2016-03-16

Y . O . L . O

You Only Love Once!

“Hidup ini hanya sekali, Matipun sekali, dan Cinta juga hanya sekali”

Chapter 13

‘Aku tidak bisa terus membohongi diriku sendiri hingga pada akhirnya kalian berdua sama-sama berarti dihidupku Jongin-ah.. Chanyeol-ah..’ Kim Ja Young.

.

.

Penulis : @sasarahni (Sarah Irani) 20th

Sarahirani26@wordpress.com

Preview: * Teaser * Chapter1 *  Chapter2 * Chapter3 * Chapter4 * Chapter5 * Chapter6 * Chapter7 * Chapter8 * Chapter9a * Chapter9b * Chapter10 * Chapter11 * Chapter12 * Now:Chapter13 *

MAIN CAST

Park Chanyeol & Kim Ja Young (YOU)

Byun Baekhyun & Kim Je Young (YOU)

OC: Kim Jongin, Lay, Xi Luhan (EXO)

Ny.Kim Lily, Ny.Park Yoora, Jung Serra dll…

Drama, Romance, Hurt, Friendship, AU, Family, Complication, and other…

RATING : PG-17 LENGHT : Chaptered

Soundefek :

Park Jang Hyun – Two People (Ost The Heirs)

Sebuah kebahagiaan yang ingin dicapai samar-samar masih ada disana
Meski hatiku yang penuh luka ini menebar bayang ke dalam mimpimu ..

Tolong ingatlah seseorang, yang mencintaimu hingga terluka, ada disampingmu
Meskipun jalan ini terasa panjang, meskipun kau menangis karena sedih
Hingga semua ini menjadi kenangan, mari kita menjadi peristirahatan satu sama lain ..

Saat aku berjalan denganmu, saat aku tak bisa melihat kemana aku harus pergi atau kemana aku harus melangkah
Aku akan mengingat dunia dihari itu ketika semuanya terpesona padamu.

Preview Chapter12

Jongin tersenyum manis~

Tanpa kata-kata lagi darinya.

Kemudian meraih bibir Ja Young melumatinya sedikit demi sedikit. Mencari celah berbagai ketulusan dan kebahagiannya selama ini. Disela-sela kenikmatan terpaut bibir mereka..

Ja Young meneteskan air matanya~

Ja Young merasa sudah tidak tahu harus bagaimana~

Pikirannya sudah lelah~

Bayang-bayang akan sosok Chanyeol terbuai sudah~

Ja Young membalas lumatan Jongin yang terasa lembut dibibirnya, ia sedikit memiringkan kepalanya. Mencoba menikmati hasil pautan antara kedua nya. Satu tangan kanan Jongin masih berada dipinggang Ja Young dan satunya lagi sudah berada dileher Ja Young sedikit menekan bagaian tengkuk Ja Young untuk memperdalam ‘kissing’ nya~

“Eo-Eonnii??” Kata Je Young dengan lemah melihat kakaknya melakukan hal yang tidak disukai oleh kakaknya sendiri.

“Ja Young kau??” Baekhyun sama sekali tidak menyangka dengan semua kejadian ini. Meskipun akhirnya Baekhyun mengetahui bahwa Ja Young membalas perasaan sahabatnya Chanyeol tapi, haruskah Ja Young melakukan hal ini?

“BRENGSEK!!” Kesal Chanyeol sungguh tidak percaya dengan apa yang terlihat dikedua matanya sekarang.

.

.

Episode 13 Y.O.L.O♥

POV Kim Ja Young

Masih merasakan persatuan kedua bibir. Aku mencoba menahan rasa pilu disekitar perasaanku. Bagaimana bisa aku memberikan ciumanku pada sahabatku sendiri. Rasanya.. begitu sakit. Aku sadar sangat sadar apa yang sudah aku lakukan sekarang. Aku merutuk diriku sendiri dengan segala penyesalan yang terdalam. Sahabatku Jongin, aku benar-benar menyayanginya. Aku tidak ingin Jongin meninggalkanku seperti dulu. Aku tidak ingin meyakitinya tapi kenyataannya aku memang sudah terlanjur menyakitinya lebih dalam tapi setidaknya aku percaya Jongin akan tetap berada disampingku. Melihat kebahagaianku dan merelakan semua perasaannya yang tidak bisa aku terima lebih dari sahabat terbaikku.

Aku menutup kedua mataku. Perasaanku begitu hancur. Hancur berkeping-keping. Sakit, sesal, marah, pedih, lemah itulah yang aku rasakan sekarang. Tubuhku sudah tidak bisa bergerak sepenuhnya. Bahkan kedua tangan Jongin benar-benar menopang tubuhku untuk tetap berdiri menyamai nya. Air mataku terus menetes. Menyedihkan. Ini adalah tangisan yang sungguh luar biasa untuk aku rasakan semenjak aku hidup didunia ini. Kalau sudah menyangkut perasaan apa semua akan selalu ada kesedihan seperti sekarang? Cukup sudah semua ini. Aku bahkan bisa merasakan perasaan menggebu yang Jongin rasakan saat ini. Hatinya begitu dingin.

Ya.. Tuhan aku hanya tidak ingin kehilangan Jongin hanya karena aku lebih menyukai pria yang baru datang mengisi hari-hariku dengannya. Menjadikan perasaanku seperti bunga yang selalu mekar jika bersamanya. Entah seberapa besar rasa sayang yang tertanam dalam lubuk hatiku pada pria yang selalu membuatku nyaman jika bersamanya. Bahkan disaat seperti ini bersama Jongin, aku masih memikirkan perasaan pria itu. Mungkinkah dia marah dan menyesal mengenalku dihidupnya? Mungkinkah dia masih bisa mencintaku seperti apa katanya? Ya, dia Park Chanyeol. Seorang pria yang baru datang didalam kehidupanku dan aku lebih memilihnya.

Perasaanku mulai lega setidaknya dengan cara ini.. Jongin tetap berasamaku, tetap berada disampingku, tetap ada untukku yaitu sahabat untuk selamanya.

“Mianhae.. mianhae Jongin-ah..” Ucapku kemudian ‘kita’ melepas kissing ini~

.

.

Hening menyuruak disekitar Sungai Han~

.

.

Aku masih menutup kedua mataku dan merundukan kepalaku menatap jalan dibawah kedua kakiku. Bahkan kedua mataku sudah tidak sanggup untuk melihatnya. Tubuhku tidak bisa merespon pergerakan Jongin. Hanya terdiam masih meneteskan air mata. Jongin memadangiku dengan tatapan penyesalan dan kelirihan. Aku rasa Jongin mengatakan sesuatu padaku..

“Neomu neomu chuaeheyoo Ja Young-ah.. saranghae ne gumawo..” Lirih Jongin sambil mengerakan kedua tangannya menghapus air mataku kemudian Jongin mencium keningku.

Entah sudah berapa lama aku terdiam berdiri sejak Jongin meninggalkanku disini~

Perbatasan Sungai Han~

Aku bahkan tidak melihat Jongin disekitarku lagi. Kemana dia? Setelah penuturannya padaku untuk terakhir kalinya dan dia meninggalkanku. Samar-samar aku mulai menegakkan kembali kepalaku dan menatap punggung Jongin yang sudah jauh dipenglihatanku.

“Mianhae.. jeongmal mianhae. Aku tidak bisa memilihmu. Karena aku akan tetap memilihnya Jongin-ah. Aku menyayangimu sungguh tapi aku lebih menyayangi Chanyeol meskipun dia baru untukku hiks.. hiks..” Aku merasa bersalah pada diriku.. aku tidak bisa mencintainya lebih dari sahabatku sendiri. Aku tidak bisa menaru perasaanku sendiri untuknya..

Aku sudah hampir lama kehilangan sosok Jongin selama 3 tahun dan rasanya begitu sulit. Dan aku tidak ingin kehilangannya kembali meskipun dengan cara seperti ini~

Aku berharap Jongin mengerti.

Dia pria baik, dan mudah menangkap situasi apapun saat aku senang, sedih, terluka, atau bahagia. Ya.. Kim Jongin adalah pria pertama yang akan tetap aku jaga dihatiku. Maafkan aku Kim Jongin..

“Aaa.. Eomma.. Ottokei! hiks.. hiks.. Eomma.. EOMMAAAA OTTEKEIII HIKS!” Aku butuh seseorang untuk menenangkanku. Aku membutuhkan Ibuku.. Jongin sudah tidak bersamaku dan meninggalkanku sendiri disini. Ditempat masa lalu ini adalah tempat bahagiaku bersama Jongin tapi sekarang tempat ini begitu terasa sunyi sepi dan menyedihkan untukku saat ini. Sungai Han dimalam hari turunnya hujan~

Jika sudah seperti ini! Aku tidak perduli siapa diriku! Bahkan aku mulai benci dengan keadaanku sekarang. Sudah sejauhi ini perasaanku masih tetap sama melelahkan.

Tubuhku terasa sangat lemah.

Dingin menyeruak disekitar tubuhku.

Pakaianku sudah teramat basah.

Hujan kembali datang. Bukan hanya rintik-rintik tapi hujan deras.

Nafasku tersenggal dan tidak menentu. Perasaanku menerawang setiap kejadian hari ini. Baik bersama Chanyeol hingga bersama Jongin. Kembali menangis mengingat bahwa kenyataannya sulit untukku melepas kedua-duanya dalam hidupku. Aku benar-benar butuh seseorang sekarang Tuhan. Tubuhku benar-benar sulit digerakan terasa sangat kaku dan dingin menjalar disekitar tubuh maupun wajahku. Ibu.. aku mencintaimu dan aku membutuhkanmu.

Hari ini adalah hari yang tidak akan pernah aku lupakan~

Aku rasa~

.

.

Tubuhku jatuh begitu saja tanpa kesadaran penuh.

Benar, saat ini aku menjatuhkan lututku dijalan betumpu menopang tubuhku yang sedari tadi lemas dan begitu lemah karena aku masih tidak menyangka akan berakhir seperti ini.

Ya.. aku menikmati ciumanku bersama sahabatku sendiri. “Hiks..” Hal yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya. Kekecewaan.

Tubuhku bergetar hebat merasakan dingin sekitar seluruh tubuhku tangan hingga kakiku. Terus bergetar merasakan ketakutan pada diriku sendiri hingga kepalaku merunduk menggigit bibir bawahku begitu kasar hingga berdarah. Aku membenci diriku. Menyedihkan. Menyedihkan. Dan menyedihkan!!

“Kim Ja Young??” Ucap seseorang didepanku berlutut sama sepertiku lalu dia meraih tubuhku dan dia dekapkan kedalam pelukkannya. Pakaian yang dikenakannya basah dan tubuh nya juga tapi mengapa pelukkannya terasa begitu hangat~

“Gwenchanayoo??! Huh??! JA YOUNG??!” Ucapnya kembali penuh penekanan dan terdengar sangat panik.

Suara pria ini seperti Park Chanyeol. Aku yakin suara ini suara Chanyeol. Tanpa menatapnya karena pria ini begitu memeluk tubuhku erat. Tanpa kesadaran penuh didiriku yang sudah begitu lemah! Aku begitu terpuruk sampai-sampai aku sulit untuk membuka kedua mataku, rasanya aku tidak tahan menahan dinginnya hujan dan aku rasa tubuhku juga sudah tidak bisa digerakan.

.

.

Aku pingsan~

.

.

♣ Y . O . L . O ♣

“EONNII?? WAEEE! EONNI YA?!” Ucap Je Young pada kakaknya yang sudah berada disamping Chanyeol yang masih memeluk erat tubuh Ja Young.

“Kita harus membawanya pulang.” Kata Chanyeol tegas.

“Ani. anio! Eonni tidak akan pernah ingin melihat Eomma khawatir atau terluka karenanya.” Je Young menggelengkan kepalanya kasar. Karena melihat keadaan seperti ini pasti kakaknya tidak akan pernah mengizinkan untuk mengkhawatirkan atau melukai Ibu tercintanya. Je Young tidak ingin melihat itu. Kakaknya terlihat mengenaskan sekarang. Tidak pernah Je Young melihat Ja Young seburuk dan sesakit ini! Baekhyun hanya diam. Sulit untuknya jika sudah seperti ini.

“KALAU BEGITU AKU AKAN BAWA JA YOUNG KE APPARTEMENT KU.” Tegas Chanyeol kembali dengan suara yang sangat keras. Hatinya sudah tidak bisa baik jika sudah melihat Ja Young menyedihkan seperti ini. Chanyeol berfikir sahabat macam apa yang meninggalkan sahabatnya setelah kejadian tadi. BRENGSEK!

Chanyeol membawa Ja Young sampai pada mobilnya dan ia letakan dibagian belakang kursi panjang mobilnya. Chanyeol membaringkan Ja Young dibelakang kursi mobilnya dengan hati-hati. Chanyeol mentap sendu wajah Ja Young yang terlihat pucat bahkan bibir Ja Young terluka saat ini. “Bertahanlah aku mohon..” Kata Chanyeol lembut dan keluar dari mobil langsung menutup kembali pintu mobil kemudian berkata pada Je Young yang sedari tadi mengikutinya berjalan menggendong kakaknya yang pingsan. Je Young berada dihadapannya saat ini..

“Aku akan menjaganya Je Young. Percayalah. Dia butuh ketenangan.” Chanyeol mencoba memberikan penjelasan pada adik Ja Young.

“Oppa?? Kau benar-benar tidak terluka melihat–??” Je Young menatap Chanyeol lirih tanpa meneruskan kalimatnya. Je Young sungguh tahu perasaan Chanyeol pasti sangat sakit melihat kejadian tadi. Apakah hatinya terlalu mencintai kakaknya??

“Tidak penting! Yang terpenting sekarang adalah Ja Young. Oppa tidak ingin melihatnya terluka lebih dalam.” Chanyeol meletakan kedua tangannya dibagian bahu Je Young menengaskan kalimatnya. Je Young tersenyum tipis mendengar kata-kata Chanyeol. Tidak ingin melihatnya terluka lebih dalam? Apa Chanyeol juga merasa ia pernah melukai gadis yang dicintainya.

“Sembuhkanlah Eonni.. dia sudah cukup menderita karena terus menjaga Eomma dan aku. Hiks..” Je Young merundukan kepalanya sambil menangis. Memohon agar Chanyeol menyembuhkan lukanya bahkan Chanyeol sendiri begitu terluka. Sungguh menyakitkan. Chanyeol mengerti! Tapi mungkin tidak perlu Je Young katakan Chanyeol akan menyembuhkan Ja Young.. wanita yang sudah sangat membuatnya menyukai sosok Kim Ja Young!

Chanyeol menganggukan kepalanya kemudian tersenyum dan langsung masuk kedalam mobil untuk membawa Ja Young menuju appartement nya.

Je Young hanya melihat kepergian mobil sport merah itu melaju kencang. Berharap dua insan Chanyeol dan Ja Young baik-baik saja.

Je Young menangis kembali~

“Tenanglah sayang..” Lirih Baekhyun sambil membelai satu pipi Je Young lalu memeluknya. Baekhyun hanya bisa menenangkan kembali perasaan Je Young. Rasanya Baekhyun juga sudah banyak terlibat dengan keluarga Kim tersebut. Sudah terlalu banyak kepedihan disetiap bersama gadisnya. Dan Baekhyun merasakan itu~

“Maaf Oppa ini sulit untukku tidak bisa merasakan luka Eonni.. aku begitu menyayanginya Oppa. Hiks..” Je Young menatap mata Baekhyun dalam pelukkannya. Menatap penuh perasaan terluka. Baekhyun tahu! Sangat mengerti. Dan hanya saja Baekhyun juga tidak bisa berbuat apa-apa. Perasaannya cukup mengerti~

Tanpa balasan lagi.. Baekhyun membawa Je Young masuk kedalam mobil berjalan sedikit demi sedikit. Baekhyun mengambil sebuah jaket yang ia bawa dimobilnya khusus kemudian ia pakaikan jaket hangat itu menutupi tubuh Je Young.

“Percayakan pada Chanyeol.. dia sahabatku sampai saat ini. Aku mengenalnya dengan baik Je..” Baekhyun tersenyum dan membenarkan setiap rambut panjang gadisnya sedikit demi sedikit. Memberikan ketenangan untuk Je Young..

Je Young melihat senyuman Baekhyun dan itu membuatnya sedikit tenang saat ini.

“Kau selalu membuat perasaanku tenang Baekhyun-ah.. aku mencintaimu. Kau adalah pria pertama dan aku harap kau juga pria terakhir didalam hidupku.” Je Young tersenyum manis. Baekhyun sangat senang mendengar itu.. bahkan Baekhyun yakin bahwa semua perjalanan hidupnya akan berakhir bersama Je Young gadis nya selama ini~

.

Chupp~

.

Baekhyun mengecup singkat bibir Je Young.

“Terimakasih Baekhyun-ah” Ucap Je Young kembali kemudian Baekhyun tersenyum sangat manis dan berkata.. “Cheomaneyoo chagiahh” Baekhyun mencium kening Je Young.

Hening beberapa menit lalu Baekhyun dan Je Young meninggalkan daerah Sungai Han dengan mobil sedan hitam milik Baekhyun..

Tepat pukul 22.15..

Baekhyun sampai mengatar Je Young pulang.

“Mianhae Oppa.. karena hal tadi membuat kita tidak bersenang-senang malam ini.” Lirih Je Young sambil menatap Baekhyun.

“Ini jaket Oppa” Saat Je Young ingin melepas jaket itu dengan cepat Baekhyun menahannya.

“Pakailah.. aku tidak mau kau sakit” Baekhyun menyimpulkan kembali senyumannya lalu melanjutkan kalimatnya.. “Jangan memikirkan hal-hal buruk dan jangan menangis kembali! Jangan membuat Eomma mu khawatir tentangmu. Arraci?” Baekhyun tersenyum terus tersenyum manis.

“Eum.. aku mengerti.” Je Young mencium kening Baekhyun. “Aku akan bilang pada Eomma kalau Eonni menginap dirumah temannya malam ini. Baiklah.. selamat malam Baekhyun-ah..” Ucap Je Young manis lalu Je Young mencium singkat bibir Baekhyun.

Kemudian ia turun dari mobil itu.. Baekhyun kembali tersenyum melihat wajah gadisnya yang sudah berada diluar mobil sambil melayangkan tangannya *say good bye*. Baekhyun pun pergi dengan cepat menggunakan mobilnya.

Bagi Je Young dan Baekhyun sebesar apapun keadaan sulit yang datang, mereka akan tetap saling menjaga satu sama lain, mencoba tersenyum meskipun sangat sulit, dan mereka akan tetap menjadi pasangan yang selalu tidak lupa memberikan keromantisan untuk tetap terlihat baik-baik saja.

♣ Y . O . L . O ♣

POV Park Chanyeol

In Appartement Chanyeol.

Pukul 23.00.

Aku sudah membawa Ja Young kedalam kamarku. Aku juga menyuruh salah satu staff wanita untuk masuk kedalam appartement ku untuk mengganti seluruh pakaian Ja Young dengan sweater hangat dan celana traning punyaku. Karena pakaian yang dikenakan Ja Young sangat basah saat hujan tadi. Meskipun besar ditubuhnya tapi aku ingin Ja Young hangat dengan pakaian itu.

“Sudah aku gantikan semua pakaiannya dan sudah terlihat rapi Tuan.” Ucap staff karyawan wanita padaku yang baru saja keluar dari pintu kamarku lalu menutup pintunya kembali. Aku yang juga sudah rapi dengan pakaian bersihku saat menunggu wanita itu keluar dari ruangan kamar pribadiku untuk mengganti seluruh pakaian Ja Young.

“Ada yang Tuan pinta kembali?” Tanya pelayan wanita appartement itu.

“Eoh.. sudah cukup. Kau boleh keluar sekarang.” Chanyeol tersenyum padanya.

“Oh.. nee Tuan.” Wanita itu membungkukkan sedikit tubuhnya kemudian keluar dari pintu appartement.

.

.

.

Staff wanita keluar dari appartement milik Chanyeol. Saat ia keluar Serra melihatnya karena tepat sekali Serra berpapasan saat ia baru sekali pulang dari Club malam ini.

“Hei? Apa yang kau lakukan didalam sana??” Tanya Serra tajam pada wanita itu.

“Maaf sebelumnya Nona.. aku tidak diperbolehkan untuk memberi tahu pada siapapun.” Wanita itu sedikit menundukkan kepalanya pada Serra yang masih menatap tajam dirinya.

“Oh?? Aku hanya ingin tahu saja.” Serra memasangkan wajah juteknya.

“Baiklah saya permisi,” Wanita itu ingin menghindari pertanyaan Serra. Tapi..

“JAWAB PERTANYAANKU DULU!” Bentak Serra.

“Maaf tapi–” Wanita itu sungguh takut. Dilain sisi Serra adalah pemilik appartement ditempatnya bekerja tapi hal yang akan dikatakannya menyangkut privasi seseorang.

“YA! TINGGAL KATAKAN SAJA!” Nada tinggi Serra menggema dan semakin membuat wanita itu takut.

“Ba-baiklah, a-aku hanya membersihkan pakaian seorang gadis didalam sana” Tuturnya dengan ketakutan dan terdengar gugup.

“UGH?!” Serra menaikkan satu alis nya tidak mengerti apa maksud dari perkataan wanita itu.

“Saya permisi Nona, maaf tidak bisa berkata lebih panjang. Maaf” Wanita itu langsung masuk kedalam lift dan segera bekerja kembali.

“Ada seorang wanita didalam?” Serra berfikir siapa wanita didalam sana.. “Apa Kim Ja Young??” Kemudian Serra masuk kedalam appartementnya.

.

.

.

Aku membuka pintu kamar dan mencoba melihat keadaan Ja Young yang terlihat tidur diranjangku. Menghampirinya. Apa dia masih pingsan saat digantikan pakaian? Kedua matanya terlihat sendu meskipun dalam keadaan sedang tertutup. Aku hanya bisa memandanginya kemudian secara tiba-tiba Ja Young membuka kedua matanya perlahan.

“Gwenchanayo?” Lirihku sambil duduk ditepi ranjang Ja Young berbaring. Matanya terlihat bengkak. Benar-benar bengkak, sangat berbeda dari mata yang biasanya aku lihat begitu tenang dan menggoda. Tubuhnya masih terasa begitu dingin, wajahnya pucat, dan aku melihat dimataku sekarang ini bukanlah Ja Young yang ku kenal disetiap hari-harinya. Ia sekarang terlihat begitu sakit dan menyedihkan.

“Kenapa aku bisa sampai disini?” Ucapnya dengan wajah sedikit heran? Suaranya terdengar pelan dan lembut. Matanya berkedip-kedip menatapku sendu.

“Aku yang membawamu kesini. Apa yang kau lakukan ditepi jalan Sungai Han. Ugh?!” Ucapku santai berpura-pura tidak melihat semua kejadian tadi hanya mengatakan dimana terkahir aku menemukannya. Aku mencoba membuatnya tersadar akan dimana ia berada ditempat sebelumnya hingga sampai appartementku ini.

“Kenapa kau bisa tahu aku berada disana? Pakaianku? Kau yang menggantinya??” Masih terdengar pelan dan lembut. Tanpa kemarahan seperti biasanya. Ja Young seperti terlihat tidak berdaya dan sangat pasrah. Bahkan aku sulit untuk melihat wajahnya yang berbeda saat ini. Bibirnya terlihat terluka dan wajahnya pucat seperti orang sakit! Aku benci melihatnya! Aku rasa aku tidak ingin lama-lama melihat keadaannya sekarang. Dia perlu istirahat dan tidur.

“Pertanyaanmu terlalu banyak. Sudahlah tidur dan istirahat. Selamat malam..” Ucapku dingin lalu kembali berdiri. Aku sungguh tidak ingin melihat wajahnya sekarang. Tapi aku merasakan ada suatu genggaman erat disatu tangan kananku saat aku mencoba meninggalkan Ja Young. Tangannya terasa dingin! Ja Young meraih tanganku menahan kepergianku..

“Bolehkah aku memelukmu sekarang.. bolehkan aku menangis dipelukkanmu sekarang.. bolehkan aku memintamu menemaniku sampai aku tertidur kembali..” Lirih Ja Young. Tatapannya lurus menatapku penuh kesedihan. Apa ini?? Suaranya semakin menyedihkan! Aku sungguh melihat ketulusan dari cara berbicara Ja Young padaku. Dia bilang ingin menangis?? Aku bahkan tidak ingin melihatnya terus-terusan seperti ini!! Berhentilah menjadi lemah. Rutukku dalam hati.

Ja Young mencoba menggerakan tubuhnya menyibakkan selimut tebal yang menutupi tubuhnya lalu duduk dan menarik tanganku kembali, menyuruhku duduk disampingnya didekatnya duduk. Aku menurut dan seketika tanpa aku sadari Ja Young melingkari kedua tangannya ditubuhku. Ja Young memeluk tenang tubuhku mencari segala kenyamanan saat bersamanya. Ja Young meletakan kepalanya didada bidangku. Hatinya terasa rapuh. Benar, tubuhnya masih terasa begitu dingin, deru nafasnya masih terlihat berembun. Ja Young membelai punggungku. Aku begitu merasakaannya pelukkannya yang begitu erat dan nyaman tanpa membalas pelukkannya saat ini~

“Tubuhmu selalu hangat..” Ucap Ja Young sambil meletakkan kepalanya dibagian pundakku. Memiringkan kepalanya disana lalu menutup kedua matanya. Aku ingin membalas perlakuannya tapi aku masih begitu sakit melihat kejadian yang sangat jelas dimataku. Ciuman itu! Damn!!..

“Aku akan membuatkanmu teh hangat. Jadi lepaskanlah” Ucapku berbisik padanya sambil mencoba melepaskan pelukkannya. Tapi urung terlepas~

“Aku mau pulang Chanyeol.. aku lebih baik pulang jika aku membuatmu sulit.” Katanya dengan sebuah isak didadanya yang terasa dipelukkanku saat ini. Apa dia bilang sulit?! Aku tidak pernah sedikitpun merasa sulit jika bersamanya justru akulah yang sudah membuatnya merasa sulit!! Ya.. aku pria yang tiba-tiba datang memberikan segala rasa untuk hidupnya.

“GADIS BODOH! Kau pulang dengan pakaian basah dan sulit untuk dijelaskan dengan wajahmu. Apa kau tidak berfikir orang tua mu akan lebih khawatir melihatmu seperti itu! Huh?”  Bentakku tidak percaya dengan alasan Ja Young yang meminta pulang sekarang.

Ja Young melepas pelukkannya dan mulai menatap kedua mataku. Benih-benih air matanya terus terjatuh mengenai pipinya. Aku mohon berhentilah menangis Kim Ja Young. Haruskah aku selalu melihatmu menangis ketika bersamaku?!

“Kau benar aku memang gadis bodoh. Aku gadis bodoh yang tidak tahu perasaanku sendiri. Aku memang bodoh! BODOH!!” Ja Young mendesah hebat pada dirinya. Merutuk dirinya akan kesalahan dan kekecewaan yang mendalam bagi dirinya sendiri. Sulit untuk tidak merasakan tapi ketika pria yang didepan matanya sekarang justru membuatnya semakin kecewa. Haruskah ia mendengar hal-hal menyakitkan. Tidak bisakah pria ini membuatnya tenang.

“Ja Young..?”

“Hiks.. hiks..“

“Kau terlalu banyak menangis.”

“Jawab pertanyaanku dengan jujur Chanyeol. Saat aku masih merasakan keadaanku apa kau seseoarang yang memelukku ditepi sungai han?” Tanya Ja Young cukup menatap tajam mataku dan menggenggam satu tanganku cukup penuh tekanan. Dan satu tangannya lagi ia gunakan untuk menghapus air matanya yang sedari tadi menetes.

“Eum.” Aku mengangguk pelan dan membalas tatapan kedua bola matanya~

“Apa kau mencariku?”

“Eum.”

“Apa– apa kau melihatku bersama Jongin?? Kau tidak mungkin tidak melihatnya! Kau tidak mungkin tidak tahu apa yang sudah terjadi padaku. Kau–” Ja Young terisak dan bergemetar saat berbicara bahkan Ja Young tidak sanggup melanjutkan penuturannya.

“Eum.” Rahangku serasa mengeras didalam sana. Tanpa ingin mendengarnya berbicara lagi aku segera meredamkan suaraku kembali masih menatap kedua bola mata coklat miliknya. Mendengar kata-kata tentang pria sialan itu kembali! Membuatku muak. Aku masih mencoba menatap wajah Ja Young. Ja Young mengedip-ngedipkan matanya.. bahkan air mata itu jatuh untuk kesekian kalinya.. genggamannya sudah tidak terasa menekan lebih terasa melepaskan. Bola mata indahnya sudah tidak terlihat karena ia merundukkan kepalanya. Aku memang sempat bohong untuk tidak melihat kejadian tadi tapi apa?? Ja Young justru menanyakan hal itu kembali dan itu membuatku berkata jujur padanya meskipun hanya dengan isyarat nada ‘Eum’ karena aku juga sulit mengucapkan kata-kata apalagi.

Ja Young mulai membaringkan tubuhnya kembali dan langsung membelakangiku yang masih duduk disampingnya.. “Pergilah Chanyeol.. aku ingin sendiri.” Ucapnya terdengar sangat lirih dan manahan isak yang membuatnya lebih ingin menangis. Aku pun menyerah dalam keadaan seperti ini Ja Young butuh ketenangan. Perasaanku juga masih terasa sangat sakit melihat kejadian tadi. Jadi aku putuskan untuk meninggalkannya dikamarku sebelum aku pergi meninggalkannya aku menyelimuti tubuh Ja Young kemudian mematikan lampu kamar.

“Istirahatlah..” Ucapku kemudian berjalan kearah pintu kamar.

“Mianhae.. mianhae..” Lirih Ja Young sambil menutup kedua matanya. Aku hanya mendengarnya dan langsung pergi meninggalkannya sendiri didalam kamarku~

♣ Y . O . L . O ♣

Pagi tiba~

In House Kim.

Tepat pukul 08.00.

“Eomma, Je Young pergi ya.” Ucapnya sambil mengemaskan sedikit tas yang berisi pakaian kakak nya dan alat make up. Hari ini Je Young ingin ke appartement Chanyeol sepagi ini.

“Kau mau kemana? Ini masih sangat pagi Je Young-ah?” Tanya Ibu nya yang melihat putri nya sudah rapi pagi ini. Mengenakan flat shoes hitam dan dress selutut berwarna biru.

“Aku mau mengunjungi temanku, hihi” Je Young terkekeh menutupi kebohongannya.

“Eonni semalam tidak pulang? Tidak mengabari Eomma juga? Apa dia mengabarimu? Semalam hujan dan Eomma khawatir sekali dengan kalian. Eomma ketiduran menunggu kalian pulang.” Penuturan dan tanya detail sang Ibu tercinta. Je Young mendengar itu sedikit memutar otaknya. Kali ini ia harus berbohong lagi.

“Eonni menginap dirumah temannya karena sepulang kerja hujannya deras sekali. Handphone nya juga mati ya.. Eomma tahu kalau Eonni selalu lupa bawa charger handphone nya. Mianhea.. Eomma Je Young pulang larut malam jadi setelah pulang aku langsung tertidur pulas karena lelah.” Tuturan demi tuturan Je Young lantunkan meskipun terlihat sedikit ragu mengungkapkannya tapi ia harus mengatakan kebohongan itu.

“Oh.. yasudah nanti jika kau pulang. Bawalah Eonni mu pulang bersamamu. Eomma ingin bicara padanya.” Tegas Ibu Lily pada putri kedua nya. Je Young hanya menganggukan kepalanya mengerti.

“Ok! Aku pergi dulu ya Eomma. Saranghae!” Je Young langsung pergi dari rumahnya.

“Hati-hati. Jangan lupa pesan Eomma!” Ibu Kim melepas kepergian Je Young yang sudah menutup pintu rumahnya kembali sambil tersenyum cantik padanya. Ibu Kim sepertinya sudah jarang melihat kedua putrinya bersama-sama, Ja Young terlalu sibuk dengan pekerjaannya membuat Ibu Kim sangat khawatir dengan keadaannya. Saat-saat dirumah juga Ja Young terlihat lebih diam dan tidak banyak bicara, sedangkan adik nya pernah menangis dipelukkannya tiba-tiba. Ibu Kim merasa ada hal-hal yang menganjal dipikirannya saat-saat ini. Ya.. memikirkan kedua putri nya apakah mereka selalu baik-baik saja diluar sana??

“Eomma percaya pada kalian. Eomma selalu berdoa untuk kebahagian kalian. Tapi kenapa perasaan Eomma seperti merasakan ada yang tidak baik dengan kalian Ja Young.. Je Young..” Lirih Ibu Kim yang terlihat sedang duduk dibangku meja makan sambil meminum air putih.

Je Young pergi keappartement Chanyeol sendiri tanpa Baekhyun karena tiba-tiba Baekhyun tidak bisa mengantarnya.

♣ Y . O . L . O ♣

In Appartement Chanyeol.

Pukul 08.30.

Chanyeol yang tidak bisa tidur dengan tenang karena tadi malam ia selalu memikirkan keadaan Ja Young yang berada dikamarnya. Ja Young juga belum keluar-keluar dari kamar Chanyeol. Ja Young masih terlihat terbaring diranjang Chanyeol memeluk gulingnya erat dan masih terselimuti dengan nyamannya. Wajah Ja Young masih sangat terlihat rapuh dan pucat. Ja Young merasa malu melakukan hal yang tidak seharusnya ia lakukan. Masih teringat-ingat dengan kejadian semalam bersama Jongin.

Pagi ini Chanyeol terlihat sedang bermain gitar diruang musik pribadi nya. Chanyeol menyanyikan lagu ciptaan nya yang ia nyanyikan saat itu di resto. Chanyeol bernyanyi penuh kelembutan dan tersirat kerinduan akan seseorang.

Setelah bernyanyi Chanyeol mencoba memasak sebuah bubur untuk sarapan Ja Young pagi ini. Chanyeol tidak bernafsu untuk makan jadi dia hanya meminum susu vanilla saja dengan sedikit memakan roti. Selesai membuat buburnya Chanyeol menyiapkan segala air putih, bubur, dan obat untuk Ja Young minum supaya suhu tubuhnya lebih baik. Chanyeol membawakan semua itu menggunakan nampan kayu kotak melangkah kepintu masuk kamarnya. Sebelum masuk Chanyeol berfikir pada perasaannya yang tidak seharusnya ia mengacuhkan Ja Young tadi malam emosinya begitu menguasi dirinya hingga tanpa Chanyeol sadari setiap perkataannya terbayang pada malam dimana Chanyeol meninggalkan gadis itu dikamarnya.

Tanpa Chanyeol tahu gadis itu juga sangat terpuruk akan kejadian tadi malam.. Kata-kata yang teringat dalam benak Chanyeol yaitu dimana Ja Young mengatakan pada Jongin dengan tangisan yang begitu sesak dilihat Chanyeol. Chanyeol mengingat kembali apa yang Ja Young katakan..

“JONGIN CUKUP!! YA! KAU MEMANG BENAR AKU MENYUKAINYA! AKU TIDAK BISA MEMBOHONGI PERASAANKU! HIKS.. HIKS..”

“Seharusnya aku tidak harus bersikap dingin padanya. Tidak seharusnya aku mengacuhkan keputusan yang sudah Ja Young putuskan. Aku merasa sangat sakit disaat melihatnya mencium pria brengsek itu! Tapi– aarrgh! Tidak perlu memikirkan apapun. Sekarang aku harus menyembuhkan gadis yang aku cintai saat ini. Ya! itulah yang terpenting! Ayolah Chanyeol buang semua rasa angkuhmu!!” Chanyeol mendesah hebat tidak bisa ia bayangkan jika ia harus merasakan hal seperti ini sebelumnya. Pemikirannya dulu adalah, Chanyeol adalah pria yang tidak percaya dengan makna sebuah cinta! Buat Chanyeol merasa hidup dengan segala kemewahan dan segala ketampanan sudah cukup memikat para gadis siapapun yang menginginkannya! Ternyata semua itu tidak ada gunanya jika sekarang kenyataannya ia sudah teramat mencintai gadis yang tidak sama sekali bisa menerima kehadirannya karena rasa sulit makna sebuah ‘cinta’ yang harus diungkapkan gadisnya.

Chanyeol mulai membuka kenop pintu kamarnya dan melihat sosok Ja Young yang masih tidur ralat hanya berbaring disana dengan selimut tebal putih menutup seluruh tubuhnya yang terlihat hanya kepalanya saja menghadap keluar jendela besar yang tidak sempat Chanyeol tutupi tadi malam hingga sinar matahari terlihat begitu memancarkan cahaya dikamar Chanyeol.

Chanyeol mulai berjalan kembali menaru nampan itu disudut meja kecil disamping ranjangnya. Chanyeol mencoba mengeluarkan suaranya..

“Sarapanlah, setelah itu minum obatnya. Selagi bubur ini masih hangat untuk dimakan.” Ucap Chanyeol lalu berjalan memutari ranjang king size nya. Karena Ja Young membelakanginya, Chanyeol mulai melihat wajah Ja Young dengan kedua mata yang terlihat pilu~

“Ja Young? Hei..” Chanyeol tiba-tiba menaiki ranjang itu dengan wajah khawatir dan mencoba mendekati Ja Young yang sangat terlihat tidak tidur semalaman matanya begitu bengkak. Lebih dari bengkak yang semalam. Sungguh ini menyedihkan. Chanyeol kaget melihat wajah gadis ini. Wajah hingga bibirnya begitu pucat. Padahal Chanyeol membiarkan banyak istirahat padanya untuk membuat keadaannya membaik tapi justru membuat keadaannya semakin memburuk. Karena akibat jarang sekali menangis dan itu membuat matanya begitu bengkak, pucat, rambutnya terlihat berantakan  Ja Young melihat wajah Chanyeol dengan tatapan kosong! Seperti tadi malam saat bersama Jongin~

“Ja.. Ja Young-ah?” Chanyeol kembali memanggil Ja Young sambil menangkup wajah Ja Young dengan kedua tangannya dengan posisi duduk bersila dihadapan Ja Young berbaring kesamping. Sepertinya mereka sudah terbiasa didalam satu ranjang bersama jika pagi tiba. Chanyeol sedikit membelai pipi Ja Young lambat-lambat.

“Wajahmu? Hei.. maafkan aku. Apa sikapku padamu tadi malam membuatmu lebih terpuruk??” Chanyeol begitu panik melihatnya seperti ini. Tatapan Ja Young begitu tidak terarah dan sangat kosong. “Ja Young-ah jangan memandangku seperti itu.. katakanlah sesuatu?? Jangan diam saja.” Tutur Chanyeol kembali yang masih menangkup wajah Ja Young. Chanyeol merapikan anak-anak rambut Ja Young yang menganggu diwajah pucatnya. Chanyeol mencoba tersenyum padanya tapi nihil untuk Ja Young lihat. Ja Young tetap diam pada posisinya terbaring. Tatapannya masih begitu kosong dan perasaannya tidak terarah.

“Apa aku menyakitimu?“ Kata Chanyeol berbisik.

Ja Young hanya menggelengkan kepalanya lambat-lambat.

“Apa kau masih memikirkan hal tadi malam eum?” Nada suara Chanyeol semakin lembut. Ini sangat membingungkan untuknya.

Ja Young hanya menganggukkan kepalanya.

“Apa semalam kau tidak tidur dengan nyenyak?” Tatapan Chanyeol semakin dekat.

Ja Young menganggukan kepalanya lagi tanpa suara dan tanpa menatap mata Chanyeol yang sedari tadi menatapnya khawatir. Kedua tangan Chanyeol mencoba membuat Ja Young menatapnya balik lalu Chanyeol mengatakan..

“Apa yang kau katakan semalam pada Jongin, bahwa kau menyukaiku itu benar adanya? Benarkah kau menyukaiku Kim Ja Young? Kau memilihku..” Akhirnya Chanyeol mengeluarkan seluruh perasaan yang menganjalnya sejak ingin masuk kedalam kamar. Chanyeol hanya ingin kepastian itu benar dan nyata ditelinganya saat ini. Chanyeol terus memandangi kedua manik kecoklatan milik Ja Young yang tak henti menatapnya dengan diam.

Pelan-pelan Ja Young akhirnya memposisikan tubuhnya duduk bersandar diranjang nyaman itu. Melepas guling yang sedari ia peluk. Menatap kedua bola mata hitam milik Chanyeol dengan ragu dan mengatakan sesuatu didalam hatinya.. ‘Aku tidak bisa terus membohongi diriku sendiri hingga pada akhirnya kalian berdua sama-sama berarti dihidupku Jongin-ah.. Chanyeol-ah..’ Lirih batin Ja Young sambil menatap Chanyeol dengan pertanyaan yang masih menggantung??

“Jangan diam saja.. itu membuatku–“

“Terimakasih sarapannya, maaf aku hari ini tidak masuk kerja, aku merasa tubuhku lelah. Dan maaf sudah membuatmu menunggu.” Gumam Ja Young sambil meraih tubuh Chanyeol dan memeluknya dengan amat sangat lembut. Mungkin pelukkannya pagi ini dan tadi malam terasa sama ditubuh Chanyeol. Begitu nyaman. Chanyeol terdiam dengan perlakuan Ja Young pagi ini. Tapi dibalik pelukkan Ja Young saat ini Chanyeol tersenyum manis.

“Aku menyakiti perasaan Jongin! Dan tanpa aku sadari aku juga menyakiti perasaanmu Chanyeol-ah! Aku mohon jangan pernah bertanya untuk sesuatu hal bahwa kenyataannya perasaanku untukmu berbeda. Jangan pernah mengacuhkanku ketika aku salah. Aku tidak suka. Dan aku tidak pernah sedikitpun ingin kau atau Jongin pergi. Sungguh. Jangan mengatakan maaf karena kau tidak pernah sedikitpun menyakitiku. Mengerti. Justru akulah yang selalu menyakitimu dan Jongin. Chanyeol-ah aku harap aku membuat keputusan yang tepat.” Ja Young melepas pelukkannya lambat-lambat.

Tatapan mereka bertemu kembali..

“Sudah selesai bicaranya?” Kata Chanyeol dengan suara serak nya.

Ja Young menganggukan kepalanya lalu mencoba tersenyum tipis.

Chanyeol meraih rambut panjang Ja Young dan sedikit ia rapikan karena terlihat begitu berantakan. Ja Young hanya diam tanpa membalas semua perlakuan Chanyeol sedari tadi.

“Terimakasih.. aku pun berharap perasaan itu benar adanya. Aku menyayangimu Nona Kim! Dimakanlah sarapannya” Chanyeol sedikit memainkan hidung mancung Ja Young dengan satu tangannya lalu tersenyum dengan sangat manis. Ingin sekali mencium bibir gadis ini tapi urung untuknya. Chanyeol hanya memandangi luka dibibir Ja Young yang masih terlihat berbekas diujung bibirnya.

“Bibirmu terluka apa kau sengaja membuatnya hingga berbekas Ja Young-ah” Suara serak Chanyeol mendominasi telinga Ja Young. Manik matanya menatap ragu kedua bola mata hitam lekat milik pria yang tidak jauh dari padangannya sekarang.

“Ah.. aku– aku–” Gugup Ja Young karena Chanyeol terus menerus memandanginya dengan tatapan menyudutkan.

“Jangan melukai apa yang aku sukai, mengerti.” Tukas Chanyeol sambil membelai ujung bibir Ja Young.

“…” Ja Young tetap diam hingga melihat senyuman manis dibibir Chanyeol saat ini lalu Chanyeol beranjak dari kasur dan ingin keluar kembali dari kamar. Perasaan Chanyeol saat ini begitu bahagia karena penuturan Ja Young tadi terdengar begitu tulus.

“Chanyeol-ah..?” Panggil Ja Young sambil menatap Chanyeol disana yang ingin membuka kenop pintu berwarna putih.

“Ye..?” Chanyeol melirik Ja Young diranjangnya terduduk.

“Siapa seseorang yang mengantikan pakaianku tadi malam?” Tanya Ja Young dengan wajah heran dan polos? Karena masih dalam mode baik untuk bertanya sesuatu hal yang begitu takut untuknya dengar. Chanyeol membalasnya dengan senyuman miring sekali berdeham lalu mengatakan..

“Kalau aku menjawab akulah yang mengganti semua pakaianmu bagiamana??” Chanyeol memasangkan smirk andalannya.

“Eoh? JINJA-AHH??” Ja Young seketika membuka matanya bulat-bulat meskipun sulit terbuka lebar karena masih terasa sangat sulit akibat menangis semalaman dan Ja Young sontak menutup tubuhnya dengan selimut tebal itu! Terlihat lucu dimata Chanyeol sedikit membuatnya terkekeh.

“CHANYEOL?? KAU?!” Mata Ja Young memincing dengan rasa tidak percaya!! Saliva nya menelan dengan kasar. Manik matanya tidak henti-hentinya menatap wajah smirk andalan Chanyeol padanya.

“Kenapa?? Kau pernah membuka pakaianku tanpa aku tahu. Benar begitu gadis mesum” Goda Chanyeol suaranya terdengar serak. Chanyeol menghampiri Ja Young kembali dengan gaya pesona ketampanannya meskipun belum mandi Chanyeol tetap terlihat tampan pagi ini dengan hanya bermodal kaos putih rumahan dan celana pendek selutut berwarma hitam. Rambut coklatnya juga terlihat sedikit berantakan membuatnya terlihat seksi. Ja Young semakin memincingkan matanya dan menarik-narik selimut tebal itu terus-menurus.

“Hei! pakaianmu itu sangat BAU! KAU TAHU! UGH?! Malam itu kau terlalu banyak minum! Dasar pemabuk” Ja young masih menutup tubuhnya dengan selimut tebal putih itu. Nada bicara Ja Young terdengar kembali seperti biasanya. Kesal dan marah. Apa benar Chanyeol yang mengganti seluruh pakaiannya? Bahkan Ja Young merasa bahwa sekarang ia tidak memakai bra ataupun celana dalam. Pikirannya menerawang kesegala macam arah?? Jangan lupakan bahwa Ja Young sudah memeluk tubuh Chanyeol entah berapa kali? Ja young semakin frustasi mengingat itu. Ja Young merundukan kepalanya.

Chanyeol duduk disamping Ja Young lalu mengatakan sesuatu ditelinga Ja Young. Seperti berbisik disana..

“Ahya, jika waktu itu pakaianku bau karena alkohol sedangkan pakaianmu basah. Tidak aku sangka tubuhmu sangat indah Ja Young-ah..” Bisik Chanyeol sambil menggoda! Sungguh membuat bulu Ja Young berdiri seketika. Ja Young menutup kedua matanya lalu mengambil bantal yang dekat dengan jangkauan tangannya saat ini.

“BUYANTEEE!!” Ja Young memukul tubuh Chanyeol dengan bantal itu terus-menerus sampai Chanyeol hanya tersenyum senyum sendiri akan hal tersebut.

Chanyeol sudah merasa gadis yang bersamanya saat ini adalah sosok Kim Ja young yang asli. Yang selalu ia kenal dengan segala kekasaran dan tidak sama sekali ada sisi lembut. Berbeda dengan semalaman. Kata-kata yang selalu terdengar menyedihkan!

“AKU MEMBENCIMU TUAN PARK!!” Ja Young begitu kesal hingga terus memukuli tubuh Chanyeol menggunakan bantal. Sesekali dengan kedua tangannya sendiri.

“HAHAHAHA” Tawa Chanyeol pecah dan semakin membuat Ja Young kesal. Chanyeol berdiri dan sontak membuat bantal itu melayang hampir mengenai wajahnya.

“Aku tidak akan memaafkanmu! Byuntaeee!” Cecar Ja Young sambil menutup tubuhnya dengan selimut.

.

.

.

TING TONG.. TING TONG..

.

.

.

“Selalu saja ada yang menggangu.” Desah Chanyeol yang merasakan tiap kali sedang asik bersama gadisnya ada saja seseorang yang datang. Seperti dejavu dipagi hari~

“Menyebalkan!” Chanyeol mengambil bantal itu yang tergeletak dilantai dan melempar kearah Ja Young dengan santai Ja Young mengambil bantal itu.

“Sarapan dan minum obatnya! Jika aku bukan pria baik-baik sudah habis kau tadi malam hahahaha” Pecah tawa Chanyeol kembali sambil berlari kearah pintu luar.

“CHANYEOLLL!!!”

.

BRUK!

.

Ja Young melempar dua bantal itu sekaligus kearah pintu kamar yang sudah ditutup Chanyeol. Saat sudah diluar kamar Chanyeol tertawa lebar!! Apa Ja Young berfikir ia akan berbuat hal gila tersebut! Bahkan menyentuhnya saja membuat Chanyeol berdebar tidak karuan. Disaat menatapnya, berdekatan dengannya, dan terutama ketika Ja Young terlihat begitu lembut padanya. Itu membuat Chanyeol merasakan jatungnya berdebar sangat cepat! Tubuh Ja Young selalu membuatnya menggoda setiap berada dekat dengannya.

“CHANYEOLL GILAAA!!” Teriak Ja Young keras dari kamar itu dan Chanyeol hanya terkekeh mendengarnya berteriak.

.

.

TING TONG..

.

.

Tepat pukul 09.30 pagi.

“Siapa pagi-pagi sekali datang??”

Chanyeol berjalan lalu membuka pintu appartementnya.

“Oppa maaf aku datang sepagi ini,” Je Young tersenyum ramah pada Chanyeol disaat pintu terbuka untuknya.

“Oh.. Je Young-ah. Ayo masuk!” Chanyeol menutup kembali pintu dan mengucinya. Je Young langsung masuk kedalam appartement Chanyeol.

“Eonni dimana Oppa? Apa keadaannya sudah baikkan??” Tanya Je Young sambil berjalan bersama-sama Chanyeol memasuki lebih dalam appartementnya.

“Ja Young dikamarku, masuklah” Sahut Chanyeol sambil tersenyum manis lalu menujuk arah kamar pribadinya berada.

“Oh?? Dikamar Oppa? Baiklah..” Je Young langsung kearah kamar yang ditunjuk Chanyeol. Saat Je Young ingin membuka pintu kamar suara teriakan Ja Young terdengar sambil melempar sebuah guling tepat dipintu masuk Je Young ingin memasukkinya.

“JANGAN MENCOBA MASUK! JIKA KAU MASUK?! MATI KAUUUU TUAN PARK!!” Ja Young terlihat frustasi.

.

.

BRUK! BRUK!!

.

.

“Astaga?? Apa yang sudah Eonni katakan OPPA??” Wajah Je Young begitu polos memandangi Chanyeol yang berdiri mendekatinya. Je Young belum sempat masuk dan membuat pintu kamar itu terbuka lebar. Ja Young kembali melempar apapun itu barang yang terjangkau dari tangannya!!

.

PLUK!!

.

“PERGIIII! OHH??! Je Young-ah??” Mata Ja Young terbuka lebar!! Tidak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang. Adiknya?

Chanyeol pun berdiri sambil menyender dipintu masuk melirik Ja Young yang terdiam diranjangnya. Chanyeol menatapnya dengan tatapan pesonan ketampananya dengan satu alis yang dinaikkan lalu berkata.

“CK! Kata-katamu membuatku takut Nona Kim? hahaha” Lolos Chanyeol lalu menghilang dari ambang pintu dengan cepat. Ja Young hanya diam begitu malas membalas Chanyeol lagi! Karena sekarang ini tubuhnya begitu lelah belum sarapan sedikitpun dan belum lagi bahwa sekarang adik tersayangnya berada disekitar mereka berdua.

“Eonni? Ada apa?? Kau bertengkar dengan Oppa??” Tanya Je Young yang baru saja melihat Chanyeol meninggalkannya dengan kakaknya dikamar ini.

“Jangan tanya aku malas membahas pria itu!” Sahut Ja Young ketus sambil mulai meraih sarapan buburnya yang dibuatkan Chanyeol lalu memakannya.

“Eonni apa kau tidak terlalu kasar dengan kata-katamu tadi??” Lirih adiknya yang memiliki sebuah perasaan tidak suka mendengar kata-kata kakaknya pada Chanyeol. Je Young duduk ditepi ranjang dan melihat kakaknya makan bubur dengan nikmat.

“Lupakan hal tadi. Kau tahu Eonni berada disini bagaimana bisa??” Tanya Ja Young dengan wajah heran dan tidak mengerti.

Je Young tersenyum manis meskipun Je Young melihat wajah kakaknya yang masih terlihat pucat tapi sepertinya kakaknya sudah kembali. Je Young melihat kedua mata kakaknya yang bengkak dan Je Young mengerti akan hal itu. Chanyeol menepati janjinya.

“Aku–” Jawab Je Young ragu.

“Aku yang memberi tahunya.” Chanyeol tiba-tiba masuk dan mengatakan hal tersebut. Sontak membuat adik kakak ini melihat kearahnya. Je Young terlihat lebih diam mungkin karena Chanyeol Oppa sekarang mencoba mengalihkan pembicaraan.

“Oh..” Oh singkat dari Ja Young lalu ia makan buburnya kembali sampai habis.

Chanyeol melirik Je Young dan tersenyum manis. Je Young tahu maksudnya.. Chanyeol tidak ingin Ja Young tahu siapa saja yang melihatnya menangis hebat dan melakukan diluar kendalinya saat tadi malam di Sungai Han. Chanyeol tahu akibatnya jika Je Young mengatakan yang sebenarnya bahwa ia melihat kakaknya menangis dan bermesraan dengan sahabatnya sendiri. Akibatnya Ja Young merasa sangat malu akan dirinya sendiri dan merutuk jika Je Young kenyataannya mengetahui itu semua! Selesai makan Ja Young langsung meminum obatnya.

“Eonni, ayo kita pulang. Eomma mencarimu ada sesuatu hal yang ingin Eomma bicarakan padamu. Aku tidak tahu apa? Tapi sepertinya Eomma terlihat sangat khawatir dengan keadaanmu belakangan ini. Eonni.. ada sesuatu yang Eonni sembunyikankah dari aku dan Eomma??” Suara Je Young membuat Ja Young terdiam. Je Young menatap kakaknya dengan rasa khawatir. Apa kakaknya akan bercerita tentang apa saja yang selama ini menggangu pikirannya? Apa kakaknya akan terlihat seperti ini terus menerus?

Chanyeol hanya memandang kakak dan adik yang terlihat diranjangnya duduk bersama~

“Begitukah? Kalau begitu cepat kita pulang.” Ja Young menyanggah pembicaraan sambil tersenyum kecil.

“Eum.. gantilah pakaian Eonni terlebih dahulu. Ini” Je Young memberikan sebuah pakaian lengkap untuk kakaknya. Ja Young menerimanya lalu bangkit dari ranjang. Sebelum Ja Young berjalan ia melirik Chanyeol yang masih berdiri diam disana.

“Hei.. apa yang kau lakukan Tuan Park? Aku ingin mengganti pakaianku.”

“Hei.. Nona Kim kau bisa mengganti pakaianmu didalam kamar mandi” Tatap Chanyeol dingin.

“Ugh?? Keluarlah!” Perintah Ja Young.

“Aissh ini kamarku dan ini adalah–” Chanyeol belum selesai berbicara. Je Young bangkit dari duduknya lalu berteriak.

“Kalian berdua! Eonni cepatlah pakaian aku menunggumu diluar! Oppa KAJJA!” Desah Je Young kesal karena tidak akan ada habis-habisnya melihat kedua orang ini saling bertukar ucappan!! Je Young manarik tangan Chanyeol lalu membawanya keluar dari kamar.

♣ Y . O . L . O ♣

“Terimakasih Oppa untuk minuman coffee vanilla nya aku suka sekali hihi” Je Young mengukir senyumannya. Sejak Ja Young mandi dan berganti pakaian dikamar Chanyeol keduanya terlihat akur. Je Young dan Chanyeol terlihat baik satu sama lain.

“Eum, mainlah ke resto Oppa kembali bersama Baekhyun nanti Oppa Chanyeol buatkan khusus untuk kalian berdua hoho” Chanyeol mengukir senyumannya.

“Oh ne! Hihi Oppa sepertinya belum mandi sejak pagi?” Tanya Je Young polos.

“Ah, benar aku memang belum mandi haha” Jawab Chanyeol santai dan Je Young hanya tersenyum geli melihatnya. Chanyeol hanya baru membasuh wajahnya dan merapilan sedikit tatanan rambutnya keatas. Meskipun belum mandi tapi wajah Chanyeol memang tidak bisa diragukan lagi. Ia begitu tampan dan Je Young pun menyadari itu.

Ja Young sudah selesai berpakaian dan merapikan kamar Chanyeol yang berantakan akibat ulahnya sendiri. Sebelum pergi Ja Young mencari sebuah alat tulis dimeja sudut lemari kaca besar milik Chanyeol. Ja Young menuliskan sesuatu dilembaran tersebut~

Ketika menulis dan mencari sebuah buku Ja Young melihat ada sebuah foto kedekatan Chanyeol dengan Nyonya Park mereka terlihat dekat difoto itu. Chanyeol tersenyum manis bersama Ibunya. Tampan dan begitu manis bagi Ja Young yang melihatnya. Apa benar ini Chanyeol yang dikenalnya?

“Chanyeol sepertinya begitu dekat dengan Ibunya. Tapi kenapa dia harus tinggal diappartement ini?? Memangnya Ibunya tidak memiliki rumah? Ayahnya tidak sama sekali ada disetiap foto-foto yang terpajang dikamar ini? Apa Ayahnya sudah tidak ada? Tapikan setidaknya ia menyimpan juga foto Ayahnya. Aku tidak pernah tahu tentang kehidupannya. Chanyeol terlihat bahagia-bahagia saja dengan hidupnya meskipun tanpa orang tua disampingnya?? Chanyeol banyak tahu tentang hidupku tapi aku sendiri tidak sedikitpun tahu tentangnya??” Lirih Ja Young sambil menulis dan memandangi setiap sudut kamar sempurna milik Chanyeol. Ja Young tersenyum manis setelah..

Selesai menulis~

Ja Young meletakan lembaran tersebut dimeja dekat foto masa kecil Chanyeol dengan senyuman manisnya Ja Young mulai keluar dari kamar itu.

♣ Y . O . L . O ♣

Kemudian kakak dan adik ini keluar dari appartement Chanyeol. Chanyeol mengantarnya sampai pintu luar appartementnya. Saat sudah diluar Chanyeol dan Ja Young sontak membuka matanya  lebar-lebar menatap Serra yang berada didepan pintu masuk appartementnya sendiri yang tidak jauh dari pintu appartement Chanyeol. Serra sengaja berdiri didepan pintu appartementnya untuk menunggu siapa wanita yang menginap didalam appartement Chanyeol.

Serra tersenyum manis melihat gadis yang keluar dari pintu appartement Chanyeol. Lalu tatapan Serra menatap tajam sosok Ja Young dan tiba-tiba mengatakan sesuatu yang cukup membuat ketiga orang itu terdiam seketika. Serra tepat berada dekat dengan Chanyeol dan dihadapan Ja Young berdiri.

“WAEE! WAEEE??? Kenapa harus kau gadis yang Chanyeol lihat terus menerus saat dia sudah berada di Korea. Ugh?! Kenapa harus kau KIM JA YOUNG! Aku yang seharusnya pantas berada dekat dengannya!” Cecar Serra tanpa perasaan. Perasaan sakit Serra tercurahkan. Begitu menyakitkan untuknya melihat Ja Young dan Chanyeol selalu bersama. Serra meneteskan air matanya tanpa ia sadari. Akhirnya semua jelas bahwa Serra masih sangat mengharapkan Chanyeol untuk berada disisinya.

Je Young tidak mengerti apa ini semua?? Wanita itu dengan gampang membentak kakaknya dan juga Chanyeol. Bahkan Je Young melihat wanita itu menangis tiba-tiba sepertinya hatinya begitu tersiksa melihat kakaknya bersama Chanyeol. ‘Siapa dia??’ Batin Je Young.

Chanyeol menarik tangan Ja Young kasar dan memundurkannya dari jangkauan Serra.. “APA KAU SUDAH GILA NOONA??!” Chanyeol melontarkan kata-kata kasar itu pada Serra. Ja Young hanya diam memandang Chanyeol dengan rasa tidak percaya?? Serra menatap sinis.

Je Young hanya diam tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi?? Siapa wanita yang dipanggil Chanyeol dengan sebutan Noona ini?? Ada hubungan apa dengan kakaknya yang tiba-tiba membentaknya saat baru saja keluar dari appartement Chanyeol?? Je Young melihat kakaknya hanya diam! Tidak bergeming sedikitpun ataupun membalas.

“GILA! KAU KETERALUAN CHANYEOL! KAU MENYEBUTKU GILAAA?? UGH?” Teriak Serra sambil menatapnya penuh kesedihan. Wajah cantik yang dimilikiny

Show more