Title : The Wild Beast In Me
Author : Kaivii
Genre : Psychology, Romance, a bit angst.
Rating : G
Main Cast: Kim Kai/Kim Jongin, Oh Sehun, Jung Sena.
Summary: Ketika sang Alzheimer, Androphobia dan Alter
Ego terjebak dalam sebuah labirin percintaan.
~Enjoy~
«Tahun 2015»
“Alter Ego adalah sebuah keadaan dimana kita memiliki
kepribadian lain di dalam diri kita. Atau kita biasa
menyebutnya dengan kepribadian ganda. Keadaan ini
menyebabkan kita berubah menjadi orang lain. Kalian
semua pasti tahu Katy Perry kan? dia adalah seorang
Alter Ego. Katy mengeluarkan Alter Egonya di lagunya
Last Friday Night, kalian tahu? Si gadis kutu buku culun
dengan rambut kepang, menggunakan kawat gigi dan
berkaca mata tebal? Itu merupakan Alter Ego dari
seorang Katy Perry yang bernama Kathy Beth Terry.
Selain itu salah satu publik figur yang secara gamblang
mengakui dirinya mempunyai Alter Ego adalah Lady Gaga,
Gaga bahkan mempunyai lebih dari satu Alter Ego. Salah
satunya yang paling fenomenal ialah Yuyi The Mermaid,
seorang karakter putri duyung bersirip hijau yang muncul
di video clip Gaga You and I”
Seorang mahasiswi mengangkat tangannya, dosen muda
itu mengangguk sebagai tanda mempersilahkan.
“Profesor Kai…aku pernah mendengar seseorang hilang
didalam dirinya sendiri, dan tubuhnya dikuasai oleh Alter
Egonya. Apa yang menyebabkan mereka semua memiliki
Alter Ego yang kuat dan bisa menguasai tubuh mereka?”
Dosen muda berkulit tan mempesona bernama Kim Kai itu
tersenyum dan melanjutkan penjelasannya “Banyak hal…
tapi yang paling sering terjadi adalah karena rasa
traumatik masa kecil yang biasanya terjadi saat usia 4 –
6 tahun. Di usia itu imajinasi anak sedang sangat
berkembang kuat, jika ditambah dengan kejadian
menyakitkan yang dialaminya maka tidak menutup
kemungkinan anak tersebut akan menciptakan Alter
Egonya sendiri. Menciptakan tokoh lain di dalam dirinya
untuk menampung semua apa yang dia rasakan. Dan
dalam kasus penguasan tubuh, itu tergantung kita…
seberapa kuat kita bisa mempertahankan kita yang asli
dan mengatur Alter Ego kita. Sebenarnya kita semua
memiliki Alter Ego, secara sadar atau tidak kita pasti
pernah menjadi ‘kita’ yang lain.”
Kai menjeda penjelasannya dan menatap semua muridnya
yang juga menatap kearahnya dengan pandangan serius
dan penasaran “Memiliki satu atau dua kepribadian lain di
dalam diri kita itu merupakan hal biasa yang sering kali
kita temui. Tapi…. Bagaimana jika satu individu memiliki
24 kepribadian lain didalam tubuhnya?”
«Tahun 2007»
“Hai kenalkan aku Jung Sena”
“Hai aku Oh Sehun”
Ini sudah ke lima kalinya Sena memperkenalkan diri
kepada Sehun, dan dua jam kemudian Sena harus kembali
memperkenalkan dirinya pada pria penderita Alzheimer
akut itu.
“Jadi Sehun…kau sedang apa?”
“Membuat catatan… Aku melupakan banyak hal dalam
waktu singkat. Jadi aku menuliskan semua yang penting di
buku ini, dan…. Hey namamu sudah ada di buku catatanku”
Sena tersenyum manis menatap Sehun “Tentu saja, kita
sudah berkenalan dua jam yang lalu. Lain kali lebih baik
kau gunakan kamera untuk memfoto sesuatu yang kau
anggap penting, jadi kau tidak akan melupakannya”
Sehun menggaruk tengkuknya dan terkekeh kecil “Maaf,
aku yakin kau merasa tidak nyaman denganku”
“Tidak, sudah tujuh bulan aku dirawat disini dan dua
bulan menjadi kekasihmu, Oh Sehun. Walaupun kau terus
melupakanku…kurasa itu bukan masalah. Manusia
diciptakan untuk saling melengkapi kan? Jika kau lupa,
maka aku akan terus mengingatkannya padamu”
Sehun tersenyum manis sambil menatap Sena. Dia tidak
mengenal gadis itu, tapi hatinya mengatakan jika Sena
adalah gadis yang tidak asing untuknya, karena hatinya
merasakan sesuatu yang berbeda kepada Sena.
“Penderita Androphobia berbicara dengan seorang pria
tanpa rasa takut sedikitpun? Kurasa ada yang aneh
dengan wanita ini” seorang pria berkulit tan yang berdiri
menyandar pada pilar rumah sakit berbisik melihat Sena
dan Sehun yang sedang bercakap cakap. Pria tan itu
menghampiri keduanya lalu duduk disamping Sena.
“Oh Jongin…apa yang kau lakukan disini?” Tanya Sena
saat melihat pria itu disampingnya.
“Jongin? Siapa itu? Aku Han Jaekyung, apa yang kau
lakukan dengannya?”
Sena memutar bola matanya malas mendengar ocehan
Jongin yang mulai dipengaruhi Alter Egonya.
“Hanya berbicara…” Jawab Sena.
Jongin menatap Sena dan Sehun bergantian “Bukankah
kau Androphobia?”
“Itu tujuh bulan yang lalu Jongin, aku sudah 90%
sembuh… Hanya perlu terapi beberapa kali lagi maka aku
bisa pulang”
“Sudah berapa kali harus kubilang nona Jung Sena aku ini
Han Jaekyung seorang ahli ilmu kedokteran, bukan
Jongin.”
“Terserahmu” dengus Sena.
…..
“Hai Sehun, namaku Jung Sena”
“Oh hai…aku Oh Sehun”
Sena tetap mempertahankan senyumnya sambil menatap Sehun.
“Boleh aku mengambil gambarmu?” Sehun mengangkat
kamera polaroidnya dan Sena hanya mengangguk.
“Jadi…siapa namamu?” Tanya Sehun setelah foto itu
tercetak.
“Jung Sena” jawab Sena, Sehun mengangguk dan
menuliskan nama itu diruang kosong foto Sena.
“Aku melupakan banyak hal dalam waktu singkat, jadi aku
harus memot…hey foto dan namamu sudah ada di buku
ini”
“Ya…karena kau mengambilnya dua jam yang lalu, Sehun.”
Pria tan itu terus memperhatikan Sena dan Sehun yang
sedang mengobrol dibawah pohon besar dirumah sakit hari
itu, sudah menjadi rutinitasnya untuk selalu
memperhatikan pasangan itu kapanpun, bahkan saat jiwa
lain mengambil alih tubuhnya rutinitas ini tidak pernah
terlewatkan. Sebuah senyum miris tersungging dibibirnya.
“Jika aku menjadi Oh Sehun…walaupun aku mengidap
Alzheimer, walaupun aku melupakan segalanya, hanya kau
satu hal yang akan kuingat dan tidak akan pernah
kulupakan sedetikpun Sena. Karena kau terlalu berharga
untuk dilupakan” ucap Jongin.
Pria itu duduk dibalik pohon yang sama dengan Sehun dan
Sena. Jongin memainkan rumput yang didudukinya sambil
mendengarkan percakapan antara Sehun dan Sena yang
sangat mesra walau terkesan aneh. Terkadang dia
tertawa saat mendengar suara Sena yang tertawa, dan
tersenyum simpul saat mendengar kalimat romantis yang
keluar dari bibir Sena. Kalimat itu memang bukan
untuknya, tapi saat kalimat itu masuk ke telinga Jongin
dan bersarang dihatinya, Jongin merasa bahagia setengah
mati. Kata-kata romantis yang bahkan akan di lupakan
oleh Oh Sehun -yang notabenenya adalah sasaran kalimat
itu- beberapa menit kemudian, tapi akan selalu diingat
oleh Jongin -yang hanya seorang pencuri dengar- seumur
hidupnya.
“Oh Sehun waktunya pemeriksaan”
Rasa senang Jongin membuncah saat suara seorang suster
menghentikan kegiatan Sehun dan Sena, dan saat Sehun
pergi dari tempat itu Jongin mengambil alih tempat Sehun
duduk disamping Sena.
“Seharusnya kau bergabung dengan kami, bukan mencuri
dengar”
Jongin tertawa kecil “aku lebih suka mendengar kata-
kata romantismu dari pada omelan jika kau melihatku”
“Apa kau Jongin?” Sena menatap Jongin serius.
“Kau pikir siapa lagi?”
“Kau selalu berubah menjadi orang yang berbeda-beda
setiap saat…kau tahu? Akan lebih nyaman jika kau hanya
menjadi seorang Jongin setiap kita bertemu.”
“Jika aku bisa mengendalikannya, aku akan memilih untuk
terus menjadi Jongin selamanya… Jongin yang hangat,
dewasa dan penuh perhatian. Terkadang saat aku hilang
dari tubuhku…aku melupakan segalanya” Jongin
menunduk.
“Termasuk aku?”
Jongin mendongak dan menatap Sena tepat dimatanya,
mereka bertatapan cukup lama sampai akhirnya Jongin
menghembuskan nafas berat “Jangan pernah memberiku
harapan apapun…jika pada akhirnya kau akan tetap
menjadi milik orang lain”
“Kau tahu aku tidak memberimu harapan Jongin…aku
hanya memilih yang pasti. Aku mengidap Androphobia, aku
takut pada pria. Kau tahu aku mencintai Kim Jongin…
hanya Kim Jongin. Tapi kau selalu berubah, berubah
menjadi orang lain yang tidak pernah kuduga. Aku tidak
bisa menjalin hubungan seperti itu, rasanya seperti
mengencani pria berbeda setiap menitnya. Alasan aku
memilih Sehun…karena dia pasti, dia akan selalu menjadi
Oh Sehun. Dan dia akan selalu menjadi pria yang ku kenal”
Kalimat itu seperti cambukkan keras dihati Jongin,
mengetahui bahwa cintanya tidak bertepuk sebelah
tangan tapi terhalang oleh sebuah dinding tebal
berlabelkan “penyakit” benar-benar membuatnya sakit.
Mereka saling mencintai tapi tidak akan bisa bersama.
Jongin membawa Sena kedalam pelukannya,
menyembunyikan wajahnya di perpotongan leher Sena dan
menghembuskan nafas berat disana.
“Satu hal yang benar-benar membuatku muak dalam
keadaan ini… Diriku yang lain mencoba mendominasi” bisik
Jongin. Sena mengeratkan pelukannya pada Jongin dan
mengelus punggungnya.
“Tetaplah disini Jongin, untuk beberapa menit kedepan.
Tahan…jangan biarkan siapapun mengambil alih tubuhmu”
Jongin melepaskan pelukannya dan menatap Sena “Aku
mencoba lebih kuat untukmu. Nanti, saat hanya ada aku,
Jongin, ditubuh ini…kuharap kau akan menerimaku”
Jongin mendaratkan ciuman dibibir Sena, pelan namun
penuh penekanan akan cintanya. Di saat Sena ikut
memberikan pergerakan pelan tiba-tiba saja Jongin mulai
agresif, Sena tersentak kaget saat Jongin menarik
tengkuknya dan menggigit bibir bawahnya. Ciuman Jongin
bukan lagi ciuman penuh cinta melainkan ciuman bergairah
yang menuntut kepuasan. Sena seketika itu juga sadar,
bahwa dia bukan Jongin, dia orang lain. Dengan sekuat
tenaga dia mendorong tubuh Jongin yang memeluk erat
tubuhnya. Nafas Sena terengah saat ciuman mereka
terlepas, dilihatnya Jongin tersenyum kecil dan menyeka
sesuatu dari sudut bibirnya dengan ibu jari lalu mengecap
ibu jari itu.
“Aku mencintaimu… Jung Sena” ucap Jongin pelan. Sena
berdiri dan segera berlari meninggalkan pria itu
sementara Jongin hanya menatapnya dengan seringai.
“Kau harus tahu Sena…bahwa di dalam tubuh ini bukan
hanya Jongin yang mencintaimu.” ucap Jongin.
….
Sehun duduk di kafetaria rumah sakit sambil membaca
bukunya sore itu. Terlalu banyak nama Jung Sena disana
dan ada dua buah foto seorang gadis cantik yang juga
bertuliskan Jung Sena tertempel disalah satu lembar.
“Jung Sena…..kekasihku?” Gumam Sehun sambil
merenungkan nama itu.
“Menikmati sore…Oh Sehun?”
Sehun menoleh dan tersenyum kecil kepada pria
disampingnya “Sore ini indah”
“Apa yang indah di kafetaria ini”
Sehun tertawa renyah mendengar ucapan pria berkulit
tan itu “Udara…udaranya sangat segar”
“Kau tahu? Kemarin adalah hari terakhir Jung Sena di
terapi…dan hari ini dia sudah bisa pulang” pria itu
mengubah topik pembicaraan dan membuat Sehun
mengernyitkan dahi.
“Jung Sena?”
“Dia kekasihmu Oh Sehun, apa kau akan terus
melupakannya? Kau bahkan sudah menulis namanya
ratusan kali dibukumu itu”
Sehun membuka bukunya dan melihat nama juga foto Sena
disana “Oww…jadi dia kekasihku…kau tahu dimana dia
sekarang?”
“Dia masih menjalani beberapa pemeriksaan ulang.”
Sehun tersenyum hangat “Terima kasih… Boleh aku
mengambil gambarmu?”
Pria itu mengangguk tanda mengijinkan.
Sehun mengambil foto pria itu “Sekali lagi aku berterima
kasih padamu…eeuummm??”
“Kim Kai, namaku Kim Kai”
….
Tidak banyak yang bisa dilakukan didalam rumah sakit,
satu satunya tempat yang ideal untuk bertemu dan
melepas rindu sepasang kekasih hanyalah sebuah taman
kecil dirumah sakit itu, setidaknya ini lebih baik daripada
kamar rawat, itulah yang ada dipikiran Sena.
“Aku sengaja mengulur waktu untuk pulang, aku masih
ingin bersamamu Sehun.” Sena menyandarkan kepalanya
di bahu Sehun, matanya menjelajah hamparan langit
malam penuh bintang.
Sehun meremas jemari Sena dan menghela nafasnya “Kau
sudah sembuh…kau tidak mungkin terus berada disini. Aku
janji saat aku sembuh nanti, kita akan menikah”
Sena tersenyum hangat dan menoleh menatap Sehun
“Impianku adalah menikah denganmu, dan karena kau
sudah berjanji aku akan terus menagihnya sampai
kapanpun”
Sehun tersenyum lantas mengecup dahi Sena.
“Kurasa aku mencintaimu Sehun…benar-benar
mencintaimu, tidak ada yang lain”
Jantung Sehun berdebar cepat mendengar kalimat itu,
dan lebih berdebar lagi saat matanya bertemu pandang
dengan mata Sena yang bersinar memantulkan cahaya
bulan.
“Apa selama ini kau ragu mencintaiku?” Tanya Sehun
sambil mengelus pipi Sena.
Sena menyentuh tangan yang berada dipipinya dan
menatap Sehun serius “Aku tidak ragu, hanya saja…
selama ini seseorang membuatku goyah…tapi sekarang aku
yakin kalau aku hanya mencintaimu”
“Terima kasih” bisik Sehun, ibu jarinya mengelus bibir
bawah Sena dan matanya bergerak menatap mata dan
bibir Sena bergantian seolah meminta izin. Saat Sena
menutup matanya Sehun tersenyum kecil dan
mendaratkan sebuah ciuman manis dibibir Sena.
Menyalurkan semua perasaan lewat gerakan indah penuh
cinta, saling melengkapi dan memberikan yang terbaik.
“Kenapa kita tidak mencari tempat yang lebih hangat?”
Ucap Sena ditengah ciumannya.
“Pelukanku hangat…kemarilah” Sehun membawa Sena
kedalam pelukannya dan kembali mencium bibir Sena
lamat-lamat.
“Maksudku bukan seperti ini Sehun…kita bisa mencari
tempat yang lebih tertutup kan?”
Sementara itu jauh didalam kegelapan Jongin hanya
terdiam menatap Sehun dan Sena. Matanya memancarkan
segala jenis emosi, entah siapa yang ada didalam tubuh
itu. Jongin memejamkan matanya saat dia mendengar
sebuah suara yang berbicara didalam pikirannya.
~kau seharusnya lenyap dari tubuh ini Jongin, kau bahkan
hanya diam saja melihat Sena berciuman dengan pria lain?
~ Suara itu memenuhi pikiran Jongin dengan sangat jelas.
“Kau yang seharusnya lenyap sialan, aku sendiri yang akan
melenyapkanmu” bisik Jongin penuh penekanan.
~melenyapkanku? Kita lihat saja siapa yang akan lenyap
dari tubuh ini, dan siapa yang akan bertahan. Tapi
sebelumnya, aku harus melakukan sesuatu pada pasangan itu~
“Kau hanya ilusi…Aku berhak atas tubuh ini. Aku jiwa asli
dari tubuh ini dan aku bisa melenyapkanmu!! Aku punya
kuasa untuk itu. Sedikit saja kau mengganggu mereka,
terlebih Sena…aku akan membunuhmu” desis Jongin
membalas perkataan didalam pikirannya sendiri.
~Kau yang bilang bahwa aku hanya ilusi dan sekarang kau
bilang akan membunuhku? Apa kau bisa membunuh sebuah
ilusi? Dan kau tahu? Aku bukanlah Jongin yang lemah, aku
bukan Jongin yang hanya akan diam saat melihat gadisku
disentuh orang lain. Aku… Kim Kai, akan melakukan
apapun untuk membalas pria Oh itu…karena aku juga mencintai Sena~
Jongin menitikan air matanya, rasa takutnya menguar
saat mendengar kata-kata Alter Egonya sendiri. Karena
dia yakin itu pasti akan terjadi, Jongin menciptakan Alter
Ego yang sangat berbahaya yang tidak pernah diketahui
siapapun dirumah sakit ini.
“Lakukan apapun padaku…jangan sentuh Sena, jika kau
benar-benar mencintainya kau akan mendengarkan
perkataanku Kim Kai” ucap Jongin.
~kau bukan tuan ku…Kim Jongin, dan aku tidak harus
mengikuti perintahmu. Aku terlalu mencintai Sena, dan
menginginkan dia menjadi milikku, hanya milikku~
Balas Kim Kai, sang Alter Ego.
….
Tidak ada salah satupun dari mereka yang berniat
melakukan ini dimalam terakhir Sena berada di rumah
sakit. Tapi suasana melarutkan mereka dalam situasi ini.
Tempat penyimpanan persediaan rumah sakit memang sepi
di jam-jam lewat tengah malam, apalagi tempat yang
berada disudut rumah sakit seperti ini. Di sebuah ranjang
pasien yang terlihat masih baru Sehun dan Sena memadu
cinta mereka, tanpa ada paksaan dan tanpa beban,
mereka hanya ingin mengingat malam ini selamanya,
meskipun itu mustahil untuk Sehun.
Sementara itu, di luar ruangan yang sama Jongin
terduduk sendiri mendengar semua yang terjadi didalam
sana. Entah tubuh tidak bersemangat itu diisi oleh jiwa
asli Jongin atau jiwa yang lain.
~aku akan membunuh mereka berdua~
“Aku akan bunuh diri sebelum kau melakukan itu Kim Kai
iblis” bisik Jongin, jujur saja Jongin juga sangat sakit
mendengar suara-suara di dalam sana, hatinya teriris
setiap Sena menyerukan nama Sehun ditengah
kegiatannya. Tapi bagaimanapun juga Jongin lebih
mementingkan kebahagiaan Sena.
~kau tidak perlu repot-repot bunuh diri Jongin, kau ingin mati? Biar aku yang membunuhmu~
“Tubuh ini milikku, jika aku mati maka tubuh ini juga
harus mati”
“Tidak jika ada aku didalam tubuh ini”
Tanpa Jongin sadari, dia menanggapi ucapannya sendiri
saat Kim Kai dengan cepat menguasai tubuhnya.
Saat suara suara didalam sana berhenti terdengar Jongin
-atau sekarang ini sedang menjadi Kim Kai- memasuki
ruang penyimpanan itu. Dia mengendap memasuki ruangan
remang remang itu dan mengambil sebuah pisau bedah
beserta sebuah suntikan berisi obat entah apa. Dia
menghampiri Sehun yang membelakanginya dan bersiap
menusuk tengkuk pria itu jika saja Sena tidak melihatnya.
“JANGAN!!!”
Sena langsung menarik Sehun kebelakang tubuhnya dan
hampir saja wajahnya tercoreng pisau bedah itu. Nafas
Sena memburu dan matanya membelalak kaget sambil
menatap Kai.
“Apa yang kau lakukan Jongin??!!!” Pekik Sena.
“Kau membuatku marah Jung Sena” desis Kai.
“Sudah kubilang aku akan dan tetap memilih Sehun.
Jongin… Aku tidak bisa lagi mencintaimu”
“Aku. Bukan. Kim Jongin. Aku. Adalah. Kim Kai. Dan
aku…..mencintaimu. Kim Kai mencintaimu”
Sehun menatap Kai sinis dan bergerak maju satu langkah,
membuat Sena yang kini berdiri dibelakangnya “Tidak ada
yang boleh mencintainya selain aku, Sena milikku”
“Jadi sekarang kau ingat siapa Sena? Wah kemajuan yang
sangat bagus”
“Jongin…kumohon kembalilah…”Ucap Sena.
Ekspresi wajah Kai mengeras begitu Sena mengucapkan
nama itu, matanya menatap Sena tajam “Jongin tidak
akan pernah kembali, sekarang tubuh ini milikku, milik Kim
Kai.”
“Jongin…kumohon…” Sena menitikan air matanya sambil
meremas jemari Sehun yang juga meremas jemarinya erat.
“Sudah kubilang Jongin tidak disini keparat!!!!” Kai
menarik lengan Sena kencang membuat Sena menjerit
takut, Sehun dengan cepat menarik tubuh Sena kedalam
pelukannya. Sena gemetar bukan main, nafasnya putus-
putus, jantungnya berdebar sangat cepat dan keringat
dingin keluar dari tubuhnya.
Dipeluk oleh Sehun tidak
membuat Sena merasa terlindungi, sebaliknya Sena
menjadi sangat takut berada dipelukan Sehun. Tanpa bisa
dicegah, penyakit Androphobia Sena kambuh. Sena
mendorong tubuh Sehun sambil menjerit ketakutan.
“Lepaskan aku!!! Kalian pria sialan!!!” Jerit Sena.
“Sena ini aku!!” Sehun merengkuh wajah Sena dan
menatap matanya, mata Sena tidak fokus dan
memancarkan rasa takut yang sangat besar. Sena
menampar Sehun dan mendorong pria itu hingga jatuh
membentur ranjang rumah sakit.
Sehun memekik saat kepalanya terbentur besi dengan
kuat. Kai menyeringai melihat pemandangan itu dan
berjalan menghampiri Sena yang masih ketakutan.
“Kau mempermudah pekerjaanku Sena…gadis pintar”
“Pergi!!! Jangan mendekat!!! Tidak…!!!!!” Sena berteriak
kencang saat Kai berhasil meraih pinggangnya, wajahnya
kini hanya beberapa centi saja dengan wajah Kai. Sehun
ingin bangkit, tapi sakit dikepala membuatnya pusing,
Sehun menyentuh dahinya dan mendapati darah segar
disana.
“Tidak ada lagi yang bisa kuharapkan darimu Jung Sena.
Kau menjadi sangat tidak berguna setelah memberikan
tubuhmu pada pria tidak berguna seperti Oh Sehun. Aku
sangat mencintaimu…tapi kau menyia nyiakan itu” ucap
Kai, setelahnya dia melumat bibir Sena cepat, lebih
seperti menyalurkan amarah dari pada cinta lewat ciuman
itu. Sementara itu Sena bergetar ketakutan, nafasnya
sangat sesak.
Mata Sena membelalak saat Kai menyentuh dada kirinya
dan menancapkan pisau bedah disana. Tepat dijantungnya.
Kai melepaskan ciuman mereka dan menatap Sena yang
menitikan airmata dalam diam “Aku sangat mencintaimu,
tapi aku sudah berjanji…siapapun yang mengecewakanku
akan berhadapan dengan kematian”
Kai melepaskan tubuh Sena hingga membuatnya terjatuh
begitu saja dilantai dingin.
Sehun yang juga terduduk dilantai itu ikut menangis
dalam diam saat melihat Sena dengan nafasnya yang
putus-putus dan pisau bedah yang masih tertancap
didadanya. Sehun merangkak mendekati Sena dan
melepaskan pisau itu lalu memeluk Sena erat.
“Jangan….jangan…Sena…kau…Sena” bisik Sehun dengan
airmata yang berlinang.
Sementara itu Kai menatap mereka dalam diam, perlahan
tapi pasti Jongin muncul kembali dan menguasai tubuh itu,
tanpa bisa dicegah bulir airmata mulai jatuh membasahi
rahang tegasnya.
“Maafkan aku Jung Sena, aku gagal menjagamu” ucap
Jongin saat melihat Sena menutup matanya dan nafasnya
sudah benar-benar hilang, bersamaan dengan itu Jongin
juga menutup matanya dan meneteskan air mata
terakhirnya, saat itu pula dia menghilang dari tubuhnya.
Jongin menyerah akan tubuhnya, Jongin membiarkan Kai
menguasai tubuhnya, Jongin memilih lenyap dari dunia ini,
dan Jongin membiarkan iblis yang hidup didalam tubuhnya.
~karena aku hanya akan hidup dimana ada Jung Sena
disana~
Bersamaan dengan terucapnya kalimat terakhir dari
Jongin, tubuh itu membuka mata. Dan seringai
terpampang jelas disana.
“Selamat tinggal Kim Jongin” bisik Kai.
Kai menendang tubuh Sehun sehingga pelukan nya
terlepas.
Sehun menatap Kai dengan tatapan marah bercampur
rasa takut “Kau akan membusuk dipenjara seumur
hidupmu!!”
Setelah mengucapkan itu Sehun berlari keluar, mencoba
mencari pertolongan. Saat melewati pertigaan lorong dia
menabrak seorang dokter.
Dokter itu menatap Sehun kaget karena penampilan Sehun
yang sangat mencurigakan. Pisau bedah ditangan kanan
dengan darah segar diujungnya, baju rumah sakit yang
terdapat noda darah di dada sebelah kanannya dan
dahinya yang juga mengeluarkan darah.
“Oh Sehun apa yang terjadi??!!” Tanya dokter itu panik.
Dengan nafas memburu dan rasa takut yang membuncah
Sehun mencoba menjelaskan.
“Aku….” Sehun menarik nafas dan mencoba menetralkan
detak jantungnya yang memburu.
“Dia….” Sehun merenung, mencoba mengingat apa yang
sudah terjadi. Tapi seberapa kuat dia mencoba mengingat,
dia tidak bisa mengingat hal itu.
“Aku….aakkhh” Sehun meringis dan menyentuh dahinya,
dia tersentak kaget saat mendapati sebuah pisau bedah
berlumuran darah ditangannya, dia menatap pisau bedah
itu dan langsung membelalak kaget “Apa yang terjadi
denganku????!! Apa ini??? Kenapa aku berdarah???!!!”
The instinct that can’t be hidden
Naluri ini tidak bisa disembunyikan
You know I’m gonna let out the beast
Kau tahu akan kubiarkan iblis ini keluar
You can feel it too
Kaupun merasakannya
You know you wanna let out the beast
Kaupun menginginkan iblis ini keluar
«Tahun 2015»
“Oh Sehun, si saksi kunci kejadian itu dihukum penjara.
Dia harus menjalani hukuman atas perbuatan yang tidak
pernah dia lakukan, Alzheimer akutnya menguntungkan
Kim Kai si Alter Ego”
Beberapa mahasiswi menangis mendengar kisah cinta
tragis antara Sena, Sehun, Jongin dan seorang Alter Ego
kuat bernama Kim Kai.
“Hingga saat ini, yang para dokter ketahui Jongin
memiliki 23 kepribadian. Kim Jongin si jiwa asli, Han
Jaekyung si ahli kedokteran, Samantha seorang model
cantik dari Paris, Yukata si jenius kesenian jepang, Park
Myungsoo remaja SMA pembangkang, suami istri Park
yang tidak pernah akur, Han Jimin anak usia 7 tahun yang
sangat introvert, Do Kyungsoo seorang pria penggila
sejarah, Lee Seokjin seorang dancer terkenal, Choi Jinhun
seorang murid SMP terbully, Shin Junki seorang
homoseksual, Kang Junsoo pasangan homoseksual Junki, Seo
Jonghee pria dewasa penyanyang anak anak, Kwon Yoojin
seorang kakek tua kaya raya, Cha Jaemin seorang
pengamen jalanan, Jung Jira gadis manis indigo, Jeon
Jinguk preman pengguna narkoba, Han Jeongmin seorang
pria dewasa yang selalu jadi penengah disaat suami istri
Park bertengkar, Park Hanbyul seorang musisi orchestra
terkenal sejak tahun 1987, Kim Hana seorang biarawati,
Jung Minjae seorang pemuda alim taat agama dan Jang
Jinyoung seorang jaksa yang tegas. Mereka semua selalu
menguasai tubuh Jongin bergantian… setiap hari, setiap
jam bahkan setiap menit”
Untuk fakta yang satu ini semua mahasiswa terkesiap dan
menghembuskan nafas. Tidak sedikit dari mereka yang
menunjukkan ekspresi kaget dan tidak percaya.
“Sebenarnya ada satu Alter Ego yang tidak pernah
terdeteksi oleh semua dokter, Alter Ego ke 24. Alter Ego
yang diciptakan dengan tidak sengaja oleh Kim Jongin,
Alter Ego yang diciptakan dengan sifat Psycho , dia adalah
Kim Kai. Kim Jongin tidak pernah berniat membuat
karakter seperti Kai didalam dirinya, tapi sejak usia
Jongin menginjak lima tahun dan itu adalah saat pertama
kali Jongin menerima perlakuan buruk dari lingkungannya,
Jongin membayangkan apa yang akan terjadi jika dia
membunuh semua orang yang menyakitinya. Tanpa Jongin
sadari semua bayangannya itu berubah menjadi tokoh lain
dari dalam dirinya.”
“Kim Kai….nama itu sangat mirip denganmu prof” ucapan
seorang mahasiswa mengundang tawa renyah dan
mencairkan suasana hening disana.
“Ya nama itu mirip denganku, kau pikir Kim Kai hanya ada
satu di Korea?” Balas Kai dengan candaan.
“Kim Kai, Alter Ego yang tidak pernah dengan sengaja
diciptakan tapi bisa mengambil alih tubuh Kim Jongin. Dia
adalah salah satu contoh Alter Ego yang sangat kuat, dia
bahkan “membunuh” 23 kepribadian lain yang hidup
ditubuh Jongin termasuk Jongin sendiri, hingga akhirnya
kini hanya Kim Kai yang hidup didalam tubuh itu.”
Dosen muda itu mengganti slide presentasenya, dan
proyektor itu langsung menunjukan foto hitam putih
seorang pria western . Disamping foto itu tertulis sebuah
nama William Stanley Milligan.
“Kim Jongin menjadi orang kedua yang memiliki Alter Ego
terbanyak setelah William Stanley Milligan” Kai menjeda
ucapannya dan menunjuk pria western itu menggunakan
cahaya laser merah ditangannya “Jiwa asli mereka sama-
sama hilang dari tubuh mereka dan tubuh mereka dikuasai
oleh Alter Ego terkuat yang mereka ciptakan. Seperti
yang kubilang, Jongin telah meninggalkan tubuhnya
sendiri, dia “tertidur” dan tidak akan pernah kembali
ketubuhnya setelah Jung Sena meninggal.”
“Apa si Alter Ego Kim Kai itu menyesali perbuatannya?
Dia juga mencintai Jung Sena kan?” Tanya seorang
mahasiswi.
“Seorang Psycho …tidak pernah menyesali perbuatannya.”
….
Selesai mengajar Kai memutuskan untuk menghabiskan
waktu makan siangnya di cafe terdekat dari universitas
tempatnya mengajar, dia memasuki cafe bernuansa klasik
modern itu dan segera memesan.
“Blueberry Cheesecake dan Caramel Machiato”
“Baiklah silahkan tunggu sebentar tuan”
Kai tersenyum dan mengangguk, lonceng dipintu masuk
kembali berdering, menandakan seorang pelanggan
memasuki cafe itu. Reflek Kai mengalihkan pandangannya
ke arah pintu dan seringai tipis terukir di bibirnya.
…..
Sehun berjalan memasuki sebuah cafe bergaya klasik
modern, cafe itu menarik perhatiannya sedari tadi.
Setelah memesan dia mengambil tempat duduk yang
menurutnya nyaman. Dia mengeluarkan buku dari dalam
saku jaketnya lalu membaca isi buku itu. Isi buku
pribadinya ini membuatnya penasaran akan siapa saja
sebenarnya orang-orang yang ada di foto di bukunya itu,
tapi satu yang Sehun yakini, Jung Sena adalah kekasihnya,
walau kenangan tentang Jung Sena tidak ada satupun
yang tertinggal di pikirannya. Hanya saja dengan
banyaknya foto seorang gadis bernama Jung Sena
ditambah dengan tulisan seperti “My Future Wife ”
disetiap foto itu sudah sangat cukup untuk meyakinkan
Sehun bahwa Jung Sena adalah wanita yang sangat berarti
dihidupnya, oleh karena itu Sehun bertekad akan terus
mencari Sena. Ditengah kegiatan membacanya segelas
Caramel Machiato dan Blueberry Cheesecake mendarat
dimejanya membuat Sehun mendongak dan langsung
menutup bukunya. Seorang pria tersenyum kearah Sehun.
“Boleh aku duduk disini?”
“Ya tentu saja” jawab Sehun. Pria itu kembali tersenyum
dan duduk dihadapan Sehun.
“Lama tidak bertemu, teman” pria itu memulai
pembicaraan.
Sehun menatap pria dihadapannya dengan bingung
“Eeeeuuummm apa kita saling mengenal?”
“Tentu saja, jadi bagaimana kabarmu?”
“Benarkah? Oh…aku baik, walaupun delapan tahun ini
sedikit tidak nyaman dengan kehidupan penjara”
Pria itu hanya tersenyum penuh arti “Syukurlah kau baik-
baik saja, kurasa…hukum penjaramu dipersingkat?”
“Ya, mereka mempersingkatnya karena penyakitku” Sehun
membuka bukunya lagi, berharap menemukan foto dengan
wajah yang sama dengan pria dihadapannya “Aku
mengidap Alzheimer, aku melupakan banyak hal dalam
waktu singkat. Bahkan aku tidak tahu kenapa aku bisa
dipenjara, dan yang lebih parah, aku melupakan calon
istriku”
Mereka berdua tertawa renyah oleh candaan Sehun.
“Calon istri? Jung Sena?”
Sehun melirik sedikit pria itu dengan senyum takjub “Kau
juga mengenalnya?”
“Tentu saja, sudah kubilang kita berteman, aku tahu hal-
hal yang berhubungan denganmu Sehun”
“Bagus, jadi kau bisa membantuku mencari Jung Sena. Dia
menghilang, aku akan menemukannya dan kuharap kau
mau membantuku” ucap Sehun sambil tersenyum manis
dan kembali memfokuskan tatapannya pada buku. Pria itu
menyeringai tipis sambil menatap gerak gerik Sehun.
Sehun berhenti disebuah halaman yang terletak dibagian
tengah bukunya.
“Kim Kai?” Sehun menatap sebuah foto dibukunya dan
membandingkannya dengan wajah pria dihadapannya.
“Ya…aku Kim Kai. Senang bertemu denganmu lagi, Oh
Sehun”
-end-
Apa cuman gue doang yang tiap denger lagu Let Out The
Beast pikiran langsung kearah psychopat? Aslian deh
kkkkkkkkk abis kata-kata didalem lagu itu macem
menjurus ke pembunuhan si (menurut gue)
bhahahahahahaha comment ya bro :*
Filed under: Angst, Psychologic, romance Tagged: kai, Kai EXO, kim jongin, OC, OC'S, oh sehun, Sehun