2015-07-02



Author : ohnajla (chosangmi15)

Genre : romance, school life, fantasy, friendship

Rating : teen

Length : series

Main cast : Oh Sehun EXO, Yook Hana (OC)

Support Cast : EXO, BTS, BTOB Sungjae

.

*jangan minta sequel lagi -_- ini side story aja*

.

My Love From The Exoplanet #1 #2 #3

.

History of EXO

4,5 juta tahun silam…

Ada sebuah planet yang disebut sebagai Jurassic Planet. Planet ini adalah satu-satunya benda langit di jagat raya yang memiliki kehidupan. Ada atmosfer, hidrosfer, litosfer dan biosfer. Namun planet ini tidak besar. Untuk mengelilinginya hanya membutuhkan waktu 24 jam sampai ke titik semula.

Biosfer yang menghuninya adalah manusia, tanaman dan hewan bersisik yang semuanya berukuran rata-rata tinggi 4 meter. perairan di planet ini hanya ¼ dari luas luas seluruh planet. Musim tidak terdeteksi. Planet ini disinari oleh sebuah bintang, pusat dari rasi Orion.

Manusia, hewan dan tumbuhan di planet ini hidup dengan rukun dan berdampingan. Tidak pernah ada kekerasan.

Ada dua orang manusia, mereka ini bersahabat. Mereka adalah SM (Lee Soo Man) dan SH (*sebenarnya sih BIG HIT, Cuma singkatannya gak enak, jadi ngambil dari inisial nama PD nim nya BTS, Bang Shi Hyuk). Keduanya sering kesana kemari bersama.

Dan suatu hari, dengan menunggangi tyrex masing-masing, keduanya sepakat melakukan perjalanan mengelilingi planet ini. Ini adalah bentuk ritual masyarakat Jurassic Planet di saat seorang laki-laki beranjak dewasa.

Mereka melakukan perjalanan dengan senang hati. Bercanda jika bosan dan beristirahat bila lelah. Sampai suatu ketika, suatu cahaya berkecepatan tinggi bergerak melintangi angkasa. Cahaya itu adalah sebuah batu pijar berukuran segenggam tangan orang dewasa yang jatuh tepat di hadapan mereka berdua. Dengan penasaran, SM dan SH mendekat. Belum sempat mereka melihat rupa batu itu, batu yang tiba-tiba terbelah dua itu menyerang mereka hingga keduanya tak sadarkan diri.

Di saat keduanya terbangun, mereka merasa ada sesuatu yang berbeda. Aura di tubuh SH terlihat hitam pekat, berbanding terbalik dengan aura SM yg berwarna putih susu. Kini mereka bukan melihat satu sama lain dengan ceria, melainkan penuh dengan nafsu membunuh.

Mereka pun berperang. Keduanya menggunakan kekuatan masing-masing untuk membunuh satu sama lain. Imbasnya, planet ini pun tidak sedamai dulu lagi. Karena mengaruh mereka, manusia lain saling menyerang, hewan saling memakan, tumbuhan pun sampai terbakar akibat ulah manusianya. Api yang membakar tumbuhan, menjalar ke akar yang menujam ke inti planet hingga bertemu dengan nuklir yang terkandung di inti planet ini. Akibatnya, suhu dan keseimbangan planet ini terganggu. Planet yang semula dia di tempat, kini bergerak mendekati lubang hitam raksasa yang tidak pernah berhenti menghisap benda-benda langit di sekitarnya.

SM dan SH sadar situasi ini. Mereka sama-sama tidak mau musnah akibat tersedot lubang hitam. Untuk itu, dengan kekuatan yang mereka miliki, keduanya pergi meninggalkan planet itu dan singgah di dua planet yang berbeda.

Jalur yang dilalui Jurassic Planet itu, dihadang oleh sebuah gumpalan putih kebiruan super besar yang bentuknya seperti bunga dandelion. Gumpalan itu berwarna putih karena bagian luarnya adalah partikel-partikel es sedangkan di dalamnya terkandung karbon yang membentuk sebuah bola seukuran Jurassic Planet.

Karena Jurassic Planet semakin kehilangan keseimbangannya, lajunya pun semakin cepat hingga bertumbukan dengan gumpalan putih itu. Sampai akhirnya, terlihatnya sebuah ledakan besar (Fenomena Big Bang).

**

2 juta tahun setelah galaksi Milky Way terbentuk, SM dan SH di dua planet berbeda, mengetahui adanya satu planet yang sama dengan planet mereka (Jurassic Planet). Dan mereka sama-sama tahu bahwa ada seseorang yang memiliki batu pijar lain seperti batu pijar lalu yang mereka temui. Siapa yang mendapatkan batu pijar itu, maka dial ah yang akan menguasai planet tersebut. Namun, mereka tidak bisa kesana sendiri karena ada sebuah bintang pusat (matahari) yang bersiap menyambar tubuh mereka dengan lidah api super panas. Untuk itu, mereka mulai menciptakan segala hal untuk dapat mengirimkan bala tentara kesana. Keduanya butuh waktu 2,3 juta tahun dalam mempersiapkannya.

SH dari planetnya, berhasil menciptakan 8 benih yang rencananya akan dibentuk menjadi pasukan untuk menyerang bumi dan merampas batu pijar itu. namun, dia tidak mungkin mengirim benih ini dalam bentuk sebutir biji jagung. Dia perlu mendapatkan deskripsi manusia bumi agar rencananya berhasil. Untuk itu, dia merelakan satu benihnya yang ia bentuk menjadi replika dirinya dulu namun dengan ukuran lebih kecil.

Lain lagi dengan SM. Dia telah menyurvei bumi dengan baik sehingga tidak perlu merelakan satu benihnya ke bumi sebagai percobaan. Di planet yang diberinya nama Exoplanet, dia berhasil menciptakan 12 benih mentah yang diberinya nama EXO. Kini, dia hanya perlu membekali 12 calon prajuritnya itu dengan separuh kekuatannya. Dan waktu yang dibutuhkannya, kurang lebih 200 ribu tahun.

**

Tahun 513..

SM berhasil membentuk tiga prajuritnya yang kini telah berbentuk seperti manusia bumi. Ketiganya adalah tiga benih pertama yang dibuat oleh SM. Melihat benihnya terbentuk dengan sempurna, bukan kepalang senangnya SM. Dan uniknya, ketiga benih ini langsung terbentuk seperti pemuda berusia 20 tahun pada umumnya.

Bukti kecanggihan penciptaan SM selanjutnya, adalah bagaimana ketiga benih pertamanya ini tidak bertingkah seperti robot, melainkan seperti manusia biasanya.

“Ayah,” begitulah ketiga pemuda itu memanggilnya. SM tersenyum bangga.

Benih nomor 1, dinamainya Xiumin. Benih nomor 2, diberinya nama Luhan. Dan benih ke tiga, dipanggilnya Kris. Ketiga-tiganya mempunyai wajah yang sangat tampan, dua diantaranya bahkan oriental wajah China. SM pandai mencampurkan gen-gen manusia sehingga terbentuklah seorang lelaki yang begitu tampan. Ketiga lelaki itu tidak hanya tampan saja, tapi juga memiliki beberapa kekuatan darinya.

Xiumin, dia memiliki kekuatan pembentuk es. Luhan adalah pemilik kekuatan telekinesis. Sedang Kris, memiliki seekor naga hitam serta sebuah sayap hitam di punggungnya. Semuanya sama-sama kuat karena SM tidak suka membedakan benih-benihnya. Dia hanya harus melatih ketiganya agar kekuatannya semakin matang dan saat di bumi nanti, bisa bersosialisasi dengan manusia.

**

Tahun 1013..

Benih nomor 4 dan 5 nya telah terbentuk sempurna. SM kali ini lebih bangga lagi, meski hanya dua tapi keduanya benar-benar sempurna. Warna kulit mereka sama, tinggi mereka sama dan pesona senyum mereka juga sama. Hanya yang membedakan, benih nomor 4 memiliki sayap putih dan benih nomor 5 tidak memiliki sayap. Benih nomor 4 dinamainya Suho, dan benih nomor 5 diberinya nama Lay.

Suho dan Kris, sama-sama memiliki sayap namun dengan warna berbeda. Tapi saat bertemu, mereka tidak saling menyerang. Karena oleh SM, semua benihnya telah ditanamkan sebuah mindset tentang persaudaraan. Jadi keduanya meski bertolak belakang, tetap bisa menerima satu sama lain bahkan saling melengkapi.

Melihat keduanya berinteraksi dengan kepala dingin, SM akhirnya meresmikan mereka sebagai pemimpin untuk tim ini.

Lay, dia sama seperti Luhan dan Kris, wajahnya oriental China. Kekuatannya adalah yang paling istimewa, dia adalah penyembuh. Karena kekuatannya yang tidak bisa digunakan langsung dalam medan perang, dia diberi keistimewaan berupa body protection.

Usia Xiumin, Luhan dan Kris sekarang adalah 500 tahun. Kemampuan mereka sudah cukup matang. Sehingga kini mereka memiliki kewajiban untuk mengasah kemampuan dua benih baru.

Masih ada tujuh benih lagi yang belum terbentuk sempurna.

**

Tahun 1213…

Lahirlah tiga benih secara bersamaan. Mereka adalah si nomor 6,7 dan 8. Ketiganya memiliki kekuatan yang hampir serupa, yaitu berupa suara. Dan mereka, terlihat seperti saudara kembar karena tidak mau terpisah satu sama lain meski suka sekali berperang dengan suara (debat).

Nomor 6 adalah Baekhyun, si pengendali cahaya. Nomor 7 adalah Chen, si pengendali listrik dan pembentuk petir. Serta nomor 8 adalah Chanyeol si pengendali api.

Sedetik setelah bertemu tatap saja, ketiganya sudah membuat keributan.

Chanyeol tidak sengaja menyenggol bahu Chen, secara tubuhnya lebih tinggi dari dua lainnya. Dan Chen, tidak terima.

“Yaa!”

“Mwo?” tanya Chanyeol sok tak berdosa. Mereka berbicara dalam bahasa Korea karena gen mereka diambil dari Korea.

“Kau baru saja menyenggol bahuku,” ucap Chen sambil menepuk bahu kanannya.

“Lalu? appo?”

Chen mendengus. “Aku tidak suka ada yang menyentuh tubuhku.”

Chanyeol memandangnya kesal. “Memang siapa yang mau menyentuh tubuhmu, eoh?”

“Tapi tetap saja kau baru melakukannya.”

“Yang penting aku tidak membakarmu.”

“Yaa yaa yaa! kalian bisa diam tidak, eoh? kalian membuat telingaku sakit, arro?” seru Baekhyun sembari memisahkan keduanya.

“Aku tidak berbicara denganmu, Baek,” sentak Chen.

“Nado,” sambung Chanyeol.

“Tapi suara kalian masuk ke telingaku. Aih! Hentikan omong kosong kalian.”

“Shireo! Dia harus meminta maaf padaku karena sudah menyentuhku,” tunjuk Chen pada Chanyeol.

“Shireo! Kenapa harus aku yang meminta maaf? Aku tidak sengaja!”

“Tapi tetap saja kau sudah melakukannya.”

“AISH! Yaa! kenapa kau sensitive sekali dengan sentuhan, eoh?!” Baekhyun justru memukul punggung Chen sekuat tenaga sampai Chen melotot tidak suka.

“Dan kau juga! Tidak perlu cari gara-gara dengan dia. Suara kalian itu kalau dipadukan mengerikan sekali!!” Baekhyun juga menyalahkan Chanyeol. Dia mengacak rambutnya sebal. Sejak awal mendengar suara Chen yang tinggi serta suara Chanyeol yang rendah berkumpul di telinganya, dia mulai kesal pada keduanya.

Kelima benih lain yang terbentuk lebih awal dari mereka, sedang menonton mereka dengan ekspresi bermacam-macam.

“Bertiga tapi ramai sekali,” gumam Luhan.

“Kupikir itu tadi semua sudah sempurna,” sambung Lay.

“Aku tidak mau mengasah mereka,” desis Xiumin sambil menggaruk kepala.

“Kurasa mereka lebih kompak dari pada kita,” ucap Kris pada Luhan dan Xiumin.

“Baru ini tiga-tiganya Korea,” ucap Suho sebelum mendekati mereka dengan sayapnya.

“Hey kalian.”

Baekhyun, Chen dan Chanyeol masih beradu argument satu sama lain dan tidak mengindahkan panggilan Suho. Suho jadi kesal sendiri karena diabaikan.

“YAA!” memaksa pita suaranya untuk berteriak, suaranya malah terkesan fals.

Baekhyun yang sebenarnya tadi mendengar, langsung menoleh dengan wajah super kesal. “Mwo?! Tidak perlu berteriak, arro?! Suaramu jelek!”

Ekspresi Suho langsung berubah masam. Dan perubahan itu malah diabaikan oleh Baekhyun, padahal, Suho sebenarnya meledak.

“Oh tidak,” desis Luhan.

“Ada apa?” tanya Xiumin.

“Dia marah,” jawab Luhan kemudian.

“Aish, mereka memang menyusahkan,” gumam Kris sebelum terbang menghampiri Suho berada. Dia datang tepat pada waktunya ketika Suho mulai mengeluarkan kekuatan untuk memenjara ketiga benih baru dengan airnya.

“Geuman. Mereka masih baru,” ucap Kris yang langsung membuat Suho sadar.

“Ah ya, aku baru sadar.”

**

Tahun 1513…

Terlahirlah dua benih baru. Mereka ada si nomor 9 dan 10, D.O dan Tao. Keduanya saling bertolak belakang. Secara tinggi tubuh, kepribadian bahkan asal gen mereka. Tao memiliki wajah oriental China dengan kantung di bawah matanya seperti panda. Sedangkan D.O memiliki dua mata bulat di mana bagian putihnya terlihat lebih banyak dari bagian hitam. Keduanya terlahir special. Mereka adalah pemilik kekuatan vital. D.O dengan kekuatan tanah dan Tao dengan kekuatan waktu. Jika mereka dikolaborasikan, mereka pasti berhasil menguasai bumi berdua saja. Akan tetapi emosi kedua-duanya sama-sama labil. Merupakan pasangan serasi namun sulit untuk disatukan.

Voice line, sebutan untuk Baekhyun, Chen dan Chanyeol, dengan santainya mendekati kedua benih baru. Usia mereka kini 300 tahun, sudah cukup pantas untuk mengasah benih baru. Tapi radius lima meter saja, kedua benih baru itu sudah menatap mereka tidak suka.

Baekhyun melingkarkan tangannya di lengan Tao, Chanyeol mengalungkan lengannya di leher D.O sementara Chen menggandeng Tao dan D.O di tengah.

“Selamat datang benih baru, mari kita mulai pelajarannya,” ucap Chen dengan ceria.

Namun..

“Ige mwoya? Menjauhlah dariku,” ucap D.O sambil melepaskan diri dari Chanyeol dan Chen.

“Menyingkirlah,” ucap Tao pada Baekhyun menggunakan bahasa China yang fasih.

Melihat itu, Suho dan Kris menghampiri keduanya. Suho yang berbicara pada D.O dan Kris yang berbicara pada Tao. Mereka sama-sama menanyakan, “ada apa?”

Pertama kali melihat saja, D.O maupun Tao langsung menyukai dua orang yang bertanya pada mereka itu.

“Ajari aku,” pinta keduanya menggunakan bahasa yang berbeda dan pada orang yang berbeda.

Baekhyun, Chen dan Chanyeol merasa kesal pada mereka.

**

Tahun 1763

Dan kedua benih terakhir pun terlahir bersamaan. Mereka adalah nomor 11 dan 12, benih yang dibuat secara susah payah oleh SM karena gen mereka diupayakan untuk berbeda dengan yang lain meski diambil di Korea.

Dan uniknya, kedua benih ini memiliki kulit yang berbeda warna. Si nomor 11 bernama Kai, memiliki kulit kecoklatan khas Asia Tenggara, sedangkan si nomor 12 bernama Sehun memiliki kulit putih pucat khas orang Eropa. Tinggi mereka hampir sama dan mereka tergolong kembar. Akan tetapi bentuk rahang mereka berbeda. Kai lebih kotak dan terlihat tegas, sedangkan Sehun terlihat lancip dan tajam. Ekspresi mereka pun terbilang berbeda satu sama lain.

Si nomor 12 lah yang paling berbeda. Dia tidak memiliki ekspresi apapun, bahkan terkesan diam di detik-detik pertama kelahirannya. Dia hanya memandang semua orang dengan tatapan dingin serta bibir terkatup rapat.

Voice line malah takut mendekati Sehun melihat tatapan Sehun yang begitu serta warna rambut yang tiba-tiba berubah.

“Dia aneh,” desis Baekhyun pada dua saudara kembarnya.

“Yaa, bukannya kau bilang mau mengasah mereka?” tanya Chanyeol pada Chen.

“Siapa yang bilang? Aku tidak pernah bicara seperti itu,” elak Chen dengan dahi berkerut.

“Aku ingat kalau kau yang bicara seperti itu.”

“Ani!!”

“Yaa, bukannya kalian berdua yang berniat mengasah mereka? jangan munafik, aku mendengar desisan-desisan kalian dulu,” potong Baekhyun santai.

Ekspresi Chen dan Chanyeol langsung berubah layaknya maling ketangkap basah. Mereka saling menatap satu sama lain, lalu sepakat menyerang Baekhyun bersamaan.

“Dasar tukang nguping!!”

“Kau membuat semuanya tidak rahasia lagi, jinjja!!”

Mereka bertiga sibuk bertarung di lain daratan hanya karena masalah sepele seperti itu. beda lagi dengan suasana di tempat lahirnya dua benih baru.

Kai bisa langsung akrab dengan yang lain, namun Sehun lebih memilih sendirian. Dia sampai ditemui oleh SM.

“Kau harus mengasah kemampuanmu,” ucap SM sambil menyerahkan sekantong darah manusia bumi.

Sehun menerimanya kemudian menghabiskannya dalam sekali teguk. Dia ternyata terlahir dengan gen vampire juga. Gen itu tidak terlihat oleh SM saat mencampurkannya, tapi begitu tercampur, SM baru sadar kalau gen itu ada.

“Mereka siapa?” tanya Sehun dengan nada dan ekspresi datar.

“Saudara-saudaramu.”

Dan satu lagi, meski sudah terpasang secara otomatis mindset persaudaraan di otak Sehun, tapi karena gen vampire, membuat setengah pikiran dan perasaan Sehun mati. Sehingga dia bisa tidak sadar kalau dia memiliki saudara yaitu 11 EXO.

“Aku tidak mau mengasahnya dengan mereka,” cetus Sehun dingin.

“Itu terserah padamu, asal kau mengasahnya.”

“Kenapa aku harus mengasahnya?”

“Karena kau yang akan melindungi bumi.”

**

Hana’s Life & Meet EXO

Tahun 2013..

Di salah satu sisi bumi, kota Seoul Korea Selatan, seorang gadis baru saja selesai mandi. Wajahnya, rambutnya dan pakaiannya terlihat kusut. Pakainnya kusut karena dia tidak menyetrikanya dengan baik, rambutnya kusut karena selepas keramas, sementara wajahnya kusut akibat baru saja menangis.

Dia melempar handuknya ke sembarang arah. Kemudian mematikan lampu dan membanting tubuh di ranjang. Beberapa menit kemudian, terdengar suara isakan. Gadis itu menangis.

“Kenapa hidupku seperti ini? Orang bilang hidupku bahagia, itu bohong! Mereka tidak pernah merasakan bagaimana rasanya di rumah sendirian setiap hari. Dan mereka tidak pernah merasakan bagaimana rasanya dijadikan mainan oleh teman-teman Sungjae. Hidupku jauh lebih menyedihkan dibanding kalian…”

Gadis itu menyeka air matanya dengan kasar.

“Aku ingin tinggal di rumah bersama banyak orang, bersama seorang kekasih dan teman-temannya yang bersedia menjagaku. Tidak peduli apakah namaku akan dihapus dari nama keluarga, aku hanya ingin tinggal di rumah bersama banyak orang dan mendapatkan cinta, kasih sayang dari seorang kekasih. Aku benci Sungjae! Aku benci dia!!”

Gadis itu memegangi kepalanya yang pusing. Ia pun menghidupkan lampu tidur, mencari-cari obat pereda sakit kepala di laci nakasnya. Setelah di dapatkan, otaknya malah menyuruhnya untuk memakan semua obat pereda sakit kepala itu agar semua permasalahannya selesai dengan cepat. dan dia termakan hasutan itu. dia mengeluarkan semua obatnya dan menangkupnya di segenggam tangan.

“Ne, mungkin mereka akan sadar kalau aku ada jika mendengar aku mati. Ya.. dan mereka akan menyesali keputusan mereka yang sudah menelantarkanku seperti ini. Bukannya mereka menginginkanku mati?”

Di saat akan memasukkan seluruh kapsul itu ke dalam mulutnya, tiba-tiba saja entah datang dari mana, seseorang menahan tangannya hingga obat itu berjatuhan ke lantai.

“Tepat waktu,” gumam orang asing itu saat mereka saling berpandangan.

“K-k-kau.. siapa?”

Tanpa menjawab pertanyaan gadis itu, orang tersebut langsung menariknya dan dalam sekejap mereka sudah berada di planet lain, yaitu Exoplanet.

Hana takjub melihat semua hal baru di depannya. Daratan tandus, langit berhiaskan potret jagat raya yang luar biasa, tidak ada pohon, tidak ada rumah…

Dan dua belas lelaki tampan.

Hana tidak bisa berpaling dari mereka terlebih lelaki yang melihatnya dari jauh. Sorot mata itu…

**

Sehun malas saat disuruh berkumpul di satu titik. Kata SM, sebentar lagi akan datang tamu istimewa. Sebenarnya Sehun tidak tertarik, tapi karena itu suruhan penciptanya, dia tidak berani mengelak.

Saat itu pun datang. Kai tiba-tiba muncul dengan menggandeng seorang gadis. Semua EXO yang menunggunya sejak tadi, langsung mendekat untuk melihat gadis itu dari dekat. Mereka tidak diberi ketertarikan pada lawan atau sesama jenis, mereka seperti itu karena baru pertama kali melihat makhluk yang berbeda dari kaum mereka.

SM datang dan menjelaskan pada gadis itu kenapa dia dibawa kemari. Kemudian setelah itu, SM menyuruh EXO untuk berbaris menyamping sesuai nomor mereka. Sehun lagi-lagi menjadi yang paling malas. Dia berdiri di deretan terakhir dengan posisi sedikit ke belakang.

Gadis itu memperhatikan mereka satu persatu, dan Sehun tidak berminat melihatnya. Dan saat gilirannya diperhatikan, anehnya dia langsung menatap gadis itu.

“Aku seperti pernah mengenalnya.”

“Tapi siapa?”

“Dia makhluk bumi. Aku bahkan tidak pernah datang ke bumi.”

“Kenapa dia menatapku seperti itu?”

Tanpa ia sadari, rambutnya berubah menjadi warna yang selama ini belum terekspos, warna pelangi.

Gadis itu justru tersenyum melihat perubahan warna rambutnya, membuat perasaan Sehun yang hidup tiba-tiba berdetak cepat.

“Yook Ha Na.”

“Oh iya.”

“Kau sudah menentukan pilihanmu?”

Hana mengangguk pasti.

“Tariklah tangannya.”

Gadis itu mulai melangkah dan langkahnya terarah pada Sehun.

Sehun panic, takut, gelisah, was-was, dia tidak mau gadis itu mendekat. Senyum gadis itu telalu mengerikan baginya karena telah membuat satu sisi jantungnya berdetak cepat.

Namun gadis itu terus mendekat. Sehun tidak suka, otomatis rambutnya berubah menjadi keperakan.

Tiba-tiba Hana berhenti, begitu pula dengan Sehun. Mereka saling menatap satu sama lain, Sehun bisa merasakan kalau tatapan Hana menujam hatinya.

“Oh Sehun.. aku tahu maksud dari perubahan rambutmu.”

Sehun satu-satunya benih di sini yang tidak suka kalau orang lain memberitahu perubahan dirinya padanya. Mendengar ucapan Hana barusan, Sehun marah, dan rambutnya berubah maroon.

“Aku tahu kau marah.”

Kemarahan Sehun bertambah, apalagi melihat senyum gadis itu. Dalam beberapa lama mereka saling menatap, dan di rentang waktu itulah perasaannya terus ditujam oleh tatapan gadis tersebut. Dia berusaha sekeras mungkin untuk menolak, akan tetapi makin lama tujamannya makin tajam, Sehun akhirnya menyerah. Warna rambutnya berubah putih.

Hana mendekat, meraih tangannya lalu menariknya menghadap SM.

Di saat Hana menyentuh kulit tangannya, dia merasakan suatu suhu yang selama ini tidak pernah dirasakannya. Suhu tubuhnya selalu dingin dan tidak pernah bisa merasakan suhu lainnya, tapi ini… dia bisa merasakannya dengan baik. Sentuhan ini bisa membuat jantungnya aktif sempurna hingga rambutnya berubah menjadi merah menyala.

Begitu berdiri di hadapan SM, mereka pun diresmikan menjadi pasangan dengan dua buah kalung yang terbuat dari pecahan asteroid berbentuk lambang EXO. Kalung itu jika disambungkan, saling menyatu.

Layaknya pernikahan manusia bumi, entah dorongan apa yang membuat Sehun membalik tubuh menghadap Hana, dan memberikan tanda perasaannya melalui kecupan di dahi gadis itu. Di detik itulah, Sehun baru sadar kalau darah Hana berbau sangat wangi.

**

First Day on Earth

Sejam setelah pernikahan di Exoplanet, Hana dan Sehun sudah ada di bumi. Mereka sekarang ada di kamar Hana, karena inilah satu-satunya akses dari pintu sihir milik SM.

Anehnya mereka tidak merasa canggung. Sehun yang memang sudah dingin sejak lahir, dengan santainya mengelilingi kamar ini bahkan merebahkan tubuhnya di ranjang Hana. Kamar ini adalah pemandangan baru baginya karena di Exoplanet tidak ada yang seperti ini.

Lain lagi dengan Hana yang tak henti memperhatikannya. Gadis itu terlalu terkejut bisa memiliki pasangan setampan dan sesempurna itu.

Sehun melihat Hana yang masih menatapnya. “Wae?”

Hana menggeleng sambil tersenyum, senyumnya ini membuat rambut Sehun berubah menjadi merah mengkilat.

“Kau tidak berbaring? Ini nyaman,” ucap Sehun dengan datarnya. Hana justru geli mendengar itu, seolah Sehun belum pernah merasakan nyamannya sebuah tempat tidur.

Hana pun berbaring di sampingnya dengan menarik selimut sebatas dada. “Kau… akan di sini, kan?”

Sehun mengangguk. “Eoh.”

“Kau tidak akan kembali, kan?”

Sehun menggeleng. “SM bilang besok yang lain akan menyusul ke sini. Besok kita pindah ke rumah yang sudah disediakan.”

Bukan main senangnya perasaan Hana. Dia menggeser tubuhnya mendekat, lalu memeluk Sehun dengan erat. “Aku senang bertemu denganmu.”

Warna rambut Sehun kembali merah, dia terlalu gugup dengan ini. Pelukan Hana membuatnya menjadi hangat, bukan itu saja, bau harum darah Hana semakin menyesaki rongga dadanya. Ini aneh untuknya, karena sebelumnya dia tidak seperti ini.

Dengan kaku, dia membalas pelukan itu. “Na-nado.”

Dia tidak tahu kalau Hana menangis. “Kau membuat harapanku terkabul, Oh Sehun. Gomawo.”

Sehun hanya mengusap rambut Hana.

**

Keesokan paginya…

Sehun sudah terbangun sejak tadi. Dia tengah memeluk Hana yang masih tidur sambil memandanginya lekat-lekat. Dia masih belum tahu kata ‘cantik’ yang seharusnya dia lontarkan. Justru kata yang mendeskripsikan gadis ini adalah ‘hangat’.

CKLEK!

“Annyeong Hana, sekarang waktuku untuk..”

Sehun berpandangan dengan lelaki asing yang tiba-tiba masuk itu. Tatapan Sehun dingin, datar dan ganas. Entah kenapa Sehun tidak suka melihat ada orang yang mengganggu aktifitasnya.

Lelaki asing itu, adalah satu dari belasan teman Sungjae yang hobi sekali membuat Hana menjadi ‘mainan’nya. Nama lelaki itu adalah Song Yong Ki.

“Yaa! siapa kau?!” Yongki mengarahkan telunjuknya pada Sehun.

Rasa benci Sehun bertambah. “Lalu kau siapa?”

“Yaa! Aku sudah menyewanya hari ini. Kalau kau menginginkannya, kau bisa menyewanya besok.”

Entah kenapa Sehun bisa menangkap maksud menjijikkan itu. “Kau pikir kau siapa.”

Mendengar sedikit keributan, Hana perlahan terbangun. Dia langsung terkejut melihat wajah Yongki. Dengan ketakutan parah, dia langsung memeluk Sehun. Respon Hana ini membuat Sehun mengerti maksud buruk di balik perkataan laki-laki asing itu.

“Lindungi aku, jebal,” gumam Hana yang terdengar di telinganya.

“Pasti,” balas Sehun mantap.

Dia melepas pelukan Hana kemudian bangkit. Dia berjalan dengan tenang mendekati lelaki asing itu meski sebenarnya dia sudah ingin menghabisinya.

Anehnya, lelaki asing itu malah tertawa dan mengalungkan lengannya di leher Sehun.

“Aku tahu dia memang cantik, menggoda, tapi bisakah kau berbagi denganku?”

Merahnya rambut Sehun semakin pekat. Dalam hitungan detik, dia melepas rangkulan tangan lelaki itu dan memukulnya sekuat tenaga. Lelaki itu terhempas hingga menabrak dinding serta membuat dindingnya retak.

Kekuatan Sehun ini, membuat Hana tercengang.

Sehun memandang lelaki asing itu penuh kebencian. Sedangkan laki-laki asing itu sudah terkapar tak berdaya akibat benturan keras di kepala.

Mungkin karena penasaran dengan suara gaduh, Sungjae datang ke kamar Hana. Dia terkejut melihat Yongki terkapar tak berdaya.

“Yaa Yongki!” Sungjae berlari mendekati temannya dan menggoyangkan tubuhnya.

“Bangunlah! Yaa! siapa yang melakukan ini?”

Tiba-tiba Sungjae menoleh pada Hana. Dia langsung mendekati adiknya dan menarik rambutnya.

“Yaa! apakah ini ulahmu?!” Hana mendesis kesakitan.

“Lepaskan..”

Sungjae justru menariknya semakin kuat. “Kau tahu? Kau sudah melukai temanku! Kau tidak perlu seperti ini kalau ingin mendapat uangnya juga!”

Hana mulai menangis. “Aku tidak mau menjadi objek mainan kalian! Aku juga punya perasaan!”

PLAK!

Sehun langsung melompat dan..

BUGH!

Pukulannya sama kerasnya seperti tadi sampai membuat punggung Sungjae menghantam dinding. Tidak cukup sampai di situ, Sehun terus menyerbu Sungjae dengan pukulan sampai Sungjae tak sadarkan diri. Dan tubuh Sehun tiba-tiba berubah. Taringnya memanjang, rambutnya menjadi kemerahan, iris matanya berubah merah, ada gambar batang sulur di leher serta sebagian wajahnya.

Melihatnya seperti itu, Hana merasakan kalau Sehun akan melakukan sesuatu yang buruk.

“Andwae Sehun!”

Seolah suaranya adalah sihir, Sehun tidak jadi menerkam Sungjae yang sudah tak sadarkan diri. Dia buru-buru menjauh dan mendekat pada Hana. Tubuhnya masih belum kembali ke bentuk semula.

Dia duduk dengan lemas di pinggiran ranjang, sembari memandangi dua orang yang baru saja dihabisinya.

Air mata Hana jatuh lebih banyak. Dia memeluk Sehun dari belakang dan menangis di sana. Suara tangisannya membuat tubuh Sehun kembali ke semula.

“Jangan membunuh orang Sehun, jangan…”

Rambut Sehun berubah menjadi keperakan. Dia mendorong pelan tubuh Hana, agar ia bisa melihat wajah gadis itu. Tangannya yang masih kaku dan kini ada lecet akibat memukul tadi, menyentuh bekas tamparan Sungjae di pipi Hana.

“Gwaenchanha?”

Hana yang masih menangis tetap memaksakan senyumnya sambil mengangguk. “Gwaenchanha.”

Kini Sehun mengusap bagian itu kemudian mengecupnya. “Kaja kita pergi.”

Hana mengangguk.

**

Ada satu kendala sebelum mereka benar-benar pergi dari rumah itu. Kedua orang tua Hana tiba-tiba pulang. Mereka terkejut melihat lelaki asing yang berdiri di sebelah anaknya.

Mereka bisa saja mengira kalau itu teman Sungjae. Tapi dari penampilan mereka berdua pagi ini, kedua orang tua Hana mulai curiga.

“Siapa dia?” tanya appa dengan dahi berkerut tak suka.

Hana menunduk. “Dia kekasihku.”

“Kau membawa kekasihmu ke rumah? Tidur bersama maksudmu?!” kini eomma yang bersuara.

Hana mengangguk. “Ne.”

“Berani-beraninya..”

Di saat appa akan menamparnya, Sehun dengan cepat menarik Hana ke belakang tubuhnya, jadilah appa hanya menampar angin.

“Kau..” kini appa mulai geram pada Sehun, yang menurutnya tidak punya sopan santun dan mencampuri urusan keluarga.

“Appa eomma tidak pernah tahu. Apakah kalian tahu kalau di sini aku sendirian? Eomma appa juga tidak akan tahu kalau Sungjae dan teman-temannya selalu membuatku menjadi mainannya. Sungjae bahkan lebih buruk dari Sehun. Eomma appa juga tidak tahu kan? Sungjae selalu menamparku. Dia berbuat seenaknya di saat kalian tidak ada,” ucap Hana panjang lebar ketika berdiri di belakang Sehun.

“Rasanya aku hidup seperti di neraka. Tapi di sisi Sehun, semuanya beda. Aku bisa merasakan kasih sayang, pelukan hangat, kecupan penuh makna, keamanan… semua itu tidak pernah kudapat dari kalian palagi Sungjae.”

“Tutup mulutmu. Bukan saatnya membicarakan itu, arra?! Kau ini sudah besar, sudah bukan anak kecil lagi yang harus dimanja,” desis eommanya.

“Tapi kalian tidak pernah memanjakanku di saat kecil!”

“Karena kami bekerja untuk kalian!” bentak appa.

Sehun kesal Hana-nya diperlakukan seperti itu oleh dua orang tua ini. Dia sudah berniat menyerang, tapi dari belakang Hana melarangnya.

“Aku tidak butuh uang banyak! Aku tidak butuh kemewahan! Aku hanya butuh kasih sayang kalian!” balas Hana dengan suara serak.

“Kau ini tak lebih seperti pengemis kasih sayang. Kau mau pergi? Baiklah, silahkan pergi dengan kekasihmu ini. Kalau bisa pergilah sejauh mungkin dan jangan pernah kembali.”

Pernyataan itu membuat perasaan Hana sakit. Namun dia tidak berkata apapun lagi sampai kedua orang tuanya masuk ke dalam rumah.

Sehun menoleh ke belakang, melihat tubuh Hana yang bergetar. “Gwaenchanha?”

Hana menggeleng.

“Kenapa kau tidak mengatakan gwaenchanha juga?” batin Sehun sedih.

Sehun mengambil alih koper Hana. Dia menuntun kekasihnya itu untuk pergi dari sana.

Hana masih belum berhenti menangis. Sehun merangkul bahu gadis itu dan membiarkan gadisnya terus menangis. Mereka sampai di sebuah taman. Sehun mengajak Hana duduk di salah satu kursi yang berhadapan dengan kolam ikan.

Di situ dia memandang Hana dengan ekspresi datar khasnya.

“Kenapa air terus keluar dari matanya? Apakah itu bentuk ekspresi dari perasaan sakit? Apakah itu tadi benar-benar menyakiti perasaannya?”

Sehun menggunakan ibu jarinya untuk mengusap air mata yang mengalir.

“Bahkan air matanya hangat.”

“Aku sekarang tidak punya siapapun,” desis Hana di sela-sela tangisannya.

Sehun menggeleng. “Kau punya aku.”

Gadis itu memeluk Sehun dari samping. “Kau benar. Aku masih memilikimu.”

“Apakah dia sekarang baik-baik saja?”

“Gwaenchanha?”

Hana menggeleng. “Belum.”

“Apa yang harus aku lakukan untuk membuatmu menjawab gwaenchanha?”

Hana mengangkat kepalanya, melihat rambut Sehun yang berubah menjadi pelangi. Dia tersenyum. “Sekarang aku baik-baik saja.”

Dengan ekspresi datar biasanya, kedua matanya mengerjap. “Benarkah?”

Hana mengangguk pasti. “Gwaenchanha Oh Sehun.”

“Akhirnya dia menjawabnya.”

Sehun menepuk puncak kepala Hana kemudian memeluknya. “Itu kabar bagus.”

Hana tersenyum di pelukan Sehun. “Gomawo Oh Sehun.”

**

Mereka sampai di rumah baru EXO. Keduanya disambut dengan hangat oleh 11 member EXO yang sudah datang lebih dulu dari mereka. Kini kesebelas member itu sudah memakai pakaian seperti layaknya pakaian manusia bumi. Mereka terlihat tampan dengan pakaian masing-masing.

“Kalian lama sekali, aku sudah menyiapkan kamarmu,” ucap D.O yang kini lebih bersahabat dengan yang lain dari pada 500 tahun lalu.

Hana tersenyum pada mereka. “Gomawo D.O.”

Beda lagi dengan Sehun yang dengan seenaknya langsung memasuki rumah dengan menyeret koper. Dia akan memasuki salah satu pintu. Suho yang melihatnya…

“Yaa yaa! mau apa ke sana?! Itu kamar mandi. Kamar kalian ada di pintu nomor 8, cari sendiri.”

Tanpa banyak bicara Sehun langsung menjauhi pintu itu.

Kris yang melihatnya menggeleng pelan. Dia beralih menatap Hana. “Apa kau tidak salah memilih pendamping? Dia maknae yang suka seenaknya sendiri.”

Hana menggeleng. “Aniyo, oppa. Aku tidak salah memilih pendamping. Aku suka sikapnya itu.”

“Aneh,” desis Tao.

“Apa kau lelah? Appa memberi kami banyak makanan. Ayo kita makan,” ucap Chanyeol yang langsung menarik Hana ke dapur. Hana pasrah saja ditarik seperti itu.

Di depan tadi, dia hanya melihat ruang tamu yang sebesar ruang tamunya, dia pikir rumah ini akan sama persis dengan rumahnya. Ternyata… rumah ini memanjang ke belakang. Dan rumah ini dikelilingi oleh taman dengan konsep hutan mini.

Ruang makannya terletak di sebelah dapur. Dari ruang makan ini, bisa terlihat hutan mini karena pintunya terbuat dari kaca transparan. Pemandangannya terasa sejuk, apalagi saat pintu dibuka lebar.

Chanyeol menyuruhnya duduk di salah satu kursi, kemudian pergi ke kulkas untuk mengambil beberapa makanan instan seperti kimchi dan ddeokbeokki.

“Ini, makanlah. Aku tadi mencoba, rasanya sangat enak,” ucap Chanyeol polos.

Hana tertawa mendengarnya. “Aku sudah mencobanya selama hidupku.”

“Wah.. kau beruntung sekali. Jadi aku terlambat menawarkanmu makanan enak, hm.. ya sudahlah ini. Buka mulutmu..”

Hana membuka mulutnya dan Chanyeol memasukkan makanan ke sana. Hana mengunyahnya dengan ekspresi bahagia.

“Ini membuatku bahagia. Jika Sungjae yang melukaiku, ada Sehun yang menjagaku. Jika Yongki yang mempermainkanku sebagai boneka, ada Chanyeol yang memperlakukanku seperti putri. Aku tidak menyesal bertemu mereka.”

“Aish! Jangan terlalu banyak memberinya makanan babo! Ini minumnya,” Baekhyun tiba-tiba datang dengan segelas susu hangat. Di belakangnya mengekorlah Chen.

Hana menerima gelas itu, kemudian meminum isinya.

Baekhyun dan Chen duduk di depannya. Chen meraih sumpit dan ikut memakan kimchi yang sedang dibuka Chanyeol.

“Yaa yaa! ini bukan untukmu!” Chanyeol menarik kimchi itu agar tidak diambil lagi oleh Chen.

“Itu porsinya banyak. Pelit sekali sih,” Chen beralih mengambil ddeokbeokki.

“Kalian ini sudahlah,” lerai Baekhyun dengan wajah tertekuk.

Chanyeol akhirnya mau mengalah dengan meletakkan kembali mangkuk kimchi di meja. “Tapi jangan banyak-banyak. Ini untuk Hana.”

“Arro!” balas Chen.

Sehun pun datang. Dia duduk di sebelah Hana.

“Sedang apa?”

“Mau makan ini? Kau kan belum makan tadi malam,” ucap Hana sembari mengambil satu potong ddeokbeokki.

Meski warna sausnya merah, Sehun sudah tahu kalau itu bukanlah makanannya. “Tidak perlu.”

“Ayolah Sehun. Biar perutmu ada isinya. Buka mulutmu.”

Baekhyun, Chen dan Chanyeol memilih untuk tidak melihat mereka. Mereka sudah tahu kalau Sehun tidak bisa memakan makanan seperti itu. mereka hanya takut disalahkan Sehun.

Sehun menatap Hana tajam. Rambutnya berubah menjadi keperakan.

“Makanlah dulu,” desak Hana lagi.

Sehun masih diam dengan menatap gadis itu. “Ekspresinya ceria sekali… bagaimana jadinya kalau aku menolak permintaannya? Ya sudahlah.”

Rambut Sehun berganti putih. Dengan pelan dia membuka mulutnya yang langsung dimasuki sepotong ddeokbeokki oleh Hana.

Gadis itu tersenyum, tapi detik berikutnya..

Sehun dengan membekap mulutnya langsung berlari ke wastafel. Dia memuntahkan semua makanan itu.

Hana buru-buru mendekatinya. Dia menepuk-nepuk punggung Sehun agar lelaki itu bisa memuntahkan semua dengan mudah. Hana baru sadar kalau Sehun tidak bisa makan makanan manusia ketika menyentuh kulit Sehun yang dingin.

Sehun berkumur dengan air yang mengalir serta membasahi wajahnya. Setelah itu dia mematikan kran.

Kini Hana merasa bersalah. “Sehun… gwaenchanha?”

Sehun masih mengatur napasnya yang tersengal-sengal sebelum menoleh. “Ne.”

Rambutnya berubah menjadi hitam. Dia menegapkan tubuh dan menghadap kekasihnya.

“Mianhae Sehun.. aku lupa kalau kau tidak bisa memakannya. Mianhae..”

Sehun mengangguk. “Gwaenchanha.”

Hana menatapnya penuh arti. “Dia memaafkanku dengan cepat.”

Melihat wajah Sehun yang pucat, Hana berinisiatif untuk mencarikan makan. Dia menoleh ke tempat di mana Chanyeol berada.

“Chanyeol oppa, apa tersedia darah?”

Chanyeol mengangguk. “Di kulkas paling bawah.”

Hana langsung membuka kulkas. Dia menemukan banyak kantong darah di bagian paling bawah. Gadis itu mengambilnya satu, kemudian dia menuangkannya ke dalam sebuah mug. Dia berikan mug itu pada Sehun.

“Ini minumlah.”

Sehun menerimanya lalu meneguknya habis. Hana mengambil gelas kosong di tangan Sehun. “Bagaimana? Sudah baik?”

Sehun mengangguk. “Eoh.”

Hana menghela napas lega. “Sukurlah..”

“Harusnya aku tidak memaksanya tadi. Hana bodoh! dia pasti tidak ingin membuatku menangis, makanya dia mengabulkan permintaanku. Huh.. lain kali aku tidak akan membuatnya menderita lagi. Yaksok!”

**

Hari dengan cepat berganti malam. Tidak terasa, Hana sudah bersama 12 lelaki ini selama 12 jam. Dia merasa nyaman, tidak seperti bersama teman-teman Sungjae. Dia bahkan bermain game dengan Kai, saling pukul-memukul bantal dengan Baekhyun, Chen, Chanyeol, memasak bersama D.O, belajar dengan Suho dan Luhan, bermain basket dengan Tao, Kris dan Lay, bercerita seputar kehidupan di Exoplanet bersama Xiumin, dia sangat menikmati itu semua. Hidupnya kini memang benar-benar hidup. Dia jadi bisa merasakan bagaimana rasanya tinggal di rumah yang penuh orang, yang mana mereka tidak pernah bosan menemaninya.

Terlebih bersama satu orang terakhir.

Oh Sehun.

Di saat Hana mengajari Kai caranya bermain game ponsel, Sehun duduk di sampingnya dengan tenang. Tanpa protes kala melihat Hana yang serius mengajari Kai.

Ketika bermain pukul-pukulan bantal dengan Baekhyun, Chen dan Chanyeol, Sehun duduk di sofa memperhatikan mereka bermain. Rambutnya berubah-ubah warna antara maroon, hitam dan perak ketika melihat keempatnya bermain.

Saat memasak dengan D.O, Sehun yang duduk di meja makan, tak lepas memandang gerak-gerik Hana. Dalam pikirannya dia bergumam, “andai aku bisa memakan semua hasil masakannya. Dia pasti senang karena aku menghargai kerja kerasnya.”

Kemudian saat Hana belajar dengan Suho dan Luhan, Sehun duduk tenang di sampingnya sambil memperhatikan tulisan-tulisan di buku Hana. Dia sama sekali tidak mengerti dengan apa yang dituliskan di sana. Namun, dia lagi-lagi tidak protes.

Dan ketika Hana bermain basket dengan Kris, Tao, Lay, Sehun tidak ikut bermain. Dia hanya berdiri di pinggir lapangan dan hanya melihat gerak-gerik Hana. Sama saat seperti menonton kekasihnya bersama Voice Line. Rambutnya berubah-ubah warna.

Dan terakhir, saat bercerita dengan Xiumin. Sehun hanya sebagai penyimak. Mereka yang saat itu bersantai-santai di atas tikar yang di gelar di loteng, menceritakan tentang kehidupan Exoplanet sejak Xiumin lahir sampai kemarin malam. Cerita Xiumin tidak menarik perhatian Sehun. Pemuda itu hanya berbaring di sebelah kekasihnya sambil memandangi wajah Hana yang terlihat serius.

Dia tidak pernah protes saat Hana mengabaikannya.

Dan malam ini, mereka sudah ada di kamar. Sehun menyandarkan punggungnya pada kepala ranjang dengan Hana di sebelahnya. Wajah gadis itu terlihat lelah, mungkin karena seharian beraktifitas.

Sehun mengusap rambutnya dengan lembut di saat kekasihnya itu menyandarkan tubuh padanya. “Lelah?”

Hana mengangguk. “Lelah sekali. Tapi menyenangkan.”

Sehun ikut senang meski tidak bisa menunjukkannya lewat ekspresi. Ia terus saja mengusap rambut gadisnya. “Tidur saja.”

Hana mengangkat kepalanya, membalas tatapan Sehun dengan lebih lembut. “Hidupku berubah setelah bertemu denganmu, Sehun. Kau tahu bagaimana perasaanku? Aku senaaaaang sekali. Semua harapanku terkabul. Sekarang hidupku lebih sempurna.”

Dalam hatinya, Sehun tersenyum. Dia mengusap pipi Hana dengan lembut sebelum mengecupnya. “Hidupku juga.”

Hana tersenyum kemudian memeluk Sehun. “Tidak peduli siapakah dirimu. Karena kau telah membuat hidupku lebih baik, aku akan terus memelukmu seperti ini.”

“Eoh. Kau boleh melakukannya.”

Hana terkekeh. “Gomawo Sehun..”

“Eum.”

**

~~When War With BTS~

~Sehun benar-benar menghisap darah kekasihnya. Apapun yang Hana mau, dia akan berusaha mengabulkannya, meski permintaan itu adalah hal yang dibencinya. Darah ini benar-benar lezat dan segar. Dia benar-benar menikmati ini. Namun saat merasakan sentuhan halus di rambutnya, dia sadar, dia tidak boleh mengambil semua darah ini. Darah ini adalah darah kekasihnya, seseorang yang telah membuat dirinya hidup.

Di saat Hana tak sadarkan diri, dia langsung menghentikan kegiatannya. Rambut yang semula berwarna merah, kini berubah menjadi perak.

“Hana? Hana? Bangunlah.. tolong bangunlah..”

Lay tiba-tiba sudah ada di dekatnya. “Biarkan. Dia hanya pingsan dan akan bangun lagi nanti. Cepat turun ke medan perang. Aku akan menutup bekas gigitanmu.”

Sehun masih enggan beranjak. Dia memeluk gadisnya dengan erat, merutuki kesalahannya yang telah melakukan ini.

“Mianhae.. jeongmal mianhae, Hana.”

Terakhir sebelum keluar dari kubus pelindung, dia mengecup dahi Hana dengan lembut. Setetes air mata mengalir dari matanya.

Lay tercengang melihat cairan liquid itu.

**

~When Sehun Die~

Hana yang wujudnya berubah, baru saja mengecup dahi Sehun untuk terakhir kali. Setelah itu dia bangkit, melangkah mendekati Luhan sambil memberikan sebuah kotak kaca berisikan batu pijar.

“Ini. Ini kan yang kalian incar? Pergunakan ini dengan baik. Jika dia terbelah, dia akan terbagi menjadi buruk dan baik. Usahakan jangan sampai dia terbelah. Jika kalian ingin kembali sekarang, tolong bawa juga BTS. Jadikanlah mereka sebagai bagian dari kalian. Batu ini, jika tidak terbelah, akan membuat kalian semua menjadi manusia sejati. Namun jika terbelah, dia akan membuat kalian semakin kuat dan membenci satu sama lain. Batu ini, bisa menghidupkan BTS dan Sehun lagi, namun dengan wujud manusia sejati.”

Luhan menerima kotak kaca itu.

“Bolehkah aku meminta sesuatu pada kalian sebelum pergi?”

Luhan mengangguk.

“Hapuskanlah ingatanku tentang kalian, kembalikanlah waktu di mana aku belum mengenal kalian.”

“Kau serius? Bukankah kau bilang dengan batu pijar ini Sehun akan hidup lagi? Kau tidak ingin mengingatnya?”

Hana menoleh ke tempat di mana Sehun berada. Sebenarnya dia ingin melihat lelaki itu lagi dengan wujud manusia. Terus mencintainya dengan segenap hati. Tapi… Hana takut melihat perubahan dirinya sekarang.

Gadis itu tersenyum. “Aku serius. Karena dengan kembalinya waktu, aku juga akan menjadi manusia sejati karena tidak lagi melindungi batu pijar itu. Aku yakin, aku pasti akan bertemu dengannya nanti.”

Luhan menatapnya sendu. “Keurae. Aku akan menghapus ingatanmu tentang kami. Aku juga akan menghapus memori-memori buruk dengan keluargamu.”

Hana menoleh kembali pada Luhan. “Gomawo, Luhan.”

**

When EXO & BTS Being Human

Sehun berusia 16 tahun saat dia kembali ke Korea. Bukannya diajak ke kantor dia malah diajak ke rumah Tuan Yook.

Dia terperangah dengan rumah milik Tuan Yook. Ukurannya besar dan memanjang ke samping. Halaman depannya begitu luas dengan taman serta air mancur.

Begitu menunggu di ruang tamu, tiba-tiba seorang gadis berseragam SMA lewat begitu saja di depannya. Gadis itu baru saja pulang sekolah karena dia diikuti oleh sopir yang membawakan tasnya.

Sehun terpana melihat kecantikan gadis itu, meski gadis itu sama sekali tidak melirik padanya.

“Cantik?”

Sehun tersadar begitu mendengar suara tuan Yook. Dia langsung bangkit dan membungkuk 90 derajat penuh.

“Pasti kau lelah perjalanan ke sini. Duduklah.”

Sehun kembali duduk.

“Itu tadi putriku, Yook Ha Na. Dia memang gadis yang tidak ramah, tapi dia sangat baik.”

Sehun terlihat salah tingkah. “Ah… ternyata itu putri anda.”

“Kau tahu alasanku menyuruhmu kemari?”

Sehun menggeleng. “Saya tidak tahu.”

Tuan Yook mengeluarkan sesuatu dari saku tuxedonya, sebuah kalung. Kalung itu membuat kedua mata Sehun melebar.

“Kau kenal kalung ini, bukan?”

Sehun mengangguk. Dia melepaskan kalung yang tergantung di lehernya. “Itu kalung pasangan.”

Tuan Yook mengangguk. “Ya, dua kalung ini adalah kalung pasangan. Kalung yang kupegang ini, adalah kalung yang kuambil dari Hana. Ini milik putriku.”

“Ba-bagaimana bisa?”

“Kalung ini bukan aku yang membelikannya. Dia ada sendiri di leher Hana dua bulan lalu. Dan aku baru sadar, kalau kalung ini sejenis dengan kalungmu.”

Sehun memucat. “Sungguh bukan saya yang memberikannya.”

Ekspresi Sehun itu membuat tuan Yook tergelak. “Aku tidak menuduhmu Sehun. Tidak peduli dari mana kalung ini berasal, yang pasti aku lega kalau ini berpasangan dengan kalungmu.”

“Maksud tuan?”

“Jika kau telah menjadi orang hebat nantinya, kembalilah ke sini dan ambillah putriku. Aku berkata seperti ini bukan karena kalung kalian, tapi karena yang selama ini kulihat, kalian itu mirip satu sama lain. Kalau kau cemas dia diambil orang lain, itu mustahil. Putriku adalah tipe gadis dingin yang akan bertingkah kasar jika berhadapan dengan lelaki yang tidak memenuhi seleranya. Aku tidak peduli bagaimana asal-usulmu, karena kuyakin kau pasti orang yang tepat untuk putriku. Kalau kau punya perasaan pada putriku nantinya, jangan takut untuk kembali dan mengambilnya.”

Sehun terdiam, meski dalam hati dia benar-benar senang.

**

Malam setelah pertunangannya, keluarga membiarkannya pergi berdua dengan Sehun. Rencananya, Sehun akan mengajak Hana untuk kencan. Dengan mengendarai mobil, mereka pergi ke Namsan Tower.

Sesampainya di bagian tertinggi N tower, Sehun mengajak Hana mendekati pagar pembatas.

“Hana lihat, pemandangannya bagus kan?”

Hana melihatnya lalu mengangguk. Dia menoleh pada Sehun, memperhatikan wajah pemuda itu dari samping. “Harusnya aku yang bertanya begitu padamu. Kau kan sudah lama tidak di Korea.”

Sehun tersenyum. “Iya ya, kau benar. Tapi, aku ingin memperlihatkan keindahan ini padamu. Untuk kencan pertama kita.”

Hana tersenyum. “Eum.. ini benar-benar indah.”

Sehun berpindah tempat di belakang Hana, memeluk Hana dari belakang. “Dingin…”

Gadis itu terkekeh, “yaa, malu dilihat banyak orang.”

Sehun malah mencium pipi Hana. “Itu tidak masalah. Toh kita sudah bertunangan.”

Hana mencubit pelan tangan Sehun. “Dasar kau ini.”

Setelah puas melihat-lihat, mereka pun memilih dua buah gembok dan mulai menuliskan harapan.

^Sehun side^

Kuharap aku dan Hana bisa mempertahankan hubungan ini sampai menikah, ah tidak! sampai memiliki anak dan tua bersama. Kuharap juga, tidak ada hambatan berarti dalam hubungan kami. Aku mencintaimu, Hana ..

^Hana side^

Tunanganku adalah seorang professor, kuharap dia tidak berpaling dariku. Semoga hubungan kami bisa bertahan sampai nanti dan hanya kematian yang bisa memisahkan kami berdua. Aku mencintaimu, Professor ^^

Keduanya berpencar untuk memasang gembok masing-masing.

Sehun side

Setelah selesai mengunci gemboknya, tidak sengaja dia melihat sebuah gembok berukuran lebih besar dari yang lain. Di gembok itu tertulis

Ini adalah kencan pertamaku paling romantic bersama seseorang yang kucintai. Aku berharap, semoga momen seperti ini tidak akan berakhir. Aku ingin terus bersamanya, namja yang kucintai bernama Oh Se Hoon. Tidak peduli siapa dia, tidak peduli kata orang tentangnya, yang pasti aku tidak mau berpisah dengannya. Kuharap, semoga ada sebuah keajaiban yang bisa membuatku ada di sisinya selamanya. Aku sangat mencintai Oh Sehun. –Oh Ha Na-

Sehun terkesiap membacanya. Dia berulang kali mengucek mata berharap kalau itu hanya mimpi. Tapi tidak, apa yang dilihatnya adalah nyata.

“Oh Sehun… Oh Hana?”

Hana side

Hana asyik memilih tempat untuk menggantungkan gemboknya. Begitu ditemukan, dia langsung memasangnya. Tidak sengaja dia melihat gembok berukuran cukup besar.

Tertulis

Annyeong, aku Oh Se Hun. Usiaku 250 tahun dan aku berkencan dengan gadis sekaligus istriku yang berusia 16 tahun. Ini pertama kalinya aku ke tempat seperti ini, dan melihat bintang yang bukan di langit. Aku berharap, jika waktu diputar ke belakang, aku ingin tercipta sebagai manusia biasa, bukan makhluk beraga manusia seperti ini. Namun aku tetap ingin bertemu gadis ini jika aku benar-benar terlahir sebagai manusia biasa. Dia telah berjasa membuat perasaanku hidup. Harapanku yang kedua, aku ingin bertambah tua. Karena dengan begitu, gadisku tidak akan takut bertambah tua dan kami bisa menjalani masa tua bersama. Aku juga ingin, membuatnya menjadi perempuan sejati dengan mengaruniainya seorang keturunan. Kuharap semua yang kuinginkan terjadi. Untuk seseorang yang membuat perasaanku hidup, saranghae Oh Ha Na.

Gadis itu membungkam bibirnya. “Oh Sehun.. Oh Hana?”

“Hana?”

Dia langsung menoleh. “Oppa…”

Sehun melihat gembok berukuran cukup besar yang tepat berada di depan Hana. Begitu membacanya, wajahnya berubah pucat. Dia dan Hana pun saling berpandangan.

“A-apakah itu kau yang menulisnya?” tanya Hana.

“Itu memang tulisanku tapi…. Aku tidak tahu..”

“Apakah ada gembok lainnya? Dengan dua nama itu?”

Sehun mengangguk. Dia langsung menarik Hana menuju pohon yang tadi dijadikan tempat menggantung gemboknya. Hana membaca itu dengan seksama dan tulisan itu, sama persis dengan tulisannya.

Sekali lagi, mereka saling berpandangan.

“Apa artinya ini?” tanya Hana dengan suara bergetar.

Sehun mengeluarkan dua buah kalung dari saku coatnya. “Dua kalung ini milik kita, dan kalung ini adalah kalung pasangan.”

Hana melihat kedua kalung itu.

“Sepertinya, kita pernah bertemu di masa lalu.”

Hana lagi-lagi menatap Sehun. Untuk kali ini, dia kembali teringat seseorang yang memiliki sorot mata sama seperti Sehun.

Dia menangkup pipi Sehun dan mengelusnya. “Mungkin itu benar kau?”

“Ne?”

Hana mulai menitikkan air mata. “Ini benar-benar kau Sehun, ini kau.”

Sehun memandangnya tak mengerti.

Tangannya beralih mengusap rambut Sehun, apa yang dirasakan kulitnya membuatnya yakin kalau inilah orangnya.

“Aku Oh Hana, Sehun. Aku istrimu…”

Sehun membelalak. “M-maksudmu?”

Hana pun memeluk Sehun erat. “Aku Oh Hana yang menulis itu, aku Oh Hana gadis 16 tahun istri Oh Sehun 250 tahun. Oh Hana itu aku… dan Oh Sehun itu kau..”

Ingatan Hana tentang Sehun belum sepenuhnya hilang. Karena semua kenangannya bersama Sehun, tidak tercatat di otaknya, melainkan perasaannya. Sehingga, dia selalu merasa tidak asing melihat sorot mata Sehun.

“Hana, aku tidak mengerti,” Sehun mulai frustasi karena hanya dirinya yang tidak tahu.

Hana melepaskan pelukannya. Dia mengambil dua kalung di tangan Sehun lalu melemparnya ke bawah.

“Itu adalah masa lalu kita. Kau tidak perlu mengingatnya. Seperti apa dirimu sekarang, aku tetap menerimamu. Kita hanya perlu memulainya dari awal.”

Sehun menatapnya sendu. “Tidak apa-apa kah kalau aku tidak mengingat masa lalu kita?”

Hana menggeleng sambil tersenyum. “Gwaenchanha. Aku lebih senang memulainya dengan alami.”

Sehun menangkup wajah Hana dan mengusapnya. “Sebentar lagi, kita akan menikah untuk kedua kalinya.”

Hana mengangguk.

Sehun mengecup dahi Hana cukup lama kemudian memeluknya erat. “Kuharap kita jauh lebih baik dari dulu.”

“Eum.”

END

Filed under: Action, Fantasy, friendship, Marriage Life, romance, school life, supranatural, Teen Tagged: bts, byun baekhyun, chanyeol, chen, D.O, exo, kai, Kim Taehyung, kris, oh sehun, Sehun, suho, tao, xi luhan, xiumin

Show more