2015-10-20



Title : The Wild Beast In Me

Author : Kaivii

Genre : Psychology, Romance, a bit angst.

Rating : G

Main Cast: Kim Kai/Kim Jongin, Oh Sehun, Jung Sena.

Summary: Ketika sang Alzheimer, Androphobia dan Alter

Ego terjebak dalam sebuah labirin percintaan.

~Enjoy~

«Tahun 2015»

“Alter Ego adalah sebuah keadaan dimana kita memiliki

kepribadian lain di dalam diri kita. Atau kita biasa

menyebutnya dengan kepribadian ganda. Keadaan ini

menyebabkan kita berubah menjadi orang lain. Kalian

semua pasti tahu Katy Perry kan? dia adalah seorang

Alter Ego. Katy mengeluarkan Alter Egonya di lagunya

Last Friday Night, kalian tahu? Si gadis kutu buku culun

dengan rambut kepang, menggunakan kawat gigi dan

berkaca mata tebal? Itu merupakan Alter Ego dari

seorang Katy Perry yang bernama Kathy Beth Terry.

Selain itu salah satu publik figur yang secara gamblang

mengakui dirinya mempunyai Alter Ego adalah Lady Gaga,

Gaga bahkan mempunyai lebih dari satu Alter Ego. Salah

satunya yang paling fenomenal ialah Yuyi The Mermaid,

seorang karakter putri duyung bersirip hijau yang muncul

di video clip Gaga You and I”

Seorang mahasiswi mengangkat tangannya, dosen muda

itu mengangguk sebagai tanda mempersilahkan.

“Profesor Kai…aku pernah mendengar seseorang hilang

didalam dirinya sendiri, dan tubuhnya dikuasai oleh Alter

Egonya. Apa yang menyebabkan mereka semua memiliki

Alter Ego yang kuat dan bisa menguasai tubuh mereka?”

Dosen muda berkulit tan mempesona bernama Kim Kai itu

tersenyum dan melanjutkan penjelasannya “Banyak hal…

tapi yang paling sering terjadi adalah karena rasa

traumatik masa kecil yang biasanya terjadi saat usia 4 –

6 tahun. Di usia itu imajinasi anak sedang sangat

berkembang kuat, jika ditambah dengan kejadian

menyakitkan yang dialaminya maka tidak menutup

kemungkinan anak tersebut akan menciptakan Alter

Egonya sendiri. Menciptakan tokoh lain di dalam dirinya

untuk menampung semua apa yang dia rasakan. Dan

dalam kasus penguasan tubuh, itu tergantung kita…

seberapa kuat kita bisa mempertahankan kita yang asli

dan mengatur Alter Ego kita. Sebenarnya kita semua

memiliki Alter Ego, secara sadar atau tidak kita pasti

pernah menjadi ‘kita’ yang lain.”

Kai menjeda penjelasannya dan menatap semua muridnya

yang juga menatap kearahnya dengan pandangan serius

dan penasaran “Memiliki satu atau dua kepribadian lain di

dalam diri kita itu merupakan hal biasa yang sering kali

kita temui. Tapi…. Bagaimana jika satu individu memiliki

24 kepribadian lain didalam tubuhnya?”

«Tahun 2007»

“Hai kenalkan aku Jung Sena”

“Hai aku Oh Sehun”

Ini sudah ke lima kalinya Sena memperkenalkan diri

kepada Sehun, dan dua jam kemudian Sena harus kembali

memperkenalkan dirinya pada pria penderita Alzheimer

akut itu.

“Jadi Sehun…kau sedang apa?”

“Membuat catatan… Aku melupakan banyak hal dalam

waktu singkat. Jadi aku menuliskan semua yang penting di

buku ini, dan…. Hey namamu sudah ada di buku catatanku”

Sena tersenyum manis menatap Sehun “Tentu saja, kita

sudah berkenalan dua jam yang lalu. Lain kali lebih baik

kau gunakan kamera untuk memfoto sesuatu yang kau

anggap penting, jadi kau tidak akan melupakannya”

Sehun menggaruk tengkuknya dan terkekeh kecil “Maaf,

aku yakin kau merasa tidak nyaman denganku”

“Tidak, sudah tujuh bulan aku dirawat disini dan dua

bulan menjadi kekasihmu, Oh Sehun. Walaupun kau terus

melupakanku…kurasa itu bukan masalah. Manusia

diciptakan untuk saling melengkapi kan? Jika kau lupa,

maka aku akan terus mengingatkannya padamu”

Sehun tersenyum manis sambil menatap Sena. Dia tidak

mengenal gadis itu, tapi hatinya mengatakan jika Sena

adalah gadis yang tidak asing untuknya, karena hatinya

merasakan sesuatu yang berbeda kepada Sena.

“Penderita Androphobia berbicara dengan seorang pria

tanpa rasa takut sedikitpun? Kurasa ada yang aneh

dengan wanita ini” seorang pria berkulit tan yang berdiri

menyandar pada pilar rumah sakit berbisik melihat Sena

dan Sehun yang sedang bercakap cakap. Pria tan itu

menghampiri keduanya lalu duduk disamping Sena.

“Oh Jongin…apa yang kau lakukan disini?” Tanya Sena

saat melihat pria itu disampingnya.

“Jongin? Siapa itu? Aku Han Jaekyung, apa yang kau

lakukan dengannya?”

Sena memutar bola matanya malas mendengar ocehan

Jongin yang mulai dipengaruhi Alter Egonya.

“Hanya berbicara…” Jawab Sena.

Jongin menatap Sena dan Sehun bergantian “Bukankah

kau Androphobia?”

“Itu tujuh bulan yang lalu Jongin, aku sudah 90%

sembuh… Hanya perlu terapi beberapa kali lagi maka aku

bisa pulang”

“Sudah berapa kali harus kubilang nona Jung Sena aku ini

Han Jaekyung seorang ahli ilmu kedokteran, bukan

Jongin.”

“Terserahmu” dengus Sena.

…..

“Hai Sehun, namaku Jung Sena”

“Oh hai…aku Oh Sehun”

Sena tetap mempertahankan senyumnya sambil menatap Sehun.

“Boleh aku mengambil gambarmu?” Sehun mengangkat

kamera polaroidnya dan Sena hanya mengangguk.

“Jadi…siapa namamu?” Tanya Sehun setelah foto itu

tercetak.

“Jung Sena” jawab Sena, Sehun mengangguk dan

menuliskan nama itu diruang kosong foto Sena.

“Aku melupakan banyak hal dalam waktu singkat, jadi aku

harus memot…hey foto dan namamu sudah ada di buku

ini”

“Ya…karena kau mengambilnya dua jam yang lalu, Sehun.”

Pria tan itu terus memperhatikan Sena dan Sehun yang

sedang mengobrol dibawah pohon besar dirumah sakit hari

itu, sudah menjadi rutinitasnya untuk selalu

memperhatikan pasangan itu kapanpun, bahkan saat jiwa

lain mengambil alih tubuhnya rutinitas ini tidak pernah

terlewatkan. Sebuah senyum miris tersungging dibibirnya.

“Jika aku menjadi Oh Sehun…walaupun aku mengidap

Alzheimer, walaupun aku melupakan segalanya, hanya kau

satu hal yang akan kuingat dan tidak akan pernah

kulupakan sedetikpun Sena. Karena kau terlalu berharga

untuk dilupakan” ucap Jongin.

Pria itu duduk dibalik pohon yang sama dengan Sehun dan

Sena. Jongin memainkan rumput yang didudukinya sambil

mendengarkan percakapan antara Sehun dan Sena yang

sangat mesra walau terkesan aneh. Terkadang dia

tertawa saat mendengar suara Sena yang tertawa, dan

tersenyum simpul saat mendengar kalimat romantis yang

keluar dari bibir Sena. Kalimat itu memang bukan

untuknya, tapi saat kalimat itu masuk ke telinga Jongin

dan bersarang dihatinya, Jongin merasa bahagia setengah

mati. Kata-kata romantis yang bahkan akan di lupakan

oleh Oh Sehun -yang notabenenya adalah sasaran kalimat

itu- beberapa menit kemudian, tapi akan selalu diingat

oleh Jongin -yang hanya seorang pencuri dengar- seumur

hidupnya.

“Oh Sehun waktunya pemeriksaan”

Rasa senang Jongin membuncah saat suara seorang suster

menghentikan kegiatan Sehun dan Sena, dan saat Sehun

pergi dari tempat itu Jongin mengambil alih tempat Sehun

duduk disamping Sena.

“Seharusnya kau bergabung dengan kami, bukan mencuri

dengar”

Jongin tertawa kecil “aku lebih suka mendengar kata-

kata romantismu dari pada omelan jika kau melihatku”

“Apa kau Jongin?” Sena menatap Jongin serius.

“Kau pikir siapa lagi?”

“Kau selalu berubah menjadi orang yang berbeda-beda

setiap saat…kau tahu? Akan lebih nyaman jika kau hanya

menjadi seorang Jongin setiap kita bertemu.”

“Jika aku bisa mengendalikannya, aku akan memilih untuk

terus menjadi Jongin selamanya… Jongin yang hangat,

dewasa dan penuh perhatian. Terkadang saat aku hilang

dari tubuhku…aku melupakan segalanya” Jongin

menunduk.

“Termasuk aku?”

Jongin mendongak dan menatap Sena tepat dimatanya,

mereka bertatapan cukup lama sampai akhirnya Jongin

menghembuskan nafas berat “Jangan pernah memberiku

harapan apapun…jika pada akhirnya kau akan tetap

menjadi milik orang lain”

“Kau tahu aku tidak memberimu harapan Jongin…aku

hanya memilih yang pasti. Aku mengidap Androphobia, aku

takut pada pria. Kau tahu aku mencintai Kim Jongin…

hanya Kim Jongin. Tapi kau selalu berubah, berubah

menjadi orang lain yang tidak pernah kuduga. Aku tidak

bisa menjalin hubungan seperti itu, rasanya seperti

mengencani pria berbeda setiap menitnya. Alasan aku

memilih Sehun…karena dia pasti, dia akan selalu menjadi

Oh Sehun. Dan dia akan selalu menjadi pria yang ku kenal”

Kalimat itu seperti cambukkan keras dihati Jongin,

mengetahui bahwa cintanya tidak bertepuk sebelah

tangan tapi terhalang oleh sebuah dinding tebal

berlabelkan “penyakit” benar-benar membuatnya sakit.

Mereka saling mencintai tapi tidak akan bisa bersama.

Jongin membawa Sena kedalam pelukannya,

menyembunyikan wajahnya di perpotongan leher Sena dan

menghembuskan nafas berat disana.

“Satu hal yang benar-benar membuatku muak dalam

keadaan ini… Diriku yang lain mencoba mendominasi” bisik

Jongin. Sena mengeratkan pelukannya pada Jongin dan

mengelus punggungnya.

“Tetaplah disini Jongin, untuk beberapa menit kedepan.

Tahan…jangan biarkan siapapun mengambil alih tubuhmu”

Jongin melepaskan pelukannya dan menatap Sena “Aku

mencoba lebih kuat untukmu. Nanti, saat hanya ada aku,

Jongin, ditubuh ini…kuharap kau akan menerimaku”

Jongin mendaratkan ciuman dibibir Sena, pelan namun

penuh penekanan akan cintanya. Di saat Sena ikut

memberikan pergerakan pelan tiba-tiba saja Jongin mulai

agresif, Sena tersentak kaget saat Jongin menarik

tengkuknya dan menggigit bibir bawahnya. Ciuman Jongin

bukan lagi ciuman penuh cinta melainkan ciuman bergairah

yang menuntut kepuasan. Sena seketika itu juga sadar,

bahwa dia bukan Jongin, dia orang lain. Dengan sekuat

tenaga dia mendorong tubuh Jongin yang memeluk erat

tubuhnya. Nafas Sena terengah saat ciuman mereka

terlepas, dilihatnya Jongin tersenyum kecil dan menyeka

sesuatu dari sudut bibirnya dengan ibu jari lalu mengecap

ibu jari itu.

“Aku mencintaimu… Jung Sena” ucap Jongin pelan. Sena

berdiri dan segera berlari meninggalkan pria itu

sementara Jongin hanya menatapnya dengan seringai.

“Kau harus tahu Sena…bahwa di dalam tubuh ini bukan

hanya Jongin yang mencintaimu.” ucap Jongin.

….

Sehun duduk di kafetaria rumah sakit sambil membaca

bukunya sore itu. Terlalu banyak nama Jung Sena disana

dan ada dua buah foto seorang gadis cantik yang juga

bertuliskan Jung Sena tertempel disalah satu lembar.

“Jung Sena…..kekasihku?” Gumam Sehun sambil

merenungkan nama itu.

“Menikmati sore…Oh Sehun?”

Sehun menoleh dan tersenyum kecil kepada pria

disampingnya “Sore ini indah”

“Apa yang indah di kafetaria ini”

Sehun tertawa renyah mendengar ucapan pria berkulit

tan itu “Udara…udaranya sangat segar”

“Kau tahu? Kemarin adalah hari terakhir Jung Sena di

terapi…dan hari ini dia sudah bisa pulang” pria itu

mengubah topik pembicaraan dan membuat Sehun

mengernyitkan dahi.

“Jung Sena?”

“Dia kekasihmu Oh Sehun, apa kau akan terus

melupakannya? Kau bahkan sudah menulis namanya

ratusan kali dibukumu itu”

Sehun membuka bukunya dan melihat nama juga foto Sena

disana “Oww…jadi dia kekasihku…kau tahu dimana dia

sekarang?”

“Dia masih menjalani beberapa pemeriksaan ulang.”

Sehun tersenyum hangat “Terima kasih… Boleh aku

mengambil gambarmu?”

Pria itu mengangguk tanda mengijinkan.

Sehun mengambil foto pria itu “Sekali lagi aku berterima

kasih padamu…eeuummm??”

“Kim Kai, namaku Kim Kai”

….

Tidak banyak yang bisa dilakukan didalam rumah sakit,

satu satunya tempat yang ideal untuk bertemu dan

melepas rindu sepasang kekasih hanyalah sebuah taman

kecil dirumah sakit itu, setidaknya ini lebih baik daripada

kamar rawat, itulah yang ada dipikiran Sena.

“Aku sengaja mengulur waktu untuk pulang, aku masih

ingin bersamamu Sehun.” Sena menyandarkan kepalanya

di bahu Sehun, matanya menjelajah hamparan langit

malam penuh bintang.

Sehun meremas jemari Sena dan menghela nafasnya “Kau

sudah sembuh…kau tidak mungkin terus berada disini. Aku

janji saat aku sembuh nanti, kita akan menikah”

Sena tersenyum hangat dan menoleh menatap Sehun

“Impianku adalah menikah denganmu, dan karena kau

sudah berjanji aku akan terus menagihnya sampai

kapanpun”

Sehun tersenyum lantas mengecup dahi Sena.

“Kurasa aku mencintaimu Sehun…benar-benar

mencintaimu, tidak ada yang lain”

Jantung Sehun berdebar cepat mendengar kalimat itu,

dan lebih berdebar lagi saat matanya bertemu pandang

dengan mata Sena yang bersinar memantulkan cahaya

bulan.

“Apa selama ini kau ragu mencintaiku?” Tanya Sehun

sambil mengelus pipi Sena.

Sena menyentuh tangan yang berada dipipinya dan

menatap Sehun serius “Aku tidak ragu, hanya saja…

selama ini seseorang membuatku goyah…tapi sekarang aku

yakin kalau aku hanya mencintaimu”

“Terima kasih” bisik Sehun, ibu jarinya mengelus bibir

bawah Sena dan matanya bergerak menatap mata dan

bibir Sena bergantian seolah meminta izin. Saat Sena

menutup matanya Sehun tersenyum kecil dan

mendaratkan sebuah ciuman manis dibibir Sena.

Menyalurkan semua perasaan lewat gerakan indah penuh

cinta, saling melengkapi dan memberikan yang terbaik.

“Kenapa kita tidak mencari tempat yang lebih hangat?”

Ucap Sena ditengah ciumannya.

“Pelukanku hangat…kemarilah” Sehun membawa Sena

kedalam pelukannya dan kembali mencium bibir Sena

lamat-lamat.

“Maksudku bukan seperti ini Sehun…kita bisa mencari

tempat yang lebih tertutup kan?”

Sementara itu jauh didalam kegelapan Jongin hanya

terdiam menatap Sehun dan Sena. Matanya memancarkan

segala jenis emosi, entah siapa yang ada didalam tubuh

itu. Jongin memejamkan matanya saat dia mendengar

sebuah suara yang berbicara didalam pikirannya.

~kau seharusnya lenyap dari tubuh ini Jongin, kau bahkan

hanya diam saja melihat Sena berciuman dengan pria lain?

~ Suara itu memenuhi pikiran Jongin dengan sangat jelas.

“Kau yang seharusnya lenyap sialan, aku sendiri yang akan

melenyapkanmu” bisik Jongin penuh penekanan.

~melenyapkanku? Kita lihat saja siapa yang akan lenyap

dari tubuh ini, dan siapa yang akan bertahan. Tapi

sebelumnya, aku harus melakukan sesuatu pada pasangan itu~

“Kau hanya ilusi…Aku berhak atas tubuh ini. Aku jiwa asli

dari tubuh ini dan aku bisa melenyapkanmu!! Aku punya

kuasa untuk itu. Sedikit saja kau mengganggu mereka,

terlebih Sena…aku akan membunuhmu” desis Jongin

membalas perkataan didalam pikirannya sendiri.

~Kau yang bilang bahwa aku hanya ilusi dan sekarang kau

bilang akan membunuhku? Apa kau bisa membunuh sebuah

ilusi? Dan kau tahu? Aku bukanlah Jongin yang lemah, aku

bukan Jongin yang hanya akan diam saat melihat gadisku

disentuh orang lain. Aku… Kim Kai, akan melakukan

apapun untuk membalas pria Oh itu…karena aku juga mencintai Sena~

Jongin menitikan air matanya, rasa takutnya menguar

saat mendengar kata-kata Alter Egonya sendiri. Karena

dia yakin itu pasti akan terjadi, Jongin menciptakan Alter

Ego yang sangat berbahaya yang tidak pernah diketahui

siapapun dirumah sakit ini.

“Lakukan apapun padaku…jangan sentuh Sena, jika kau

benar-benar mencintainya kau akan mendengarkan

perkataanku Kim Kai” ucap Jongin.

~kau bukan tuan ku…Kim Jongin, dan aku tidak harus

mengikuti perintahmu. Aku terlalu mencintai Sena, dan

menginginkan dia menjadi milikku, hanya milikku~

Balas Kim Kai, sang Alter Ego.

….

Tidak ada salah satupun dari mereka yang berniat

melakukan ini dimalam terakhir Sena berada di rumah

sakit. Tapi suasana melarutkan mereka dalam situasi ini.

Tempat penyimpanan persediaan rumah sakit memang sepi

di jam-jam lewat tengah malam, apalagi tempat yang

berada disudut rumah sakit seperti ini. Di sebuah ranjang

pasien yang terlihat masih baru Sehun dan Sena memadu

cinta mereka, tanpa ada paksaan dan tanpa beban,

mereka hanya ingin mengingat malam ini selamanya,

meskipun itu mustahil untuk Sehun.

Sementara itu, di luar ruangan yang sama Jongin

terduduk sendiri mendengar semua yang terjadi didalam

sana. Entah tubuh tidak bersemangat itu diisi oleh jiwa

asli Jongin atau jiwa yang lain.

~aku akan membunuh mereka berdua~

“Aku akan bunuh diri sebelum kau melakukan itu Kim Kai

iblis” bisik Jongin, jujur saja Jongin juga sangat sakit

mendengar suara-suara di dalam sana, hatinya teriris

setiap Sena menyerukan nama Sehun ditengah

kegiatannya. Tapi bagaimanapun juga Jongin lebih

mementingkan kebahagiaan Sena.

~kau tidak perlu repot-repot bunuh diri Jongin, kau ingin mati? Biar aku yang membunuhmu~

“Tubuh ini milikku, jika aku mati maka tubuh ini juga

harus mati”

“Tidak jika ada aku didalam tubuh ini”

Tanpa Jongin sadari, dia menanggapi ucapannya sendiri

saat Kim Kai dengan cepat menguasai tubuhnya.

Saat suara suara didalam sana berhenti terdengar Jongin

-atau sekarang ini sedang menjadi Kim Kai- memasuki

ruang penyimpanan itu. Dia mengendap memasuki ruangan

remang remang itu dan mengambil sebuah pisau bedah

beserta sebuah suntikan berisi obat entah apa. Dia

menghampiri Sehun yang membelakanginya dan bersiap

menusuk tengkuk pria itu jika saja Sena tidak melihatnya.

“JANGAN!!!”

Sena langsung menarik Sehun kebelakang tubuhnya dan

hampir saja wajahnya tercoreng pisau bedah itu. Nafas

Sena memburu dan matanya membelalak kaget sambil

menatap Kai.

“Apa yang kau lakukan Jongin??!!!” Pekik Sena.

“Kau membuatku marah Jung Sena” desis Kai.

“Sudah kubilang aku akan dan tetap memilih Sehun.

Jongin… Aku tidak bisa lagi mencintaimu”

“Aku. Bukan. Kim Jongin. Aku. Adalah. Kim Kai. Dan

aku…..mencintaimu. Kim Kai mencintaimu”

Sehun menatap Kai sinis dan bergerak maju satu langkah,

membuat Sena yang kini berdiri dibelakangnya “Tidak ada

yang boleh mencintainya selain aku, Sena milikku”

“Jadi sekarang kau ingat siapa Sena? Wah kemajuan yang

sangat bagus”

“Jongin…kumohon kembalilah…”Ucap Sena.

Ekspresi wajah Kai mengeras begitu Sena mengucapkan

nama itu, matanya menatap Sena tajam “Jongin tidak

akan pernah kembali, sekarang tubuh ini milikku, milik Kim

Kai.”

“Jongin…kumohon…” Sena menitikan air matanya sambil

meremas jemari Sehun yang juga meremas jemarinya erat.

“Sudah kubilang Jongin tidak disini keparat!!!!” Kai

menarik lengan Sena kencang membuat Sena menjerit

takut, Sehun dengan cepat menarik tubuh Sena kedalam

pelukannya. Sena gemetar bukan main, nafasnya putus-

putus, jantungnya berdebar sangat cepat dan keringat

dingin keluar dari tubuhnya.

Dipeluk oleh Sehun tidak

membuat Sena merasa terlindungi, sebaliknya Sena

menjadi sangat takut berada dipelukan Sehun. Tanpa bisa

dicegah, penyakit Androphobia Sena kambuh. Sena

mendorong tubuh Sehun sambil menjerit ketakutan.

“Lepaskan aku!!! Kalian pria sialan!!!” Jerit Sena.

“Sena ini aku!!” Sehun merengkuh wajah Sena dan

menatap matanya, mata Sena tidak fokus dan

memancarkan rasa takut yang sangat besar. Sena

menampar Sehun dan mendorong pria itu hingga jatuh

membentur ranjang rumah sakit.

Sehun memekik saat kepalanya terbentur besi dengan

kuat. Kai menyeringai melihat pemandangan itu dan

berjalan menghampiri Sena yang masih ketakutan.

“Kau mempermudah pekerjaanku Sena…gadis pintar”

“Pergi!!! Jangan mendekat!!! Tidak…!!!!!” Sena berteriak

kencang saat Kai berhasil meraih pinggangnya, wajahnya

kini hanya beberapa centi saja dengan wajah Kai. Sehun

ingin bangkit, tapi sakit dikepala membuatnya pusing,

Sehun menyentuh dahinya dan mendapati darah segar

disana.

“Tidak ada lagi yang bisa kuharapkan darimu Jung Sena.

Kau menjadi sangat tidak berguna setelah memberikan

tubuhmu pada pria tidak berguna seperti Oh Sehun. Aku

sangat mencintaimu…tapi kau menyia nyiakan itu” ucap

Kai, setelahnya dia melumat bibir Sena cepat, lebih

seperti menyalurkan amarah dari pada cinta lewat ciuman

itu. Sementara itu Sena bergetar ketakutan, nafasnya

sangat sesak.

Mata Sena membelalak saat Kai menyentuh dada kirinya

dan menancapkan pisau bedah disana. Tepat dijantungnya.

Kai melepaskan ciuman mereka dan menatap Sena yang

menitikan airmata dalam diam “Aku sangat mencintaimu,

tapi aku sudah berjanji…siapapun yang mengecewakanku

akan berhadapan dengan kematian”

Kai melepaskan tubuh Sena hingga membuatnya terjatuh

begitu saja dilantai dingin.

Sehun yang juga terduduk dilantai itu ikut menangis

dalam diam saat melihat Sena dengan nafasnya yang

putus-putus dan pisau bedah yang masih tertancap

didadanya. Sehun merangkak mendekati Sena dan

melepaskan pisau itu lalu memeluk Sena erat.

“Jangan….jangan…Sena…kau…Sena” bisik Sehun dengan

airmata yang berlinang.

Sementara itu Kai menatap mereka dalam diam, perlahan

tapi pasti Jongin muncul kembali dan menguasai tubuh itu,

tanpa bisa dicegah bulir airmata mulai jatuh membasahi

rahang tegasnya.

“Maafkan aku Jung Sena, aku gagal menjagamu” ucap

Jongin saat melihat Sena menutup matanya dan nafasnya

sudah benar-benar hilang, bersamaan dengan itu Jongin

juga menutup matanya dan meneteskan air mata

terakhirnya, saat itu pula dia menghilang dari tubuhnya.

Jongin menyerah akan tubuhnya, Jongin membiarkan Kai

menguasai tubuhnya, Jongin memilih lenyap dari dunia ini,

dan Jongin membiarkan iblis yang hidup didalam tubuhnya.

~karena aku hanya akan hidup dimana ada Jung Sena

disana~

Bersamaan dengan terucapnya kalimat terakhir dari

Jongin, tubuh itu membuka mata. Dan seringai

terpampang jelas disana.

“Selamat tinggal Kim Jongin” bisik Kai.

Kai menendang tubuh Sehun sehingga pelukan nya

terlepas.

Sehun menatap Kai dengan tatapan marah bercampur

rasa takut “Kau akan membusuk dipenjara seumur

hidupmu!!”

Setelah mengucapkan itu Sehun berlari keluar, mencoba

mencari pertolongan. Saat melewati pertigaan lorong dia

menabrak seorang dokter.

Dokter itu menatap Sehun kaget karena penampilan Sehun

yang sangat mencurigakan. Pisau bedah ditangan kanan

dengan darah segar diujungnya, baju rumah sakit yang

terdapat noda darah di dada sebelah kanannya dan

dahinya yang juga mengeluarkan darah.

“Oh Sehun apa yang terjadi??!!” Tanya dokter itu panik.

Dengan nafas memburu dan rasa takut yang membuncah

Sehun mencoba menjelaskan.

“Aku….” Sehun menarik nafas dan mencoba menetralkan

detak jantungnya yang memburu.

“Dia….” Sehun merenung, mencoba mengingat apa yang

sudah terjadi. Tapi seberapa kuat dia mencoba mengingat,

dia tidak bisa mengingat hal itu.

“Aku….aakkhh” Sehun meringis dan menyentuh dahinya,

dia tersentak kaget saat mendapati sebuah pisau bedah

berlumuran darah ditangannya, dia menatap pisau bedah

itu dan langsung membelalak kaget “Apa yang terjadi

denganku????!! Apa ini??? Kenapa aku berdarah???!!!”

The instinct that can’t be hidden

Naluri ini tidak bisa disembunyikan

You know I’m gonna let out the beast

Kau tahu akan kubiarkan iblis ini keluar

You can feel it too

Kaupun merasakannya

You know you wanna let out the beast

Kaupun menginginkan iblis ini keluar

«Tahun 2015»

“Oh Sehun, si saksi kunci kejadian itu dihukum penjara.

Dia harus menjalani hukuman atas perbuatan yang tidak

pernah dia lakukan, Alzheimer akutnya menguntungkan

Kim Kai si Alter Ego”

Beberapa mahasiswi menangis mendengar kisah cinta

tragis antara Sena, Sehun, Jongin dan seorang Alter Ego

kuat bernama Kim Kai.

“Hingga saat ini, yang para dokter ketahui Jongin

memiliki 23 kepribadian. Kim Jongin si jiwa asli, Han

Jaekyung si ahli kedokteran, Samantha seorang model

cantik dari Paris, Yukata si jenius kesenian jepang, Park

Myungsoo remaja SMA pembangkang, suami istri Park

yang tidak pernah akur, Han Jimin anak usia 7 tahun yang

sangat introvert, Do Kyungsoo seorang pria penggila

sejarah, Lee Seokjin seorang dancer terkenal, Choi Jinhun

seorang murid SMP terbully, Shin Junki seorang

homoseksual, Kang Junsoo pasangan homoseksual Junki, Seo

Jonghee pria dewasa penyanyang anak anak, Kwon Yoojin

seorang kakek tua kaya raya, Cha Jaemin seorang

pengamen jalanan, Jung Jira gadis manis indigo, Jeon

Jinguk preman pengguna narkoba, Han Jeongmin seorang

pria dewasa yang selalu jadi penengah disaat suami istri

Park bertengkar, Park Hanbyul seorang musisi orchestra

terkenal sejak tahun 1987, Kim Hana seorang biarawati,

Jung Minjae seorang pemuda alim taat agama dan Jang

Jinyoung seorang jaksa yang tegas. Mereka semua selalu

menguasai tubuh Jongin bergantian… setiap hari, setiap

jam bahkan setiap menit”

Untuk fakta yang satu ini semua mahasiswa terkesiap dan

menghembuskan nafas. Tidak sedikit dari mereka yang

menunjukkan ekspresi kaget dan tidak percaya.

“Sebenarnya ada satu Alter Ego yang tidak pernah

terdeteksi oleh semua dokter, Alter Ego ke 24. Alter Ego

yang diciptakan dengan tidak sengaja oleh Kim Jongin,

Alter Ego yang diciptakan dengan sifat Psycho , dia adalah

Kim Kai. Kim Jongin tidak pernah berniat membuat

karakter seperti Kai didalam dirinya, tapi sejak usia

Jongin menginjak lima tahun dan itu adalah saat pertama

kali Jongin menerima perlakuan buruk dari lingkungannya,

Jongin membayangkan apa yang akan terjadi jika dia

membunuh semua orang yang menyakitinya. Tanpa Jongin

sadari semua bayangannya itu berubah menjadi tokoh lain

dari dalam dirinya.”

“Kim Kai….nama itu sangat mirip denganmu prof” ucapan

seorang mahasiswa mengundang tawa renyah dan

mencairkan suasana hening disana.

“Ya nama itu mirip denganku, kau pikir Kim Kai hanya ada

satu di Korea?” Balas Kai dengan candaan.

“Kim Kai, Alter Ego yang tidak pernah dengan sengaja

diciptakan tapi bisa mengambil alih tubuh Kim Jongin. Dia

adalah salah satu contoh Alter Ego yang sangat kuat, dia

bahkan “membunuh” 23 kepribadian lain yang hidup

ditubuh Jongin termasuk Jongin sendiri, hingga akhirnya

kini hanya Kim Kai yang hidup didalam tubuh itu.”

Dosen muda itu mengganti slide presentasenya, dan

proyektor itu langsung menunjukan foto hitam putih

seorang pria western . Disamping foto itu tertulis sebuah

nama William Stanley Milligan.

“Kim Jongin menjadi orang kedua yang memiliki Alter Ego

terbanyak setelah William Stanley Milligan” Kai menjeda

ucapannya dan menunjuk pria western itu menggunakan

cahaya laser merah ditangannya “Jiwa asli mereka sama-

sama hilang dari tubuh mereka dan tubuh mereka dikuasai

oleh Alter Ego terkuat yang mereka ciptakan. Seperti

yang kubilang, Jongin telah meninggalkan tubuhnya

sendiri, dia “tertidur” dan tidak akan pernah kembali

ketubuhnya setelah Jung Sena meninggal.”

“Apa si Alter Ego Kim Kai itu menyesali perbuatannya?

Dia juga mencintai Jung Sena kan?” Tanya seorang

mahasiswi.

“Seorang Psycho …tidak pernah menyesali perbuatannya.”

….

Selesai mengajar Kai memutuskan untuk menghabiskan

waktu makan siangnya di cafe terdekat dari universitas

tempatnya mengajar, dia memasuki cafe bernuansa klasik

modern itu dan segera memesan.

“Blueberry Cheesecake dan Caramel Machiato”

“Baiklah silahkan tunggu sebentar tuan”

Kai tersenyum dan mengangguk, lonceng dipintu masuk

kembali berdering, menandakan seorang pelanggan

memasuki cafe itu. Reflek Kai mengalihkan pandangannya

ke arah pintu dan seringai tipis terukir di bibirnya.

…..

Sehun berjalan memasuki sebuah cafe bergaya klasik

modern, cafe itu menarik perhatiannya sedari tadi.

Setelah memesan dia mengambil tempat duduk yang

menurutnya nyaman. Dia mengeluarkan buku dari dalam

saku jaketnya lalu membaca isi buku itu. Isi buku

pribadinya ini membuatnya penasaran akan siapa saja

sebenarnya orang-orang yang ada di foto di bukunya itu,

tapi satu yang Sehun yakini, Jung Sena adalah kekasihnya,

walau kenangan tentang Jung Sena tidak ada satupun

yang tertinggal di pikirannya. Hanya saja dengan

banyaknya foto seorang gadis bernama Jung Sena

ditambah dengan tulisan seperti “My Future Wife ”

disetiap foto itu sudah sangat cukup untuk meyakinkan

Sehun bahwa Jung Sena adalah wanita yang sangat berarti

dihidupnya, oleh karena itu Sehun bertekad akan terus

mencari Sena. Ditengah kegiatan membacanya segelas

Caramel Machiato dan Blueberry Cheesecake mendarat

dimejanya membuat Sehun mendongak dan langsung

menutup bukunya. Seorang pria tersenyum kearah Sehun.

“Boleh aku duduk disini?”

“Ya tentu saja” jawab Sehun. Pria itu kembali tersenyum

dan duduk dihadapan Sehun.

“Lama tidak bertemu, teman” pria itu memulai

pembicaraan.

Sehun menatap pria dihadapannya dengan bingung

“Eeeeuuummm apa kita saling mengenal?”

“Tentu saja, jadi bagaimana kabarmu?”

“Benarkah? Oh…aku baik, walaupun delapan tahun ini

sedikit tidak nyaman dengan kehidupan penjara”

Pria itu hanya tersenyum penuh arti “Syukurlah kau baik-

baik saja, kurasa…hukum penjaramu dipersingkat?”

“Ya, mereka mempersingkatnya karena penyakitku” Sehun

membuka bukunya lagi, berharap menemukan foto dengan

wajah yang sama dengan pria dihadapannya “Aku

mengidap Alzheimer, aku melupakan banyak hal dalam

waktu singkat. Bahkan aku tidak tahu kenapa aku bisa

dipenjara, dan yang lebih parah, aku melupakan calon

istriku”

Mereka berdua tertawa renyah oleh candaan Sehun.

“Calon istri? Jung Sena?”

Sehun melirik sedikit pria itu dengan senyum takjub “Kau

juga mengenalnya?”

“Tentu saja, sudah kubilang kita berteman, aku tahu hal-

hal yang berhubungan denganmu Sehun”

“Bagus, jadi kau bisa membantuku mencari Jung Sena. Dia

menghilang, aku akan menemukannya dan kuharap kau

mau membantuku” ucap Sehun sambil tersenyum manis

dan kembali memfokuskan tatapannya pada buku. Pria itu

menyeringai tipis sambil menatap gerak gerik Sehun.

Sehun berhenti disebuah halaman yang terletak dibagian

tengah bukunya.

“Kim Kai?” Sehun menatap sebuah foto dibukunya dan

membandingkannya dengan wajah pria dihadapannya.

“Ya…aku Kim Kai. Senang bertemu denganmu lagi, Oh

Sehun”

-end-

Apa cuman gue doang yang tiap denger lagu Let Out The

Beast pikiran langsung kearah psychopat? Aslian deh

kkkkkkkkk abis kata-kata didalem lagu itu macem

menjurus ke pembunuhan si (menurut gue)

bhahahahahahaha comment ya bro :*

Filed under: Angst, Psychologic, romance Tagged: kai, Kai EXO, kim jongin, OC, OC'S, oh sehun, Sehun

Show more