2015-11-17

Prihatin dengan banyaknya masyarakat daerah tertinggal, dua orang berkebangsaan Jepang, Toshi Nakamuran dan Ewa Wojkoska yang sebelumnya berkecimpung di United Nations Development Programme (UNDP) mendirikan Kopernik. Mereka sadar dampak positif dari teknologi dalam memajukan masyarakat dan memutuskan untuk fokus di ranah ini.

“Kami melihat potensi teknologi yang terus berkembang, seperti lampu tenaga surya atau bahkan teknologi di sektor kesehatan. Kami ingin menghubungkan produsen perangkat teknologi dengan orang yang membutuhkannya. Fokus Kopernik adalah menyiapkan pendanaan untuk membuat hal tersebut terlaksana,” ucap Ewa.



Mama Mia dan Ibu Darsih, salah dua Ibu Inspirasi Indonesia

Tujuan Pendirian Kopernik

Kopernik bukan sebuah startup, melainkan sebuah perusahaan teknologi yang mencanangkan diri sebagai organisasi nirlaba. Kopernik bertujuan untuk membantu mendistribusikan teknologi yang dapat mengubah hidup masyarakat di daerah pedalaman.

Saat ini, kebanyakan barang yang telah didistribusikan oleh Kopernik adalah berbagai kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup seperti penyaring air, lampu tenaga surya, dan kompor.

“Kami membutuhkan model bisnis non-profit karena ingin membantu mensejahterakan daerah terpencil yang terabaikan banyak pihak. Dibutuhkan biaya sangat besar untuk mengakomodir kebutuhan logistik. Dari perspektif bisnis, hal tersebut sangat tidak mungkin. Sebagai organisasi non-profit kami bisa terus bergerak di ranah ini,”- Ewa Wojkoska-

Karena Kopernik dirancang sebagai perusahaan sosial, berarti mereka adalah sebuah organisasi non-profit dengan lengan bisnis perusahaan profit. Bagian yang menerima keuntungan berasal dari firma konsultan dan bekerja dengan perusahaan teknologi dalam pengembangan produk. Keuntungan dari bisnis konsultan inilah yang akan memenuhi kebutuhan organisasi non-profit.

Aliran Dana Kopernik

Dalam menjalankan organisasi nirlabanya, Kopernik mendapat aliran dana dalam bentuk donasi dari berbagai perusahaan, yayasan, program pengembangan dari pemerintah, dan individual.

Berkantor pusat di Bali, Kopernik Indonesia saat ini memiliki sejumlah proyek pedalaman tanah air, khususnya Indonesia bagian timur. Ewa mengatakan bahwa saat ini tim Kopernik berjumlah 70 orang, termasuk perusahaan konsultan dan organisasi non-profit.

Kopernik berdiri tahun 2010 dan telah menjangkau 75.000 orang di seluruh dunia, dengan 20.000 jiwa di pedalaman Indonesia.

Peralatan Kopernik Saat Ini

Dengan data ESDM 2014 maka 39 juta penduduk Indonesia masih belum terjamah pasokan listrik memadai, dan penyediaan air layak minum. Maka Kopernik menggelar Indonesian Women For Energy, dengan mendayakan peran wanita di lingkungan.

“Pengalaman kami menunjukkan bahwa program pemberdayaan perempuan untuk memperluas akses energi dengan mendistribusikan teknologi bersih dan tepat guna terbukti mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Melalui kampanye Indonesian Women For Energy, kami ingin mengajak masyarakat Indonesia untuk melihat bahwa pemerataan akses energi merupakan pemerataan akses kesempatan dan upaya pemerataan energi juga dapat dilakukan oleh kaum perempuan di Indonesia.” - Rino Sudibyo - Direktur Operasional Kopernik



Para Ibu yang menggunakan lampu tenaga surya

Testimoni Ibu Inspirasi Indonesia

“Karena menggunakan tungku tradisional yang boros kayu bakar, perempuan di daerah-daerah yang pernah saya kunjungi saat menjadi penyuluh KB banyak menghabiskan waktunya untuk mengumpulkan kayu bakar. Bagi mereka yang menggunakan lampu minyak saat mati lampu, langit-langit rumah mereka menghitam.

Anak-anak juga kasihan karena harus belajar dengan kondisi cahaya yang bergoyang-goyang, terlebih jika angin sedang kencang.

Saya bersyukur karena sekarang mereka bisa menggunakan teknologi yang lebih murah dan sehat. Menjadi Ibu Inspirasi, selain bisa menabung, saya juga berkesempatan untuk memperkenalkan teknologi tersebut sehingga membantu orang di sekitar saya untuk hidup lebih baik,”

Ibu Maria Nogo, salah satu Ibu Inspirasi yang berasal dari Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Hingga saat ini, melalui program Ibu Inspirasi, kaum perempuan di daerah terpencil telah berhasil menjual lebih dari 12,500 teknologi energi bersih, serta mengurangi emisi C02 hingga lebih dari 6,000 ton.

Turut hadir di acara konferensi pers, Prisia Nasution, aktris yang telah sering berinteraksi dengan masyarakat di pelosok Tanah Air. Ia tergerak mendukung pemerataan akses energi di Indonesia, dengan menjadi Duta Kampanye Indonesian Women for Energy.

“Ketika mengunjungi masyarakat di daerah terpencil, saya melihat bagaimana kaum perempuan tidak memiliki waktu yang cukup untuk mengembangkan diri akibat kemiskinan energi,” ujarnya.

Ia pun mengajak masyarakat untuk menjadi bagian dari kampanye ini dengan berpartisipasi dalam sejumlah kegiatan di media sosial resmi Kopernik, seperti selfie competition ataupun menyumbangkan ide kreatif untuk membantu pengalihan penggunaan energi ke sumber energi bersih.

“Kontribusi kita, sekecil apapun, sangatlah berarti bagi kaum perempuan dan masyarakat yang hingga kini belum merdeka dari kemiskinan energi,”

Prisia Nasution

Selain Prisia, dukungan terhadap kampanye ini juga datang dari sejumlah public figure lain seperti Maudy Koesnaedi, Farhan, Anya Dwinov, Farah Quinn, Mario Irwinsyah, David Chalik, Ligwina Hananto, Devy Zulyantin dan Olivia Fendry yang menjadi Sahabat Ibu Inspirasi dan mengajak masyarakat Indonesia untuk bersama-sama mengakhiri kemiskinan energi di Indonesia.

“Melalui kampanye ini, kami juga ingin mengajak masyarakat untuk bersama-sama menandatangani petisi yang bisa diakses di women4energy.kopernik.ngo

Untuk mendorong pemerintah mengakselerasi pemerataan energi di Indonesia dan lebih memperhatikan kaum perempuan sebagai subjek sekaligus solusi pemerataan energi. Bagi masyarakat yang ingin tahu lebih jauh mengenai kampanye ini, silahkan mengunjungi booth kami di Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) pada tanggal 15 dan 29 November mendatang,” tutup Rino.

Dukung Indonesian Women For Energy? Bisa!

Dengan cara sebagai berikut :

Selfie Competition

Idea Competition

Penandatanganan Petisi

MEKANISME KAMPANYE INDONESIAN WOMAN FOR ENERGY

Penyebaran video Indonesian Women For Energy

Selfie competition di Instagram dimana semua masyarakat Indonesia dapat berpartisipasi dengan melakukan posting selfie/wefie dengan tema “Aku beruntung ada akses energi” untuk menunjukkan betapa besar manfaat akses energi dalam kehidupan mereka.

Idea competition di Facebook dimana masyarakat Indonesia dapat memberikan ide mereka dalam menggunakan produk teknologi bersih untuk mengubah kehidupan di sekitarnya

Penandatanganan petisi secara online untuk mendorong pemerintah untuk mengakselerasi pemerataan akses energi di Indonesia

Kegiatan di Hari Bebas Kendaraan Bermotor pada tanggal 15 dan 29 November ini.

Kampanye Indonesian Women for Energy terlaksana atas dukungan dari ENERGIA, yang didanai oleh Hivos, Norwegian Agency for Development Cooperation (NORAD), Swedish International Development Cooperation Agency (SIDA); dan Kementrian Luar Negeri Belanda.

catatan

Kopernik terdaftar sebagai yayasan sosial di Kementerian Hukum dan HAM Indonesia dengan nomor: AHU-5704.AH.01.04. Tahun 2012 melalui Akta nomor 27 tanggal 18 April 2012 oleh Notaris I Made Pria Dharsana, S.H. Grup Kopernik memiliki empat entitas legal.

Tiap entitas berperan dalam mewujudkan misi Kopernik untuk mengurangi kemiskinan melalui distribusi teknologi tepat guna ke masyarakat terpencil.

Informasi lebih lanjut, silahkan mengunjungi website:

http://id.kopernik.ngo/ atau http://women4energy.kopernik.ngo/

Media Sosial:

Twitter: @kopernik_ID

Instagram:  @kopernik.ngo

Facebook: Kopernik Indonesia

Show more