2014-01-13

Beberapa waktu yang lalu, Ing (co-founder sekaligus Creative Director Wadezig!), diwawancarai oleh sebuah brand clothing dari Malaysia yang bernama This Icecream Meltin’ Sweetheart atau biasa disingkat TIMS.  Yuk simak wawancara Ing dan TIMS yang bermarkas di Johor Bahru di bawah ini!

 

Hello Ing. Beritahu pembaca siapa kamu, perkerjaan kamu, apa yang kamu lakukan untuk menjalani kehidupan?

hi, Timmy. saya Ing, co-founder/creative director di Wadezig!. Sehari-hari saya hanya melakukan apa yang saya suka, yaitu berkreasi, membuat artwork yang bagus, dan bersama-sama dengan tim mengarahkan Wadezig! supaya menjadi brand seperti yang kami inginkan.



Mungkin di Malaysia ramai yang sudah tahu kewujudan Wadezig itu, tapi mungkin ramai yang tidak tahu sejarah Wadezig itu sendiri. Ceritakan tentang bagaimana kamu semua mendapat idea untuk menubuhkan Wadezig itu sendiri. Dan selama ianya tertubuh apakah cabaran yang paling tough dihadapi Wadezig itu sendiri?

Wadezig! berawal dari 3 pemuda yang memiliki kecintaan yang sama terhadap art dan design. Sebagai pekerja seni, t-shirt merupakan salah satu media buat kami untuk berkarya. Sama seperti kanvas untuk pelukis, atau tembok untuk para graffiti artists. Melalui t-shirts, kami bisa mengekspresikan apa yang ingin kami sampaikan.

Eksplorasi media tidak berhenti sebatas t-shirt saja. Setelah t-shirt kami mulai berkarya dengan topi, kemudian sweaters, kemudian jeans, dan seterusnya dan seterusnya. Kami terus bereksplorasi dan terus belajar.

 

Sejauh mana konsep itu penting untuk desain Wadezig? Dan jujurnya bagaimana kamu mendapat influence untuk sesuatu konsep bisa menjadi trend pada masa akan datang?

Sangat penting sekali. Karena segala sesuatunya berawal dari konsep. Kami membuat sesuatu karena kami ingin menyampaikan sesuatu. apa yang ingin kami sampaikan itulah yang kemudian digarap dan dikemas menjadi satu konsep yang kemudian dieksplorasi kembali, untuk kemudian disampaikan kepada audience, dalam hal ini, pembeli dan pemakai produk Wadezig!.

Sejujurnya kami juga tidak tahu apa yang akan menjadi tren. karena lebih dari itu, kami lebih fokus memikirkan apa yang kami suka. trend itu kan kesepakatan bersama dari sebagian besar orang akan satu hal. dan itu akan terus berubah. sementara apa yang kita suka tidak akan atau sulit untuk berubah. jadi ketika kita membuat sesuatu yang benar-benar kita suka, kita akan mencurahkan segenap hati kita terhadap sesuatu itu. kita akan benar-benar mengerti betul apa yang kita buat, sampai detail yang sekecil-kecilnya. oleh karenanya, hasilnya juga sudah pasti bagus. beda kalau misalnya kita membuat sesuatu sesuai tren, atau berdasarkan prediksi apa yang akan menjadi tren. kita hanya akan sibuk berkejar-kejaran dengan tren. hari ini kita membuat tren A, besok sudah berganti menjadi tren B. Kita akan selalu jadi follower. Sementara apabila kita membuat apa yang kita suka dan kita percaya, kita memiliki kesempatan untuk menjadi pionir. Menjadi yang terdepan. Pada akhirnya nanti, apa yang kita suka itu yang akan menjadi tren.

 

Indonesia punya banyak brand clothing yang keren, terutamanya di Bandung ( Jalan Trunojoyo FTW) termasuk brand Wadezig. Apakah yang boleh menyebabkan scene lokal brand di Bandung terutamanya agak berjaya dan apa yang kamu bisa nampak bagaimana scene clothing bandung 5 tahun akan datang?

Untuk menjawab pertanyaan itu, harus melihat sejarah beberapa puluh tahun yang lalu ketika scene indie music sangat berkembang di indonesia, atau bandung khususnya. Selain itu juga ada skateboard scene, lalu beberapa tahun yang lalu berlanjut ke industri clothing. Semuanya saling berhubungan. Lalu satu catatan penting juga, bahwa di Indonesia, terutama Bandung, biaya manufacturing itu sangat murah. Bahkan, kamu bisa membuat sebuah clothing brand hanya dengan beberapa design, komputer rental, dan screen printing rumahan (home industry). Pembajakan software seperti CorelDRAW dan Photoshop palsu juga menjadi faktor pendukung yang cukup signifikan. Di Bandung, kamu bisa menjadi designer hanya dengan membeli Corel installer seharga 5 ribu rupiah. Faktor pendukung yang buruk, tapi hal ini yang membuat lebih banyak orang menjadi familiar dengan design, dan pada akhirnya menciptakan masyarakat yang design-minded.



Di dalam blog kamu, kamu menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa perantaraan . Mengapa tidak menggunakan bahasa Inggeris. Adakah kamu hanya mahukan pembaca dari Indonesia (mungkin Malaysia dan Singapura) ataupun punya cerita di sebaliknya?

Realistis saja, sampai saat ini Wadezig! baru sebatas Indonesia-Malaysia-Singapura. Hampir 90% pembeli kami berasal dari ketiga wilayah tersebut. Hanya sedikit sekali yang diluar wilayah itu. Begitu juga pembaca blog kami. Dulu kami hanya di bandung. Kemudian pelan-pelan menyebar ke seluruh wilayah indonesia. Lalu merambah Malaysia dan Singapura. Akan tiba saatnya dimana kami akan merambah wilayah yang tidak lagi menggunakan bahasa melayu. Nah pada saat itu nanti, kami akan mempertimbangkan untuk berbahasa inggris, sebagai bahasa internasional. Tapi seperti yang saya bilang tadi, semuanya bertahap. Sesuai kebutuhan saja. Karena bahasa adalah alat komunikasi. Untuk apa berbahasa inggris ketika sebagian besar audience hanya mengerti bahasa melayu saja? bukannya keren, pesannya malah jadi tidak tersampaikan dengan baik.

Saat ini untuk mencapai audience yang lebih luas, kami sudah mulai menyelipkan bahasa inggris untuk  tweets atau instagram.

 

Kalau kamu bisa mendefinisikan Wadezig dalam 5 perkataan. Apakah yang bisa kamu katakan?

Artsy – Playful – Smart – Mischievous – Vigorous

 

Saya suka membaca blog kamu, kerana ianya memberikan informasi kepada yang membaca tentang misi atau cara-cara bagaimana untuk menjaga produk, sejauh mana kamu rasa blog memainkan peranan penting untuk Wadezig?

Sangat penting. karena seperti yang saya katakan tadi, Wadezig! itu selalu ingin menyampaikan sesuatu. Entah itu berbagi pengetahuan atau pemikiran, atau hanya sekedar sarana berkomunikasi saja. Dan blog merupakan media yang sangat pas untuk itu. Karena tidak semuanya bisa tersampaikan melalui sosial media seperti Twitter atau Facebook.



Berapa banyak kah staff yang berkerja di Wadezig? Apakah nasihat yang dapat kamu berikan kepada mereka yang mempunyai niat untuk membuka  atau baru menubuhkan clothing?

Tidak banyak. di Wadezig! HQ ada sekitar 15 orang staff, dan di Offline Store 6 orang. kami lebih menyukai bekerja dalam tim kecil saja. Pesan saya hanya simpel saja, jujur terhadap diri sendiri, lakukan yang kamu sukai, dan konsisten dengan itu semua.

 

Dan apakah yang kamu rasa mengapa Wadezig itu special berbanding dengan brand-brand yang lain. 

Wadezig! dibuat oleh orang-orang yang sangat mengerti apa yang mereka buat, dan dibuat tidak hanya untuk menutupi tubuh semata, tapi merupakan statement bersama dari orang-orang bervisi sama. Ada pernyataan dan ada kebanggaan disitu.

 

Terima kasih atas masa kamu Ing!. Sila berikan any last word?

The stage is waiting. come on,  superstar!

———————–

For more info about TIMS :

http://timsclothing.com/

Twitter @timsjbc

Instagram thisicecream_meltin_sweetheart

Show more