2015-06-14

VAMPOICE

[1st]

Rika26 ©2015



Chan Yeol || OC || Se Hun || Baek Hyun || Jae Hyun

etc.

Thriller, Drama, Fantasy

PG 14+

Chaptered

Warning!

Alur, cerita, dan segala kemampuan yang dimiliki para cast tidak ada hubungan sama sekali dengan dunia nyata. Semua hanya fiktif, dan tidak selalu berdasarkan pada kenyataan.

Typo, super OOC, bad EYD.

————————————————————

Keadaan jalanan malam itu tampak sepi, beredar kabar bahwa para vampire tengah berkeliaran dikota, dan juga para gangster yang akan menghadang jalanmu saat pulang dari bekerja lewat dari pukul 9 malam. Entahlah, semua berita itu hanya rumor, minoritas penduduk New York tidak mempercayainya.

Dan Seo Yoon termasuk minoritas itu, malam ini sepulang kerja dari kantor FBI ia memutuskan untuk berjalan kaki menuju apartemennya yang memang hanya berjarak beberapa blok dari kantor pusat FBI. Ia berjalan santai di trotoar, tangannya yang menggenggam sebuah benda persegi panjang ia tempelkan ketelinga kirinya, mengangkat telefon seseorang diseberang sana yang tengah mengkhawatirkannya, mengabaikan suara-suara aneh yang terus terdengar dari belakangnya.

“Kau benar-benar tidak ingin kujemput?” terselip nada kekhawatiran dari suara diseberang sana.

Seo Yoon memasang earphone nya setelah sebelumnya sedikit menengok kebelakang memastikan sesuatu. Seusai memastikan, Seo Yoon tampak mengetikkan beberapa kata di layar smartphone nya, dan setelahnya ia kembali menjawab telefonnya, “Eo, lagipula satu belokan lagi aku sampai di gedung apartemen”

Helaan nafas terdengar dari ujung sana, “Geurae, aku menunggu mu di lobby 15 menit lagi, jika kau tidak datang, aku akan langsung menyusulmu”

“Eo, keun—” Seo Yoon menekan tombol merah secara tiba-tiba, ia melepas earphone nya dan sekalian memasukkan benda tersebut beserta smartphone miliknya kedalam saku mantel. Ia tersenyum miring sebelum akhirnya berbalik kebelakang secara tiba-tiba.

***

“Eo, keun—”

Sambungan terputus tiba-tiba, Baek Hyun yang tengah sibuk melihat arloji menjatuhkan snack yang sedang dipegangnya, ia berlari secepat angin menuju gang kecil yang seharusnya dilewati Seo Yoon beberapa menit lagi.

Sekelebat bayangan tertangkap oleh indra penglihatan Baek Hyun, dan ia tahu pasti siapa itu. Baek Hyun tersenyum licik, ia merogoh sesuatu dari dalam saku mantelnya, sebuah saputangan.

***

Gang kecil itu tampak ramai, beberapa mobil polisi terparkir disana, disudut kanan tampak beberapa laki – laki yang tak sadarkan diri tengah diborgol oleh para petugas, sedangkan disudut lainnya tampak seorang petugas yang sepertinya merupakan petinggi di kelompok patroli itu tengah berbincang dengan seseorang.

“Heol, bagaimana bisa para gangster itu mengganggumu Nona Hyun? Berani sekali mereka mengganggu polisi seperti mu.” Laki – laki itu tampak menggelengkan kepalanya, ia tersenyum ramah, berbanding terbalik dengan gadis yang diajak nya berbicara, yang tengah menghela nafas dan berucap dingin, “Urus mereka, pastikan mereka bersumpah tidak akan mengganggu penduduk kota lagi. Aku pergi. Kajja Baek Hyun – ah”

Seo Yoon menarik Baek Hyun menjauh, dan kemudian kedua nya berjalan beriringan menuju apartemen mereka yang hanya berjarak beberapa meter lagi.

Baek Hyun membuka bungkus snack yang baru dibelinya dan langsung melahapnya, ia menyodorkannya kearah Seo Yoon yang menggeleng tidak mau. Dan laki – laki itu hanya mengendikkan bahu dan kembali melanjutkan aktifitas makannya, “Sudah kuduga, syukurlah aku membawa sapu tangan bius ini” ujarnya kemudian.

“Eoh, seharusnya kau diam saja dirumah, dan biar aku yang menyelesaikan mereka” Seo Yoon tampak menghela nafas kemudian mengerucutkan bibirnya.

Baek Hyun menelan snack nya kemudian menyedot minumannya hingga tak tersisa, kemudian membuangnya ketempat sampah terdekat, “Heol, bagaimana bisa, kau saja tidak membawa sapu tangan bius mu”

“Haish, lupakan saja. Eo! Bagaimana dengan Seoul?” Seo Yoon menjentikkan jarinya, kerutan diwajahnya seketika berubah menjadi datar kembali.

“Ah, matta!” Baek Hyun melirik arloji nya sebentar, “2 jam lagi kita akan take off, aku sengaja mengambil jam tengah malam, jadi kita bisa sampai di Seoul saat dini hari”

Seo Yoon mengangguk dan tak berniat melanjutkan percakapan, bertepatan dengan sampainya mereka berdua didepan pintu lift dimana terdapat beberapa orang didalamnya. Seo Yoon dan Baek Hyun melangkah masuk dan kemudian menekan tombol untuk lantai 9, dan pintu lift tertutup kembali.

***

Pukul 12 waktu New York, pesawat dengan kode penerbangan A7139 tujuan Incheon, Seoul telah lepas landas. Beberapa penumpang ruang VIP yang hanya terdiri dari beberapa orang telah banyak yang tertidur, hanya beberapa yang masih terjaga, sekedar meminum kopi, teh, atau minuman ringan lainnya.

Disudut ruangan didekat kaca jendela, Seo Yoon mengalihkan pandangannya dari jendela yang menampilkan ratusan butir bintang, ia berbalik menghadap kearah Baek Hyun.

“Baek Hyun.” panggilnya.

Baek Hyun yang sibuk mengunyah makanannya menyahut, “Wae?” hingga sebagian makanan yang ada dimulutnya membuncah keluar mengenai wajah Seo Yoon.

“Ya! Kunyah makananmu dengan benar, baru berbicara. Ck, pantas saja kau tidak bisa lebih tinggi, sampai sekarang.” Seo Yoon menutupi wajahnya dengan buku yang tadi dibacanya seraya mengumpat, ia menghela nafas kemudian melanjutkan kalimat yang hendak diutarakannya beberapa saat yang lalu, “Cham, kau sendiri bagaimana? Apa kau akan menjadi dokter lagi?”

“Ani,” Baek Hyun berhasil menelan makanannya, “Aku sudah memutuskan untuk memfokuskan diriku pada jurnal itu, dan,” Baek Hyun menjentikkan jarinya, “Kita bisa menjadi manusia lagi!”

“Apa tidak apa menjadi manusia lagi? Bukankah kita akan menjadi tua?” Seo Yoon menerawang ke jendela pesawat yang hanya menampilkan kegelapan langit malam.

“Heiii, kita memang sudah tua, hanya fisik kita yang masih muda. Eo, tahun berapa kau lahir? 82, 84! Ya, 1984! Eo, eo, eo, usiamu sudah 31 tahun” Baek Hyun menggeleng prihatin, hingga satu jitakan mendarat dikeningnya, “31? Memangnya usiamu berapa? 33 tahun? Lebih tua siapa?”

Baek Hyun mengelus-elus keningnya yang sedikit memerah akibat jitakan Seo Yoon, ia kembali memasukkan sepotong timun kedalam mulutnya, “Geurae, aku yang lebih tua, aku yang kalah, kau menang, hapffftt” Baek Hyun menjejalkan semua timun yang ada dihadapannya kemulutnya, dan kemudian menenggelamkan wajahnya pada bantal yang juga berbentuk timun miliknya.

“Ckckckck, aku bisa gila” Seo Yoon melirik Baek Hyun yang sepertinya sudah menjelajah alam mimpi dengan setumpuk timun dimulutnya. Seo Yoon menghela nafas dan kembali mengumpat Baek Hyun, sampai akhirnya ia tertidur tanpa sadar.

***

Setibanya Baek Hyun dan Seo Yoon di bandara Internasional Incheon, waktu telah menujukkan pukul 03.12 KST, sudah lewat tengah malam. Setelah mengambil beberapa koper yang berisikan beberapa peralatan komputer dan medis, keduanya bergegas pergi menuju sebuah mobil yang entah sejak kapan bisa berada disana. Mobil dengan pernak pernik serba gelap itu kemudian melaju menuju sebuah rumah minimalis berukuran sedang, yang disertai oleh pagar berbentuk laser disekelilingnya.

“Dekatkan matamu ke monitor, hoaammptt” suruh Seo Yoon setelah sebelumnya ia melakukan hal yang sama.

Tanpa berucap apapun, Baek Hyun langsung saja mendekatkan matanya kearah monitor didekat pintu masuk. Dan,

Tring!

Sinar laser nya menghilang dan pintu terbuka otomatis, Baek Hyun dan Seo Yoon pun melangkah masuk, bersamaan dengan cahaya laser yang kembali menyala serta beberapa lapis pintu yang langsung tertutup secara otomatis.

“Bagaimana bisa, hoamppt, untuk keamanan kau yang terbaik” Baek Hyun yang setengah sadar melangkah menuju kulkas dan kemudian mengambil dua gelas susu cair, ia menyerahkan salah satunya kepada Seo Yoon yang langsung menghabiskannya hanya dalam satu tegukan, “Jangan berkomentar Baek Hyun, aku sudah tidak kuat, hoammpptt, nyalakan pendinginnya” Seo Yoon meletakkan gelasnya diatas meja, matanya yang setengah terpejam kini sudah sepenuhnya tertutup, hingga akhirnya tubuhnya jatuh telentang diatas salah satu sofa.

“Nde, Seo Yoon” Baek Hyun yang juga sudah menghabiskan susu cair nya mengangguk-angguk seraya menekan tombol remote pendingin ruangan, dan akhirnya ia ikut terkapar di sofa hingga esok paginya.

***

Kriiing…

Dering jam weker terdengar nyaring dari kamar salah satu apartemen elite, si empu yang masih terlelap tampak menutupi wajahnya dengan bantal, terus mengumpat jam weker tak berdosa dengan mata setengah terpejam. Tetap saja, dering jam weker itu tidak berhenti, hingga dengan kesal akhirnya ia melempar bantalnya asal dan segera duduk menghadap kearah jam miliknya yang telah menunjukkan pukul 08.54 KST.

“Hoamppt, ini jam ber…APA?!”

Chan Yeol berteriak diakhir kalimat, sekarang laki-laki itu telah sadar sepenuhnya. Ia bergegas turun dari kasur kingsize nya dan lantas pergi menuju kamar mandi seraya terus mengumpat.

***

Teth, teth, teth..

“Yak! Ppalli! Haish,”

Beberapa orang tampak berteriak-teriak karena keadaan jalan Seoul sekarang, kabarnya telah terjadi kecelakan besar diperempatan jalan dini hari tadi, hingga jalanan menjadi begini.

Chan Yeol yang tengah menelfon, terus menekan klakson nya keras-keras, ia melirik arloji nya sebentar dan kemudian kembali melanjutkan kegiatannya tadi seraya mengumpat.

Disudut lain, mobil Seo Yoon dan Baek Hyun juga tengah terjebak macet, tepat didepan mobil Chan Yeol.

“Huh, disini ada banyak logam Baek Hyun, dan lagipula—”

“Lupakan Seo Yoon, jangan menggunakan hal seperti itu ditengah banyak orang seperti ini”

Baek Hyun menengok ke kiri-kanan, ia meneliti setiap inchi bagian-bagian kota, hingga ia mendapatkan sebuah ide cemerlang—menurutnya.

“Seo Yoon, aku tahu!” seru Baek Hyun, Seo Yoon yang tadinya memandang malas kearah kaca berbalik, “Hajima, aku tau kau baru saja mencuri isi fikiranku, lagipula cara itu sama sekali tidak elite, Baek Hyun” ujarnya malas.

“Huh, tadi kau sendiri yang mengusulkan hal itu” Baek Hyun cemberut, ia mengambil bantal timun nya dan kemudian menenggelamkan kepala nya disana, lagi.

Perlahan, beberapa kendaraan didepan mobil Seo Yoon dan Baek Hyun meringsek maju, Seo Yoon yang menyadarinya segera menarik rambut Baek Hyun yang ternyata tertidur.

“Ya! Ji Baek Hyun! Ireona!”

Bunyi klakson mobil terdengar bersahutan dari belakang mobil Seo Yoon, beberapa diantaranya berusaha menyalip, salah satunya mobil Chan Yeol yang secara tidak sengaja menyerempet body mobil hitam yang Seo Yoon tumpangi.

Seo Yoon menyipitkan matanya, ia menatap bergantian mobil nya dan mobil Chan Yeol yang telah melaju didepannya, hingga ia tersadar saat Baek Hyun menstarter mobilnya.

“Laki-laki gila” umpat Seo Yoon kesal, ia memilih untuk menjitak Baek Hyun kemudian.

“Mian, aku kurang tidur” Baek Hyun menampilkan deretan giginya putihnya setelah sebelumnya berhasil melajukan mobilnya kembali.

“Vampire mana yang bisa kurang tidur. Apa kau kena anemia? Ah, cham, vampire tidak akan bisa kena anemia Baek Hyun” Seo Yoon memutar kedua bola matanya, ia mengalihkan pandangannya kearah kaca lagi, kembali meneliti bagian-bagian kota yang sekarang akan menjadi tempat tinggalnya.

Sedangkan didepan sana, mobil Chan Yeol tampak melaju dengan kecepatan diatas rata-rata.

“Mobil gila, terserahlah mobilnya bagaimana, yang penting aku harus sampai di kantor dalam 15 menit” Chan Yeol melirik kaca spionnya, ia mengendikkan bahu tidak peduli, dan kemudian semakin menambah kecepatan mobil nya.

***

Baek Hyun dan Seo Yoon yang baru sampai di kantor polisi segera turun dari mobil, Seo Yoon kemudian melangkah masuk kedalam kantor kepolisian yang berada dalam divisi kejahatan cyber itu, meninggalkan Baek Hyun yang kembali masuk dan menstarter mobilnya lagi. Sebelumnya, Seo Yoon sempat melirik mobil disampingnya, dan ia yakin pasti, itu mobil yang menyerempet mobilnya tadi.

“Seo Yoon – ssi?” seseorang dengan pakaian polisi lengkap menghampiri Seo Yoon, pria dengan nametag ‘Park’ itu menyalami dan menuntun Seo Yoon dan seorang laki-laki yang baru datang beberapa menit setelah Seo Yoon menuju sebuah aula luas yang sudah terisi dengan ratusan polisi dari beberapa divisi, divisi kejahatan lalu lintas, divisi kejahatan kekerasan, dan tentu saja para staff dan polisi dari divisi kejahatan cyber.

“Annyeonghassimnikka.” Seo Yoon menunduk hormat selama 30 detik, ia kembali bangkit dan melanjutkan kalimatnya, “Choneun, Hyun Seo Yoon imnida, bangapseumnida. Mohon bantuannya” ia kembali menunduk sebentar, dan kemudian bangkit lagi dan tersenyum tipis.

“Annyeonghaseyo. Choneun, Hwang Se Hoon imnida. Bangapseumnida, mohon bantuannya” laki-laki yang tadi juga datang bersama Seo Yoon menunduk, ia tersenyum tipis, bahkan lebih tipis dari Seo Yoon.

“Ye, mereka adalah anggota baru dari divisi kejahatan cyber. Hyun Seo Yoon – ssi merupakan polisi dari U.S.A, dia pernah menjabat sebagai ketua umum FBI termuda selama 4 tahun. Ayo beri tepuk tangan” serentak seisi aula riuh dengan tepukan tangan, Chief Park yang juga bertepuk tangan kemudian melirik kearah Sehun yang tengah saling bertatapan tajam dengan Seo Yoon.

“Dan, Hwang Se Hun – ssi adalah mantan anggota CIA dari Kanada, ia terkenal pernah mengembalikan file rahasia pemerintah yang telah dicuri dan dihapus oleh oleh para hacker dari China. Silahkan berikan tepuk tangan”

Seisi aula kembali riuh, bersamaan dengan tatapan tajam Sehun yang berubah menjadi tatapan biasa disertai dengan senyum tipis menghadap kearah para penghuni aula.

“Mereka berdua masuk kedalam Tim 1 yang memang sedang kekurangan anggota”

Chief Park tersenyum, tersenyum miring lebih tepatnya. Seo Yoon mengangkat alis, dan Sehun hanya diam tanpa ekspresi.

Dan setelah beberapa sambutan tidak penting, akhirnya pertemuan itu dibubarkan.

***

“Seo Yoon – ssi, Sehun – ssi, ini Shin Chan Yeol. Dia ketua Tim 1, ketua tim kalian. Yang ini, Kyo Shin Joo, dan yang disana, Kris Yeon”

Chief Park menunjuk satu persatu orang yang disebutkannya, Seo Yoon dan Sehun pun hanya mengangguk-angguk mengiyakan seraya memandang satu persatu oraang yang dilihatnya. Seketika pandangan Seo Yoon jatuh pada si ketua tim, ia serasa pernah melihat Chan Yeol, namun entah dimana, mungkin hanya deja vu, fikirnya. Sedangkan pandangan Sehun terhenti pada satu titik dimana nama terakhir yang telah disebutkan oleh Chief Park. Karena merasa terganggu oleh pandangan Sehun, si laki-laki jangkung disudut ruangan yang sibuk membaca buku itu menghentikkan aktifitasnya, ia menatap Sehun dan Seo Yoon bergantian, lalu tersenyum dan kembali melanjutkan kegiatannya.

Sehun mengernyit, ia melirik Seo Yoon yang masih menatap Chan Yeol. Dan entah dorongan dari mana, Sehun menginjak kaki Seo Yoon dengan sengaja.

“Akh,” Seo Yoon meringis pelan, ia mengalihkan pandangannya kearah Sehun yang sedang berpura-pura bersiul berdiri 2 meter disampingnya. Seo Yoon mengernyit, semua orang berdiri jauh darinya, jika dihitung mungkin berjarak 2 sampai 5 meter jauhnya dari tempatnya berdiri. Jadi kaki siapa yang… menginjaknya?

“Okay, kalian mulai bisa bekerja, aku akan kembali keruanganku.” Chief Park pamit, semua orang yang berada di ruangan itu menunduk hormat hingga pria itu hilang dibalik pintu lift.

“Akan kutunjukkan dimana meja kalian” Chan Yeol berjalan mendahului menuju sebuah ruangan kaca yang berisikan 3 ruangan kaca lagi yang lebih kecil, yang didalamnya terdapat masing-masing satu buah AC.

“Kita punya tugas hari ini, kalian bisa membacanya pada email yang kukirimkan ke komputer kalian. Selamat bekerja” Chan Yeol berjalan menuju ruangannya yang mempunya bilik sedikit lebih besar, ia duduk dihadapan komputernya dan mulai mengetikkan sesuatu disana. Ia kemudian melirik kearah Seo Yoon dan Sehun yang baru saja akan membuka pintu ruangan kerja mereka, wajah Chan Yeol mengisyaratkan bahwa ia telah selesai mengirimkannya kedalam komputer kerja Sehun dan Seo Yoon.

***

Drrrrrrrrrrtt,

Sebuah telefon berdering dari ruangan forensik, Kris yang tengah mengetikkan sesuatu di layar komputernya menggapai gagang telefon dan mendekatkannya ketelinganya.

“Apa ke-4 vampire itu sudah tiba?”

Kris sedikit tersentak dengan suara yang berasal dari dalam telefonnya, ia meletakkan gagang telefonnya telentang diatas meja dan kemudian menarik tirai ruangan kerjanya hingga terrtutup rapat, dan tak lupa ia mengunci pintu ruangannya. Kris kembali mengambil gagang telefonnya dan menjawab, “Eo, dan sangat kebetulan 3 diantaranya berada dalam satu tim denganku, dan untuk yang satunya, dia tinggal dengan salah satu dari 3 vampire tersebut”

“Geurae, aku akan memulainya” telefon kemudian terputus, Kris kembali meletakkan gagang telefonnya. Ia menghela nafas pelan dan kemudian bangkit dari duduknya dan segera keluar dari ruangannya.

Sedangkan si penelfon dari seberang sana tampak tersenyum miring,

“Siapkan segalanya” seorang yang berdiri disamping si penelfon mengangguk kuat, “Nde, Shin sajangnim” dan segera berlalu dari sana menuju sebuah tempat.

***

“Pembobolan ATM, hoaamppt” Sehun menguap sambil membaca emailnya,

“Pen..curi..an da..ta.. pe..ru..saha..an” Seo Yoon mengeja kata-kata dalam emailnya dengan  malas,

“Perdagangan manusia, online!” sedangkan Chan Yeol yang juga menguap berseru dengan malas. Ia bangkit dan menggapai jas hitamnya, mengisyaratkan kepada Sehun dan Seo Yoon untuk mengikutinya.

“Kemana?” sahut keduanya bersamaan.

“Ikut saja” Chan Yeol kembali berjalan mendahului menuju parkiran depan. Sedangkan Sehun dan Seo Yoon hanya mengangguk dan mengikutinya dari belakang.

***

“Mwoya? 61O 6491. Deja vu?” Seo Yoon berjalan mengitari mobil Chan Yeol, ia berhenti tepat didepannya, meneliti plat nomornya, dan sekali lagi ia merasa pernah melihat plat nomor ini.

“Yak, apa yang kau lihat?” Sehun berseru dari dalam mobil. Sedangkan Chan Yeol yang baru saja hendak menstarter mobilnya terpaksa turun lagi dan menghampiri Seo Yoon yang masih tampak berfikir.

“Yak, ppalliwa~” Chan Yeol memegang kerah belakang Seo Yoon kemudian menyeretnya menuju pintu mobil, kemudian mendorong gadis itu kedalam lalu mengunci pintu mobilnya, Seo Yoon yang tidak merubah ekspresi berfikirnya hanya pasrah, dan Sehun menganga melihatnya, hingga ia tersadar dan menutup mulutnya saat Chan Yeol menstarter mobilnya.

“Cha.. kajja~”

***

Mobil Chan Yeol telah sampai didepan sebuah restoran yang cukup mewah, dua dari tiga penumpang mobil itu pun segera turun dan mencoba masuk namun tidak diizinkan oleh penjaga.

“Ahjussi, kami ingin masuk dan memesan makanan” Chan Yeol mencoba menerobos sekali lagi, dan sekali lagi pula ia ditahan oleh penjaga.

“Tolong tunjukkan kartu kependudukan kalian” dan penjaga itu sekali lagi juga mengutarakan hal yang sama sejak kedatangan Chan Yeol cs 4 menit 12 detik yang lalu.

Chan Yeol yang hendak menerobos lagi ditarik mundur oleh Sehun, ia menyeret Chan Yeol kembali menuju mobil untuk mendiskusikan sesuatu.

“Cara itu tidak akan berhasil” bisik Sehun. Dan Chan Yeol tampak menghela nafas.

“Pakaianmu tidak elite Chan Yeol – ssi, jadi itu jelas sekali kalau kau itu polisi, hmmm” Seo Yoon meneliti dari ujung rambut hingga ujung kaki Chan Yeol yang benar-benar menampakkan bahwa ia seorang polisi, bahkan di jas Chan Yeol terpampang jelas lencana nya dikepolisian.

Seo Yoon menjentikkan jari, “Sehun – ssi, kau juga anggota baru… ah! Tampilanmu juga tidak tampak seperti Chan Yeol – ssi yang kurang tidur. Sebaiknya kau saja yang masuk kesana!”

“Kurang tidur? KU-RANG-TI-DUR-EOH? Heol, kurang tidur kepalamu. Orang seperti aku mana mungkin kurang tidur. Apa aku kena anemia? Ah, matta, polisi cyber mana yang bisa kena anemia” Chan Yeol mencibir panjang lebar. Sehun kembali menganga, dan Seo Yoon tampak berfikir sejenak, ini ketiga kalinya dalam hari ini ia merasakan deja vu saat bersama Chan Yeol.

“Hentikan, lebih baik Seo Yoon saja yang masuk kesana, tampilanmu juga tak kalah dari ku. Lagipula, penjaga disana juga sudah melihatku saat aku menyeret Chan Yeol kemari. Dan, kita belum mendapat lencana kita, jadi—” kata-kata Sehun yang panjang lebar diinterupsi oleh jentikkan jari Seo Yoon, “Okay! Kau pintar Sehun – ssi!”

Seo Yoon segera turun dari sana dan kemudian melangkah santai menuju pintu masuk restoran yang dijaga oleh 2 penjaga yang tadi mencegat Chan Yeol.

“Annyeonghaseyo, bisakah saya memesan makanan dan membawanya pulang? Saya akan memakannya saat makan siang nanti. Bolehkah?” Seo Yoon dengan aktingnya tersenyum meyakinkan, dan akhirnya dua petugas itu memperbolehkannya masuk tanpa meminta kartu identitas seperti yang mereka lakukan pada Chan Yeol.

Didalam mobil, Sehun dan Chan Yeol sibuk memperhatikan gerak gerik Seo Yoon yang mulai memasuki restoran.

“Kurasa aku pernah melihat wanita itu disuatu tempat” Chan Yeol bergumam. Pandangannya lurus kedepan.

“Aku juga, kurasa aku pernah melihatnya di kantor pusat di Kanada sekali.” Sehun ikut meluruskan pandangannya terhadap pandangan Chan Yeol, ia juga tampak berfikir. Dan kemudian Sehun hanya bisa menggaruk tengkuknya dan memundurkan kepalanya saat Chan Yeol menatapnya dari samping hanya dengan jarak hanya 5 sentimeter dengan wajah datarnya.

Didalam restoran, Seo Yoon tampak berdiri dibarisan antrian yang panjangnya hampir melewati batasan antrian. Restoran ini memang terkenal, sangat terkenal malah. Dan Seo Yoon mulai berfikir, bukannya tadi Chan Yeol mengatakkan perdagangan manusia online? Jadi kenapa… dengan restoran cepat saji ini? Heol, restoran cepat saji?

“Berikutnya” panggil pelayan didepan sana. Dan Seo Yoon mengernyit heran, ia berfikir hanya 2 menit 43 detik, dan bagaimana bisa antrian sebanyak uang Bill Gates itu hanya menyisakan dirinya?

“Nde, mau pesan apa, agassi?” tanya pelayan itu ramah, terlihat dari tag name nya ia memiliki marga Jung.

“Hamburger daging ekstra keju, mini size” ujar Seo Yoon, ia memperhatikan sekeliling, tetap waspada.

“Ige, semuanya 120.000 won” Seo Yoon menyerahkan kartu kreditnya, dan setelahnya ia pergi keluar restoran dengan segudang pemikiran.

“Eottae?” tanya Chan Yeol dan Sehun penasaran, Seo Yoon hanya menyerahkan bungkusan yang tadi dibawanya dari dalam dan mulai kembali berfikir. Chan Yeol menstarter mobilnya, dan kemudian melajukannya kembali menuju kantor.

Sedangkan Seo Yoon masih berfikir, ia menatap bergantian Sehun dan Chan Yeol ragu.

“Waeyo?” tanya Sehun saat pandangan Seo Yoon beralih kearahnya.

Seo Yoon tampak ragu mengucapkannya, “Keuge, harga makanan itu..”

“Kau tenang saja, aku akan menggantinya” potong Chan Yeol langsung.

“Anira, bukan begitu. Tapi… ini hanya hamburger daging ekstra keju ukuran kecil. Bagaimana mungkin mereka menempatkan harga 120.000 won untuk hal semacam ini?” Seo Yoon mengernyitkan dahinya, dan Chan Yeol dan Sehun melakukan hal yang sama.

“Kau benar. Keundae Chan Yeol – ssi, bukannya tadi kau bilang perdagangan manusia? Kenapa dengan hamburger ini?” Sehun semakin mengernyitkan dahinya.

“Begini, nanti akan kujelaskan dikantor” Chan Yeol kemudian mempercepat laju mobilnya.

***

“Bayangkan, aku menemukan sebuah website aneh yang menjual paket daging sapi impor dari Kanada dengan harga 870.000 won perkilo nya. Aneh bukan? Bahkan harga daging impor terbaik dinegara kita hanya 600.000 won perkilonya.” Chan Yeol menjeda sebentar, sedangkan Sehun dan Seo Yoon fokus mendengarkan.

“Dan, aku melihat ada riwayat pembelian dari sebuah email. Dan aku tau, itu email dari restoran cepat saji yang tadi kita datangi.”

“Bagaimana bisa? Bukannya ia menggunakan email tidak resmi? Atau kau mengenal semua staff nya?” Sehun lagi-lagi mengangkat alisnya.

“Begini, akun resmi restoran itu adalah resto.hgr@hgr.kr.com. Dan riwayat pembeliannya berasal dari akun bernama lhj.hgr@hgr.kr.com. LHJ, inisial yang bagus. Bukankah alamatnya sama? HGR? Han Go Restaurant? Aku sudah memeriksa alamat IP nya, dan…” Chan Yeol kembali mengambil jeda, “Itu berasal dari sebuah komputer milik Lee Hyo Joon, yang merupakan manajer utama Han Go Restaurant.” Chan Yeol mengakhirinya dengan helaan nafas.

“Geurasseo. Seingatku, di Kanada, saat aku akan pindah kesini pernah terjadi pembunuhan massal, ah, pembantaian lebih tepatnya, disebuah panti asuhan. Dan ajaibnya, semua dokter mengatakkan kalau para jenazah sudah dikremasi semua. Bahkan temanku yang bertanggung jawab untuk kasus itu tidak diperbolehnya melihatnya” giliran Sehun yang bercerita.

“Ah, aku mengerti sekarang. Mungkin… itu daging manusia?” Seo Yoon menatap bergantian Sehun dan Chan Yeol, ia tersenyum miring.

“Binggo!” dan Sehun dan Chan Yeol menjentikkan jarinya.

Seorang yang diketahui bernama Shin Joo memasuki ruangan, ia menyerahkan beberapa lembar kertas pada Chan Yeol, dan kemudian segera pergi.

“Cha… hasilnya sudah keluar” Chan Yeol mulai membuka lembaran demi lembaran kertas yang diterimanya, lalu membacanya bersama-sama.

“Eo?” Seo Yoon yang pertama kali bereaksi.

“Seolma..” Sehun mulai berfikir yang tidak-tidak. Ia menatap bergantian Chan Yeol dan Seo Yoon.

“Andwae!” Chan Yeol berseru seraya menggebrak mejanya. Sebuah notifikasi email tiba-tiba muncul dilayar komputer, Chan Yeol segera membukanya dan membacanya.

Dan selanjutnya ia kembali menggapai jasnya dan kemudian segera berlari menuju parkiran, tak ketinggalan Sehun dan Seo Yoon dibelakangnya.

[Burn Out – Block B || Ghost OST]

“Sehun, panti asuhan?” tanya Chan Yeol seraya menstarter mobilnya.

“Ye. Panti.. asuhan Dokgu, selanjutnya…” Sehun yang masih mengatur nafasnya melanjutkan, “Kudengar itu adalah salah satu dari 13 panti asuhan tersisa”

“M..mwo?! 13?! Apa kau bercanda?!!”

To be continued…

Mini Review:

“A-apa? Ditutup?”

“Heol, tidak mungkin”

“Vampire? Api? Dan.. cahaya?”

“Jungkook – ah! Gwaenchana?”

—————————————————————————————————

A/N

Holla, chapter 1 nya datang ‘O’

Gak jelas ya? Masih banyak yang gak ngerti ya? Wajar kok, chapter pertama emang gitu biasanya, banyak yang belum ngerti :’3

Bahasanya ancur ya? Emang sih, aku kadang pending milih bahasa yang pas gimana :’v

Oh ya, para musuhnya belum muncul/? dipart ini, mungkin cuman sedikit/?,

Dan oh ya, hampir semua marga cast nya aku rombak/?, kek Baek Hyun, Chan Yeol, Sehun, Jae Hyun, Kris, dan hampir semuanya pokoknya xD jadi ntar jangan nanya kenapa marga Chan Yeol jadi Shin? Sehun jadi Hwang? Kris jadi Yeon? Itu untuk kebutuhan cerita beybeh :3 :v

Covernya itu foto IU ya? xD sebenernya saat aku milih cast buat aku masukin ke cover itu aku nentuin dari ekspresi sama keadaannya loh, jadi jangan salah sangka ya (?) IU bukan visualisasinya kok, bukan :’3

Oh ya, kelanjutan chapter ini masih sama kaya teaser/introduction kemaren. Lanjut atau enggaknya tergantung respon dari readers :’3 kalau responnya kurang dari target aku, maka kepaksa aku stop lagi. Dan kalau udah gitu, aku cuman bakalan ngeshare ff oneshot :’3

Jadi kalau mau lanjut, jangan lupa RCL nya, okay! ^^v

Annyeong~

Filed under: Action, Drama, Fantasy, Thriller Tagged: Baekhyun, chanyeol, kris, OC, OC'S, Sehun

Show more