuk mencari gaun pertunangan”

“gaun pertunangan? Hey kita sudah sepakat untuk tidak melakukan pertunangan itu dalam dekat-dekat ini Jongin”

Jongin hanya menaikan kedua pundaknya menandakan ia tidak tau appaun tentang ini “apa ayahmu tidak memberitaumu sesuatu? Pertunangan kita di percepat”

“Apa?” Sehun yang mendengar itu merasa ikut terkejut dan menatap Jongin tajam “ini bukan salah satu ulahmu kan Jongin? Sangat menjijikan mengatakan pada orang tuamu bahwa kau ingin segera terikat dengan Seohwa”

“Sayangnya aku melakukan itu” Jongin tersenyum lebar pada Sehun dan Seohwa menunjukan bahwa ia akan bergerak dengan cepat jika Seohwa terus menolak.

“Baik, kau yang memulai ini dengan paksa Jongin, kau yang memulainya dengan kasar. aku tidak akan bermanis-manis lagi dengan mu” tatapan mata Seohwa menjadi sangat berapi-api ia bahkan tak menyangka Jongin akan melakukan hal ini secara cepat. Ia mulai berbalik dan menarik Sehun menjauh dari Jongin. “Aku harus berbicara dulu dengan Sehun”

Jongin memberikan Seohwa ruang untuk berbicara dengan Sehun. Ia tahu Seohwa sedang menyusun rencananya, dan ia sudah menebak rencana apa yang kemungkinan besar akan terjadi. Begitu melihat Seohwa mendekat Jongin menarik pinggang gadis itu dengan sangat agresif, ia hanya ingin menunjukan kepada orang-orang bahwa Seohwa kini miliknya, hanya sekedar pamer dan menunjukan fakta yang tak bisa di ganggu siapapun.

Seohwa memejamkan matanya sebentar, tidak sampai lima detik gadis itu kemabali membuka matanya. Seolah dia sudah menjadi sosok yang berbeda Seohwa membuat senyuman lebar kearah Jongin bahkan gadis ini bergelayut manja pada lengan Jongin.

“ini yang kau maukan, jadi? Bisa kita pergi sekarang sayang?”

Bahkan Seohwa segan untuk memanggil Jongin dengan sebutan sayang. Setan manapun saat ini tak ada yang merasuki gadis ini, ia hanya ingin menunjukan pada Jongin jalan seperti apa yang sedang Jongin lewati saat ini.

Jongin  bahkan tak mengerti rencana seperti apa yang Seohwa lakukan. “kau tidak sedang membuat rencana buruk kan ?”

“rencana apa sayang? Rencana seburuk apa yang akan aku buat untuk membatalkan pertunangan kita memang? Tidaka-kah akan sangat menyedihkan membatalkan pertunangan kita malam ini, kau sudah berkerja keras untuk itu bukan?” Seohwa mengulas senyumnya lebar bahkan Jongin tampak begitu bingung dengan sikap Seohwa yang sangat berbeda dari beberapa menit yang lalu.

“ayo kita pergi” Jongin membawa Seohwa keluar dari sekolah, tak ada gunanya untuk berlaam-lama di sini.

__oOo__

“kau bercanda ? hey aku baru saja mau berangkat kerja bodoh. Bagaimana bisa aku membuat alasan?”

“Oke, oke aku mengerti”

Luhan menutup telponnya. Lelaki ini segera berganti pakaian dengan baju yang sekiranya pantas untuk ia gunakan pergi siang ini. tak lama kemudian ia keluar dari flatnya dan menuju flat sebelahnya. Luhan membuka pintu flat itu dengan terburu-buru dan menemukan perempuan yang tengah membersihkan flat dengan riang.

“Ahjung-ssi kau harus ikut aku sekarang”

“Ada apa? aku masih membersihkan ini”

“Kita tidak ada waktu cepatlah, ini Jongin kau tak ingin kehilangan dia kan?”

Wajah Ahjung menjadi begitu tegang ketika nama Jongin di sebut, pikirannya berlari kemana-mana mungkin terjadi sesuatu pada Jongin atau hal yang buruk lainnya. “ada apa dengan Jongin?”

“dia mempercepat pertunangannya dengan Seohwa. Kau harus ikut aku sekarang” Luhan menarik tangan Ahjung dan membuat perempuan itu tak sempat mengganti bajunya.

__oOo__

Ini sudah dress ke lima yang Seohwa coba tapi ibu Jongin selalu bilang tidak bagus, ia menghela napasnya perlahan. Hanya tertinggal satu dress lagi, yang satu ini membuat Seohwa begitu bersemangat memakainya. Dress berwarna merah dengan punggung terbuka, secara tidak langsung dress ini sangat pas di tubuh Seohwa dan membuat lekukan tubuh gadis itu terlihat dengan sangat sempurna.

“bagaimana bibi dengan yang ini? ini sangat cantik dan warnanya begitu sexy. Aku suka”

“kau sempurna sayang, sangat cantik”

Seohwa mengembangkan senyumnya. Ia mulai melirik Jongin yang sedang tidak berkedip menatapnya seolah Jongin tidak pernah melihat sosok yag seperti Seohwa. “Oh sayang berkediplah, percayalah bahwa ini aku” Seohwa terkiki melihat ekspresi Jongin seperti maling yang ketahuan mencuri.

“kau mempesona”

“terima kasih, bagaimana dengan texudo mu ? kau sudah mencobanya?”

“ya, kurasa sama saja mereka terlihat sama”

Seohwa berjalan mendekati Jongin dan memegang pundak lelaki itu “ tenanglah sayang kau pasti akan terlihat hebat nanti malam, dan akan aku pastikan” Seohwa mencium pipi Jongin sekilas bahkan gadis ini seperti melupakan keberadaan ibu Jongin yang di samping mereka.

“kuharap kalian tidak melupakan ibu yang disini”

“Ah bibi, aku benar-benar minta maaf” Seohwa menunduk , pipinya terlihat merona gadis ini pasti sedang malu dengan apa yang ia perbuat tadi.

“sepertinya aku harus segera melepas  dress ini iya kan…” ucapannya terputus begitu saja melihat dua orang memasuki toko terlihat seperti sepasang kekasih, Seohwa mengenal mereka, segaris senyum penuh arti mulai tampak pada bibirnya. “Luhan-ssi?”

Merasa namanya di panggil Luhan mengalihkan pandangannya melihat gadis dengan gaun merah maroon membuat dia menelan ludah dengan sangat susah bahkan untuk berkedip pun seperti tidak bisa. Ia kembali tersadar ketika perempuan di sebelahnya mencubit kecil perutnya.

“Seohwa? Ahn Seohwa? Wah apa yang kau lakukan disini, ah dia pasti calon tunanganmu kan?”

Seohwa menganggu dengan sedikit malu, gadis ini mendekati perempuan di sebelah Luhan. “Luhan-ssi dia siapa? Kekasihmu kah? Wah dia cantik, oh my god dia…”

“dia hamil, aku hanya menemaninya kemari dia bilang akan bertemu dengan kekasihnya disini. Tapi sepertinya tidak ada orang lain selain kalian disini”

“oh aku hampir melupakan sesuatu, kenalkan Luhan-ssi ini Jongin dan ini Bibi Kim, ibunya Jongin” Seohwa merangkul lengan Jongin dengan begitu manja, menunjukan pada kedua orang itu bahwa mereka akan saling memiliki.

Luhan dan Ahjung membungkukan badannya melihat ibu Jongin yang sepertinya mulai tidak suka dengan keberadaan Luhan dan Ahjung.

“ibu pergi dulu Jongin, ada hal lain yang harus ibu kerjakan”  ibu Jongin pergi meninggalkan mereka hanya berempat. Membuat suasana menjadi begitu tegang.

“Aku harap kekasihmu segera datang, oh ya siapa namamu? Aku Ahn Seohwa” Seohwa menjulurkan tangannya membuat semuanya terlihat begitu rapi.

“Ahjung” tangan Ahjung begitu gemetar, bahkan gadis itu tidak berani melihatkan wajahnya, Seohwa bisa melihat bagaimana Ahjung mencengkram kemeja Luhan dengan sangat erat.

“Kalian harus datang nanti malam oke? Kalian tamu spesial ku iyakan sayang”

Jongin hanya mengangguk, lidahnya terasa kelu untuk berbicara melihat perempuan di depannya. Ia bahkan sangat ingin menerkam Seohwa, Jongin tau ini bagian dari rencana Seohwa seharusnya ia tau bahwa Seohwa tidak akan bermain bersih.

“aku ganti baju dulu, oke sayang”

Seohwa meningglakan mereka bertiga ia benar-benar puas melihat Jongin yang terdiam tanpa berkata, bahkan bergerak satu incipun lelaki itu tidak bisa. Jongin benar-benar berada di cengkraman Seohwa saat ini.

Jongin menyusul seohwa, ia benar-benar harus membicarakan hal ini dengan Seohwa. Ia mulai membuka kamar ganti, Jongin menahan napasnya ketika Seohwa hanya sedang menggunakan rok sekolah dan bra. Gadis itu terlihat begitu santai saat mengetahui Jongin masuk bahkan tanpa permisi.

“kukira ibumu mengajarkanmu sopan santun tentang tata cara mengetuk pintu Kim Jongin” Seohwa berbicara dengan begitu santai Seohwa mulai menggunakan sragamnya ia berbalik menatap Jongin dengan tatapan tanyanya.

“kau mengenalnya kan? Ini semua rencanamu iya kan?”

“Ahjung? Luhan? Atau keduanya?”

“Kau mengenalnya kan, kau mengenal Ahjung? kau sengaja melakukan ini?”

“Oh, sepertinya aku ketahuan, dan bagaimana denganmu yang melakukan ini dengan sengaja, memaksaku? Tenanglah Jongin kau tidak perlu tegang” Seohwa menaruh kedua telapak tangannya pada dada Jongin, ia menarik kedua ujung bibirnya membentuk lekukan pada bibirnya.

“apa maumu?” Jongin menatap Seohwa penuh luka, entah seperti apa perasaannya saat ini ia benar-benar tidak tau. Jongin seperti menyembunyikan sesuatu dari Seohwa.

Seohwa menatap mata Jongin yang mulai begitu khawatir, kegelisahan itu ada pada mata lelaki itu. seharusnya Jongin tidak perlu sampai segelisah itu, Seohwa menangkap suatu yang lain dari nada bicara Jongin, ia tau sesuatu yang bahkan Jongin sendiripun mungkin tidak mengerti dengan perasaan itu.

“oh sayang, bukankah aku sudah mengatakan itu dari awal apa mauku, batalkan perjodohan ini, tapi sepertinya kau menikmatinya, dan sekarang aku tidak akan meminta hal itu lagi padamu terlalu sayang apa yang sudah orang tua kita rencanakan malam ini di buang dengan sia-sia”

“Kau merencanakan sesuatu lagi?’

Seohwa membalikan badannya memunggungi Jongin, gadis ini mengambil ponselnya yang terletak di sofa depannya. “tenanglah semuanya tidak akan buruk Jongin, kita jalani saja apa yang sekarang kau rencanakan”

Seohwa melewati Jongin begitu saja, lelaki ini masih diam. Ia bahkan hanya bisa mengambil napasnya dalam-dalam dan membuangnya kasar. baru kali ini merasa begitu pusing dengan tingkah Seohwa. Bahkan sekarang gadis itu meninggalkannya begitu saja.

__oOo__

“Ahjung-ssi, tenanglah jangan terlalu khawatir dengan apa yang akan terjadi. Semuanya sudah ku perkirakan. Tidak akan ada yang bisa mengganggu kalian nantinya meskipun itu bibi kim” Seohwa memegang tangan Ahjung gadis ini memberikan sedikit kehangatan pada tangan Ahjung yang sedingin es. Seohwa mengerti apa yang akan terjadi jika rencananya terjadi, bukan hanya Ahjung dan Jongin mungkin dirinya bisa saja di marahi oleh ayahnya, yang terpenting baginya sekarang hanyalah menggagalkan pertunangan tersebut.

“terima kasih Luhan-ssi, aku tidak tau apa yang harus ku ucapkan padamu kau benar-benar bicara dengan baik tadi” Seohwa tersenyum lebar pada Luhan, ia tulus melakukan ini, bahkan matanya menatap kedua bola mata Luhan dengan begitu seksama. Seohwa menemukan ketertarikan dengan lelaki itu. atau lebih tepatnya ia mulai menyukai Luhan.

Seohwa mengalihkan pandangannya ketika pelayan datang membawakan menu makan siang mereka. ini akan menjadi sebuah perayaan kecil mereka atas kesuksesan yang mereka lakukan di toko tadi. Beberpa kali Seohwa melirik Ahjung yang sepertinya sedang tidak bernafsu makan, ia mengerti bagaimana tertekannya perempuan itu saat ini.

“dia akan kembali untukmu percayalah padaku, kau tau dia mau bertunangan dengan ku bukan karena dia suka ataupun dia terobsesi padaku, makanlah yang banyak akan sangat baik untuk kandungamu” Seohwa memberikan beberapa sayuran dan daging pada mangkuk Ahjung, gadis ini bahkan terlihat sangat senang melakukannya.

“terima kasih banyak Seohwa-ssi”

“Tidak perlu, aku yang harus berterima kasih padamu, dan Luhan”

Luhan tersenyum tipis, ia sedari tadi terus memperhatikan Seohwa yang bahkan tidak pernah ia lihat ketika di bar, tertawa lebar dan ucapannya yang selalu terdengar tulus di telinganya membuat Luhan menyukai gadis itu di luar kebiasaan buruknya.

“oh gawat aku harus segera pergi”

“kenapa ? apa ada masalah?”

“sedikit, aku memiliki janji dengan beberapa anak di panti asuhan, aku harus pergi sekarang maafkan aku”

Seohwa memberesi barang-barangnya, ia melihat di layar ponsel satu pesan masuk, Oh Sehun lelaki itu sudah sampai untuk menjemputnya. Sebelum dia pergi Seohwa memberikan senyuman dan tampang menyesalnya tidak bisa makan siang bersama mereka hari ini.

“aku rasa anak-anak panti tidak akan keberatan jika aku dan Ahjung ikut bersamamu”

“benarkah? Kalian sungguh mau ikut?”

Luhan melirik Ahjung, meminta persetujuan perempuan itu.

“tentu saja, janin ku pasti akan sangat senang dan aku bisa belajar bagaimana menjadi ibu”

Seohwa mengulas senyumnya perlahan ia merasa senang Ahjung menjadi lebih mendekatkan diri padanya dengan perlahan-lahan. Gadis ini berjalan kearah Sehun yang sudah menunggu di depan kap mobil layaknya seorang menunggu kekasihnya.

“Oh aku muak dengan gayamu Oh Sehun!” Seohwa memukul perut Sehun pelan lalu ia memberikan pelukan kecil pada Sehun.

“kalian terlihat seperti sepasang kekasih” Ahjung melihat Seohwa memeluk Sehun membuat ia menyimpulkan hal yang bahkan tidak ia tau akan kebenarannya.

“Kami hanya berteman percayalah, kau tau berpelukan seperti tadi semacam hal kecil yang ku lakukan untuk teman-temanku. sepertinya akan lebih baik jika berangkat sekarang” Seohwa memberikan intruksi pada Sehun agar segera menyalakan mesin mobil.

Selama perjalanan Luhan maupun Ahjung tak membuka mulut mereka seperti menanyakan kapan mereka sampaipun tak mereka tanyakan. Hanya ada suara Sehun dan Seohwa yang beberapa kali berdebat dan kemudian berbaikan. Cukup lucu bagi Luhan yang melihatnya, bahkan di balik setiap apapun yang Seohwa lakukan selama ini tersimpan sikap yang jarang untuk di lihat.

Ketika Sehun memarkirkan mobilnya di depan panti anak-anak yang berada di dalam mulai keluar dan melihat siapa yang datang, tapi salah satu dari mereka ada yang berteriak dan memanggil nama Seohwa dan Sehun. Secara teknis itu membuat semua orang keluar dan bergegas ke arah mobil Sehun.

“Seohwa Unnie” salah satu anak memekik nama Seohwa dengan keras membuat sebagian orang melihat kearah gadis kecil berambut ikal itu.

“Sowon-ah” mata Seohwa mulai berbinar melihat Sowon berdiri di depannya dengan penuh senyuman, ia mulai jongkok menyetarakan tingginya dengan Sowon, Seohwa mengacak rambut Sowon dengan begitu penuh kasih sayang.

“Unnie-ya nugueyo?”

“Chinggu, Sowon coba lihat dia ini bibi Ahjung sebentar lagi akan memiliki bayi, dan ini adalah paman Luhan ayo beri salam pada mereka sayang”

Sowon menganggukan dan memberikan salam pada Luhan dan Ahjung bergantian “pasti paman Luhan suami bibi Ahjung, benarkan unnie ?”  Sowon menatap Seohwa dengan polosnya ia hanya mengerti dengan pandangan mata Seohwa yang mengatakan bahwa sowon salah. “ah, arraseo”

Ahjung tersenyum melihat Sowon yang begitu menggemaskan perlahan-lahan ini mengusap perutnya berharap anaknya akan menggemaskan seperti Sowon.

“coba tebak apa yang Sehun oppa bawakan untuk kalian semua”

“Kau menjijikan menyebut dirimu Sehun oppa, bagaimana dengan Sehun Ahjussi?”

“trimakasih sarannya tapi mereka lebih suka memanggilku Sehun oppa, hyung”

“menjijikan”

Seohwa membawa beberapa anak perempuan ketaman, rupanya ia datang sudah dengan persiapan yang cukup matang, ia membawa boneka tangan berserta buku cerita anak-anak. Tentu ini membuat anak-anak perempuan sangat antusias. Sowon yang tengah duduk di pangkuan Seohwa bahkan sangat diam dan begitu memperhatikan.

“Nah hari ini aku akan menceritakan tentang Beauty and The Beast. Ah atau putri cantik dan pangeran buruk rupa”

“Seohwa unnie aku tidak suka pangeran yang buruk rupa” Sowon menundukan kepalanya, gadis kecil ini masih begitu polos dan selalu jujur. “Aku mau dongeng tentang putri tidur saja”

“Sowon, aku bahkan sudah menceritakan itu berkali-kali karena permintaanmu. Sekarang kita harus mendengar cerita yang lain oke? Pangeran tidak semuanya tampan sayang, ada yang tidak tampan juga, tapi aku yakin pasti kamu akan menyukai dongeng ini” Seohwa tersenyum lebar dan menatap Sowon dengan tulus, alasan Seohwa sangat gemar mengunjungi panti asuhan ini adalah Sowon yang selalu membuatnya tersenyum.

Seohwa mulai menceritakan kepada anak-anak gadis yang duduk mengelilinginya dan Ahjung. Semuanya sangat antusias dengan ceritanya, bahkan tak jarang Sowon menggumamkan kata menakjubkan mendengar cerita itu.

Ahjung tersenyum tipis ketika ia melihat betapa Seohwa begitu di cintai oleh anak-anak kecil di hadapannya. Tak perlu diragukan bagi Ahjung Seohwa terlihat begitu mengesankan saat ini, di mata orang mungkin Seohwa hanya seorang murid SMA dengan kemampuan berpikir yang cerdas dan juga di tunjang anak salah satu kolngmerat di korea selatan. Bagi Ahjung saat ini Seohwa lebih dari apa yang orang-orang nilai yang bahkan sangat sulit untuk dimiliki oleh sebagian orang saat ini.

Ahjung dan Seohwa memindahkan beberapa anak-anak kecil yang tertidur ke kamarnya, awalnya Seohwa menolak tapi Ahjung terus saja memaksanya hingga ia mengatakan iya.  Ahjung masih saja memperhatikan Seohwa yang sedang membaringkan Sowon, ia mulai menghampiri Seohwa yang masih enggan meninggalkan Sowon.

“Kau sangat perhatian padanya” Ahjung mengulas senyumnya.

“Aku sangat menyayanginya” Seohwa memperhatikan Ahjung yang berdiri di ujung ranjang.

“Dia seperti keluargaku, aku yang membawanya kemari. Aku dan Sehun yang menemukan Sowon yang di tinggalakan di dermaga tua, sangat miris bukan, kemudian kami lari dan membawanya kemari sejak saat itu aku selalu datang kemari melihat keadaannya, membelikan perlengkapan untuk Sowon. Oh jika aku sudah cukup umur untuk mengadopsi akan aku adopsi dia” Seohwa tersenyum lebar, gadis ini mulai berjalan keluar dari kamar.

Luhan masih terus memperhatikan Seohwa yang sudah mulai berbeda dari beberapa saat lalu, kembali seperti layaknya gadis SMU yang memiliki berjuta alasan untuk tetap tersenyum. Sayangnya mata Luhan yang enggan berpaling dari Seohwa membuat Sehun dan beberapa anak panti asuhan memergokinya.

“Tidakkah dia begitu manis saat seperti ini hyung?”

“Luhan Ahjussi kau menyukai Seohwa Noona?”

Luhan yang mendengarpertanyaan itu mulai tersenyum samar, ia memperhatikan anak kecil di hadapannya. Ia mulai menyeimbangkan tingginya. “Siapa namamu tampan?”

“Jin young”

“Woha, Jin Young nama yang bagus, bagaimana menurutmu perlukah aku mendekati Seohwa?” Luhan mulai menanyakan hal yang mungkin tak bisa ia lakukan.

“Lakukanlah tapi jangan sakiti Seohwa Noona, dia orang yang sangat baik dan juga cantik” Jin Young mulai menunjukan wajahnya yang berseri ketika membicarakan Seohwa.

Luhan memperhatikan Sehun sekilas, ia mulai mengetahui apa yang tak banyak orang tahu tentang Seohwa. Ia pikir Seohwa memiliki jalan yang sama dengannya saat ini, seandainya ia bisa bertemu Seohwa saat ia datang di Korea mungkin gadis itu sudah menjadi kekasihnya saat ini.

“Jin Young-ah” Seohwa meneriaki nama Jin Young yang berdiri lima meter di depannya.

Jin Young mendengar suara Seohwa lantas memutuskan lari kearah gadis itu, bahkan Seohwa sudah merentangkan kedua tangannya dan tersenyum lebar pada Jin Young. Sesegera mungkin Jin Young memeluk Seohwa dengan erat.

“Wah aku benar-benar iri dengan Jin Young dia bisa di peluk dengan begitu erat oleh Seohwa”

“Hyung, kau cemburu dengan anak kecil? Wah wah” Sehun mulai mengejek Luhan yang terlihat iri dengan Jinyoung, wajar saja jika anak lelaki itu mendapat pelukan yang cukup erat dari Seohwa.

“Sehun, kita harus segera pulang ayah sudah menunggu dirumah”

Sehun hanya menganggukan kepalanya dan jalan keluar dari panti asuhan, sejenak ia melihat Seohwa tersenyum lebar dan mengucapkan selamat tinggal pada Luhan. Ia benar-benar merasa lega Seohwa bahkan tidak merasa terganggu dan terbebani seperti dulu lagi.

__oOo__

Laki-laki ini sedari tadi hanya mondar-mandir di depan adiknya, ia bahkan tidak tau mau mengatakan apa. ia sudah merasa tidak dapat memikirkan apapun saat ini.

“Jaehyun tenanglah aku tidak apa-apa”

“Kau bodoh ya! Aku kan sudah pernah bilang jangan mau dijodohkan dengan siapapun kenapa kau selalu keras kepala Ahn Seohwa sungguh aku tidak pernah mengerti dengan mu bagaimana kau bisa setuju dengan semudah itu”

Seohwa menatap kakaknya yang tak bisa untuk diam sedetik saja, jika ia bisa menendang kakaknya saat ini pasti sudah ia lakukan sedari tadi, sayangnya gadis ini tak bisa, ia sedang sangat sibuk, sibuk untuk dirias. Kira kira sudah hampir satu jam yang lalu gadis ini duduk tanpa mengeluhkan bahwa ia bosan.

“Sejujurnya Jaehyun, kalau saja menolak itu semudah yang kau ucapkan pasti aku sudah mengatakannya, aku tidak akan bisa menghindari apapun Jaehyun jika aku ini tetaplah Ahn Seohwa, kaupun juga seperti itu Ahn Jaehyun tidak akan bisa menghindari apapun jika itu yang menyuruh adalah kakek ataupun ayah. Walau kau kerahkan seberapa kemampuanmu menghindar pun akan seperti melukai dirimu sendiri nantinya………” Seohwa mengambil napasnya dalam-dalam, jika saja kakaknya melihat ekspresi wajahnya saat ini pasti laki-laki itu akan mengerti bagaimana Seohwa benar-benar tidak bisa berperilaku seenaknya seperti yang Jaehyun katakan.

“……..Dibesarkan dan di didik dari keluarga Ahn bukan sesuatu yang mudah kau sendiri mengerti itu Jaehyun. Apa otakmu sudah terkontaminasi dengan teman-temanmu di luar negri? Kau dan aku sudah dilahirkan dengan seperti ini Jaehyun, tapi Jaehyun aku punya pertunjukan bagus untuk malam ini” Seohwa melanjutkan perkataannya dengan sedikit menarik senyumnya. Sejujurnya ia tidak pernah yakin dengan apa yang akan dia lakukan hari ini. tapi ia yakin ayahnya akan marah besar nantinya.

Jaehyun melihat Seohwa yang begitu terliat lelah dan murung gadis itu sama sekali tidak pernah berubah bagi Jaehyun, selalu bersikap berusaha tegar agar tidak membuatnya merasa khawatir. “Kau sangat cantik malam ini Seohwa, akan aku pastikan mulai malam ini kau akan selalu bahagia”

Seohwa beranjak dari kursinya, gadis ini baru saja selesai di rias dan di tata rambutnya, memang terkesan berbeda dari penampilan sehari-harinya, bahkan gadis ini tidak pernah memakai make up yang berlebih seperti saat ini. wajahnya sudah sangat sempurna bahkan tanpa make up.

“Tentu saja kau kan kakak ku, terimakasih Jaehyun kau selalu pulang disaat yang tepat” Seohwa berusaha memeluka Jaehyun tapi lelaki itu malah menjauh dari Seohwa dan tersenyum lebar.

“jangan merusak make up mu, cepat gantilah baju akan ku tunggu di bawah pasti sudah banyak tamu undangan yang menunggumu”

Seohwa hanya menganggukan kepalanya, ia masih memikirkan apa rencananya akan berjalan begitu sempurna seperti yang diharapkan atau malah berubah sebaliknya. Ia begitu khawatir dan gelisah. “Tenang Ahn Seohwa pasti semua lancar kau hanya perlu mmengganti baju, turun kebawah dan pergi ke halaman belakang setelah itu senyum maka semuanya akan beres” berulang-ulang Seohwa mengatakan itu pada dirinya sendiri hingga ia benar-benar merasa tenang.

__oOo__

Luhan dan Ahjung baru saja memasuki pekarangan rumah Seohwa, tidak heran jika Jongin begitu ingin menikahi Seohwa. Ahjung memegang erat kemeja Luhan ia merasa takyakin bahwa ia harus berada disini.

“Kalian sudah datang? Bagus sekali acaranya baru akan dimulai. Masuklah aku akan tetap bersama kalian” Sehun mengkuti Luhan dan Ahjung dari belakang, ia sudah menyiapkan apa saja yang akan membuat rencana Seohwa lancar malam ini.

“oh ya tuhan! Seohwa keluar dia jalan ke taman belakang dengan begitu anggun” Ahjung begitu bersemangat melihat Seohwa yang terlihat cantik malam ini dengan balutan gaun berwarna merah maroon yang memperlihatkan bahunya yang begitu cantik. Tak ada yang lepas pandanganya dari Seohwa.

Jongin menatap Seohwa dengan mulut terbuka, sepertinya ia mengerti kenapa orang tuanya begitu menginginkan menantunya adalah Ahn Seohwa. Tak hanya cantik, tapi gadis itu benaar-benar menawan.

“Wow, sangat menawan”

“Oh terimakasih sayang, bisakah kita percepat saja aku benar-benar sudah tidak sabar” Seohwa mengembangkan senyumnya dengan penuh arti, atau lebih tepatnya ia sudah sangat jengah dengan apa yang akan ia hadapi sekarang.

Jaehyun mulai memanggil orang-orang untuk berkumpul karena acara akan segera berlangsung. Orang tua Jongin begitu menyukai saat Seohwa tersenyum kepada mereka dan membungkuk dengan sopan.

“Karena semua sudah berkumpul, sepertinya acara akan segera di mulai. Pada intinya malam ini Ahn Seohwa akan melangsungkan pertunangannya dengan Kim Jongin, dan saya selaku kakaknya ingin membuka acara ini. Kakak haarap kalian berdua selalu bahagia” Jaehyun tersenyum pada Seohwa, ia menyuruh sekertarisnya membawakan cincin pertunangan Seohwa dan Jongin.

Semua mata menyaksikan bagaimana Jongin dan Seohwa sudah bertukar cincin, sebuah ikatan yang berarti mereka akan menlangkah pada pelaminan nantinya. Termasuk Chanyeol, dia menyaksikan semuanya bagaimana Seohwa tersenyum lebar saat memaerkan cincin pertunangannya. Ia bahkan tak bisa mengerti kenapa dia begitu bodoh sampai saat ini.

“Chanyeol, maafkan aku sepertinya Seohwa benar-benar telah di curi oleh orang lain”

Chanyeol hanya tersenyum samar, ia masih memegang winenya, saat ini beberapa orang tengah naik keatas podium dan mengatakan selamat pada Jongin dan Seohwa, matanya tak bisa lepas dari Seohwa yang saat ini tengah menundukan kepalanya dan merasa gelisah.

“Apa kau yakin Seohwa akan bahagia Jaehyun?”

“akan selalu aku pastikan itu Chanyeol, aku bahkan tidak menyangka bahwa Seohwa akan secepat ini bertunangan dengan orang lain” Jaehyun membuang napasnya kasar, ia mengambil wine yang ada di meja, sejujurnya ia merasa penasaran dengan kata-kata Seohwa yang terakhir tadi, pertunjukan apa yang Seohwa maksud bahkan sampai saat ini pesta ini hanya berjalan biasa tanpa ada yang menarik.

Selang beberapa detik pikiran Jaehyun berkecambuk, layar monitor yang menampilkan foto Seohwa dan Jongin dr kecil berganti menjadi sebuah video yang entah bagaimana itu bisa tayang pada layar proyektor.

“Kau senang sekarang Jongin? Aku mengabulkan mimpimu memiliki-ku tp hanya untuk setengah jam ini saja. Kita lihat bagaimana ini akan terus berlanjut ingat kata kataku Jongin. Aku menang dan kau kalah, nikahi saja kekasihmu itu” Seohwa memamerkan senyuman liciknya pada Jongin matanya terpejam perlahan-lahan dan ekspresi wajahnya berubah total menjadi terlihat sedih.

“JONGIN! Bagaimana bisa kau lakukan ini padaku! Kau menipuku hah?”

Jongin memutar bola matanya malas melihat Seohwa yang tiba-tiba menjadi begitu dramatis, ia tak tau harus merespon seperti apa pada Seohwa saat ini, ia tak bisa sembarangan menjelaskan apapun pada Seohwa atau mengarang cerita karena Seohwa sudah tau semuanya. Setidaknya saat ini yang ia lakukan ahanya mencoba mendekati Seohwa dan menatap gadis itu dengan tatapan memohon.

Semua orang mengalihkan pandangannya pada Seohwa yang tengah terisak. Beberapa orang masih sibuk memperhatikan layar proyektor, pada layar terpampang Jongin dan Ahjung yang sedang berfoto bersama mereka saling menatap dan sangat terlihat bahagia. Tapi tak lama setelah itu muncul rekaman di saat itu Jongin  sedang berdiri di depan Ahjung. Jongin berdiri dengan tegaknya tidak dengan perempuan di depannya.

“Baik aku akan pergi, tapi kumohon jangan beritahu siapapun pada orang-orang bahwa aku mengenalmu. Anggap saja kita tidak pernah menganal termasuk pada Ahn Seohwa, kau bisa menghancurkan semua yang sedang ku usahakan”

“Tapi Jongin bagaimana dengan anak yang ada dalam rahimku, tidakkah kau pernah berpikir bagaimana rasanya lahir tanpa seorang ayah!”

“Kau bahkan melakukan hubungan dengan ku saat itu, dengan senang hati tanpa ada paksaan. Bahkan kau merasa sangat bahagia dan menikmati semua perlakuanku padamu saat itu. jadi bukan salahku jika kau hamil dan gugurkan saja”

“KAU BRENGSEK KIM JONGIN!!”

Tampak sosok wanita yang menangis tersendu-sendu dan mengelus perutnya. Mungkin saja wanita itu berharap agar anak dalam rahimnya tidak mendengar apa yang Jongin katakan.

Lelaki itu meninggalkan perempuan yang masih berdiri di ambang pintu rumahnya. Perasaan hancur yang bahkan tak pernah ia bayangkan atau dambakan kini datang begitu saja, membuat seluruh hidupnya hancur berantakan. Ia meloloskan airmatanya dan terisak pelan mengingat ucapan terakhir lelaki itu. bahunya merosot, napasnya sudah mulai tidak teratur ini bahkan diluar dari apa yang ia bayangkan.

Seketika layar proyektor itu menjadi gelap. Semua orang menatap Jongin dengan begitu tajam. Bahkan Ayah Seohwa yang melihat ini tak bisa menutup mulutnya.

“Kau sangat tega Jongin! Kau bahkan sudah memiliki kekasih ah bukan kau bahkan sebentar lagi akan menajdi ayah benarkah?! Aku tak menyangka kau melakukan ini Jongin”

Seohwa menutup mukanya dengan kedua tangannya ia mulai jongkok dan menunduk, membuat bahwa semuanya ini terlihat bahwa ia benar-benar tersakiti oleh Jongin. Seketika saat itu juga Jaehyun memukul Jongin tanpa ampun. Seohwa mulai berdiri berusaha melerai Jaehyun dan Jongin saat itu tapi Chanyeol menarik Seohwa agar menjauh dari Jongin dan Jaehyun.

“Chanyeol”

“menjauhlah kau akan terluka nantinya”

“Hentikan mereka sekarang kumohon”

Chanyeol menganggukan kepalanya dan mulai melerai Jongin dan jaehyun keduanya sudah tampak buruk saat ini dengan beberapa memar dimukanya. Sehun segera datang dan membuka texudonya. Ia memberikannya pada Seohwa atau lebih tepatnya menyampirkan texudonya di bahu Seohwa.

“Berhenti! Ku bilang berhenti”

Saat itu juga Ahjung membuka suaranya dan menghampiri Jongin yang memili beberapa luka di sudut bibir dan pelipisnya. “tolong jangan buat Jongin terluka ini memang salahku yang tidak berhati-hati” Ahjung merengkuh kepala Jongin, jemarinya mulai membersihkan darah yang mengalir dari sudut bibir lelaki itu, bahkan ia tak bisa menahan airmatanya saat itu.

“Oh bahkan kau membawa kekasihmu disini! Cepat usir mereka!” Jaehyun sudah benar-benar naik pitam kali ini sampai Seohwa menarik lengan Jaehyun dan menggelengkan kepalanya yang berarti ia tidak mengijinkan siapapun mengusir Ahjung dan Jongin saat ini.

“Ayah aku ingin pertunangan ini di hentikan”

“AHN SEOHWA!” ayah Seohwa mulai marah pada putrinya yang dengan lancang mengatakan ingin menghentikan pertunangan ini. Memang tidak bisa di sangkal lagi bahwa Ayah Seohwa pasti akan memutuskan tali pertunangan mereka tapi tidak secara terbuka seperti sekarang.

“Oh sayang maafkan kelakuan Jongin ini pasti hanya salah sangka atau perempuan itu berusaha mendapatkan Jongin” ibu Jongin berusaha membuat Seohwa agar tidak memutuskan pertunangan dengan putranya. Ia sendiri masih tidak yakin dengan apa yang ia dapati saat ini.

Seohwa melepaskan cincin pertunangannya ia berjalan kearah ibu Jongin yang masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat barusan. “ bibi kim, aku sungguh minta maaf tapi aku ini bukan gadis yang pantas bagi Jongin, lihatlah betapa perempuan itu begitu menyayangi Jongin setelah dirinya direndahkan, dan di sakiti seperti itu. jika itu aku, aku pasti sudah memilih untuk bunuh diri. Bibi kim…..” Seohwa mengulas senyumnya lebar-lebar dan memeberikan cincin pertunangan-nya pada wanita paruh baya itu.

“….aku tidak bisa untuk berada di samping Jongin seperti Ahjung berada disamping Jongin saat ini. tapi aku mohon biarkan mereka bersama setidaknya bibi harus melihat Jongin sangat mencintai Ahjung. aku tau bibi sudah mengetahui hubungan Ahjung dan Jongin sebelumnya tapi bibi tak merestui, tapi jika situasinya sudah seperti ini tak akan ada yang bisa menghindar benar bukan? Jongin tetap saja harus bertanggung jawab”

Seohwa mulai menghampiri Ahjung dan Jongin yang jadi pusat perhatian, ia mulai tersenyum tipis tapi kali ini ia sangat tulus. “Jongin aku tau, kau mau bertunangan denganku karena ancaman orangtua-mu. Kau sangat menyayangi Ahjung aku tau itu dan setiapkali kau berusaha bersikap keras pada Ahjung tapi itu hanya demi keselamatan Ahjung saja. Kau bebas Jongin menentukan pilihanmu untuk bersama Ahjung. aku juga tau selama ini setiap kali kau berada di sampingku hanya merasa aman karena dengan begitu mereka tidak bisa menyentuh Ahjung benar begitu bukan?”

“Seohwa” Jongin menatap Seohwa dengan tidak percaya, gadis itu mengetahui dengan baik apa yang Jongin pikirkan tapi jika bicara soal kejujuran, jujur saja Jongin memang merasakan itu sekaligus terkagum-kagum dengan Seohwa. Saat berada disebelah Seohwa itu membuatnya lupa dengan apa yang ia pikirkan tentang ancaman ibunya.

Seribu kata untuk mengungkapkan bagaimana sosok Seohwa itu terasa tak akan pernah cukup. Semua orang selalu melihat sisi dari Seohwa dengan berbeda, terkadang ia bisa selicik yang ia inginkan tapi terkadang ia bisa seperti malaikat dan membantu semua orang.

“Aku harap kalian berbahagia” Seohwa tersenyum lebar dan menatap Ahjung dengan sangat tulus.

Luhan mengangkat senyumnya perlahan, ia berada jauh dari kerumunan tapi ia masih dapat mendengarkan dengan sangat jelas apa yang Seohwa katakan tadi. Menawan, satu kata yang selalu Luhan diskripsikan untuk Seohwa dan hal itu tidak pernah berubah sampai saat ini, itu memang sudah terbukti. Dari saat Ahjung berbicara tadi Luhan sellau mendengarkannya dengan baik-baik.diluar dugaannya Seohwa mengatakan hal yang sepatutnya orang dewasa katakan, tapi Seohwa bisa berbicara dengan wibawa yang penuh dan membuat dirinya semakin ingin meraih Ahn Seohwa.

“Luhan-ssi”

“Seohwa-ssi”

Keduanya saling bertatapan, Seohwa mengajak Luhan untuk berkeliling di dalam labirin mini yang ia punya di belakang rumahnya. Paling tidak ini cukup nyaman untuk berbicara berdua dengan Luhan.

“terimakasih telah membantuku saat ini. aku sungguh tidak tau apa lagi yang harus ku ucapkan untuk mu. Haruskah aku memberimu imbalan?”

“Mungkin, tapi tidak hari ini saat aku memintanya maka kau haarus memberi bagaimana?”

Seohwa mengagguk,keduanya menatap kedalam mata perlahan-lahan kepalanya mulai mendekat  memberikan jarak yang begitu dikit hingga mereka mampu merasakan hembusan napas lawannya.

“Kau sangat menggoda malam ini” Luhan membisiki Seohwa dengan begitu pelan membuat dia menginginkan sesuatu yang lain dari Seohwa.

___oOo___

Luhan merebahkan badannya di kasur, ia kembali memikirkan hal terakhir yang ia lakukan tadi, degupan jantungnya begitu keras membuat Luhan tak bisa berhenti mengingat bagaimana wajah Seohwa tadi. Sangat sempurna, seharusnya ia mengenalkan Seohwa pada orang tuanya. Namun semua itu rusak saat ponselnya berdering. Luhan mengambil ponselnya di saku. Nama yang benar-benar tak ingin Luhan dengar bahkan terpampang di layar ponselnya. “Li Wei”

Luhan membuang ponselnya sembarangan, laki-laki ini beranjak dari ranjang pergi kekamar mandi untuk cuci muka.

__oOo__

Seohwa membuka pintu kamar Jaehyun dengan sembarangan, ia membawa kotak p3k tapi yang ia lihat malah Jaehyun sudah duduk dengan tenang dan menyeduh tehnya. Ia pikir kakaknya akan marah-marah dan tak bisa diam tapi ternyata ia salah.

“kupikir kau hampir mati tadi”

“lucu sekali caramu mengkhawatirkanku Seohwa, duduklah disini” Jaehyun menepuk sofa sebelahnya yang kosong.

“Aku tidak mau, Jaehyun bagaimana kalau duduk di balkon kamarmu saja seperti dulu aku ingin melakukannya lagi” Seohwa menundukan kepalanya ia memainkan jemarinya, sudah sangat lama mereka tidak pernah duduk berdua di blakon kamar Jaehyun dan berbicara dengan santai.

“Tentu apapun yang kau minta itu Seohwa” Jaehyun menggeser kaca jendelanya, tak lupa ia membawa selimut untuk di lilitkan di badan Seohwa.

Jaehyun mulai duduk dan memandangi langit entah sudah berapa lama ia tidka merasakan suasana ini lagi, suasana saat ia dan Seohwa menatap langit dan saling bercerita. Mengingat hal itu membuatnya teringat akan hal yang sudah hampir ia lupakan, menjaga Seohwa ia sudah sangat sibuk beberapa tahun ini.

“Menyenangkan bukan bisa seperti ini lagi?”

Jaehyun menolehkan kepalanya pada Seohwa yang sudah duduk di sampingnya dengan dibungkus selimut, kebiasaan Seohwa dari dulu yang tak pernah di rubah. “tentu, aku tau kau pasti akan sangat merindukan saat-saat ini”

Seohwa menundukan kepalanya, membicarakan tentang rindu itu membuatnya teringat dengan ibunya. Biasanya ibu mereka akan mengingatkan untuk segera tidur atau pergi masuk kedalam kamar karena udara malam yang tak baik.

“Jaehyun, bisakah aku bertanya sesuatu?”

“Hey, nada suaramu terdengar serius kali ini, ada apa hmm adik kecilku?” Jaehyun berusaha membuat Seohwa tidak terlalu menganggap serius saat ini apa lagi ia paham betul bahwa adiknya pasti akan sangat sensitif dengan kejadian-kejadian masa lalunya.

“Aku sudah bukan anak kecil lagi Jaehyun. Aku tidak pernah mengerti denganmu Jaehyun bagaimana bisa kau selalu menyuruhku menentang ayah sedangkan kau malah selalu mengikuti apa yang ia mau? Kau tidak sedang berusaha membebaskanku dengan sebagai gantinya adalah dirimukan?”

Jaehyun kembali menolehkan kepalanya pada Seohwa, ia pikir adiknya ini memang sudah cukup dewasa saat ini. ia mulai menarik sudut bibirnya perlahan-lahan. “Kau itu adik ku, kau tau aku yang lebih dulu lahir darimu, aku yang sudah terlebih dahulu menjalani kerasnya hidup, aku yang pernah merasakan semuanya dan semua itu membuatku ingin lari dari semua kenyataan ini, ketika aku harus belajar-belajar. Aku bisa saja bermain tapi hanya dengan alat elektronik dan permainan bisnis…….” Jaehyun menarik napasnya dalam-dalam sejauh ini Seohwa memperhatikan setiap katanya dengan sangat baik.

“…..dan saat kau lahir itu sedikit memberiku hiburan paling tidak aku mempunyai saudara yang bisa ku ajak bermain tapi lama-lama semakin aku dewasa tp kamu masih sangat kecil dan tidak pernah mengerti dengan apa-apa aku jadi begitu mengerti tentang hal apa saja yang akan kau lewati nantinya. Perlahan-lahan kau mulai sedikit berbeda kau sudah tidak bisa sekolah setiap hari dan di batasi tentang pergaulan kau selalu mengeluh padaku bahwa kau ingin bermain dengan teman-temanmu, tapi ayah tidak pernah mengijinkannya sampai kau hanya bisa berteman dengan Sehun dan Chanyeol. Sebagai kakak aku merasa senang kamu mendapat teman lagi tapi tetap saja aku selalu ingin melindungimu dan tetap membuat kamu itu seperti apa yang kamu mau. Aku suka ketika melihat adikku bahagia hanya itu”

“Jaehyun kata-katamu menyentuhku saat ini, kita bahkan sudah berpisah dengan waktu yang lama. Kau benar Jaehyun sejak aku masuk sekolah dasar aku hanya bisa bermain dengan komputer, dan beberapa permainan saham aku harus belajar ini dan itu. awalnya aku berpikir ingin kabur saja, tapi aku selalu punya kamu saat aku menangis dan putus asa dengan setiap keputusan keluarga aku pasti hanya bisa lari padamu”

Seohwa mengembangkan senyumnya lebar, gadis ini mulai tampak begitu bahagia tapi matanya berair ia sungguh tersentuh dnegan apa yang Jaehyun katakan. Ia bahkan masih ingat saat Jaehyun datang kesekolahnya dulu saat masih SMP, saat itu Seohwa di tuduh mencuri oleh teman sekelasnya Sehun dan Chanyeol bahkan tidak bisa membantu. Jaehyun datang dengan berlari-lari mencari Seohwa.

“Apa kau ingat Jaehyun kau jadi begitu protectif padaku sejak aku SMP ada begitu banyak guncangan saat aku disana, tapi hal yang membuatku begitu mengingat ketika kau datang ke sekolah dengan berlari-lari mencariku hanya karena kesalah pahaman. Aku ingat saat kau mengancam semua anak laki-laki yang mencoba mendekatiku hanya karena uang, dan kau sangat keren saat itu”

Jaehyun menutup mukanya mengingat kejadian beberapa tahun silam, ya kejadian itu sangat refleks ia mengancam anak-anak laki-laki jika ada yang berani mendekati Seohwa maka akan dihajar. Tapi memang benar tak hanya satu dua yang mendekati Seohwa dan itu membuat beberapa anak perempuan menjauhi Seohwa dengan alasan tebar pesona.

“sebagai kakak aku wajib melakukan itu untuk adikku bukan?”

Seohwa diam beberapas saat hingga gadis ini tersenyum lebar lagi dan menatap Jaehyun dengan begitu lembut.

“Jaehyun, aku sangat berterimakasih padamu dengan sikapmu yang selalu melindungiku, tapi Jaehyun aku tidak ingin jika ayah memaksamu menikahi Kwon Soora, aku tau kau tidak bahagia, jika kamu selalu ingin memastikan aku bahagia, maka sekarang giliranku memastikan kamu agar terus bahagia kakak”

Jaehyun tercengang dengan apa yang Seohwa katakan bahkan ia tak pernah bisa menebak bagaimana Seohwa bisa mengatakan itu. mungkin Sehun benar Seohwa sudha bukan anak kecil dan memiliki sisinya sendiri yang selalu mempesona dan begitu bijaksana.

“Bahagia atau tidak, kita lihat nanti oke?”

“Tapi berjanjilah padaku kau harus selalu memberi tauku jika kau bahagia ataupun tidak bahagia dengan pilihan ayah. Ingat Jaehyun pernikahanmu bukan untuk main-main jika kau memilih meneruskan semua pilihan ayah. Aku akan selalu membantu kakak-ku”

Jaehyun mengangguk sekali lagi, ia bahkan tak pernah ingat jika adiknya sudah lebih dewasa, ia pikir ia masih memiliki adik kecil yang akan menangis dan mengadu padanya jika adiknya merasa kesal dan marah. Tapi ia salah sekarang ia bahkan memiliki adik yang luar biasa.

“Hey jaehyun”

“Apa?”

“Aku sangat menyayangimu”

Seohwa kembali tersenyum dan memeluk Jaehyun dengan sangat erat, ia merasa sangat beruntung memiliki Jaehyun yang selalu berada di sampingnya seperti ini. karena Jaehyun sangat menyayangi Seohwa makan Seohwa jauh lebih menyayangi Jaehyun.

TBC~~~

Halo readersku, untuk pertama kalinya bisa update Enough secepet ini hihi, sebenernya chapter 3A sma 3B itu aku jadiin satu dan langsung aku selesaiin so maka proses jadinya chapter 3 ini cukup lama. Curhat dikit boleh kali ya ini hampir 15.000 words makanya aku bagi jadi dua chapter biar gak terlalu panjang. Dan siap, siap tunggu chapter 4 nya ya jangan bosen-bosen gak bisa janji kapan chapter4 nya selesai karena belakangan lagi mikirin tugas yang udah numpuk banyak banget belom lagi satu minggu lagi udah mau UTS jadi makin banyak tugas yang numpuk. Maaf juga buat yang gak bisa dapet pw karena umur ataupun gak bisa komentar, buat umur karena ini sebagian menyinggung mature kontens aku selaku author ga bisa dengan gitu aja kasih PW takutnya itu malah jadi ngeracunin pikiran kalin, buat yang gak bisa komentar setidaknya hargain kalian bisa komentar di twitter ataupun ngline personal. Saya tidak memaksa untuk selalu berkomentar kok, tapi buat yang udah baca saya ucapkan terima kasih, dan lagi dari awal chapter saya sudah ngomong kalau kebanyakan chapter akan diprotect demi keamanan. Maksud saya karena ini mature jadi saya ga bisa buat tidak mempasword ff ini sesuai dengan rules juga, karena bagi beberapa pembaca yang masih di bawah umur ini mungkin bisa berpengaruh nantinya.  Hihi seperti biasa RCL jangan pernah lupa ya.

A.N : Halo mungkin aku bakalan nerusin ff aku One more time mungkin bagi sebagian orang sudah tau, aku bakalan kembali merepost ff One more Time karena itu sudah dari tahun 2014 jadi kemungkinan banyak yang sudah lupa. Jadi bersamaan dengan chapter 3B yang terbit hari ini One more time bakalan aku repost juga hari ini silahkan di cek ya disini

Thank You XOXO ~~~

Filed under: Angst, Drama, family, friendship, romance, school life Tagged: chanyeol, exo, Lu Han, Luhan, OC, park chanyeol, Sehun <a rel="nofollow" href="http://feeds.wordpre

Show more