2016-04-10

Gara-gara beberapa minggu yang lalu timeline media sosial KlikGame penuh dengan kasus #salahbeli, #salahjual, #salahasuhan, #mukalusalah, dan lain sebagainya. Maka hari ini KlikGame ingin membahas efek YouTube bagi kehidupan manusia. Sebegitu hebatnya sebuah kanal video yang diluncurkan di tahun 2005 ini, sampai-sampai keberadaannya mempengaruhi cara berpikir manusia. Enggak percaya? Coba Klikers baca artikel ini sampai habis.

Sejarah YouTube

Kayaknya semua Klikers udah tau kalau YouTube itu muncul di tahun 2005, lebih tepatnya di tanggal 14 Februari. Ketika umur YouTube baru beberapa bulan, perusahaan tersebut mengumumkan kalau kanal mereka mengkonsumsi video sebanyak jumlah video yang ada di toko rental video setiap bulannya. Sekarang setiap hari ada 300 jam video yang diupload ke YouTube. YouTube dibeli oleh Google di tahun 2006 dengan harga 1.65 milyar dolar.



Menurut cerita yang beredar, ide awal YouTube berasal dari kesulitan yang dialami Hurley dan Chen, ketika ingin membagikan sebuah video acara makan malam. Sementara itu menurut Karim, Ide YouTube muncul di tahun 2004 ketika dirinya ingin “melihat” Janet Jackson wardrobe malfunction. Sedangkan menurut Hurley dan Chen, ide YouTube terinspirasi dari website dating Hot or Not. KlikGame tidak peduli cerita mana yang benar. Yang jelas karena keberadaan Chad Hurley, Steve Chen, dan Jawed Karim, kita bisa menikmati YouTube seperti sekarang ini.

YouTube dan Manusia

Apakah Klikers sadar, kalau sebenarnya YouTube itu menggunakan media yang sangat akrab dengan kehidupan manusia. Sejatinya, setiap hari manusia itu melihat video melalui kedua matanya. Seluruh kehidupan kita adalah sebuah video yang kita tonton dari sudut pandang orang pertama atau ketiga. Proses penyerapan informasi melalu video berjalan lebih cepat ketimbang melalui media lainnya, seperti misalnya tulisan atau suara.

Walaupun secara esensial YouTube tidak bisa menggantikan fungsi seorang guru atau buku bacaan, YouTube berhasil mempercepat proses penyebaran informasi, konten dan menghadirkan pola pikir yang sebelumnya tidak eksis. Apakah pola pikir ini positif atau negatif? Well, tampaknya itu bukan tanggung jawab KlikGame untuk menilai.

Generasi YouTube

Pernahkah Klikers berangan-angan untuk menjadi artis terkenal yang memiliki banyak penggemar? Bila kalian lahir di medio 70 hingga 80, maka angan-angan tersebut merupakan angan-angan “kosong” yang sangat sulit tercapai. Apalagi kalau kalian terlahir tanpa wajah rupawan, kemampuan akting atau pita suara super merdu. Sudah memiliki kemampuan yang tadi kami sebutkan? Kalian masih harus berurusan dengan dunia artis yang kejam tanpa ampun dan berbagai tetek-bengek lainnya.

Tapi bila kalian lahir di medio 90-an, maka angan-angan kalian bisa tercapai dengan “sedikit” lebih mudah. Karena apa? Karena YouTube!



YouTube merupakan sebuah platfrom yang memiliki penonton dengan jumlah yang sangat banyak. Karena memiliki jumlah sangat banyak, YouTube memberlakukan sistem monetize berdasarkan iklan dan video iklan. Cara tersebut sangat efektif dan menghasilkan banyak pundi-pundi uang bagi YouTube. Untuk memancing konten yang lebih baik dan penonton yang lebih banyak, YouTube memberikan kompensasi bagi para pembuat konten. Setiap seribu kali video Klikers diputar, Klikers akan mendapatkan revenue sekitar $1.15.

Semenjak YouTube menerapkan sistem monetize tersebut, cara berpikir manusia berubah dan dunia hiburan tidak akan pernah sama lagi untuk selama-lamanya. Tidak percaya? Sekarang coba tanyakan ke adik-adik kalian, siapa yang mau jadi “shoutcaster?” Pasti di antara mereka ada yang mengacungkan tangannya.

YouTube dan Pendidikan

Di tahun 1922 Thomas Alva Edison mendeklarasikan kalau dunia film-lah yang akan merevolusikan sistem pendidikan manusia. Dalam beberapa tahun ke depan, video akan menggantikan sebagian atau seluruh buku-buku yang digunakan dalam proses mengajar. Ide Edison tersebut sempat diterapkan di tahun 50 hingga 60-an.



Di tahun 80-an saat dunia mulai mengenal komputer, ide pengajaran dengan media video dan teknologi kembali mencuat ke permukaan. Ide tersebut dipandang jauh lebih matang dari ide Edison karena komputer bisa menampilkan audio visual dan bisa digunakan untuk menjalankan program apapun. Saat itu para peneliti mengira kalau para pelajar bisa membuat program yang menjalankan katakanlah seekor kura-kura melintasi layar, maka kemampuan penalaran mereka akan meningkat. Hasilnya? Para pelajar bisa membuat program tersebut dengan baik, tetapi kemampuan penalaran mereka tidak ikut meningkat. Seperti tidak belajar dari masa lalu, di tahun 1990-an proses ini kembali berulang. Kali ini media yang digunakan adalah videodisc atau laser disc.

Selama ini teknologi telah merevolusi berbagai cara hidup manusia, tapi sayangnya pendidikan bukan salah satu di antaranya. Pada intinya teknologi tidak bisa merevolusikan dunia pendidikan sampai kapapun. Karena apa? Karena pada dasarnya tugas seorang guru bukanlah memindahkan pengetahuan yang mereka miliki ke muridnya. Tugas seorang guru adalah untuk mengarahkan, memancing dan mengilhami murid-muridnya. Ya, mereka juga harus menjelaskan dan memberikan demonstrasi ilmu-ilmu yang mereka ajarkan, tapi itu adalah pekerjaan regular seorang guru.

Di proses menjelaskan dan memberikan demonstrasi tersebut, YouTube bisa menjadi sebuah media penting yang akan mengevolusikan dunia pendidikan. Ingat, evolusi bukan revolusi.

Efek dari YouTube dan segala revolusinya justru datang dari sisi murid. Saat ini dunia pendidikan menghadapi sebuah tantangan yang sangat besar. Tantangan tersebut datang dari pergeseran pola pikir anak-anak yang saat ini lebih cendrung menyukai kegiatan crafting ketimbang learning. Pergeseran ini membuat jurusan konvensional seperti ekonomi, manajemen dan cabang-cabang teori lainnya sepi peminat. Sedangkan cabang-cabang terapan seperti, desain grafis, memasak atau metalurgi, kebanjiran peminat. Padahal di medio 90-an, cabang-cabang tersebut dianggap hanya sebagai pelengkap oleh kampus-kampus ternama. Hal ini menyebabkan kampus-kampus tersebut tidak siap dengan segala perlengkapan dan tenaga didiknya.

YouTube dan Dunia Hiburan

Semenjak ada YouTube kita jadi mengenal yang namanya Internet Celebrity atau Net Idol. Mereka-mereka inilah yang mencari uang di YouTube dan menjadi terkenal tanpa ada campur tangan media konvensional seperti televisi, cetak dan radio. Proses membuat konten di YouTube jauh lebih sederhana dan murah ketimbang di media konvensional, terutama televisi. Gilanya lagi, proses pembuatan konten tersebut bisa terjadi di mana saja kapan saja.

Kasus #salahbeli yang menjadi pembuka KlikGame Offlane hari ini juga merupakan salah satu bukti sepak terjang Internet Celebrity atau Net Idol di Indonesia. Di luar negeri kita mengenal PewDiePie, Good Mythical Morning dan banyak lagi. Mereka-mereka inilah yang menjadi contoh generasi modern dalam melihat dan mencerna dunia hiburan. Para generasi modern akan melihat YouTube sebagai sebuah platfrom yang mudah dan murah, yang akan membuat mereka jadi terkenal dan menghasilkan banyak uang.

Pola pergeseran ini semakin jelas terlihat bila kita menengok cabang baru dunia hiburan. Cabang baru tersebut bernama video show. Di Indonesia industri video show belum terlalu besar, tetapi beberapa perusahaan dari China yang bergerak di industri tersebut sudah mendatangkan produk-produk mereka ke Indonesia. Tidak tanggung-tanggung, Baidu yang merupakan raksasa IT dari China juga ikut-ikutan memasukan layanan Video Show Cliponyu mereka ke Indonesia. Pola bisnis Video Show ini tidak akan hadir bila tidak mencontoh YouTube dengan segala proses monetize-nya.

Yak itulah tadi sedikit artikel mengenai pengaruh YouTube bagi manusia. Artikel ini memang jauh dari kata selesai mengingat banyaknya bahan yang harus dimasukkan ke dalam artikel bila KlikGame berniat membahas semuanya. Mungkin lain kali KlikGame akan melanjutkan artikel ini dengan Offlane: 12 AY atau judul lainnya. Untuk itu, tongkrongin terus KlikGame, biar Klikers enggak ketinggalan segalan informasi dunia game dan hiburan.

Show more