2015-11-09



{STORM #4} BEE’S BUZZ

2015 © SANGHEERA

Main Cast ::  Cheon Sera (OC), Kyomoto Taiga (SIXTONES), Kim Minseok (EXO), Kim Jongdae (EXO), Jaehyun (Ulzzang) and OC’s – Han Freya, Song Hana, Kim Mirae.

Genre :: Friendship, lil bit comedy (kalau ngena) ^^

Lenght :: Oneshoot

Rating :: PG-17

{storm#1} I’m Going Crazy, {storm#2} Look Only At Me Part 2,
{storm#3} Airplane







Sera menghentikan mobil VW Beetle-nya di parking area sebuah kawasan pertokoan. Setelah mematikan mesin, tangannya menyambar celana olahraga panjang yang ada di kursi belakang dan memakainya dengan susah payah dari balik setir mobil. Celana itu ia kenakan tanpa melepas rok kerjanya.

Ia baru pulang kerja, masih mengenakan blouse formalnya dan mini skirt manis yang panjangnya sedikit di atas lutut. Dan malam ini ia akan berkumpul dengan teman-teman gilanya di tempat karaoke langganan mereka di pertokoan yang ada di depan sana. Sera tidak pernah tahan untuk bersikap lady like jika sudah berada di tempat penuh aura hip hip hura itu. Daripada ia jingkrak-jingkrak atau tanpa sadar duduk dengan menaikkan kaki di atas sofa lalu mempertontonkan paha cantiknya pada 4 ekor lebah jantan berbahaya di dalam sana, lebih baik ia menjadi fashion terorist. Sera terlalu malas pulang ke rumah terlebih dulu untuk mengganti baju, ia memilih menggunakan cara klasik yang selalu ia lakukan sejak sekolah itu.

Gadis berusia 23 tahun itu keluar dari dalam mobil mungilnya dan berjalan penuh percaya diri dengan trench coat hangat melapisi blouse biru lembut, tas punggung, mini skirt berwarna putih yang bergoyang lembut ketika penggunanya bergerak, celana olahraga hitam klasik yang bagian sisinya terdapat garis putih, dan sneakers Jeremy Scout. Ia tidak peduli dengan tatapan aneh orang-orang di sekitar ketika melihat penampilannya. Sera sudah biasa.

Di kantor ia pernah bertengkar dengan bosnya demi mempertahankan hak-nya menggunakan alas kaki yang ia suka. Yeah, sneakers. Sera tak mau menggunakan high heels saat bekerja seperti pegawai wanita lainnya dan itu membuat bosnya kesal. Sera berdalih bahwa sepatu tak ada korelasinya dengan prestasi kerja. Ia hanya seharian di dalam kubikelnya dan menggunakan high heels hanya akan menambah penderitaan. Akhirnya setelah membuat surat perjanjian bahwa Sera akan memakai setidaknya loafers atau wedges ketika menemui klien dan selalu menyiapkan sepatu wanita formal di bawah meja kerjanya, Sera diperbolehkan berkeliaran di dalam kantor dengan sneakers kebanggaannya itu.

Katakanlah Sera egois dan keras kepala, dia tidak peduli. Ia hanya ingin melakukan hal yang ia suka dan tidak melakukan hal yang tidak ia suka, lantas apa salahnya?

Masuk ke dalam noraebang, Sera menyapa sekilas pegawai disana sebelum langsung naik ke lantai 2 menuju ruang supersize langganan gengnya ketika berkumpul. Suara Jongdae terdengar lamat-lamat dari luar, sedang menyanyikan lagu Stay With Me milik Sam Smith. Sera mendorong pintu dan keningnya langsung mengeryit karena mendadak teman-temannya berseru heboh melihat kedatangannya.

“Yak! Sera datang!”Taiga dan Mirae berseru antusias. Jongdae mendadak berhenti bernyanyi dan menyeringai ke arah Sera. Minseok dan Freya yang berdiri di sampingnya langsung bergerak ke arah layar touch screen besar yang ada di belakang tubuh Jongdae dan sibuk menggeser-geser tampilannya, memilih lagu. Hana mengangkat tangannya tinggi-tinggi melambai pada Sera yang melangkah mendekat ke arah sofa dengan ekspresi curiga. Jaehyun seperti biasa, tenggelam di pojokan sofa dan hanya tersenyum kecil ke arah Sera. Mereka semua sudah berkumpul. Para bee berisik, dan Sera datang paling akhir seperti biasa.

“Ada apa ini?”tanya Sera pada Hana dan Jaehyun. Ia meletakkan tas punggung dan melepas treanch coatnya. Sebelum ada yang menjawab, lagu Stay With Me sudah berganti menjadi lagu lain yang terdengar familiar. Sera kembali menoleh ke arah Jongdae, Minseok, Freya, Taiga dan Mirae yang berdiri berjajar di depan big screen dan kompak memasang wajah sendu.

Ekspresi Sera semakin masam ketika bait demi bait lagu itu mulai dinyanyikan. Freya dan Taiga bahkan membuat drama musikal dadakan dengan Freya yang pura pura menangis dan Taiga berlutut di depannya dengan dramatis. Lalu saat bagian Reff…

“YAAAAAAK!!!”jerit Sera marah ketika mendengar lirik lagu itu. Ia menghambur ke arah kelima sahabat gilanya itu dan melayangkan tendangan dan pukulannya dengan membabi buta. Mirae dan Freya memekik dan tertawa-tawa senang sambil berlari ke arah sofa. Sedangkan Jongdae masih nekad terus menyanyi sampai akhirnya Sera berhasil menempeleng kepalanya dan merebut mike di tangannya. Minseok terbahak sampai berguling di lantai, tak tahan melihat ekspresi marah Sera yang menurutnya sangat lucu. Jaehyun yang jarang tertawa pun, tampak terkikik puas sambil memegangi perutnya.

“Kalian jahat!! Tegaaaaaaa!!”Tuding Sera pada ketujuh sahabatnya yang masih saja menertawakannya. Wajahnya memerah karena marah dan hidungnya mendengus-dengus seperti banteng yang melihat bendera merah. Sera membaca judul lagu yang tadi dinyanyikan Jongdae dan kawan-kawan bodoh yang terlahir tanpa dilengkapi dengan perangkat lunak bernama hati itu. Look Only At Me Part 2 – Gdragon? Itu kan lagu lamaaaa… dan lagu itu menyindir Sera secara telak. Lagu brengsek!! Teman-temannya brengsek!! Luhan juga brengsek!!!! Uuuh…. Dengan geram, Sera mematikan lagu itu dan langsung menetapkannya sebagai lagu yang akan ia benci sepanjang masa.

Ketujuh sahabat Sera itu memang sengaja menyindir Sera. Kim Minseok, Kim Jongdae, Kim Mirae, Han Freya, Song Hana, Cheon Jaehyun dan Kyomoto Taiga tentu tahu apa yang terjadi pada Sera dan Luhan seminggu yang lalu. Sera selalu berubah menjadi orang katarsis jika sudah bersama teman-temannya dan tentu saja ia menceritakan masalahnya dengan Luhan pada mereka. Mereka setiap hari mengobrol di grup Line, bahkan Jongdae dan Minseok yang sibuk dengan kegiatan EXO tetap sempat membalas obrolan di grup. Minseok bahkan sudah mendengar versi dari Luhan karena saat Sera pulang ke Korea, Luhan menghubungi Minseok dan memintanya untuk mengabari jika Sera telah sampai di Korea. Tentu ini aneh, kenapa pula Luhan harus minta tolong Minseok jika ia yang selaku pacar Sera bisa bertanya sendiri. Jadi, Minseok langsung mengejar Luhan dengan berbagai pertanyaan, dan keluarlah kisah tentang malam tragisnya yang kepergok oleh Sera sedang berciuman dengan Rebecca dari mulut Luhan.

Freya, Mirae dan Hana juga sempat menginap di apartemen Sera untuk menemani gadis itu dan mendengarkan seluruh cerita lengkapnya. Bahkan mereka menemani Sera mabuk sampai lewat tengah malam, lalu panik bersama-sama saat paginya menemukan lingkaran hitam di bawah mata dan muka mereka yang membengkak, padahal mereka harus pergi bekerja hari itu.

Mereka Bee-Hives. 8 orang manusia bergolongan darah B yang memplokamirkan diri sebagai sahabat yang tak akan terpisahkan, 9 tahun lalu. Kumpulan spesies manusia bergolongan darah B yang katanya akan dijadikan pilihan terakhir ketika berurusan dengan biro jodoh dan biro job seeker, dianggap sebagai jenis manusia brengsek yang harus dihindari jika tak mau patah hati, egois, selfish, kejam, berlidah tajam, tak berperasaan, moody, bebas, optimistik, tapi sangat perhatian pada orang lain dengan cara mereka sendiri. Karena kepribadiannya yang complicated itu, sineas Korea bahkan membuat film romance yang mengisahkan susah senangnya berpacaran dengan pria bergolongan darah B. Yeah, my boyfriend is a B-type, ada yang pernah menontonnya?

Lalu, di ruangan ini, 8 orang berdarah B itu berkumpul. Mereka bersahabat. Saling terlibat. Dan saling menyayangi dengan cara yang terkadang brutal. Seperti tadi, walaupun tahu betapa sakit hatinya Sera karena masalahnya dengan Luhan, mereka masih saja memakainya sebagai bahan lelucon. Tapi sudahlah, Sera tahu sahabat-sahabatnya itu tak bermaksud melukainya, mereka hanya ingin menghibur. Walaupun dengan metode yang membuat Sera ingin menggorok leher mereka satu per satu…

Sera mengganti lagu Look Only At Me sialan itu dengan lagu Bae Bae milik Bigbang. Ia menyanyi tanpa peduli dengan suara sumbang dan note yang lari kemana-mana. Sera butuh menyanyi, ia butuh berjingkrak-jingkrak hingga otaknya terasa berguncang di dalam tengkoraknya, ia butuh melepaskan stress. Dan selain clubbing, salah satu cara yang Sera suka adalah karaoke.

Minseok mematikan lampu utama dan lampu disko warna warni langsung berpendar-pendar penuh semangat. Taiga dan Freya sudah ikut bernyanyi bersama Sera. Dan saat bagian klimaks di akhir lagu, Jongdae, Minseok, dan Mirae ikut menari menirukan gaya menari BIGBANG saat di panggung. Jongdae dan Minseok bahkan asyik sekali meniru gerakan saat member Bigbang digelayuti penari-penari cantik dari depan dan bergoyang ke kanan dan ke kiri bersama. Tapi karena ini adalah Jongdae dan Minseok, mereka berdua jadi tampak menjijikkan hingga Taiga gemas dan menendang mereka agar berhenti menari.

Lagu We Like 2 Party adalah lagu berikutnya. Mereka menyanyi sambil memegang botol soju di masing-masing tangan. Berpura-pura teler padahal mereka masih sepenuhnya sadar. Karena mike-nya direbut oleh Minseok, Sera menyanyi menggunakan paha ayam sebagai mike. Hana seperti biasa, sibuk mendokumentasikan kegilaan mereka dengan handycam. Bee-Hives punya banyak sekali rekaman-rekaman kocak ketika mereka berkumpul dan semuanya tersimpan rapi di harddisk milik Mirae. Itu adalah benda keramat Bee-Hives. Kotak pandora yang penuh bahaya. Jongdae pernah bilang, jika harddisk itu sampai jatuh ke tangan orang lain dan isinya diupload ke internet, karirnya dan Minseok akan tamat dan mereka akan berakhir menikahi satu sama lain karena tak ada orang lain yang mau menikahi mereka. Karena ngeri setengah mati pada kemungkinan itu, jika mereka mengcopy video konyol mereka ke laptop masing-masing, mereka akan melengkapi foldernya dengan kata kunci.

“We Like 2 party, eiye iye iye…”

Taiga dan Sera menghampiri Jaehyun yang hanya duduk menonton dan melompat-lompat di atas sofa hingga Jaehyun ikut berguncang dan tertawa.

Bee-Hives selalu tahu caranya bersenang-senang. Bee-Hives tahu bagaimana caranya memerangi stress. Dulu saat sekolah dan kuliah, mereka tak merasa bersalah saat membolos untuk pergi ke game center. Menurut mereka, mereka punya hak untuk terlepas dari tekanan. Saat ini, setelah semua membernya bekerja di bidang masing-masing dan mereka menjadi semakin jarang berkumpul, maka tidak heran jika saat kesempatan melepas stress itu datang, mereka bisa sama urakannya seperti remaja 17 tahun.

Saat lagu Crooked-nya Gdragon berputar, mereka berdelapan sudah berkumpul di depan. Berjingkrak-jingkrak dan menyanyi atau mungkin lebih tepat disebut berteriak-teriak sampai urat di leher terasa hendak putus.

“Exo, Exo, Exooooooooo~”Jongdae mulai merengek, meminta lagu milik boybandnya diputar. Mereka memilih Call Me Baby dan semua langsung pasang aksi. Bergaya seperti EXO di MV-nya. Taiga bahkan fasih sekali meniru Kai di awal lagu. Hana yang memang paling senang menjadi petugas dokumentasi, siap siaga mengarahkan kameranya kesana-kemari. One take. Merekam berbagai parodi dance yang tentu saja sangat ngaco. Dulu, saat Growl sedang populer-populernya dan Jongdae mengajak Baekhyun, Chanyeol dan Luhan saat kumpul bersama, mereka membuat parody lagu Growl dan Wolf. Rekamannya tentu saja masih tersimpan rapi di harddisk Mirae dan masih sukses membuat perut sakit karena terlalu banyak tertawa saat melihatnya. ^^

Apink – Remember, Beast – Yey, AOA – Miniskirt, sampai Like A G6-nya Far East Movement, tenaga mereka nyaris terkuras habis. Kali ini Jongdae kembali memegang kendali mike. Ia menyanyikan lagunya sendiri, Best Luck. Sedangkan 7 orang lainnya duduk di lantai, berperan sebagai penonton, sembari melambai-lambaikan tangan ke atas menikmati lagu. Suara Jongdae yang lembut dan romantis membuat Sera mengantuk, ia hendak merebahkan kepalanya ke bahu Taiga yang ada di sebelah kanannya. Tapi, Taiga yang menyadari gelagat Sera segera mendorong kepala gadis itu menjauh. Sera melotot kesal. Taiga yang tak mau kalah, balas melotot. Dasar slutty bastard Jepang menyebalkan!! Umpat Sera dalam hati.

Jaehyun yang melihat itu, langsung bergeser ke depan, ke samping kiri Sera dan menarik kepala Sera untuk bersandar di bahunya. Sera menyeringai senang dan menjulurkan lidah pada Taiga yang dibalas Taiga dengan memutar bola matanya. Jaehyun tersenyum geli dan langsung menepuk dahi Sera karena gemas.

“Usil!”rutuk Sera sambil mengelus-elus bekas tepukan Jaehyun. Lelaki yang lebih tua 1 tahun darinya itu tertawa.

Hana dan Minseok ganti maju ke depan. Menyanyikan lagu Meghan Trainor feat. John Legend. Like I’m Gonna Lose You. Mirae dan Jongdae bertepuk tangan sesuai beat lagu. Taiga dan Mirae menyesap soju langsung dari botolnya. Jaehyun tersenyum.

Sera memejamkan matanya, menikmati lagu. Ia sangat suka ketika sedang berkumpul dengan para sahabatnya. Sangaaaaat suka.

“So I’m gonna love you, like i’m gonna lose you. I’m gonna hold you, like i’m saying goodbye…”







3 kotak pizza yang sudah separuh kosong, 3 bungkus kacang kulit, 11 keripik beraneka ragam, 2 kotak ayam goreng, belasan botol soju, kaleng bir, soda, dan botol air mineral terhampar di meja. Berantakan. Tujuh orang yang sebelumnya begitu brutal menari di atas panggung karaoke kini memilih mengisi perut kosong mereka dan bersantai di sofa. Hanya Sera yang masih jejingkrakan sendiri. Menyanyikan lagu Ice Cream milik Hyuna.

“Dia pasti sedang sangat frustasi,”komentar Mirae sambil menggeleng-gelengkan kepalanya prihatin melihat tingkah Sera. Freya yang ada di sebelahnya dan juga sedang mengamati Sera, mengangguk setuju.

“Dia masih belum mengambil keputusan? Ini sudah seminggu lebih…”tanya Hana.

“Aku curiga Luhan akan meninggalkannya lebih dulu karena bosan menunggu Sera selesai mengambil keputusan,”kata Freya kejam. Hana ternganga mendengarnya. Apa Luhan akan setega itu?

Lagu yang dinyanyikan Sera berganti. Kini Sera menyanyikan lagu Loser milik Bigbang dengan nada suara bergetar seperti hendak menangis. Jongdae mendesah, dan bangkit berdiri untuk menemani Sera.

Sera terkejut saat Jongdae tiba-tiba sudah ada di sampingnya dan merangkul bahunya. Menggoyangkan badannya ke kanan dan ke kiri, lalu ikut bernyanyi mengisi suara Taeyang.

“Sera kasihan…”ujar Hana miris. “Luhan itu segalanya bagi Sera. Luhan adalah cinta pertamanya, pacar pertama, first kissnya…”

“Seks pertamanya…”Mirae menambahkan.

“Dan sekarang heartbreaker pertama-nya.”Taiga meraih sepotong pizza sebelum berujar lagi. “Sera gadis bodoh, dia tak punya pengalaman apapun. Dan sakit hatinya saat ini adalah pengalaman baru baginya. Dia tak tahu bagaimana cara mengatasinya. Masalahnya, aku tak bisa menyalahkan Luhan karena melakukan itu pada Sera. Kalau kataku sih, Luhan hanya sedang sial saja karena malam itu ia ketahuan oleh Sera.”

Freya menghela napas setelah menelan air mineralnya. “Sera tak mengerti, kalau ciuman tidak hanya bisa dilakukan dengan orang yang dicintai, karena selama ini ia hanya melakukan hal itu dengan Luhan.”

“Yeah… aku semakin tak mengerti kenapa Luhan bisa tahan memacari gadis seperti Sera selama bertahun-tahun. Awalnya kupikir mereka tak akan tahan lebih dari 3 bulan.”

Jaehyun terkekeh mendengar ucapan Mirae. Taiga mengangguk-angguk setuju.

Hana menyela. Wajahnya tampak bingung. “Apa ini berarti kalian menyetujui perselingkuhan Luhan?”

“Perselingkuhan apanya, Hana?”Minseok menjawab sambil mengelap tangannya yang tertempeli saus dan remahan pizza dengan tisu. “Luhan tidak memacari gadis manapun selain Sera.”

“Tapi dia berciuman dengan gadis lain!”

“Oh, Hana masih polos, Xiumin. Tolong pengertiannya.”Freya menyeringai. Dan Mirae terkikik kecil. Hana merengut tak terima.

“Kalian ini! Kalian kan perempuan, apa kalian tak berempati pada Sera? Dia melihat kekasihnya berciuman dengan gadis lain! Kalau aku, aku pasti akan memutuskan Luhan saat itu juga. Tidak perlu berpikir untuk memaafkannya apalagi memberi kesempatan kedua.”

“Tentu saja kita berempati, Hana Honey.”Freya menenangkan. “Aku tentu akan menendang selangkangan lelaki brengsek itu jika aku jadi Sera. But, setelah kupikir baik-baik, kurasa Luhan tidak sepenuhnya salah.”

“Hah?”Kening Hana berkerut.

Taiga memutar bola matanya jengah. “Jika kita memikirkan ini lebih dalam, kesalahan Luhan mungkin hanya dua puluh? Tiga puluh persen? Dan sisanya adalah salah Sera.”

“Kenapa kesalahanku lebih banyak?”Sera yang ternyata sudah selesai menyanyi, sekarang sudah berdiri di pinggir sofa. Wajahnya cemberut. Jelas menunjukkan bahwa ia tak suka pada apa yang baru saja ia dengar.

“Duduk dulu, little lady.”Jaehyun mengedik ke arah sofa, memerintah dengan halus.

Sera mendengus. Meski pada akhirnya ia menuruti perintah Jaehyun dan mengambil tempat duduk di antara Minseok dan Hana. Jongdae sudah sejak tadi duduk manis di sofa, mengambil posisi di pojok dekat dengan Mirae. Mulutnya bahkan sudah sibuk mengunyah pizza.

“Kenapa kesalahanku lebih banyak, Kyochan?”ulang Sera, menuntut jawaban. Minseok menyodorkan air mineral pada Sera, agar gadis itu minum setelah menyanyi gila-gilaan tadi, tapi ditolak. “Soju, please!”

Minseok memutar bola matanya. Seharusnya ia tahu selera Sera. Tanpa berkata apapun, Minseok mengambil botol soju berwarna hijau itu dan menyodorkannya pada Sera setelah membuka tutupnya.

“Karena kau terlalu membebaskan Luhan, darling.”Taiga menjawab. “Aaah, ini complicated, isi otakmu terlalu complicated. Sekarang ayo kita uraikan satu-satu, okay? Koreksi aku kalau aku salah!”

Sera mendengus. Baiklah, ayo kita dengar apa penjelasan Tuan Besar Kyomoto ini. Jika kata-katanya tak bermutu, Sera sudah siap mencekoki Taiga dengan botol Soju miliknya.

“Pertama, apa alasanmu tidak mau bersinggungan dengan dunia gemerlap Luhan? Para artis punya peraturan tak tertulis untuk merahasiakan status hubungan satu sama lain, jadi tak ada alasannya untukmu takut jika teman-teman Luhan akan membocorkan rahasia kalian berdua. Lantas kenapa? Karena kau tidak percaya diri? Karena kau merasa tidak cantik? Yeah, itu masalahnya. Dan yang membuat itu semakin pelik adalah karena kau tidak mau berubah. Kau nyaman dengan dirimu sekarang dan kau tak mau mengubah apapun. Kau takut, jika kau melihat seperti apa gadis-gadis yang ada di sekitar Luhan, merasakan keberadaan mereka secara nyata bukan hanya melihat dari depan TV, kau takut kau akan terintimidasi dan ketakutanmu akan kehilangan Luhan semakin besar. Kau takut semua itu akan membuatmu terdorong untuk berubah. Untuk meninggalkan kaos dan sneakers nyamanmu itu.”Taiga terdiam sejenak untuk mengambil napas. “Koreksi jika aku salah, Cheon Sera!”

Wajah Sera yang makin tertekuk dan bibirnya yang mengatup rapat sudah menjadi jawaban yang dimengerti oleh Taiga. Pemuda Jepang itu tersenyum puas.

Taiga melanjutkan. “Kau berpikir bahwa jika kau berubah, itu berarti kau kalah dari wanita-wanita pesolek itu dan kau tak sudi. Kau berpikir bahwa penampilan bukan hal yang penting, dan Luhan pasti akan menyukaimu apa adanya. Oh, so lame.”

“Kau ini cantik, Sera sayang. Masalahnya adalah apa yang kau pakai! Berhenti menggunakan celana olahraga di balik rok! Kau itu sudah 23 tahun!”omel Mirae. Sera cemberut dan menaikkan kedua kakinya ke atas sofa untuk menantang Mirae. Aku akan memakai apapun yang kusuka—begitu kira-kira maksudnya.

“Jika kau takut orang menilaimu rendah, seharusnya kau perbaiki dirimu sendiri hingga bisa membuatmu tampak lebih baik. Kami tidak bilang kalau kau harus memakai gaun atau highheels. Kau tetap cantik meski memakai ripped jeans dan sneakers Jeremy Scout-mu yang aneh-aneh itu. Kau hanya harus lebih percaya diri, Sera.”Minseok menambahi, bijak seperti biasa.

Sera menekuk ujung bibirnya ke bawah. Tidak puas dengan petuah bijak Minseok. “Orang-orang berpikir Luhan akan lebih cocok dengan gadis yang feminim…”

“Jangan memikirkan pendapat orang lain!”sela Jongdae cepat. Menghentikan kalimat Sera. “Luhan yang berpacaran, jadi terserah Luhan mau memilih siapa gadis yang ia pacari. Lagipula, aku lebih suka gadis tomboy tapi pintar memasak sepertimu daripada gadis feminim dan cantik tapi menanak nasi saja tak bisa seperti Freya!”

“Yak!”Freya menyalak tak terima. “Penampilan itu penting! Apalagi untuk menjadi kekasih superstar seperti Luhan. Please ya Sera, jangan Cuma memikirkan apa yang kau suka dan apa yang tidak kau suka. Pikirkan juga posisi Luhan. Apa kau pikir dia tidak malu punya gadis yang duduk dengan anggun saja tidak bisa? Bagaimana kalau suatu hari Luhan mengajakmu ke acara penghargaan besar? Tidak mungkin kan kau tetap memakai sneakers konyolmu itu? Kau bukan Kristen Stewart atau CL 2NE1, okay?”

Sera bergidik ngeri. Jujur, ia sering membayangkan bagaimana jadinya dirinya jika harus menemani Luhan menghadiri acara-acara keartisannya. Dan bergaya di red carpet? Uh, kalau kata Kris-gege, it’s not my style!! Freya yang seorang ulzzang dan diberkati para bidadari dengan wajah cantik jelita ketika lahir pasti akan lebih cocok dengan Luhan.

Jika Sera menjadi pacar apalagi istri Luhan, tidak mungkin ia akan bersembunyi terus-menerus seperti sekarang. Suatu hari ia harus tampil. Dan Sera tak tahu kapan ia akan siap untuk itu. Sera demam panggung. Ia tipe yang akan dengan tegas memilih menjadi seksi perlengkapan daripada pemeran dalam drama. Gadis sepertinya, tak akan bisa… tak akan cocok untuk mendampingi Luhan.

Itu menyedihkan, bukan?

“Kalau kau memutuskan untuk tetap berpacaran dengan Luhan, kau harus mulai belajar berdandan. Kau punya aku untuk mengajarimu, ya? Kita teman. Aku tak keberatan membelikanmu make up yang kau butuhkan.”

“Freya benar. Berhenti bermusuhan dengan blush on, eye shadow, dan bulu mata palsu, darling. Kau memang tetap cantik tanpa riasan, tapi kau harus tetap berdandan ketika memakai gaun dan berpenampilan formal. Hei! Kau bekerja di perusahaan besar, bosmu pasti pernah mengkritikmu karena hanya berdandan seadanya ketika bertemu klien kan?”

Sera menelan ludah. Tebakan Hana 100% benar. Saat di Beijing kemarin, Jesse bahkan harus menyeretnya ke salon karena sang bos protes melihat penampilan lusuh Sera. Ah, ngomong-ngomong Jesse, sejak kejadian seminggu lalu, hubungan mereka berubah canggung. Jesse tidak marah karena Luhan memukulnya, ia justru meminta maaf karena merasa ikut andil dalam masalah Sera. Jesse merasa bersalah telah mengajak Sera ke tempat clubbing milik sahabatnya itu, dan ia tidak menyangka sama sekali Luhan juga ada disana. Sera tak menyalahkan Jesse, tentu saja, mungkin memang sudah saatnya Tuhan menunjukkan pada Sera apa yang selama ini dilakukan Luhan di belakangnya.

Luhan berciuman dengan gadis lain. Pria itu mengkhianatinya. Heol~

“Kurasa Sera perlu operasi memperbesar payudaranya.”Kata-kata Freya membuat perhatian Sera kembali tertuju padanya. “Dengan ukuran seperti itu pasti susah mencarikannya gaun yang bagus,”komentarnya santai seolah ia adalah perancang busana yang sedang menilai body model yang akan memakai baju rancangannya. Para lelaki yang mendengar kata-kata Freya langsung menatap ke arah Sera. Sera mendelik dan langsung menekuk lututnya ke dada.

“Tidak ada yang salah dengan dadaku ya, Frey~~ Ini kelihatan kecil karena aku selalu memakai pakaian longgar, ukurannya lumayan kok.”

“Coba tunjukkan pada kami!”Jongdae berujar spontan. Sera melotot dan langsung mengangkat tangannya siap melempar botol soju yang ada di genggamannya. Tapi sebelum tindakan sadis itu terjadi, Jongdae sudah dihadiahi lemparan sebungkus kripik yang belum dibuka oleh Minseok. Mirae, Freya, Hana dan Taiga tertawa. Jaehyun tersenyum geli.

“Yak! Aku Cuma bercandaaa~”seru Jongdae, berusaha membela diri.

“Payudara besar tapi berisi silikon Cuma bagus untuk dipandang. Tapi tidak menyenangkan ketika dipegang.”Jaehyun menimpali kalem.

Hana dan Sera mengangguk-angguk setuju.

“Benar. Luhan juga pernah bilang kalau dia suka dengan dadaku,”ucap Sera penuh percaya diri. Minseok yang ada di sebelahnya tertawa mendengar ucapan polos Sera. Taiga memutar bola matanya jengah.

“Eiii… itu modus, sweety! Karena Luhan ingin minta lebih!”ujar Mirae kejam lalu tertawa bersama Freya di sebelahnya.

Sera menggembungkan pipinya sebal. “Kalian ini jahat! Jadi hari ini kita berkumpul hanya untuk menambah penderitaanku ya?”

“Kita kan sudah menemanimu minum dan mendengarkanmu meratap sepanjang malam seminggu yang lalu. Sekarang sudah saatnya kita berpikir jernih, Sera,”jawab Freya.

Sera mendengus lalu menenggak isi botolnya hingga tandas. “Apa yang kedua, Kyochan?”tanyanya sambil mengambil botol soju ke dua. Sera tahu teman-temannya tidak akan menghiburnya dengan kata-kata manis. Mereka tega. Kejam. Tidak peduli Sera akan sakit hati. Tapi mereka jujur. Dan mau tak mau, Sera butuh bantuan mereka untuk bisa mengintrospeksi dirinya.

“Yang kedua,”Taiga menjawab setelah menelan cola-nya. “Kau terlalu takut kehilangan Luhan.”

“Itu karena kau sudah menyerahkan segala-galanya untuk Luhan dan Luhan sudah mengambil semua hal pertama bagimu. Jadi kau tak tahu harus bagaimana jika kehilangan dia,”sela Hana menjelaskan.

“Binggo! Kau tak pernah punya pengalaman patah hati, dan itu membuatmu takut. Jadi kau berusaha sekuat tenaga mempertahankan Luhan dengan caramu. Kau tak mau merecokinya dengan segala kecemburuanmu, kau tak mau mengatur-atur Luhan, kau memberinya kebebasan dan hanya mengeluh jika Luhan lama tak menengokmu, karena kau takut Luhan jengah padamu lalu pergi,”kata Taiga.

Minseok menambahkan. “Luhan sering merasa heran, kenapa kau tidak cemburu seperti gadis lain jika Luhan diterpa gosip, dishipper-kan dengan member grup idola atau beradegan agak mesra dengan gadis lain. Fansnya malah lebih cemburuan daripada pacarnya sendiri.”

“Luhan pernah menanyakan itu padaku. Dan… aku cemburu, tapi aku tahu kalau itu Cuma tuntutan kerja atau karya iseng dari fansnya. Aku percaya padanya jadi aku tidak terlalu ambil pusing. Apa itu salah?”tanya Sera tak mengerti.

“Tidak salah. Tapi itu membuat Luhan jadi berpikir bahwa kau gadis yang mudah dihadapi. Ia bermain dengan gadis lain, karena merasa aman. Asal kau tidak tahu, maka tidak akan menjadi masalah,”jawab Freya.

Sera mengangguk. Masuk akal. “Aku malah lebih marah kalau Luhan di shipping-kan dengan Minseok oppa atau dengan Sehun. Menjijikkan. Fans jaman sekarang sudah semakin gila.”

“Yeah. Mereka lebih senang idolanya gay daripada berpacaran dengan gadis lain.”Hana bergidik ngeri.

“Fvck off pada siapapun yang berharap Luhan dan Minseok oppa-ku gay! I hate them!”umpat Sera kasar.

“Aku juga tidak mengerti, apa enaknya menjadi gay? Pria kan tidak punya payudara yang bisa diremas.”

“Taigaaaaa~~”Hana dan Sera langsung melempari Taiga dengan kacang dan keripik karena kata-kata mesumnya. Mirae dan Freya hanya mendengus geli. Sedangkan Minseok, Jaehyun dan Jongdae terkekeh sambil manggut-manggut setuju.

“Katakan sejujurnya Sera, apa kau mencintai Luhan?”tanya Freya tiba-tiba.

Sera nampak berpikir sebelum akhirnya mengangguk. “Ya, aku mencintainya.”

Freya mengibaskan tangannya, tak puas dengan jawaban Sera. “Seharusnya kau menjawabnya secara otomatis. Tidak perlu berpikir seperti itu!”

“Kau pernah mengatakan pada Luhan kalau kau mencintainya?”Kali ini gantian Mirae yang bertanya.

“Pernah,”jawab Sera cepat.

“Kapan?”

“Euuung…”Sera mengarahkan bola matanya ke atas, mode berpikir. Semua orang di ruangan itu mengawasinya, menunggu jawaban darinya. “…aku selalu bilang kalau aku mencintainya saat klimaks,”jawab Sera sambil memasang wajah sepolos mungkin.

Mirae dan Jongdae membulatkan matanya. Freya ternganga. Taiga yang sedang minum coke-nya langsung tersedak.

“YAAAK!!!”seruan protes dan barang-barang kecil berterbangan ke arah Sera. Hana bahkan memukuli lengannya gemas. Sera terbahak, senang karena berhasil membuat teman-temannya kesal.

Taiga berdecak. “Entah kenapa aku sering berpikir kalau cinta Luhan pada Sera hanyalah cinta bertepuk sebelah tangan.”

Sera mendelik tak terima mendengar ucapan Taiga. “Waeyooo?”

“Karena aku tahu otak bebalmu itu tak akan mampu memahami cinta itu seperti apa!”jawab Taiga. Sera sudah membuka mulut hendak memprotes, jika saja Jongdae tak lebih dulu buka suara.

“Ahhh, aku jadi teringat betapa frustasinya Luhan saat kau menolak lamarannya tahun lalu. Dia nyaris gila! Padahal dia sudah menyiapkan cincin titanium merah itu sejak lama.”

“Aku sudah bilang kalau aku belum siap, Chenchen, dan Luhan bilang dia mengerti,”ujar Sera membela diri.

Minseok menepuk puncak kepala Sera, membuat gadis itu menoleh padanya. “Ralat, Luhan berusaha untuk mengerti dan maklum. Dan sampai saat ini ia masih berusaha. Seharusnya kau menjelaskannya pada Luhan.”

“Aku takut dia akan semakin kecewa padaku,”keluh Sera muram. “Aku takut dengan fans-fans Luhan. Aku takut pada pandangan orang-orang. Jika menjadi pacarnya saja sudah berpotensi membuatku menjadi objek kebencian, apalagi jika aku menjadi istri Luhan. Luhan bahkan bilang ia rela berhenti menjadi artis demi diriku dan itu membuatku tambah ngeri. Coba bayangkan betapa bencinya fans Luhan padaku karena sudah merebut Luhan dan membuat mereka tak bisa lagi melihat Luhan sebagai artis idola.”Sera menangkup pipinya dan menggeleng pelan seperti sedang mengenyahkan bayangan buruk di pikirannya. Hana merangkulnya dan mengusap lengannya untuk memberi ketenangan. “Aku toh tidak menyesal. Luhan benar-benar bersinar dengan sangat terang meski ia telah keluar dari EXO. Aku tahu Luhan tidak suka bekerja mengurus perusahaan Baba. Dia sudah menyerah pada mimpinya menjadi pemain bola dan aku tidak mau dia menyerah pada mimpinya lagi kali ini hanya demi diriku.”

“Sera, tolong berhenti memandang rendah dirimu, oke? Kau hanya tidak tahu betapa berartinya dirimu bagi Luhan. Dia benar-benar akan menukar segalanya agar bisa bersamamu, kau tahu?”Jongdae berujar setengah jengkel.

“Eotteokhae? Aku gadis yang membosankan dan tidak cantik. Karena itu Luhan senang make out dengan gadis lain, bukan?”Mata Sera berkaca-kaca. Sekali lagi ia teringat pada adegan penuh mimpi buruk di club malam. Saat Luhan mencium gadis cantik dan sexy itu. Sera jelas kalah telak jika dibandingkan dengan gadis bernama Rebecca itu. Ia semakin tidak mengerti, apa sebenarnya yang Luhan lihat dari dirinya. Kepercayaan diri Sera semakin jatuh.

“Kau tidak membosankan, Sera, dan Luhan selalu memuji betapa berbedanya dirimu dibandingkan gadis lain. Kau sendiri tahu, kalau sebelum bersama EXO Luhan sudah sangat populer di Beijing. Ia terbiasa dengan perhatian para gadis di sekitarnya dan terbiasa berhubungan dengan mereka tanpa melibatkan hati. Luhan sudah memberikan seluruh hatinya padamu, dan ia tak berpikir bahwa membagi ciuman tanpa cinta adalah hal yang berarti baginya,”jelas Minseok.

“Apa oppa juga ingin bilang bahwa itu semua just lust not love?”tanya Sera dengan nada sinis. Minseok tidak tahu betapa sakit rasanya dikhianati! Ia tidak merasakan apa yang Sera rasakan!

“Please, Sera. Jangan berpikiran sempit. Luhan sudah memohon maaf padamu kan? Memangnya apa yang sudah kamu lakukan untuk Luhan hingga ia tak pantas menerima maafmu?”Mirae berkata tajam yang langsung membuat Sera terhenyak di tempatnya duduk. “Apa kamu sudah merasa hebat karena Luhan tetap bisa meraih mimpi-mimpi karena pengorbananmu menolak lamaran pernikahannya? Dia tidak meminta itu. Luhan sendiri dengan tegas memilihmu daripada karirnya. Ia bersedia melindungimu dari para fansnya. Tapi kau selalu saja tak mau beranjak dari cangkang nyamanmu itu. Coba kau bayangkan betapa sabarnya Luhan selama 4 tahun ini menghadapi dirimu.”

“Mirae!”Hana berseru memperingatkan agar Mirae tidak berkata sekasar itu pada Sera. Melihat saat ini Sera sudah hampir menangis karenanya.

“Sebenarnya bukan hanya itu kan alasannya? Bukan hanya karena takut pada fans Luhan dan pada karir Luhan kan makanya kau tidak siap menikah dengannya,”ucap Taiga.

“Bisa tidak kalian tidak memojokkan Sera seperti itu!”hardik Hana, mulai kesal. “Luhan mengkhianatinya. Tidak peduli betapa baiknya pria itu pada Sera selama ini, tidak seharusnya dia berhubungan dengan gadis lain di belakang Sera. Coba kalian bayangkan! Sera yang hanya bisa menunggu tanpa berani menganggu Luhan meski ia rindu setengah mati ingin bertemu, selalu berusaha berpikir positif bahwa Luhan sedang sibuk bekerja tiap kali tidak bisa Sera hubungi, cemas melihat Luhan selalu dikelilingi gadis-gadis cantik tapi tak bisa memprotes, tidak bisa berpacaran seperti pasangan normal lainnya, kalian tidak tahu betapa beratnya semua itu kan?”

Sera menghela napas. Bahunya lemas. Ia semakin memeluk erat kakinya yang tertekuk dan menaruh kepalanya yang terasa berat di atas lututnya. Sedetik kemudian bahunya berguncang.

Mirae dan Freya saling berpandangan. Taiga mendesah sedih, merasa agak menyesal. Minseok menepuk kepala Sera pelan. Jaehyun berdiri lalu memosisikan dirinya di depan Sera. Jongdae menyusul. Begitu pula Mirae, Freya dan Taiga yang juga ikut menghampiri Sera dan berdiri di sekitar Jaehyun.

“Kau mau pelukan, little lady?”

Sera mendongakkan kepalanya sedikit mendengar penawaran Jaehyun. Dari matanya yang berair dan pedih, ia melihat Jaehyun merentangkan tangannya. Sera mengangguk kecil lalu menurunkan kakinya dan menyambut pelukan Jaehyun.

“Himdeuro, oppa…”keluh Sera disela isakannya. Jaehyun mengangguk, tanda mengerti.

Mirae mengerang lalu ikut memeluk Jaehyun dan Sera sekaligus. Freya, Jongdae, Minseok, Hana dan Taiga menyusul. Mereka berdelapan akhirnya saling memeluk, berusaha membagi kehangatan untuk mengobati luka dan meredakan perasaan gundah yang mendera salah satu sahabat kesayangan mereka itu.







Setelah adegan peluk-pelukan itu, pesta kembali dimulai. Berkaraoke hingga tenggorokan serak dan berselfie ria. Mirae, Freya, Hana, Sera, Jaehyun dan Taiga mengupload foto-foto itu di instagram. Tentu saja mereka memilih foto yang tidak ada Minseok dan Jongdae di dalamnya. Terlalu riskan. Mereka enggan berurusan dengan kehebohan netizen jika melihat foto-foto mereka dengan member EXO itu. Manajer EXO juga pernah mewanti-wanti mereka untuk tidak sembarangan mengupload foto. Seolah-olah mereka akan memberi image buruk pada Minseok dan Jongdae. Sialan!

Mereka—terkecuali Mirae—sudah nyaris teler ketika menyanyikan lagu terakhir. I don’t Like It but I Love It milik Florida dengan volume minimal sengaja diputar sebagai latar sementara mereka kembali beristirahat. Tidak ada yang berniat mengakhiri malam ini, meski jam sudah menunjukkan waktu telah lewat tengah malam. Bahkan Minseok dan Jongdae yang biasanya paling tak punya waktu luang, tampak tenang duduk di sofa. Besok mereka tidak ada jadwal di pagi hari.

“Ssssh…”Sera merasakan perih di perutnya. Tepat di bagian lambung. Ia mencoba untuk menekuk kakinya dan mendekatkan ke tubuh untuk menekan rasa sakitnya. Kepalanya ia letakkan di atas lutut. Uh, sepertinya ia terlalu banyak minum soju tanpa mengisi perutnya dulu dengan makanan. Perutnya sekarang mulai berontak.

“Ada apa Sera? Kau sakit?”tanya Minseok yang duduk di sebelah Sera.

Sera menggeleng pelan. Taiga yang duduk di seberangnya, menoleh ke arah Sera setelah mendengar ucapan Minseok. Freya, Jongdae dan Mirae yang duduk di sebelahnya lebih sibuk mengobrol tentang sesuatu yang tak menarik bagi Taiga. Begitu pula dengan Hana dan Jaehyun.

“Aku belum melihat kamu makan apapun sejak tadi, Sera.”ujar Taiga. Kali ini ucapan Taiga berhasil menarik perhatian Mirae dan Freya. Jongdae juga ikut melihat ke arah Sera dan Minseok.

“Kamu mau aku ambilkan sesuatu?”tanya Minseok lagi.

“Tidak, oppa. Terima kasih,”tolak Sera halus.

“Sungguh?”

Sera mengangguk. Lalu mendongak ke arah Minseok dan tersenyum.

“I’m okay…”gumam Sera sembari menyandarkan kepalanya yang terasa berat di bahu Minseok. Sakit di perutnya sudah sedikit berkurang.

“I’m dying…”celetuk Taiga berusaha menjadi penerjemah. Mirae terkikik. Jongdae dan Freya menyeringai. Hana menggeleng pelan, sambil tersenyum kecil. Jaehyun mengunyah keripik kentangnya, memperhatikan dengan penuh minat.

Sera menggeleng pelan. “I’m happy!”

“I’m fvcking sad to death.”Kali ini giliran Freya menerjemahkan dengan nada dramatis.

Sera mengangkat kepalanya dan mendelik sebal. “Nooo~~ I’m happy, Frey. And I love my life!”pekiknya setengah teler.

“Yeaaaaah, I’m fvcking sad to death, Frey. And I hate myself!”Taiga kembali menerjemahkan dengan meniru gaya bicara Sera.

Bibir Sera mengerucut. Kesal. “I hate you, guys!! Neomu neomu neomu hate you!!”ujarnya sambil menunjuk dengan tatapan marah pada Mirae, Taiga, Freya dan Jongdae yang duduk di depannya.

“We love you too, Cheonseeee~~~”Jongdae, Mirae dan Taiga berteriak kompak. Sengaja benar menirukan panggilan kesayangan Luhan untuk Sera. Mimik mereka pun disetel semenjijikkan mungkin.

“Neomu neomu neomu love you!!!”Freya menambahkan dengan girang, sambil memonyong-monyongkan bibirnya ketika mengucapkan kata neomu dengan berlebihan. Mereka berempat langsung meledak dalam tawa. Minseok dan Hana terpingkal hingga nyaris menangis. Jaehyun terkekeh pelan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Sera yang merah padam karena geram sekaligus malu, langsung melompat ke atas meja dan membuat beberapa botol soju kosong jatuh menggelinding. Tapi Jaehyun bergerak cepat menahan pinggang Sera dan mencegahnya untuk tidak menerjang ke arah Mirae atau Jongdae dan melakukan kekerasan yang mengerikan. Sera meronta, dan menggapaikan tangannya ke depan dengan gerakan mencakar udara. Tingkah Sera ini bukannya membuat teman-temannya takut tapi tawa mereka justru semakin keras. Jongdae sampai jatuh ke lantai saking puasnya tertawa.

“Mereka membully-ku, oppaaaaaa~!”adu Sera pada Jaehyun mirip seperti anak TK yang mengadu pada ibunya setelah dijahili oleh teman-temannya di sekolah.

Jaehyun menenangkan sambil menepuk-nepuk puncak kepala Sera. Berusaha sekuat tenaga menahan tawanya karena melihat wajah lucu Sera yang merah padam dengan pipi menggembung.

“Jakarta sangat panas, kau tak mungkin betah tinggal disana, Mirae.”Freya bicara pada Mirae setelah tawa mereda. Sepertinya meneruskan pembicaraan mereka sebelumnya yang sempat terinterupsi. Sera memperhatikan mereka. Tangannya sudah kembali memegang botol soju. Ia berniat untuk benar-benar mabuk hari ini. Tak peduli dengan perih di perutnya. Toh nanti saat ia high, ia akan lupa dengan rasa sakitnya. Yeah, sakit di perut dan sekaligus juga sakit di hatinya. 2 lalat mati dalam sekali tepukan botol soju. Oke, Sera mulai ngawur.

“Ibas bilang ia akan mempertimbangkan untuk terus menetap di Seoul saja jika aku tidak suka Jakarta. Dia toh bukan anak satu-satunya, dan bukan anak bungsu. Ada kakaknya yang menjaga ayah dan ibu disana.”

“Sepertinya Mirae benar-benar serius dengan pria Indonesia itu. Sejak tadi aku tidak melihatmu menyentuh soju.”Minseok ikut bergabung dalam pembicaraan.

“Kau serius akan menikahinya?”Taiga tersenyum geli. Menurutnya Kim Mirae yang sejenis dengan mereka berdelapan tidak akan cocok dengan pemuda Indonesia yang banyak aturan itu. Ibas—atau Baskoro—adalah pria asal Jakarta yang bekerja di perusahaan otomotif Hyundai, tempat Mirae juga bekerja sebagai pegawai magang. Ibas adalah atasan Mirae, dan mereka saling jatuh cinta.

Masalahnya Ibas adalah muslim taat. Ibas memang tidak memaksa Mirae untuk masuk Islam. Tapi, sedikit demi sedikit pria itu mulai mengajarkan banyak hal tentang Islam pada Mirae. Agama itu terlalu banyak larangan. Tidak boleh minum alkohol, tidak boleh makan daging babi, tidak boleh makan daging anjing, tidak boleh pergi ke club yang katanya adalah tempat maksiat, no sex before marriage, huh, mana mungkin Mirae bisa hidup dengan seluruh larangan itu? Untung saja Ibas tahu diri dan tidak melarang Mirae untuk berkumpul dengan Bee-Hives. Jika iya, Taiga sudah bersumpah akan menghajar pemuda sok itu.

“Ibas pria yang baik, aku setuju jika Mirae menikahinya,”Hana seperti biasa berkomentar polos layaknya malaikat. Taiga memutar bola matanya sebal.

“He’s hot!! Dan believe it or not, Ibas masih perjaka! Kau pasti senang sekali membayangkan akan mengajarinya nanti di ranjang, ya kan Mirae darling? Kau kan suka pegang kendali.”Freya cekikikan genit sambil memeluk pinggang Mirae yang sudah bersemu merah.

“No way!! Memangnya dia mau denganmu, Mirae? Kau tidak menipunya dengan bilang kalau kau juga masih virgin kan?”tanya Jongdae tanpa dosa yang langsung mendapat pukulan keras di lengan dari Mirae.

“Tentu saja tidak, seki! Aku sudah menceritakan semua pada Ibas tentang petualangan sex-ku selama ini. Dan dia mengerti. Well, aku lahir di negara bebas seperti Korea, what should i do?”Mirae mengedikkan bahunya cuek. Sera dan Hana mengangguk setuju. Mereka bahkan sangat jarang ke gereja meski dalam kartu identitas mereka ada keterangan bahwa mereka beragama Katolik. Ketika perayaan Natal yang mereka lakukan hanya bersenang-senang, pesta dan mabuk-mabukan.

Di Korea, Natal seolah sudah tidak lagi menjadi hari besar keagamaan, tapi lebih seperti Chuseok atau Hari Valentine karena lebih banyak orang berpacaran daripada berdoa ke gereja pada hari itu. Lihat saja lagu-lagu bernuansa natal yang rilis di Korea, lebih banyak lagu cinta daripada lagu pujian untuk Tuhan. Konyol bukan? Mirae, Taiga dan Freya lebih parah lagi, mereka katolik tapi mereka tak percaya pada Tuhan. Whoah, Ibas benar-benar mengambil resiko super besar jika serius ingin menikahi gadis atheis seperti Mirae.

“Tapi dia adalah pria terbaik yang pernah kutemui. Dia tidak brengsek seperti kalian berempat! Dia menghormatiku. Dia selalu memberiku pilihan untuk ikut aturannya atau tidak. Dan sampai saat ini, aku bisa tahan untuk menurut pada aturannya. Lagipula itu demi kebaikanku. Alkohol akan membuatmu mati muda dan membuat keturunanmu sakit, kau dengar itu, Sera!”

Sera yang baru saja menempelkan mulut botol soju ke mulutnya, terdiam. Tapi Cuma sedetik, setelah itu ia menyandarkan kepalanya pada bahu Jaehyun dan kembali meminum sojunya hingga tandas.

“Bitch!”umpat Mirae kesal melihat tingkah laku Sera yang sulit diatur itu.

“Kau menceritakan soal petualangan seksmu dan dia tidak marah? Apa Ibas itu dewa?”Freya bertanya sangsi.

Mirae terkekeh. “Tentu saja dia marah. Dia mendiamkanku selama 2 hari, dan selama itu dia berpikir keras. Apa aku cukup worth it untuk dia perjuangkan atau tidak. Dan katanya aku lebih dari sekedar worth it. Dia mencintaiku. Jadi dia mencoba memaafkanku, dan memintaku berjanji untuk tidak Marvin Gaye lagi sebelum menikah. Aku harus menjaga diriku sampai dia menikahiku. Kalian tahu, aku sudah menggodanya berkali-kali seperti jalang dan dia kekeuh tak mau menyentuhku. Katanya haram! Yang dia lakukan sejauh ini hanya mencium keningku, apa kalian percaya itu?”

“Whoahh, daebak!”Jongdae tertawa kagum.

“Menurutku Ibas keren. Dia gentleman yang berpegang teguh pada prinsipnya.”kata Jaehyun. “Kalau aku, jika Mirae mau marvin gaye denganku, aku tak akan menolak, tidak peduli dengan persahabatan kita selama ini.”

“Yeah! Kalian semua kan bajingan, aku tidak akan heran!”Freya berujar kejam. Taiga, Minseok, Jaehyun dan Jongdae kompak tertawa. Meski dihina mereka setuju dengan ucapan Freya. Tak ada peraturan bahwa mereka tidak boleh marvin gaye dengan satu sama lain, apalagi mengingat di kelompok mereka ada 4 orang lelaki dan 4 orang perempuan. Tapi mereka menghormati satu sama lain, atau lebih tepatnya para lelaki menghormati para sahabat perempuannya. Mereka tidak akan menerjang sahabat mereka sendiri, jika sang perempuan tidak mengijinkan.

“Aku tidak menyangka kau rela berubah hanya demi lelaki itu, Mirae,”Taiga berujar sinis.

Mirae menoleh padanya dan menatapnya dengan tatapan tajam. “Yang kau sebut dengan ‘lelaki itu’ adalah pria yang aku cintai, Kyochan! Jaga mulutmu, okay? Dan tentu aku rela jika itu bisa membuatnya tetap terus bersamaku. Aku akan menggunakan cara yang sama seperti yang Sera lakukan untuk memikat orang tua Luhan. Aku sudah belajar memasak bersamanya selama satu bulan dan kami bahkan mencoba memasak masakan Indonesia. Bagi Ibas, kedua orang tuanya adalah segala-galanya, aku takut ia akan menurut pada mereka jika mereka tak menyukaiku dan meminta Ibas untuk meninggalkanku. Karena itu aku berjuang keras agar mereka menyukaiku saat berkunjung ke Jakarta nanti.”

Sera termenung mendengar obrolan teman-temannya terutama jawaban-jawaban dari Mirae. Ia iri pada Mirae. Hubungannya dengan Ibas, sebenarnya hampir sama situasinya seperti Sera dan Luhan. Mereka berbeda kebudayaan, berbeda kewarganegaraan, tapi mereka bisa saling menyesuaikan antara satu sama lain dan Ibas memiliki pilihan untuk tetap bisa bersama Mirae tanpa harus membuat Mirae pergi meninggalkan keluarga dan sahabatnya ke negeri yang asing. Tidak seperti Sera.

Mirae juga gadis yang berani dan hebat. Ia tak ragu untuk berubah demi Ibas. Sedangkan Sera?

Uh, Sera hanya gadis manja dan egois yang merasa sudah memberi segala-galanya demi sang kekasih, padahal yang ia berikan tak ada secuilnya dari apa yang Luhan perjuangkan untuknya. Sekarang, saat Luhan sedang merilis buah dari hasil kerja kerasnya pun, Sera tak ada disana untuk mendukungnya dan malah menambah beban pikiran pemuda itu. Sera mulai merasa dirinya memang pantas diduakan oleh Luhan. Apa coba hal bagus yang layak Luhan perjuangkan dari diri Sera? Ck, payah! Payah! Sera PAYAH!

“Oppa…”

“Hm?”Jaehyun merespon panggilan Sera.

“Apa aku salah karena bersikukuh untuk tetap menjadi diriku sendiri? Apa aku salah jika aku tidak mau meninggalkan dunia yang sudah sangat nyaman untukku ini?”Sera bertanya lemah. Berharap, ada jawaban bagus untuk pertanyaannya ini.







END for Bee’s Buzz







Ada yang mau bantuin Jaehyun buat jawab pertanyaan Sera?

Isinya sih kayak Cuma chat nggak penting gitu yaa, tapi banyak yang menjelaskan tentang karakter Sera disini kan? Coba deh bayangin, betapa hebatnya Luhan karena bisa tahan punya pacar ajaib macam Sera, hahaha…. She’s so complicated. Keliatannya aja sederhana, tapi otaknya ruwet. Kayak yang nulis, hiks… mau lanjut nulis MTEOL aja pake susah payah cari artikel dulu tentang lokasi asyik di Jepang. Ujung-ujungnya Cuma buka tutup blog, baca tiap artikelnya, ngiri, ngiler liat photo-photonya, lalu berandai-andai bisa kesana, galau dan akhirnya gak jadi nulis (lagi dan lagi). Maaf ya…. aku emang gini orangnya, aku mah apa atuh Cuma author abal-abal, huhuhu.

Aku bikin ini karena lagi kangen sama temen-temen aku, tolong dimaafkan ya keabsurdannya. OCs-nya itu beneran idup, Cuma dengan nama yang berbeda, hahaha, maksudnya Hana, Mirae dan Freya itu terinspirasi dari temen-temenku yang golongan darahnya B. Soal benar-tidaknya golongan darah punya pengaruh terhadap kepribadian… jawabannya abu-abu. Tapi dalam psikologi itu pseudo-science, alias gak ada pembuktian atau hasil penelitiannya. Kalau di Indonesia sih kayaknya masih asing ya, tapi di Jepang dan Korea (aku gak tahu di China iya atau gak) soal beginian mereka percaya. Sering kan liat di program reality show, ada pertanyaan dan komentar tentang golongan darah dan pasti dihubung-hubungin sama karakter seseorang. Bahkan Heechul Suju bikin geng kumpulan spesies AB. Kalau aku sih, jujur agak agak percaya. Yang mungkin masih asing sama hal ini, coba googling, atau chat aku… aku gak keberatan ngobrolin hal ini lebih lanjut, hehe ^^ tapi slow respons yaaa…

Daaaan, aku juga pengen berbagi betapa bersyukurnya jika ada sahabat seperti mereka ketika lagi down kayak yang Sera rasain. Ya emang sih isinya Cuma dihina-hina doang, tapi tetep aja rasanya enak kalau ada orang-orang yang bisa dituju kalau kita lagi sedih dan butuh hiburan. Lagipula, salah satu manfaat dari masalah ya ini nih, kita jadi lebih bersyukur atas kehadiran teman dan keluarga yang kita miliki.

Naaaah… ini stormnya belum rampung yaaa. Mau clue buat storm mendatang? Kali aja temen-temen mau download lagunya dulu, sebagai persiapan sebelum ntar lanjutannya ku posting, hehe…

Next storm-nya MISSING YOU ^^ lagunya G-Dragon feat Kim Yuna of Jaurim.

Dan bonus pict kali ini, bukan Luhan, tapi abang Jaehyun tercinta, ufufu, ulzzang paporitku…

<img class="size-medium wp-image-43923 aligncenter" src="https://saykoreanfanfiction.files.wordpress.com/2015/11/tumblr_m7rbuggswk1rvk0m2o1_500_large.jpg?w=253&h=300" alt="tumb

Show more