2014-01-07

Nonton film yuk.. - Mumbai (Bombay), India

Mumbai (Bombay), India

Berhubung ini hari Minggu, maka target hari ini adalah setengah hari kunjungan ke modern market, dan setengah harinya kunjungan ke lain-lain, hahaha. Berhubung Yudi penasaran dengan KFC rasa India (don't ask me why..), maka pagi itu tugas kami adalah mencari sarapan KFC.

Untungnya lokasi hotelnya memang lumayan strategis, jalan sedikit udah sampai di Linking Road. Linking Road ini kalau menurut travel guide adalah "jalan yang paling hip di Mumbai". Banyak klub, butik dan restoran kelas atas di situ. Bayangan saya Linking Road ini kayak Kemang, tapi ternyata lebih mirip Jalan Senen Raya, haha.

Sialnya ternyata KFC baru buka jam 10 pagi, sementara jam 8 pagi perut udah keroncongan. Untung di seberang jalan ada McDonald's, jadi rencana sarapan KFC berubah jadi makan di McD. Oya, di India cukup besar populasi vegetariannya, jadi setiap restoran selalu menampilkan menu "veg" dan "non-veg". Produk makanan kemasan yang dijual pun harus memberikan tanda "veg" yaitu kotak putih dengan lingkaran hijau di dalamnya atau tanda "non veg", yaitu kotak putih dengan lingkaran merah di dalamnya.

Sambil makan kami membahas rencana pagi itu. Kami berencana mengunjungi hipermarket untuk mempelajari produk-produk lokal apa saja yang ada di sana. Berhubung tidak ada kendaraan, maka kami menghubungi mobil sewaan untuk menjemput kami dan mengantar keliling. Sewaktu nunggu jemputan, eh ternyata KFC di seberang jalan sudah buka. Dan akhirnya kami makan dulu di KFC sebelum jalan lagi, hahaha.

Tujuan berikutnya adalah Hypercity Mall. Katanya tempat ini adalah salah satu hipermarket terbesar di Mumbai. Ternyata lokasinya jauh banget di utara Mumbai. Pak sopir dengan bangganya mengajak keliling melewati Juhu Beach dan melewati rumah Amitabh Bhachchan sang Bollywood superstar. Kayaknya orang Mumbai ini hobinya stalking rumahnya seleb Bollywood ya, hehe. Juhu beach dari pinggir jalan sih kelihatan keren tapi agak kotor.

Hypercity Mallnya nggak usah diceritakan lah ya, Carrefour Lebak Bulus aja masih jauh lebih keren kalau menurut saya. Lokasinya jauh banget di pinggiran Mumbai, dan di sekitarnya kelihatan seperti kota yang masih baru dan nggak teratur. Mirip Bekasi lah, haha.

Dari Hypercity kami bingung mau ke mana lagi, karena masih sekitar jam 12 siang. Hari ini benar-benar tanpa rencana, semua diputuskan di tempat. Karena saya ingin melihat Gateway of India dan Hotel Taj Mahal Palace yang menjadi landmarknya Mumbai, maka kami putuskan untuk langsung ke sana. Rupanya jaraknya jauh juga, sekitar 35 km. Ditambah dengan kemacetan Mumbai, jarak 35 km ini harus ditempuh dalam 2,5 jam.

Gateway of India ini bentuknya seperti gapura (iyalah, gateway!) dengan arsitektur Eropa, dibangun pada saat India dijajah oleh Inggris. Gapura ini dipakai sebagai tempat mendaratnya Gubernur-gubernur dan tamu penting kerajaan Inggris jaman dulu kala. Di sebelah Gateway of India adalah Hotel Taj Mahal Palace yang terkenal karena pernah disandera oleh teroris Pakistan tahun 2008. Dua bangunan ini adalah landmark terkenal di Mumbai, dan terletak di kota tua Mumbai yang penuh dengan bangunan-bangunan kuno yang terpelihara dengan baik. Seandainya saja kota tua Jakarta bisa sebagus ini ya :(

Dari Gateway of India, Yudi punya ide untuk nonton film di bioskop. Nonton film? Iya, soalnya di Indonesia kan film barat lagi nggak tayang di bioskop, jadi mumpung di India sekalian aja nonton film barat di bioskop. Setelah tanya sana-sini, kita pindah tongkrongan lagi ke High Street Phoenix Mall yang letaknya nggak terlalu jauh dari Gateway of India.

High Street Phoenix Mall ini semacam Plaza Senayannya Mumbai, jadi tergolong mall kelas atas. Bentuknya cukup unik karena di tengah-tengahnya ada plaza terbuka dan ada bangunan yang bentuknya mirip pabrik lengkap dengan cerobongnya. Rupanya gedung ini dulunya adalah pabrik yang disulap jadi mall. Di dalam mall ini ada bioskop namanya PVR Cinema.

Masuk bioskop ini rasanya kayak masuk ke bandara, keamanannya ketat sekali. Ada metal detektor, dan tas digeledah. Sekuritinya juga tampangnya serem, kebayang lah muka mirip Inspektur Vijay di film-film India, haha. Kami putuskan untuk nonton Fast & Furious 4. Kenapa nggak nonton film India? Karena nggak ngerti bahasanya dan nggak ada sub-titlenya :)

Bioskopnya sendiri lumayan bagus, sekelas dengan XXI cineplex. Ada 2 hal yang luar biasa unik sewaktu nonton:
1. Sebelum film dimulai, semuanya berdiri untuk mendengarkan lagu kebangsaan India: Jana Gana Mana. Wow, luar biasa juga ya nasionalismenya bangsa India. Lagu kebangsaannya khas India, mendayu-dayu, nggak meledak-ledak seperti umumnya lagu kebangsaan. Sekali-kalinya saya nonton didahului dengan lagu kebangsaan adalah sewaktu nonton pas tanggal 17 Agustus di TIM.
2. Di tengah-tengah film masih diputar, tiba-tiba film berhenti dan lampu dinyalakan. Penonton bubar keluar. Saya dan Yudi bingung, kok film belum selesai udah bubar? Ternyata itu adalah saatnya break, jadi penonton diberi kesempatan untuk keluar sebentar entah untuk beli cemilan atau ke toilet, hahaha! Setelah dipikir-pikir, film India kan rata-rata durasinya panjang, di atas 3 jam. Wajar kalau penonton dikasih waktu untuk break biar nggak terlalu capek.

Selepas nonton, kami makan malam di MU Cafe. Sebagai seorang Gooner, agak aneh rasanya makan di MU Cafe, hehe. Berhubung orang India doyan banget sama olahraga cricket, walaupun kami makan di MU Cafe tapi layar besarnya tetap menampilkan olahraga cricket. Di sini saya nemu makanan yang jarang-jarang ada di India:beef steak!

Show more