2016-02-22



Dilemma

Author             : Barbiegumm

Main cast         :

Byun Baekhyun

Shin In Jung (OC)

Park Chanyeol

Kim Hee Kyung (OC)

Genre              : Romance

Chapter sebelumnya >>> Teaser | Chapter 1 | Chapter 2 | Chapter 3A …



The person who makes you happiest

Is the person who can hurt you the most.

&&&

Byun’s Corp

01.25 pm KST

Kaki wanita itu dengan santai memasuki sebuah lobi sebuah perusahaan yang sudah lama tidak ia kunjungi tersebut. Tidak banyak yang berubah dari apa yang dulu dia ingat ketika terakhir kali berada disini. Perusahaan itu sangat besar sehingga In Jung pun tidak menyangka bahwa kekasihnya lah yang memiliki semua ini. Bibir wanita itu terkadang tersenyum ketika terkadang ada yang menyapa dirinya atau lebih tepatnya mengingat bahwa dirinya adalah kekasih dari atasan mereka.

Salah satu tangan In Jung membawa sebuah plastik yang bertulisan toko dimana ia dan kakak perempuan Chanyeol tadi bertemu. Wanita itu tengah membawa banyak roti untuk diberikan kepada Baekhyun. Ah, dia ingin segera naik keruangan pria itu dan segera memeluknya.

Tapi wajah wanita itu kemudian berubah menjadi cemberut ketika mendapati bahwa tidak ada siapa-siapa dilantai itu. Bahkan sepertinya Myungsoo pun tidak ada di dalam ruangannya. Karena merasa ia sepertinya harus menunggu jadi ia memutuskan untuk mengistirahatkan dirinya di luar ruangan Baekhyun. Mungkin saja mereka lagi makan siang mengingat In Jung datang tepat pada waktu istirahat.

Ia mengamati sekeliling yang ada di lantai ini. In Jung tersenyum ketika melihat ruang kerja Baekhyun -yang memiliki kaca transparan. Disanalah kekasihnya bekerja siang dan malam, ia dapat membayangkan wajah serius prianya ketika bekerja. Di sebelah ruangan Baekhyun terdapat ruangan yang lebih kecil yang merupakan ruang kerja milik asisten nya yaitu Kim Myungsoo. Tapi lantai ini mungkin sedikit berbeda karena terdapat satu ruangan yang mungkin berisikan dua orang dilihat dari jumlah meja yang berada disana. Mungkin Baekhyun memiliki pegawai baru pikir wanita itu. Semua yang ada di ruangan ini memiliki kaca yang hampir transparan, karena dengan begitu Baekhyun bisa mengamati apa yang sedang dikerjakan bawahannya.

Karena terlalu asyik mengamati sekelilingnya In Jung tidak menyadari bahwa orang yang ia tunggu sudah datang. Lebih tepatnya Baekhyun datang bersama dengan ketiga orang yang mengikutinya.

Suasana hati Baekhyun terlihat sangat bagus ketika sedang makan siang tadi dan lebih tepatnya sampai sekarang. Entahlah perasaan lelah karena bekerja berubah hangat begitu saja ketika berada di samping wanita yang sekarang tengah berjalan dibelakangnya itu, Kim Hee Kyung.

Tidak berbeda dari pria yang berada di depannya, perasaan Hee Kyung pun sama hangatnya ketika berada di dekat Baekhyun. Walaupun sekarang pria itu berjalan didepannya. Wanita itu tersenyum dengan perasaan gugup melihat punggung tegap Baekhyun. Ia tidak dapat memungkiri bahwa sekarang kehidupannya tidak bisa lepas dari nama pria itu.

Sejak kejadian malam itu, Hye Kyung tidak pernah menyangka hubungan mereka jadi lebih dekat seperti saat ini. Pria itu terkadang masih menjemput dan mengantarnya walau tidak setiap hari, bahkan terkadang pria itu mengajaknya untuk makan malam. Walaupun wanita itu merasa sekarang Baekhyun lebih terlihat sibuk dengan ponselnya tapi ia tidak pernah mempermasalahkan itu, mungkin saja ada beberapa urusan kantor yang harus dikerjakannya.

Hee Kyung tidak dapat menjelaskan seperti apa hubungan mereka. Terkadang ia juga sempat memikirkannya, karena sudah jelas mereka bukan sekedar teman tapi disebut berpacaran pun tidak. Tapi wanita itu tidak mau memusingkan masalah itu karena baginya cukup berada didekat Baekhyun saja dia sangat senang. Perasaan hangat yang sudah lama tidak ia rasakan. Hee Kyung akui sepertinya ia sudah terlalu jatuh cinta pada Baekhyun. Tapi apakah pria itu juga mencintainya?

Mata Baekhyun samar melihat seseorang yang tengah menatap ke arah lain duduk di sofa ruangan itu. Ketika ia akhirnya dapat mengenali sosok wanita yang sekarang tengah menatap senang kepadanya, langkah kaki Baekhyun secara mendadak berhenti.

Lagi… detak jantung Baekhyun kembali berdetak sangat keras dan nafasnya memburu ketika wanita itu berdiri dan berjalan ke arahnya. Baekhyun merasakan matanya sedikit melebar dan keringat dingin kembali mengalir di dahinya. Kesadaran pria itu akhirnya kembali ketika wanita itu lagi-lagi memanggil lirih namanya.

“Baekhyun-ah…” Kata In Jung pelan, senyum wanita itu hilang ketika lagi-lagi ia melihat ekspresi sama dengan ekspersi yang diberikan Baekhyun ketika wanita itu berada di Apartemennya. Entah mengapa hati In Jung sedikit nyeri melihat tatapan kosong yang di tunjukkan oleh kekasihnya tersebut. Tangan wanita itu terangkat dan meletakkannya di salah satu pipi Baekhyun. Senyum manis kembali muncul di wajah cantik wanita itu.

“Kenapa menatapku seperti itu, um? Kau tidak merindukanku? Aku sangat merindukanmu, tuan Byun.” Pria itu tidak langsung menjawab perkataan dari wanita yang berada di depannya. Untuk sepersekian detik mata mereka hanya menatap satu sama lain. Perasaan bersalah muncul di hati Baekhyun dan sebisa mungkin pria itu merubah raut wajahnya, berusaha tersenyum semanis mungkin di depan kekasihnya.

“Ya!! Shin In Jung. YA! In Jung-ah.” Teriakan itu berasal dari belakang punggung Baekhyun. Tidak lama setelah itu Park Myungsoo sudah berdiri di samping mereka berdua dengan cengiran khas di wajahnya. Ketika Myungsoo hendak memeluk In Jung dengan sigap Baekhyun sudah memposisikan dirinya diantara wanitanya dan Myungsoo. Melihat itu In Jung hanya tertawa ketika Baekhyun memberikan tatapan membunuh kepada sekertarisnya itu.

Mata In Jung kemudian beralih kepada dua orang yang berada dihadapan mereka. Seorang pria manis dan satunya lagi seorang wanita yang sangat cantik. In Jung kemudian memberikan tanda pada Baekhyun untuk mengenalkan mereka pada dirinya tapi pria itu hanya diam dengan raut wajah yang sangat sulit untuk diartikan. Dan akhirnya mata In Jung beralih kepada Myungsoo yang mengerti arti tatapan darinya.

“Ah, In Jung-ah. Perkenalkan mereka berdua adalah asisten junior Tuan Baekhyun. Mereka adalah Kim Jongin dan Kim Hee Kyung.”

Jongin dan Hee Kyung kemudian membungkungkan tubuh mereka memberi salam pada wanita yang berada di samping atasan mereka. Mata Jongin mengamati keseluruhan wanita itu, hatinya sangat senang bila bertemu dengan wanita cantik. Apalagi wanita itu terlihat begitu menawan dan polos, kesan pertama yang dipikirkan olehnya ketika pertama kali melihat In Jung. Sedangkan Hee Kyung, entahlah apa yang sedang ia pikirkan. Perasaannya begitu tidak nyaman melihat seorang wanita berdiri disamping Baekhyun, apalagi tadi Hee Kyung sempat melihat sikap posesif Baekhyun ketika Myungsoo hendak memeluk wanita itu. Hee Kyung sempat mengabaikan perasaan itu tapi rasa sakit begitu dalam muncul ketika Myungsoo memperkenalkan siapa wanita itu.

“Dan kalian perkenalkan. Dia adalah Shin In Jung, Kekasih Tuan Baekhyun.”

&&&

“Myungsoo-ya.”

“Nde, In Jung-ah.”

“Dia terlihat begitu sibuk dan lelah, apakah pekerjaannya sangat banyak?” tanya In Jung kepada Myungsoo yang tengah duduk disamping sofa sekarang yang ia duduki. Mata In Jung mengamati setiap pergerakan kekasihnya yang sudah berada di dalam ruang kerjanya menerima telpon entah dari siapa itu. Ia melihat sebelah tangan pria itu terangkat memijat dahinya, sepertinya pembicaraan itu telah membuatnya pusing.

Mata Myungsoo kemudian mengikuti arah pandang In Jung tertuju dan dia mengerti apa yang tengah dibicarakan wanita itu. “Ya bisa dibilang begitu. Pekerjaan kami tidak begitu banyak, hanya pembangunan sebuah pusat perbelanjaan. Dan Baekhyun lah yang ditunjuk -ya dapat dikatakan pimpinan dari proyek ini, ia dituntut secepat mungkin menyelesaikan pembangunan itu. Kau tahu In Jung-ah begitu banyak pihak yang meragukan Baekhyun karena umurnya yang bisa dibilang cukup muda dalam mengelola perusahaan. Oleh karena itu Baekhyun harus bekerja sangat ekstra untuk membuktikan bahwa dia layak menjadi pemimpin perusahaan ini.” jelas Myungsoo panjang lebar. In Jung hanya mendengarkan semua itu tanpa berniat untuk menjawab, jadi yang bisa ia lakukan hanya mengangguk. Sepertinya beban di pundak kekasihnya sangatlah berat, dimana seharusnya lelaki seumuran dia masih bersenang-senang dengan dunia anak muda tapi disinilah pria itu duduk dan membaca berkas-berkas yang membuatnya terkadang tidak tidur semalaman.

Tapi dari semua itu semua In Jung sangat beruntung memiliki Baekhyun, dengan kesibukan seperti itu Baekhyun masih bisa setidaknya sekali menghubungi dirinya ketika ia masih berada di Jepang. Menjalin hubungan hampir lima tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk mereka berdua.

Bukankah mereka memang tidak bisa dipisahkan? Oh tentu saja, In Jung tidak akan sanggup membayangkan dirinya tanpa kekasihnya.

“Dan sepertinya pekerjaan sudah memanggilku.” Perkataan Myungsoo menyadarkan In Jung dari lamunan sesaatnya, ia melihat pria itu berdiri dan menghampiri Baekhyun yang sepertinya memanggil Myungsoo dari dalam ruangan.

Karena tidak mau terlihat bosan berada disini akhirnya In Jung memutuskan untuk menyapa asisten junior baru Baekhyun. Lagi pula ia membawa banyak roti yang bisa ia bagikan pada mereka berdua. Ia ingin segera mengenal kedua orang itu, mereka sepertinya orang yang baik dan ramah di ajak berbicara. Pria yang bernama Jongin itu terlihat sangat tampan dengan warna kulit coklat yang membuatnya begitu manis. Dan yang satunya Hee Kyung, In Jung tidak mengerti tatapan wanita itu pada dirinya tadi seperti kaget, dan terkesan…. tidak menyukainya? Tapi pada nyatanya Hee Kyung berhasil tersenyum manis kepada In Jung. Lagipula mungkin In Jung salah mengartikan tatapan mata Hee Kyung, ia sangat menyukai wanita itu karena menurutnya Hee Kyung adalah wanita yang sangat cantik dan juga dewasa. Berbeda jauh dengan dirinya yang masih terkesan seperti anak-anak.

“Hello~ Apakah aku mengganggu kalian?” sapa In Jung ketika ia memasuki ruang kerja asisten junior Baekhyun. Wanita itu dapat melihat senyum cerah dari Jongin yang langsung menghentikan pekerjaannya. Dan Hee Kyung.. Kenapa In Jung mendapatkan kesan ketidaksukaan lagi dari wanita itu, tapi kemudian wanita itu mengubah ekspresinya menjadi tersenyum kepada In Jung.

“Ah, tidak Nyonya Shin, anda tidak menggangu kami tenang saja.”

“Nyonya? Ayolah aku tidak setua itu, panggil saja aku In Jung.” kata In Jung pada Jongin yang kemudian tertawa kecil. Wanita itu kemudian mengambil beberapa bungkus roti dan berjalan menuju meja mereka yang berdampingan.

“Aku tahu kalian sudah makan. Tapi aku membawa banyak sekali roti, jadi kalian harus menerimanya.” Wanita itu berkata sambil meletakkan roti-roti tersebut di meja mereka berdua. “Terima Kasih.” Kata Jongin yang kemudian membuka satu bungkus roti dan memakannya. In Jung tersenyum melihat pria didepannya, sepertinya Jongin adalah tipe pria yang bisa membuat hati semua wanita yang didekatnya menjadi senang. Tatapan In Jung beralih kepada wanita disamping meja kerja Jongin, ia menyadari bahwa wanita itu tidak mengucapkan sepatah katapun padanya.

“Eonni.” Panggil In Jung lirih ketika ia melihat tatapan kosong Hee Kyung. Ia tidak mengerti sama sekali apa yang dipikirkan wanita itu. Tapi In Jung bukanlah wanita yang suka mengurusi kehidupan orang lain jadi ia hanya beranggapan bahwa mungkin sikap Hee Kyung memang seperti itu kepada orang yang pertama ia temui.

“Oh, iya?” jawab Hee Kyung tersadar dari lamunannya. Ia menatap In Jung tersenyum kepada dirinya yang membuat hatinya terasa nyeri.

“Kau tidak memakannya?”

“Heung… Ah, aku akan memakannya nanti, aku masih kenyang. Dan terima kasih untuk rotinya.” Jawab Hee Kyung yang dibalas anggukan oleh In Jung. Di dalam hati Hee Kyung sangat berharap wanita itu segera keluar dari ruangan ini karena hatinya sudah tidak tahan melihatnya. Tidak kah ia tahu dengan melihatnya saja Hee Kyung sangat kesakitan. Bila dalam kondisi biasa mungkin Hee Kyung akan menyukai In Jung karena keramahannya pada semua orang. Tapi keadaan sekarang berbeda, wanita itu adalah kekasih Byun Baekhyun. Dan Hee Kyung membenci kenyataan itu. Lebih tepatnya ia membenci Shin In Jung.

“Sebenarnya aku ingin sekali berbincang lebih lama dengan kalian. Tapi sepertinya aku harus segera pergi. Senang berkenalan dengan kalian.” Wanita itu melambaikan tangannya pada Jongin dan Hee Kyung kemudian bergegas keluar menghampiri Baekhyun yang tengah berbicara dengan Myungsoo.

Jongin membalas lambaian tangan In Jung dengan senyum lebar di wajahnya, tapi Hee Kyung hanya diam sambil bernafas lega karena tidak perlu berurusan lebih lama dengan wanita itu. Tapi itu tidak berlangsung lama karena hatinya kembali memanas, ketika dengan riang In Jung memeluk Baekhyun dari belakang yang membuat pria itu sedikit terkejut. Hati Hee Kyung sangat sakit melihat itu semua ditambah senyum muncul begitu saja dari wajah Baekhyun yang kemudian mengacak-acak rambut wanita itu.

Pandangan itu sangat menyakitkan, Baekhyun tidak menoleh sedikitpun pada dirinya. Matanya sudah dipenuhi air mata yang siap jatuh, dan dengan bodohnya ia masih saja memandang mereka berdua hingga mereka hilang diujung sana.

“Aku tidak tahu bahwa atasan kita memiliki wanita secantik itu. Dan aku benci mengakui mereka pasangan yang sangat serasi.” perkataan Jongin seperti sebuah ujung panah yang dengan kasar menusuk hatinya. Tanpa disadari satu tetes air mata jatuh begitu saja dari pelupuk matanya. Hee Kyung dengan cepat menghapusnya dan berusaha menenangkan perasaannya yang berubah menjadi sangat buruk. Ia tidak yakin apakah hatinya masih berada didalam sana, karena ia amat sangat merasakan kesakitan dibagian itu. Terlalu sakit hingga membuatnya berharap semua ini hanya sebuah mimpi.

&&&

Chanyeol’s Apartement

01.25 pm KST

Chanyeol hanya menunjukkan wajah datar ketika ia membuka pintu Apartemennya dan melihat kakak perempuannya datang membawa sekantong plastik besar yang berisikan banyak roti. Tidak kah kakak perempuannya itu lupa kalau Chanyeol masih punya banyak makanan dikulkasnya, dan kakak perempuannya membeli seakan ada sepuluh orang yang tinggal di dalam sini.

“Hei! Kau sedang apa?” kata Yoora yang membuat Chanyeol menaikkan sebelah alis matanya. Demi Tuhan kakaknya bisa melihat apa yang sedang ia lakukan tanpa harus bertanya.

“Kau tidak lihat aku sedang membuat kopi.”

“Tidak maksudku apa yang sedang kau lakukan seharian ini? Kau terlihat mengerikan. Ya! Chanyeol-ah tidak kah kau sadar bahwa kau seorang pengangguran? Dan sejak kapan kau menyukai kopi.” Sungguh bisakah kakaknya bertanya satu-satu. Chanyeol hanya memutar malas matanya dan menghampiri kakaknya yang duduk di kursi dapur apartemen Chanyeol. Tangannya membawa dua gelas kopi dan menyodorkan satu gelas kepada kakaknya.

Chanyeol duduk tidak jauh dari kakaknya dan langsung menyesap kopi buatannya. Perasaan hangat muncul begitu saja ketika ia meminumnya, benar juga apa yang dikatakan kakaknya barusan. Sejak kapan ia menyukai kopi? Sejak aku menyukai Shin In Jung. Pria itu tidak tahan untuk tersenyum hingga membuat kakak perempuannya menatap aneh pada dirinya.

“Mau sampai kapan kau bermalas-malasan, huh? Ayah selalu menyuruhku untuk memaksamu untuk bekerja. Kau hanya perlu bekerja disalah satu perusahaan baru Ayah Chanyeol-ah. ”

“Aku tidak berminat.” Kata Chanyeol dengan nada malas. Yoora harus menahan dirinya untuk tidak memukul kepala adiknya itu. Ia sudah merencanakan semua diperjalanan, wanita itu ingin mempermainkan adiknya dan membuat Chanyeol mencabut perkataan barusan.

“Chanyeol-ah, kau tahu? Aku bertemu dengan In Jung ketika membeli roti ini.” kata Yoora yang membuat Chanyeol berhenti menyesap kopinya. Pria itu melihat kakaknya yang menyilang kedua kakinya dan menyesap kopi miliknya. Sepertinya kakak perempuan itu tengah merencanakan sesuatu.

“Dia wanita yang sangat cantik dan baik. Kami langsung akrab walaupun hanya mengobrol sebentar….” Chanyeol hanya mengamati kakaknya yang tengah bercerita, pria itu menggerutu di dalam hatinya saat tahu bahwa sikap sok akrab kakaknya muncul didepan wanitanya. “….Dia bercerita ia sedang di marahi ibunya karena tidak melamar perkerjaan…” Yoora bercerita sambil sesekali melirik adiknya itu. “…Chanyeol-ah coba kau lihat In Jung sedang kesulitan mencari pekerjaan sedangkan kau, perusahaan sudah ada tapi kau tidak mau bekerja…” Chanyeol hanya diam tanpa ada niat menjawab, ia sepertinya sudah tahu apa yang tengah direncakan kakaknya. “….Jadi aku beri saja kartu nama perusahaan baru Ayah dan In Jung berkata besok ia akan datang untuk melamar kerja….” Binggo! “…tapi sepertinya kau tidak berniat bekerja jadi….”

“Aku mau.” Satu kalimat itu langsung memotong perkataan Yoora yang tesenyum penuh arti. Chanyeol kemudian berdiri dan berjalan meninggalkan kakak perempuannya itu menuju kamarnya. Ia tidak memperdulikan teriakan kakaknya yang memanggil namanya.

Pria itu tidak mau berlama-lama bermain dengan kakaknya itu karena ia sangat tahu bahwa Yoora selalu berhasil membuatnya tidak berkutik. Dan Chanyeol sangat yakin bahwa sekarang Yoora tengah bersorak senang menertawakan dirinya. Tapi kemudian pria itu menyunggingkan senyum manis di bibirnya, membuat lesung pipi nya terlihat, Chanyeol sangat berterimakasih pada kakaknya itu karena membantu dirinya menjadi lebih dekat dengan wanita yang sangat ia cintai.

&&&

Department Store

03.45 pm KST

In Jung menatap pantulan dirinya pada cermin besar di ruang ganti. Ia dan kekasihnya sekarang berada di sebuah toko pakaian di salah satu pusat perbelanjaan yang ada di Seoul. Karena ia tidak memiliki tujuan akhirnya ia mengajak Baekhyun untuk kemari, kebetulan sekali In Jung membutuhkan sebuah dress baru untuk ia pakai besok ketika melamar kerja. Ketika ia sudah merasa cocok dengan yang ia gunakan akhirnya In Jung memutuskan keluar ruang ganti dan meminta pendapat dari kekasihnya.

“Tuan Byun.” Kata In Jung memanggil Baekhyun yang tengah berbicara dengan pelayan di toko ini. Mata pria itu kemudian menatap pada dirinya, memandang dari atas hingga ujung kaki wanitanya. Pria itu akhirnya mendekat ke arah In Jung dan tersenyum ketika melihat kekasihnya begitu cantik dibalut oleh dress berwarna biru laut tersebut. Tangan Baekhyun terangkat ke pipi wanitanya dan mengusap pelan.

“Cantik. Dan kau sangat cocok dengan yang gunakan sekarang.”

“Benarkah?”tanya In Jung membalas senyum Baekhyun, dan pria itu hanya mengangguk mengiyakan.

Senyum wanita itu mampu membuat perasaan kacau di dalam diri Baekhyun menjadi lebih tenang. Jika saja mereka tidak berada di tempat umum maka pria itu sudah di pastikan akan mencium kekasihnya hingga In Jung tidak bisa bernafas seperti apa yang selalu ia lakukan.

“Kalau begitu aku akan menggunakan dress ini besok.”

“Besok? Memangnya kau mau kemana?”

“Melamar kerja.”

“Melamar kerja?”

“Iya, melamar kerja.”

“Kenapa tidak bilang kepadaku?”

“Memangnya aku belum bilang?”

Raut wajah Baekhyun berubah datar ketika melihat wanita di depannya menatap bodoh kepada dirinya. Wanita itu dengan cepat dapat menghapus bayangan-bayangan yang baru saja ia fikirkan. Tanpa menjawab pertanyaan dari In Jung, pria itu berbalik dan meninggalkan kekasihnya yang menatap heran ke arahnya.

Pria itu dapat mendengar teriakan In Jung yang mengikutinya dari belakang. Tapi seperti tidak perduli ia kemudian berpura-pura melihat beberapa pakaian yang ada di toko tersebut.

Baekhyun tahu cepat atau lambat kekasihnya itu harus bekerja karena ia tidak mungkin harus berdiam diri dirumah setiap hari. Tapi setidaknya In Jung harus memberi tahu dirinya terlebih dahulu. Setidaknya pria itu akan mencari tahu dimana wanitanya akan bekerja.

In Jung memandang kesal pria yang sekarang mengabaikannya. Tapi dengan cepat ia mengubah raut wajahnya dengan ekspresi memelas untuk menarik perhatian kekasihnya tersebut. Wanita itu hanya berdiam di samping Baekhyun tidak melakukan apapun, tapi In Jung tahu pria itu tengah memperhatikannya. Karena tidak lama setelah itu Baekhyun menoleh kepadanya dan memandangnya frustasi.

“Kau… jangan gunakan dress ini.”

“Waeyo?!”

“Kalau aku bilang jangan, berarti kau harus menurutinya nona Shin.” Kata Baekhyun datar tapi penuh penekanan. Pria itu tidak memperdulikan wajah In Jung yang mulai cemberut tidak suka. Bukan tanpa alasan Baekhyun melarangnya, dress itu hanya sepanjang atas lutut wanitanya. Dan Baekhyun tidak suka tubuh wanitanya menjadi pandangan pria lain ketika ia tidak berada disamping kekasihnya.

Dan pada akhirnya In Jung masih bisa membeli dress biru tadi, tentunya dengan perdebatan kecil dengan kekasihnya. Baekhyun mengijinkan wanita itu membeli dengan syarat bahwa In Jung hanya boleh menggunakannya jika bersama dengan dirinya.

Tangan In Jung dengan manis menggandeng tangan kekasihnya yang dengan setia membawakan barang belanjaan miliknya. Mereka berdua sekarang hanya berjalan-jalan mengelilingi isi pusat perbelanjaan tersebut. Tiba-tiba arah mata In Jung terhenti pada sebuah toko perhiasan di ujung sana.

“Baekhyun-ah aku ingin ke toilet sebentar.”

“Hmm, baiklah aku temani.”

“Tidak, tidak usah sayang. Kau liat toko kue disana, aku sangat ingin macaroon. Bisakah kau membelikannya untukku?” Pria itu hanya mengganguk mengiyakan tanpa rasa curiga sama sekali kepada kekasihnya. Tapi sebelum Baekhyun beranjak meninggalkan In Jung, wanita itu terlebih dahulu menarik tangannya.

“Baekhyun-ah.” Pria itu menoleh pada kekasih disampingnya dan ia tidak dapat menyembunyikan keterkejutannya ketika wanita itu bergerak kearahnya dan mengecup bibirnya cepat.

“Saranghae.” Baekhyun hanya tersenyum mendengar ucapan dari wanitanya, kemudian tangan pria itu terangkat dan mengacak pelan rambut kekasihnya sebelum benar-benar pergi meninggalkannya, membeli apa yang kekasihnya inginkan.

Setelah memastikan bahwa Baekhyun benar-benar masuk kedalam toko kue tersebut, akhirnya In Jung juga melangkahkan kakinya masuk kedalam toko perhiasan yang tadi ia lihat.

&&&

Alfa’s Corp

08.15 am KST

Sejak setengah jam yang lalu pria itu sudah duduk manis di ruangan yang sekarang menjadi tempat kerjanya tersebut. Pria itu sudah tidak sabar dengan kedatangan wanita yang ia tunggu sedari tadi.

Ini semua karena kakak perempuannya, ia menjadi tidak bisa tidur malam tadi karena menantikan hari ini. Akhirnya Chanyeol dapat bertemu dengan In Jung setelah sekian lama tidak bertemu. Hatinya berdebar-debar ketika membayangkan bahwa ia dan In Jung akhirnya akan bertemu dan berinteraksi setiap hari.

Degupan dadanya semakin menjadi ketika ia melihat tuan Han memberi syarat bahwa wanita yang ia tunggu sedari tadi sudah datang. Chanyeol bangkit dari kursinya dan berjalan mondar mandir kebingungan. Ia sudah berlatih sejak pagi-pagi sekali dari apa saja yang harus ia katakan hingga ekspresi wajahnya untuk berbicara dengan In Jung. Dan jantung pria itu melonjak kaget ketika ia mendengar ketukan pintu dari luar sana.

“Masuk.” Kata Chanyeol yang kemudian duduk kembali dengan posisi kursi memutari membelakang meja kerjanya. Ia dapat mendengar bunyi yang dihasilkan dari heels wanita itu hingga membuat keringat dingin muncul dari pelipisnya. Ia yakin In Jung sudah berada dibelakangnya ketika bunyi itu sudah hilang.

Wajah wanita itu sudah terlihat bingung sejak di luar tadi. Dia tidak pernah melamar kerja sebelumnya jadi dia tidak tahu tahapan-tahapan apa yang harus dilakukan. Tapi dari itu semua yang ia tahu ketika melamar kerja, seharusnya ia sekarang sedang diwawancarai oleh seseorang. Tapi kenapa sekarang ia berdiri didepan pemilik perusahaan ini. Tunggu, apakah kakak perempuan Chanyeol tengah mengerjainya?

Tapi In Jung begitu mengagumi interior ruang kerja yang di miliki orang yang membelakanginya itu. Di dominasi oleh jendela besar, sehingga seseorang yang berada di dalam sini dapat melihat keseluruhan kota Seoul. Wanita itu mengerutkan dahinya ketika pria itu tidak juga memutar tempat duduknya ketika ia sudah berada di depan mejanya.

“Selamat pagi. Apakah saya mengganggu anda? Saya datang untuk melamar kerja. Tapi kata tuan yang berada di luar tadi menyuruh saya harus masuk keruangan ini.” Kata In Jung begitu formal, dia begitu gugup sampai-sampai kehilangan kata untuk berbicara. Tapi ia hanya melihat pria yang masih membelakanginya itu hanya diam dan… mendengus? Ia dapat menyimpulkan itu dari pergerakan baru pria itu.

“Ya.. Aku tidak tahu kau bisa sesopan itu.” tunggu In Jung mengenal suara ini. Dan benar saja karena kemudian Chanyeol berbalik memutar kursi duduknya yang membuat dirinya berhadapan langsung dengan In Jung.

Shit.. Kenapa ia begitu cantik? Pikiran itu langsung terlintas begitu saja ketika melihat penampilan wanita didepannya, wanita itu hanya menggunakan pakaian formal dengan celana kain hitamnya. Tapi In Jung menggulung rambutnya sehingga menampakan lehernya yang jenjang sehingga membuat Chanyeol harus menelan ludah.

“Kau.. sedang apa kau disini?” Sedangkan In Jung, ia kembali dikejutkan dengan keberadaan Chanyeol didepannya. Berbagai macam pertanyaan mulai bermunculan di dalam otaknya, kenapa pria itu sekarang ada didepannya. Pantas saja ia di suruh menghadap langsung atasan mereka. Tapi entah mengapa degupan dadanya tidak bisa berhenti ketika melihat Chanyeol dengan setelan jas tersebut.

Dia sangat tampan. Maksudku sangat.

“Aku? Tentu saja karena perusahaan ini sekarang jadi milikku.” Pria itu menyeringai ketika lagi-lagi wanita di depannya hanya dapat menunjukkan ekpresi bodoh kesukaan dirinya.

“Selamat datang Shin In Jung. Kau boleh bekerja mulai hari ini.”

“Huh?”

&&&

In Jung hanya menatap pasrah tumpukan berkas yang sekarang sudah berada di atas meja kerjanya. Wanita itu tidak menyangka ia akan langsung bekerja mulai hari ini, ia hanya berpikir bahwa hari ini ia hanya melamar dan menunggu panggilan kerja.

Mata wanita itu kemudian beralih ke dalam ruang kerja Chanyeol dan mendengus keras. Lihatlah, pria itu sekarang mengangkat kedua kakinya santai ke atas meja kerjanya, kemudian pria itu berputar-putar memainkan kursi yang ia duduki sekarang. Pria itu begitu santai berbeda dengan In Jung yang langsung ditumpuki perkerjaan saat ini.

Lantai tempat ia berada sekarang tidak jauh berbeda dengan yang ada di tempat kerja Baekhyun. Ruangan disini juga dilapisi oleh kaca yang hampir transparan. Tapi berbeda disini hanya ada mereka berempat. Chanyeol, dirinya, Tuan Han dan wanita di depan sana.

Sejauh yang ia ketahui dari wanita yang bernama Sooyoung itu. Selama ini perusahaan ini hanya di atur oleh Tuan Han karena Atasan mereka yaitu Ayah Chanyeol masih mengurus perusahaan utama mereka. Tuan Han hanya sesekali mendatangi perusahaan ini karena ia juga harus membantu Ayah Chanyeol. Tapi sepertinya Tuan Han akan sangat jarang kemari karena pada akhirnya Chanyeol anak dari Tuan Park mau bekerja di perusahaan ini.

In Jung kembali mendengus ketika mengingat kelakuan pria itu. Ia lupa bahwa Chanyeol sangat kaya hingga membuat dirinya dapat melakukan apa saja.

Saat akhirnya ia ingin mengerjakan satu persatu berkas di mejanya. Telpon yang ada di meja kerjanya berbunyi. Wanita itu mengerutkan dahinya dan tanpa perintah ia kembali menatap ke ruang kerja Chanyeol. Dan benar saja In Jung melihat Chanyeol tengah mengarahkan ganggang telpon ke arah In Jung, memberi tahu wanita itu bahwa dirinyalah yang menelpon.

Dengan kasar In Jung mengambil ganggang telpon miliknya dan menjawab telpon dari Chanyeol. “Nde, tuan. Ada yang bisa saja bantu?”

“Ya, Shin In Jung buatkan aku kopi.” Pria itu langsung mengakhiri sambungan telpon itu tanpa menunggu jawaban dari wanitanya. Ia tersenyum ketika melihat wajah geram In Jung yang menatapnya.

In Jung menarik nafas untuk menenangkan emosi yang begitu saja muncul karena ulah Chanyeol. Ia tidak habis pikir mengapa pria itu selalu melakukan hal sesuka hati dan ini baru beberapa jam In Jung bekerja disini.

Pada akhirnya wanita itu tetap berdiri dan meninggalkan tempat kerjanya, membuatkan kopi untuk Park Chanyeol.

&&&

Hee Kyung’s Apartement

09.00 am KST

Tubuhnya menggigil, tapi wanita itu sama sekali tidak berminat untuk menarik selimut untuk menghangatkannya.

Rasa dingin itu bukanlah apa-apa dibandingkan rasa sakit yang sekarang tengah ia rasakan. Ia berfikir rasa dingin ini akan membuatnya mati rasa dan sakit di dalam dadanya juga akan hilang begitu saja. Tapi semakin lama ia menyadari rasa sakit itu tidak berkurang sedikitpun, membuat emosinya naik dan air mata kembali menetes di kedua mata merahnya.

Sudah dua hari ia hanya mengurung diri di kamar, tubuhnya lemas karena suhu panas yang tidak kunjung turun pada tubuhnya. Bukan tanpa sebab ia seperti itu, ia menyiksa dirinya sendiri dengan tidak meminum obat pada tubuhnya yang tengah sakit.

Hee Kyung mengalami demam tinggi. Mungkin sedikit berlebihan tapi semenjak bertemu dengan kekasih Baekhyun beberapa hari yang lalu, dia sama sekali tidak berniat untuk menyentuh makanan. Perutnya seperti menolak apa saja yang masuk.

Dalam beberapa hari itu juga ia tidak pernah nyenyak untuk tidur, ia akan mengalami mimpi buruk sehingga ia tidak ingin melanjutkan tidurnya dan lebih memilih untuk mengisi malamnya dengan menangis.

Sungguh, hati Hee Kyung sangat sakit. Ia tidak pernah tahu mencintai seseorang bisa menyakitkan seperti ini. Wanita itu lagi-lagi terisak ketika mengingat itu semua, tangannya memukul keras dadanya yang terasa amat sakit. Ia berharap dengan menyakiti bagian itu maka sakitnya juga akan hilang.

Wanita itu tertawa miris ketika mengingat dirinya yang dengan bodohnya jatuh begitu saja dengan pesona pria itu. Ia tidak pernah memikirkan ini sebelumnya, ia tidak pernah tahu bahwa Baekhyun sudah memiliki kekasih. Pria itu juga tidak pernah menyinggung apapun.

Bahkan pria itu menciumnya.

Tidak hanya sekali, terkadang Baekhyun akan menciumnya jika ada kesempatan untuk mereka berdua melakukannya. Terlalu banyak pertanyaan yang berputar dikepalanya. Setiap perlakuan pria itu seperti juga menunjukkan bahwa ia memiliki perasaan pada Hee Kyung. Pria itu tersenyum pada dirinya, menggandeng tangannya dan memnyentuh wajahnya.

“Byun Baekhyun.” Hye Kyung berucap dengan suara yang hampir hilang. Ia memang munafik, sesakit apapun hatinya sekarang. Wanita itu masih berharap bahwa Baekhyun akan datang menjenguknya dan membuat dirinya tidur di dalam pelukan pria itu. Sungguh, wanita itu sudah terlalu dalam mencintai Baekhyun hingga ia tidak memperdulikan rasa sakitnya dan akan terus mencintai pria itu.

&&&

Grand Hilton Hotel

01.45 pm KST

“Baekhyun-ah.”

“Hmm?”

“Apakah kau sudah makan siang?”

“Sudah.”

“Vitamin?”

“Sudah.”

“Baguslah kalau begitu aku jadi tidak perlu mengkhawatirkanmu.”

“Cih, memangnya kau ibuku.”

“Aniyeo, aku calon istrimu.” In Jung terkekeh pelan ketika kalimat itu keluar begitu saja dari mulutnya. Ia sendiri tidak sadar kenapa mulutnya bisa mengeluarkan kalimat menggelikan seperti itu.

Wanita itu kemudian mengerutkan dahinya ketika kekasihnya tidak memberikan respon apa-apa terhadap ucapannya. Ia lalu memeriksa ponselnya dan memiringkan kepalanya bingung ketika ponsel tersebut masih terhubung dengan ponsel milik Baekhyun.

“Tuan Byun kau masih disana?” In Jung langsung memanggil pria itu ketika ia menempelkan lagi benda tersebut di telinganya.

“Hmm.”

“Kau sedang apa?” tanya In Jung. Walaupun wanita itu sedikit aneh dengan kekasihnya yang tidak merespon kalimatnya tadi tetapi ia tidak membahasnya lebih lanjut. Wanita itu lebih memilih untuk berjalan mendekati jendela tempat ia berada sekarang dan bersender di dinding untuk menikmati pemandangan yang ada diluar.

“Sedang menjawab telpon dari calon istriku.”

Perkataan Baekhyun otomatis langsung membuat wanita itu tersenyum lebar. Wanita itu dapat merasakan perasaan hangat dalam hatinya yang kemudian mengalir pada kedua pipinya. Ia merasa wajahnya sekarang memerah karena ucapan dari kekasihnya itu.

“YA!” seru In Jung berpura-pura marah. Ia dapat mendengar Baekhyun sedang tertawa di ujung sana. Tawa yang selalu dapat membuat hati In Jung merasakan ketenangan. Ia menyukai tawa yang dimiliki kekasihnya, atau lebih tepatnya ia menyukai semua yang ada pada diri Baekhyun. Bukankah In Jung sudah benar-benar terperangkap pada pria itu, dan In Jung sama sekali tidak berniat untuk melarikan diri dari jerat yang diberikan kekasihnya.

“Shin In Jung.”

Suara berat yang sangat In Jung kenali memanggilnya dari arah belakang, refleks wanita itu menoleh ke arah suara dan mendapati sosok pria tinggi yang memandang datar pada dirinya. Wanita itu mengangkat tangannya untuk menyuruh Chanyeol untuk menunggunya tanpa menyadari hawa dingin yang ditimbulkan oleh pria itu.

“YA! Nuguya?” wanita itu menjauhkan telinganya ketika mendengar kekasihnya menaikan volume suaranya. Tanpa bertanyapun In Jung sudah sangat hapal alasan pria itu sedikit berteriak pada dirinya. Baekhyun tidak pernah suka dirinya berdekatan dengan lelaki manapun, pria itu memiliki kadar cemburu yang sangat tinggi sehingga In Jung terkadang harus menarik nafas karena sifat yang dimiliki kekasihnya.

“Hey, dia atasanku. Dan sudah dulu ya, aku sudah ditunggu.”

“Ya!”

“Oh iya, kau harus ingat makan malam kita. Jangan telat dan jangan lupa untuk tampan!” tanpa menunggu jawaban dari kekasihnya In Jung kemudian memutuskan panggilan telponnya secara sepihak, wanita itu tidak mempedulikan Baekhyun yang mungkin saja mengomel pada dirinya.

In Jung kemudian melangkah menuju arah Chanyeol yang ternyata masih menunggu dirinya. Wanita itu baru menyadari hawa yang berbeda dari pria itu ketika ia sudah berada didekat Chanyeol. In Jung mengerutkan dahinya ketika melihat tatapan pria itu pada dirinya, seperti terkesan marah dan… sedih?

&&&

Hee Kyung’s Apartement

01.50 pm

Baekhyun mendengus ketika kekasihnya memutuskan sambungan mereka secara sepihak. Pria itu terlihat kesal karena ia tidak bisa terlalu banyak bertanya tentang pria yang tadi memanggil In Jung. Bukannya apa, pria itu tidak tahu bagaimana sosok atasan wanitanya. Dari suara yang Baekhyun dengar, atasan kekasihnya tidak terdengar seperti pria tua berambut putih. Terang saja Baekhyun lebih menyukai pria tua menjadi atasan kekasihnya daripada pemuda seperti dirinya.

Tanpa sadar pria itu menghela nafas dan mengalihkan pandangannya keluar. Menatap gedung apartemen dari kaca mobil yang sudah menjadi tempat Baekhyun sejak setengah jam yang lalu. Pria itu sedikit ragu apakah ia harus keluar dan mengunjungi kamar wanita yang mengganggu fikiran Baekhyun beberapa hari ini.

Perasaan Baekhyun sudah gelisah pada hari pertama ketika Myungsoo mengatakan bahwa Hee Kyung sedang sakit. Kegelisahan itu semakin menjadi ketika hampir seminggu wanita itu tidak kunjung masuk kerja bahkan tidak memberi kabar sama sekali pada dirinya. Untuk membalas dan mengangkat telpon dari Baekhyun saja tidak Hee Kyung lakukan. Hal tersebut semakin membuat pria itu tidak tenang untuk melakukan apapun. Apalagi pria itu tahu dirinya adalah penyebab kenapa wanita itu menjadi sakit.

Dan pada akhirnya Baekhyun tahu ini akan terjadi, Hee Kyung akan mengetahui keberadaan kekasihnya Shin In Jung. Tapi ia tidak pernah menyangka bahwa wanita itu akan mengetahuinya secepat ini, dan reaksi yang diberikan Hee Kyung yang terkesan diam semakin membuat Baekhyun merasa frustasi. Sejak saat itu, Hee Kyung menghindarinya. Wanita itu sebisa mungkin menjauhi hal yang berhubungan dengan Baekhyun.

Pada dasarnya Baekhyun memang sangat egois, seharusnya pria itu lebih memilih untuk diam dan tidak melakukan apapun karena ia tahu bahwa masalah ini akan menjadi semakin panjang ketika ia masih berurusan dengan Hee Kyung apalagi sekarang kekasihnya sudah jelas berada didekat dirinya.

Tapi seakan melupakan semuanya, pria itu keluar dari mobilnya dan melangkah menuju apartemen milik Hee Kyung. Baekhyun lebih memilih egonya untuk masih bisa berhubungan dengan wanita itu, melupakan apapun yang mungkin akan datang pada dirinya nanti, yang mungkin akan menghancurkan dirinya bahkan kekasihnya.

&&&

Grand Hilton Hotel

02.15 pm KST

Pria itu sedikit mencuri pandang pada In Jung yang berada disamping ia duduk sekarang. Wanita itu tidak banyak bicara seperti biasanya –mungkin menyadari perubahan suasana hati Chanyeol yang berubah buruk. Pria itu tidak mungkin mengatakan bahwa dirinya cemburu ketika melihat wanitanya sedang bermesraan dengan kekasihnya lewat telpon.

“Chanyeol-ah.” Suara itu menyadarkan Chanyeol dari lamunan singkatnya. Pria itu kemudian menatap In Jung dengan wajah yang masih datar tidak bersahabat.

“Mwo?” kata Chanyeol sinis. Pria itu dapat melihat perubahan wajah In Jung yang berubah menjadi sedikit takut pada dirinya, sampai Chanyeol berfikir untuk meminta maaf pada wanitanya tapi pria itu kemudian mengurungkan niatnya karena perasaan kesal dalam hatinya pada wanita itu masih ada.

“Ti-dak.. Tidak ada apa-apa.” Kata In Jung sedikit gugup ketika melihat respon yang diberikan pria tinggi itu.

Tapi kemudian fikiran mereka berdua teralihkan ketika pintu ruangan tempat mereka berdua berada terbuka. Menampilkan seorang pria yang berumur hampir 50-an masuk dengan diiringi beberapa orang dibelakangnya. Tidak lama kemudian semua orang yang berada di dalam ruangan tersebut termasuk –In Jung dan Chanyeol berdiri memberi hormat kepada pria yang adalah ayah Chanyeol tersebut.

Tuan Park kemudian menoleh ke arah mereka berdua lebih tepatnya tersenyum kepada Chanyeol sebelum berjalan menuju tempat duduk kebanggaannya di tengah sana.

“Terimakasih karena telah hadir dalam pertemuan ini—“

In Jung tidak terlalu dapat mendengarkan sambutan tuan Park lebih lanjut ketika ia merasakan sebuah tangan besar menggenggam tangannya erat. Matanya kemudian menatap ke arah tanggannya kemudian menatap bingung Chanyeol yang masih memperhatikan sambutan Ayahnya.

Tidak.. Pandangan pria itu tidak fokus ditambah In Jung dapat merasakan keringat dingin dari telapak tangan Chanyeol.

Park Chanyeol sedang gugup.

Senyum terlukis begitu saja di wajah cantiknya ketika ia mengetahui kebiasaan Chanyeol tidak berubah sedari dulu. Pria itu akan memegang tangan siapa saja yang ada di sampingnya ketika ia gugup. Tanpa sadar mulut wanita itu mengeluarkan tawa kecil yang membuat Chanyeol menoleh dan menatap sinis pada dirinya.

Wanita itu kemudian mengulum senyumnya ketika Chanyeol menatapnya, menahan tawa. Tapi walaupun begitu ia masih dapat merasakan tangan pria yang menggenggamnya mulai bergerak tidak tenang. Hingga akhirnya In Jung memutar tangannya dan menautkan kedua tangan mereka. Wanita itu kemudian tersenyum manis ketika pria itu kembali menatapnya tapi kali ini dengan tatapan yang berbeda.

Hal yang dilakukan In Jung sadar tidak sadar membuat tangan Chanyeol tidak lagi bergetar dan mengeluarkan keringat seperti tadi. Dan sepertinya kegugupan pria itu mulai berkurang sedikit.

“Saya persilakan kepada tuan Park Chanyeol untuk mempresentasikan perencanaan yang telah di ajukan.”

Sebelum maju dan menghadap semua orang, lagi-lagi Chanyeol menatap wajah cantik wanitanya yang masih tersenyum pada dirinya, ia dapat melihat In Jung menggangguk memberikan semangat pada dirinya. Kemudian pria itu berdiri dan melepaskan tautan tangan mereka berdua, maju dan menghadap semua orang untuk menjelaskan perencanaan pekerjaan yang telah ia kerjanakan, berdiri untuk pertama kali untuk membuktikan dirinya pantas untuk memimpin salah satu perusahaan milik Ayahnya.

&&&

Chanyeol dan In Jung membungkuk ketika Ayah Chanyeol pergi meninggalkan hotel tempat pertemuan tersebut di adakan. In Jung dapat melihat senyum puas pada wajah Ayah Chanyeol ketika tuan Park berkali-kali memuji hasil presentasi dari anaknya.

Tidak berbeda dari tuan Park, In Jung sendiri tidak dapat menyembunyikan kekagumannya pada pria di sampingnya itu. Di balik sifat tidak serius Chanyeol ternyata pria itu sangat jenius dalam bidang bisnis.

Dalam waktu kurang dari sebulan Chanyeol dapat memberikan ide pemasaran perusahaan mereka yang berada pada bidang farmasi tersebut. Hingga tanpa menunggu lama ia sudah dapat persetujuan dari petinggi perusahaan termasuk oleh ayahnya. In Jung juga tersenyum lega karena dirinya juga ikut andil dalam keberhasilan Chanyeol.

“Hey, mau aku antar pulang?”

Langkah kaki In Jung terhenti ketika pria yang sedari tadi di depannya berbalik ke arahnya. Membuat jarak mereka berdua sangat dekat hingga In Jung semakin tersadar betapa tubuhnya begitu kecil dibandingkan dengan tubuh Chanyeol, meskipun ia sudah menggunakan heels seperti yang selalu Naomi inginkan tetap saja dirinya hanya sebatas dagu pria itu.

“Ah, tidak usah aku bisa naik taksi.” Kata In Jung menolak tawaran dari pria itu, ia dapat melihat mobil Chanyeol sudah terparkir di depan mereka berdua. Pria itu kemudian berbalik dan meninggalkan In Jung dengan raut wajah yang lagi-lagi sulit di artikan oleh wanita itu. Tapi sebelum pria itu masuk ke dalam mobil mewahnya lagi-lagi Chanyeol menoleh ke arah dirinya.

“Kau yakin?” tanya Chanyeol memastikan. Dan In Jung hanya mengangguk mengiyakan.

In Jung hanya memperhatikan Chanyeol yang mulai masuk kedalam mobil dan tidak dalam waktu beberapa lama mobil tersebut melesat meninggalkan wanita itu di depan hotel. Bukan tanpa alasan kenapa In Jung menolak ajakan pria itu, karena sehabis ini ia ingin pergi ke sebuah butik untuk mencari pakaian untuk makan malam bersama Baekhyun.

Makan malam istimewa dengan kekasihnya, karena hari ini adalah ulang tahun Byun Baekhyun. Pria itu tentu saja melupakannya tapi tidak dengan dirinya.

Tangan wanita itu terangkat memanggil taksi. Ia harus buru-buru untuk acaranya malam ini. Ia tidak mau sampai rencana yang sudah disusun matang-matang gagal begitu saja.

&&&

Hee Kyung’s Apartement

02.30 pm KST

Baekhyun membuka pelan-pelan pintu apartemen milik Hee Kyung. Butuh beberapa menit pria itu memutuskan untuk memberanikan diri masuk ke dalam ruangan itu. Baekhyun tahu password apartemen milik wanita itu, tentu saja karena Hee Kyung sendiri memberikannya pada dirinya karena terkadang mereka menghabiskan waktu bersama disini, dulu.

Mata pria itu dapat melihat isi apartemen Hee Kyung yang gelap karena tirai yang di biarkan menutup. Pria itu kemudian berjalan untuk membuka tirai tersebut, ia dapat melihat debu berterbangan ketika ia membukanya.

Langkah kaki Baekhyun kemudian membawanya masuk ke dalam kamar milik Hee Kyung. Ia dapat melihat keadaan yang sama pada kamar wanita itu, gelap tanpa ada penerangan tapi ia masih dapat melihat Hee Kyung sedang tertidur membelakangi Baekhyun. Pria itu menggertakkan gigi ketika ia melihat selimut yang dibiarkan terjatuh sedangkan wanita itu seperti kedinginan di atas kasur.

Pria itu kemudian keluar dari kamar wanita itu kemudian menuju dapur untuk menyiapkan makanan yang tadi ia beli untuk Hee Kyung. Hatinya tidak bisa lama-lama dibiarkan ketika ia melihat tubuh kurus wanita itu dari belakang. Entah mengapa melihat Hee Kyung rapuh seperti itu membuat Baekhyun ingin menyakiti siapa saja termasuk dirinya sendiri.

&&&

Mata Hee Kyung terbuka ketika ia merasakan seseorang datang ke dalam kamarnya. Tapi ketika ia menoleh ke belakang ia tidak menemukan siapapun. Tanpa perintah wanita itu bangkit dari kasurnya yang menjadi tempatnya beberapa hari ini. Ia merasakan pusing yang amat pada kepalanya ketika ia mencoba untuk berdiri, ia lupa terakhir kali tubuhnya mendapatkan makanan. Dengan susah payah ia menggerakkan kakinya untuk membawa tubuhnya untuk keluar kamar, ia sangat yakin ada orang lain selain dirinya di apartemen.

Tebakan wanita itu sudah pasti benar karena ketika ia membuka kamar miliknya ia melihat cahaya matahari masuk dari jendela, ia sangat yakin tidak pernah membuka tirai miliknya itu. Kemudian telinganya mendengar suara berisik yang berasal dari arah dapur.

Tubuhnya membeku ketika melihat seseorang yang berada di dapur miliknya. Pria itu sedang memindahkan makanan ke atas piring. Dan Hee Kyung dapat merasakan jantungnya berdetak cepat hingga mengakibatkan sakit pada bagian itu ketika mata pria itu menatapnya.

“Hee Kyung-sshi.”

Dan akhirnya perasaan yang selama ini ia tahan meluap begitu saja ketika Baekhyun memanggil namanya. Wanita itu mulai menangis keras, melampiaskan kekesalan hatinya pada pria itu. Menunjukkan pada pria itu bahwa ia sangat kesakitan pada bagian hatinya.

Kecewa. Sedih. Amarah.

Semua hal menjadi satu di dalam dirinya, pria itu membohonginya. Baekhyun telah membuatnya mengambung tinggi dengan perlakuan manis kepada dirinya dan setelah itu dengan seenaknya menghempasnya ke jurang yang paling dasar. Hee Kyung sangat mencintai Baekhyun, dan pria itu mempermainkannya.

Wanita itu tetap menangis ketika Baekhyun berjalan ke arah dirinya dan memeluknya. Pria itu tidak bisa berfikir ketika melihat Hee Kyung yang begitu hancur karena dirinya, yang bisa ia lakukan hanya memeluk wanita itu memberikannya ketenangan. Memberi tahu pada wanita itu bahwa hati Baekhyun juga sakit ketika melihat wanita itu seperti ini.

&&&

Baekhyun membelai lembut rambut Hee Kyung ketika akhirnya wanita itu tertidur. Ia menatap lingkaran hitam yang ada di mata wanita itu, membuat Baekhyun meringis memikirkan kapan terakhir kali Hee Kyung dapat tidur dengan nyenyak akhir-akhir ini.

Pria itu kemudian menghela nafas mengingat kejadian beberapa saat yang lalu ketika wanita itu datang dan menatapnya dengan tatapan kosong, kemudian tanpa di duga wanita itu menangis keras di hadapan dirinya. Dan pada saat itu ia tahu bahwa ia sudah menyakiti Hee Kyung terlalu dalam.

Cukup lama Hee Kyung menangis dan Baekhyun membiarkannya, ia ingin wanita itu meluapkan semua perasaan yang ada dengan menangis. Hingga akhirnya Hee Kyung tenang dan pria itu membawanya ke dalam kamar membiarkan wanita itu untuk tidur.

Kegiatan pria itu terhenti ketika ia mendengar suara pesan masuk pada ponselnya. Kemudian ia mengambil ponsel di saku celananya dengan hati-hati, takut Hee Kyung yang tidur di samping ia duduk sekarang terbangun.

From : Nona Shin

Jangan lupa dengan makan malam kita tuan Byun, jam 7, oke! Aku akan menunggumu disana. I love u :3

Wajah Baekhyun berubah ketika ia membaca pesan masuk dari kekasihnya.

Kekasihnya.

Tangan pria itu kemudian memijat kasar kepalanya yang tiba-tiba terasa pusing. Ia mengingat janji makan malamnya dengan In Jung karena wanita itu selalu mengatakannya setiap saat. Tetapi melihat keadaan sekarang Baekhyun.. Sepertinya ia harus membatalkan janjinya dengan kekasihnya itu.

Pria itu berniat bangkit untuk menelpon kekasihnya, mengatakan bahwa ia tidak bisa datang karena ada urusan kantor mendadak dan membuat kebohongan lain yang mulai jadi kebiasaan Baekhyun. Tapi gerakan pria itu terhenti ketika sebuah tangan menahan dirinya.

“Jangan pergi.” Hati pria itu mencelos ketika mendengar permintaan itu keluar dari mulut Hee Kyung, wanita itu mengucapkan dengan sangat lemah dan rapuh. Ia kembali dapat melihat mata wanita itu yang kembali basah dengan air mata.

Ya Tuhan! Baekhyun tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Tapi pria itu akhirnya memilih untuk meletakkan ponselnya di atas meja samping tempat tidur dengan terlebih dulu menghidupkan mode diam. Kemudian Baekhyun membenarkan posisinya tertidur menghadap Hee Kyung dan memeluk wanita itu, membiarkan Hee Kyung untuk tidur nyenyak saat ini.

&&&

Seoul Palace Resto

06.45 pm KST

Tangan wanita itu menggeser layar ponselnya, melihat jam yang berada disana dan ia terkekeh ketika ia datang 15 menit lebih cepat dari jam yang mereka berdua janjikan. In Jung sangat bersemangat malam ini, ia menatap kotak kue yang berada di sampan ia duduk sekarang dan ia sudah memastikan bahwa kado dengan kotak kecil itu sudah tersimpan rapi pada tas selempangnya.

Wanita itu terlihat sangat mempesona dengan terusan berwarna merah muda hingga lututnya. Ia mempercantik rambutnya dan mempoles sedikit wajahnya dengan make up, dan jangan lupakan heels yang sekarang menjadi kebiasaan pada kakinya.

In Jung kemudian mengambil cermin di dalam tasnya dan memperhatikan tampilan pada wajahnya. In Jung kemudian tersenyum ketika melihat tidak ada yang aneh. Wanita itu terlalu gugup hingga takut wajahnya akan berkeringat dan membuat make up pada wajahnya luntur.

Matanya kemudian mengedar ke semua penjuru pada restoran ini, sangat ramai karena sekarang tengah jam makan malam. Dan ia mendengus ketika mengetahui bahwa dirinya lah seseorang yang hanya duduk sendiri di ruangan itu.

Ia harus bersabar sedikit lagi.

&&&

07.30 pm KST

“Nona, apakah anda mau memesan makanan anda sekarang?”

In Jung kemudian menoleh ke arah suara dan menatap pelayan perempuan yang berdiri di samping dirinya.

“Tidak eonni. Aku akan memesan ketika seseorang yang aku tunggu datang.” Kata In Jung sambil tersenyum, kemudian ia dapat melihat pelayan tersebut pergi meninggalkan In Jung yang kembali menghentakkan heels nya di atas lantai.

Pria itu terlambat setengah jam dan menunggu bukanlah hal yang menyenangkan. Wanita itu ingin sekali menelpon pria itu, menanyakan pria itu berada dimana tetapi ia mengurungkan niatnya ketika ia berfikir bahwa mungkin Baekhyun sedang menyelesaikan pekerjaannya.

&&&

08.15 pm KST

Telunjuk wanita itu mengetuk-ngetuk malas meja tempat ia berada sekarang, sebelah tanggannya memegang ponsel yang di tempelkan di telinga sebelah kanannya. In Jung tidak menghitung sudah berapa kali wanita itu mencoba menelpon kekasihnya, tetapi nihil karena pria itu tidak mengangkatnya sama sekali. Wanita itu bahkan berulang kali mengirimkan pesan dan hasilnya sama pria itu sama sekali tidak memberikan tanda-tanda untuk memberi kabar pada In Jung.

&&&

09.30 pm KST

“Myungsoo-ya. Kau tahu dimana Baekhyun?”

“Huh?”

“Baekhyun.” kata In Jung berusaha menahan kekesalannya. Wanita itu langsung bertanya ketika Myungsoo mengangkat telponnya yang tentu saja membuat pria itu sedikit kebingungan.

Restoran sudah mulai sepi hanya ada beberapa pengunjung termasuk dirinya dan tidak ada tanda-tanda Baekhyun akan datang. Wanita itu bahkan begitu lelah untuk menghubungi kekasihnya yang sama sekali tidak mengangkat atau membalas pesannya hingga akhirnya orang pertama dan terakhir yang dapat ia tanyakan tentang kekasihnya adalah Myugsoo.

“Baekhyun? Ia keluar ketika makan siang dan tidak kembali lagi. Waeyo In Jung-ah?”

“Kau tahu dimana ia sekarang?” tanya In Jung, wanita itu mati-matian menahan suaranya yang bergetar.

“Mianhae, In Jung-ah aku tidak tahu. Tapi sepertinya itu adalah hal yang penting karena Baekhyun terlihat buru-buru.” Kata Myungsoo sebelum akhirnya In Jung memutuskan panggilan secara sepihak.

&&&

10.15 pm KST

“Nona, sebentar lagi toko akan tutup.” Perkataan itu membuat In Jung tersadar dari lamunannya. Ia kemudian menoleh pada pelayan wanita yang sedari tadi melayani dirinya.

“Sebentar lagi eonni. Mungkin sebentar lagi orang yang aku tunggu akan datang.” Kata In Jung dengan senyum pada wajahnya. Ia tahu pelayan itu sedang menatapnya aneh, tentu saja seseorang itu tidak akan datang karena ia sudah terlambat lebih dari 3 jam. Tapi kemudian pelayan itu membalas senyum kepada In Jung, memakluminya.

“Mau aku bawakan minum lagi?” tanya pelayan itu ramah dan In Jung hanya mengangguk mengiyakan.

&&&

11.15 pm KST

In Jung mengeratkan jaket pada tubuhnya ketika angin malam menusuk kulitnya. Ia sekarang berada di luar karena restoran tersebut sudah tutup dan dengan berat hati pelayan wanita tadi menyuruh dirinya untuk pulang. Tapi In Jung sangat keras kepala karena membiarkan dirinya malah duduk didepan restoran tersebut daripada pulang dan tidur di kasur hangatnya.

Wanita itu takut jika ia pulang maka Baekhyun akan datang kesini untuk menemuinya. Kekasihnya itu pasti memiliki suatu urusan yang tidak bisa ia tinggalkan dan In Jung percaya kekasihnya pasti akan datang.

Kemudian In Jung membungkuk, membiarkan kepalanya berada di kedua pahanya, sebisa mungkin membuat dirinya untuk hangat. Tanpa sadar In Jung mulai menangis, ia kesal pada kekasihnya tapi wanita itu tahu ia tidak bisa melampiaskannya. In Jung kesal karena harus menunggu dan kesal karena pria itu tidak memberikan kabar apapun pada dirinya.

&&&

Hee Kyung’s Apartemen

11.10 pm KST

Kaki pria itu berjalan mengendap-endap ketika ia keluar dari kamar Hee Kyung. Wanita itu akhirnya tertidur setelah meminum obat yang di berikan oleh Baekhyun. Ia takut akan membangunkan wanita itu ketika ia keluar untuk pulang.

Pria itu masih mengingat hal apa saja yang mereka lakukan tadi. Dari menyuapi wanita itu makan hingga menyanyikan sebuah lagu untuk Hee Kyung. Walaupun kebanyakan mereka hanya diam dan saling memeluk di atas kasur tapi itu cukup membuat perasaan keduanya menjadi tenang, terlebih Hee Kyung ia merasakan ketenangan yang sangat ketika pria itu berada disampingnya, memeluknya. Keduanya seperti melupakan semua hal dan lebih memilih untuk menikmati perasaan masing-masing.

Pria itu sama sekali tidak memperhatikan jam ketika ia bersama Hee Kyung, hingga tanpa sadar hari sudah hampir tengah malam dan saatnya dirinya untuk pulang.

Setelah berada di luar apartemen Hee Kyung barulah Baekhyun teringat akan telponnya. Ia melupakan benda itu karena sedari tadi ia memasang mode diam sehingga Baekhyun tidak mengetahui apapun yang terjadi pada benda itu.

Mata Baekhyun sedikit membulat ketika ia melihat puluhan panggilan tak tejawab dan pesan yang masuk ke dalam ponselnya. Jantungnya berdetak cepat ketika ia melihat satu nama yang mengisi seluruh ruang di layar ponselnya. Tanpa menunggu lama Baekhyun melesat turun dan mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh menuju tempat kekasihnya berada.

&&&

Seoul Palace Resto

11.50 pm KST

Nafas Baekhyun memburu ketika keluar dari dalam mobilnya. Ia dapat melihat sosok yang sangat ia kenal sedang duduk di depan restoran itu, menyembunyikan kepalanya di kedua kaki yang sedang wanita itu peluk. Baekhyun mengigit bibirnya ketika ia merasakan sesak pada dadanya, melihat kekasihnya sendirian di tempat itu karena menunggunya.

“Shin In Jung.” panggil Baekhyun ketika wanita itu tidak juga mengangkat kepalanya ketika dirinya sudah berada disamping kekasihnya itu.

Hati Baekhyun kembali mencelos ketika melihat mata wanitanya yang sembab saat wanita itu mengangkat wajahnya. Tapi dengan cepat In jung menghapus air matanya dan berdiri menghadap Baekhyun sambil tersenyum.

“Baekhyun-ah, kau datang.” Kata In Jung tersenyum, wajah wanita itu sangat berantakan dengan mata dan hidung yang memerah. Baekhyun kemudian mengangkat tangannya, meletakkan rambut yang menutupi wajah kekasihnya di belakang telinga.

Ya Tuhan! Aku menyakitinya.

Tangan In Jung kemudian menarik Baekhyun untuk duduk di atas tangga pintu masuk restoran itu. Wanita itu kemudian membelakangi kekasihnya membuat pria itu mengerutkan dahinya bingung. Ia tidak mengerti mengapa wanitanya malah mengajaknya duduk di sini dan tidak memilih untuk segera pulang.

“Happy birthday to you. Happy birthday to you.”

Baekhyun terdiam, terlalu speechless dengan pemandangan yang ada di depannya. Ia menatap kue dengan lilin tersebut dan In Jung bergantian. Wanita itu bernyanyi dengan suara serak karena habis menangis, masih tersenyum pada dirinya. Baekhyun merasakan dirinya hampir menangis.

Bahkan dirinya pun tidak mengingat bahwa hari ini adalah ulang tahun dirinya. Ia terlalu mengabaikan semua orang dan lebih memilih tenggelam dalam fikirannya sendiri. Tenggelam dalam masalah yang ia buat yang akhirnya akan menghancurkannya secara perlahan seperti sekarang.

Senyum itu masih ada di wajah cantik kekasihnya walau jelas-jelas Baekhyun telah menyakitinya. Wanita itu kemudian bersorak setelah menyelesaikan nyanyiannya dan menyuruh Baekhyun yang masih terdiam untuk meniup lilin.

“Hei, make a wish dulu sayang.” Kata In Jung menahan pergerakan Baekhyun yang akan meniup lilin-lilin tersebut.

Make a wish.

Baekhyun tidak tahu keinginan apa yang sangat ia inginkan sekarang. Pria itu kemudian menatap In Jung yang masih tersenyum manis pada dirinya, dan ia tahu apa yang ia inginkan sekarang.

“Tuhan aku ingin wanita yang bernama Shin In Jung selalu tersenyum.”

Setelah mengucapkan keinginanya, Baekhyun kemudian menitup semua lilin yang ada di atas kue tersebut. Pria itu kemudian menatap In Jung dan mengangkat tangannya, membawa wajah wanita itu mendekat dan mencium kening wanitanya lama.

In Jung kemudian meletakkan kue yang sedari ia pegang, wanita itu kemudian mencari kado yang tersimpan di dalam tas selempangnya. Setelah ia menemukan kotak kecil itu, ia memberikannya pada Baekhyun.

“Igeo. Kado dariku, bukalah.” Pria itu menaikkan alisnya ketika melihat kotak kecil yang ia pegang sekarang, tanpa menunggu lama ia membuka kotak tersebut.

Dan lagi-lagi pria itu terdiam ketika melihat sepasang cincin yang berada sangat manis di dalam kotak itu. Baekhyun kemudian menoleh menatap In Jung penuh tanya.

“Baekhyun-ah, ayo kita menikah.”

TBC

MAAFIN GAJE!!! AKU NGEBUT NULIS DAN GA AKU PERIKSA LAGI!!

Maaf banget T_T

Note : Oh iya adegan akhir aku ngikutin yang autumn in paris hehe maafin ga kreatif kan haha aku udah ga ada imajiansi hiks

Cek ff aku yang lain di https://barbiegurlblog.wordpress.com/

/BIGBOW/

Filed under: romance Tagged: Baekhyun EXO

Show more