2013-03-27



The more years we go on, the more words we will have in our life. Am I rite? Yes, I am :p

Iya kan? Kian hari, kian banyak saja kosakata baru yang akan selalu kita temui dalam kehidupan kita. Baik kosakata yang terdaftar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, maupun kosakata ajaib yang kadang kita buat dan kreasikan sendiri.

Ternyata, ada loh beberapa kata atau istilah yang tak ada padanan katanya dalam suatu bahasa, sehingga kata tersebut kemudian diadopsi dan diadaptasi. Ada yang memilih untuk menggunakan kata tersebut karena lebih mudah dipahami, ada juga yang merasa lebih cocok kalo kata tersebut tidak diterjemahkan.

Misalnya nih ya:

1. Googling, dibaca gugling, dan ditulis gugling oleh beberapa netter.

Berasal dari kata: google. Yang saya tau, google adalah salah satu search engine paling populer di dunia maya. Namun oleh wikipedia, google sudah dikategorikan sebagai verb atau kata kerja. Di freedictionary pun, google sudah terdaftar sebagai verb.

Padahal, search engine bukan hanya google kan? Ada Yahoo!, MSN Search, AOL, Bing, Ask, daaan lain-lain. Tapi, instead of using 'yahooing', orang-orang lebih banyak menggunakan 'gugling' saat meminta orang lain untuk mencari sesuatuk di internet.

2. Chirpstory, jadi ngechirp/chirp

Apa itu chirpstory? Ah coba gugling dulu sebelum nanya :p ahihihi. Kalau menggunakan definisi saya, chirpstory adalah kumpulan kicauan (tweet) dengan tema tertentu yang didokumentasikan. Chirp pada dasarnya bermakna kicauan, nyerempet-nyerempet dikit lah ya sama tweet. Nah, berhubung chirpstory ini di kalangan para twitter users sudah cukup terkenal, maka ketika ada seseorang yang membuat kultwit, daripada capek stalking timeline yang sudah tenggelam, istilah 'chirp' dan 'ngechirp' pun dipilih.

Contoh, Mas Indra ngetwit begini misalnya: "Tadi ada liat Mas Rudy bikin kultwit tentang melestarikan Bahasa Sunda, ada yang ngechirp gak ya?". Atau, "Tolong chirpkan kultwit saya dong". Begitu.

Gak ngerti? Ya udah, belajar maen twitter dulu kalo gitu :p

3. Minyak angin, diartikan plin-plan, semangat di awal.

Lah, kenapa minyak angin jadi contooh? Bukannya minyak angin yang biasa dipake kalo lagi pusing ya? Iya, emang. Tapi, minyak angin yang saya contohkan di sini adalah istilah yang digunakan oleh beberapa anak muda melayu *khususnya melayu Pontianak, setau saya*, ketika ingin memaparkan tentang suatu rencana yang hanya sekedar wacana. Jadi, seru dan semangatnya hanya di awal saja. Makin ke ujung, semangat tersebut malah memudar. Seperti khasiat minyak angin yang panasnya di awal pemakaian saja, dan jadi dingin seiring waktu. Kayak gitu kali ya hihihi.

Jadi contoh penggunaannya gini: "Ah, payah nih anak-anak. Katanya mau bikin jaket seragam kelas. Minyak angin jak". Gituh..

Kalo ada yang nanya apa Bahasa Inggrisnya 'minyak angin', yah susah juga jawabnya. Padanan yang pas ya wishy washy, yang berarti lacking of strength in purpose, plin plan. Bukan minyak angin kan artinya hehehe.

4. Neler, nongkrong di tempat minum es teler

Yaah, neler ini, sebagaimana ngejus itu berarti minum jus, mizza itu berarti makan pizza *ini istilah suka-suka saya aja nih yaa muehuehuehe*, maka neler, oleh sebagian orang, diartikan sebagai hang out bersama teman-teman sembari ngobrol-ngobrol dengan minum es teler.

So far, 4 kata itu yang terlintas di pikiran saya.

Ada banyaaak kata lainnya dalam berbagai bahasa yang tak ada padanan katanya. Misalnya, dalam Bahasa Jepang, ada istilah Age-otori, yang berarti 'tampak jelek setelah potong rambut'. Ada juga Waldeinsamkeit, sebuah kata dari Jerman yang digunakan untuk menggambarkan kesepian dan kesendirian ketika di dalam hutan. Hihihi. I loooveee language a lot.

Istilah-istilah lainnya bisa teman-teman baca di blog sebelah, di tulisan berjudul The Many Emotions for which English Has No Words.

Apakah teman-teman juga punya kosakata baru yang belum ketemu padanannya dalam Bahasa Indonesia? Hayuk, share sama saya di kolom komen :)

Show more