2014-07-02

Beberapa waktu lalu KlikGame pernah mengangkat berita mengenai sudah tersedianya terjemahan Novel Assassin’s Creed: Forsaken yang diterbitkan oleh penerbit Fantasious dari grup Ufuk Publishing House. Dan saat ini, saya akan memberikan sedikit review dari novel Assassin’s Creed: Forsaken yang diterjemahkan oleh Melody Violine dari tim penerbit Fantasious.

Sebelum memulai review ini, saya ingin berikan sedikit informasi kalau novel Assassin’s Creed: Forsaken ini sendiri merupakan karya dari seorang novelis sekaligus sejarawan renaisans yang dilahirkan di iLford, Essex, Inggris, Anton Gill, atau lebih dikenal dengan nama pena Oliver Bowden. Sejauh ini sudah ada enam novel adaptasi Assassin’s Creed yang ditulis oleh Oliver Bowden; Renaissance (2009), Brotherhood (2010), The Secret Crusade (2011), Revelations (2001), Forsaken (2012), dan Black Flag (2013).

Sementara untuk sang penerjemah novel Assassin’s Creed: Forsaken ini dilakukan oleh Melody Violine. Melody Violine merupakan seorang penerjemah, penyunting, atau pemeriksa aksara. Selain serial Assassin’s Creed, sebagian terjemahan Melody untuk Fantasious dan Ufuk Publishing House adalah City of Bones, The Summoning, Pinkalicious, dan Eden in the East. Melody Violine pertama kali mengenal dunia penerbitan lewat novel remajanya berjudul Behind the Scenes Story, yang terbit pada tahun 2006.

Novel ini memiliki ketebalan halaman sekitar 520 halaman yang terdiri dari prolog, 4 (empat) bagian cerita utama, Epilog, dan lainnya. Berikut mereka yang terlibat dalam penerjemahan novel Assassin’s Creed: Forsaken.

Penerjemah: Melody Violine

Penyunting: Puti Amaranta

Penyelaras Akhir: Muthia Esfand

Penata Letak: Erina Puspitasari

Pendesain Sampul: Kiki Maryana



Hal pertama yang membuat saya tertarik untuk mereview novel ini adalah karena saya sendiri penggemar Assassin’s Creed versi video game. Sementara untuk novelnya ini merupakan kali pertama saya merasakan pengalaman dunia Assassin’s Creed selain di video game. Seperti klikers ketahui, Assassin’s Creed ini dikenal memiliki latar cerita yang cukup panjang dan menarik untuk disimak. Nah untuk itu, karena di gamenya saja punya latar cerita menarik, saya pun penasaran dengan kisah Assassin’s Creed versi Novel karya Oliver Bowden ini.

Sebagai seorang gamer, pastinya klikers tidak asing dengan game Assassin’s Creed yang mungkin cukup membuat frustasi bagi kalian yang lebih menyukai game simpel. Berbicara Assassin’s Creed berarti kita berbicara tentang berbagai teka-teki didalamnya. Yupsz! Bukan Assassin’s Creed namanya kalau tidak memiliki segudang misteri yang harus dipecahkan. Sama dengan versi video game, novel Assassin’s Creed: Forsaken ini juga lebih mengarah kepada pemecahan sebuah teka-teki. Bedanya dengan versi game, Forsaken versi novel ini lebih menceritakan tentang perjalanan hidup seorang Haytham Kenway di abad ke-18. Sedangkan versi gamenya sendiri lebih menceritakan Connor yang tak lain adalah anak dari Master Haytham. Berikut sekilas ceritanya:



Sedari kecil Haytham hanya menghabiskan waktunya untuk belajar dari seorang guru privat dan belajar ilmu pedang dari ayahnya, Edward Kenway. Kegiatan rutin yang dilakukan tiap harinya oleh Haytham itu tanpa disadari telah merenggut masa kecil Haytham yang seharusnya memiliki banyak teman dan bermain seperti kebanyakan anak-anak pada umumnya.

Teka-teki kehidupan Haytham dimulai ketika usianya memasuki yang ke-10, di mana sekelompok orang tidak dikenal menyerang rumah dan membunuh seluruh penghuni, tak terkecuali sang ayah Edward Kenway yang dibunuh oleh salahsatu anggota kelompok penyerang tersebut. Sementara ibunya, Tessa Kenway, selamat setelah tubuh kecilnya (Haytham) berhasil melawan salah seorang yang mencoba untuk menyerang diri ibunya. Namun sayang, kakak perempuan Haytham, Jenny, diculik oleh sekelompok orang tidak dikenal tersebut sebelum penyerangan yang dilakukan pada malam hari itu berakhir.

Pada akhirnya, bersama teman dekat ayahnya, Mr. Birch Reginald, Haytham kecil pergi meninggalkan rumah untuk menelusuri seluruh Eropa guna mencari sang kakak yang diculik. Disamping itu, Haytham juga berharap dapat memecahkan semua teka-teki yang tertanam dikepalanya sejak lama, terutama tentang sang ayah, Edward Kenway. Haytham sendiri bahkan tidak mengetahui siapa sebenarnya sang ayah, apa yang dilakukannya, dan kenapa sejak kecil sang ayah sudah mengajarinya ilmu berpedang.

Seiring berjalannya waktu, Haytham kecil kini tumbuh menjadi seorang pembunuh berdarah dingin dan harus terseret dalam peperangan antar Assassins dan Templar. Meski terlibat didalamnya, Haytham tidak pernah memilih pihak mana yang secara mutlak dibela olehnya.



Secara garis besar novel ini cukup berat untuk dicerna namun asik ketika kita sudah mengerti isi dari terjemahan ini. Saya sendiri pada awalnya cukup kesulitan dan melihat kesan yang serba gelap dari novel ini. Karena saat pertama kali membacanya, hal yang terlintas dalam pikiran saya adalah sebuah masa dimana gejolak kehidupan terus menerus datang tanpa adanya titik akhir, terlebih lagi perbandingan novel dan video gamenya ini sangat jauh berbeda sehingga cukup menambah kebingungan saya saat awal membacanya.

Bagi klikers pecinta Assassin’s Creed versi video game dan belum membaca novel Assassin’s Creed: Forsaken, saya sarankan jangan pernah berpikir kalau jalan cerita Assassin’s Creed di video game dan novelnya ini memiliki kesamaan yang sangat signifikan, sehingga klikers yang notabene-nya adalah seorang gamer lebih mengambil pokok cerita dari versi video gamenya dan berpikir tidak perlu lagi merasakan pengalaman dunia Assassin’s Creed di versi Novel.

Untuk jalan cerita secara keseluruhan dari novel Assassin’s Creed: Forsaken ini menurut saya pribadi cukup membuat rasa penasaran saya keluar. Dan meski pada basic-nya saya tidak begitu suka baca novel, untuk yang satu ini, akhirnya saya pun harus mengalah oleh rasa penasaran saya yang timbul karena ingin segera tahu langkah apa yang dihadirkan Haytham Kenway selanjutnya, seperti perjalanan Haytham dari 1 negara ke negara lainnya dan juga seperti hari ini ada di Spanyol besok sudah ada di Inggris ataupun di Amerika Serikat.

Well, kalau klikers ingin mengetahui bagaimana sih kisah petualangan seorang Haytham Kenway selanjutnya dalam novel Assassin’s Creed: Forsaken ini? Hmm…disini kalian juga berkesempatan loh untuk dapat novel Assassin’s Creed: Forsaken secara gratis dengan hanya mengikuti kuis berhadiah novel Assassin’s Creed: Forsaken, karena KlikGame akan berikan sedikitnya 2 (Dua) Novel Assassin’s Creed: Forsaken dengan hanya menjawab beberapa pertanyaan seputar artikel ini. Yuk jangan kelamaan basa basinya, langsung aja simak pertanyaannya dibawah ini… ^_^

1. Siapa nama pena penulis novel serial Assassin’s Creed dan sebutkan juga judul karyanya.

2. Siapa saja nama anggota keluarga Kenway yang mendapat serangan dari orang tidak dikenal, lengkap dengan posisinya masing-masing.

3. Siapa penerbit terjemahan novel Assassin’s Creed: Forsaken, sebutkan juga formasi tim yang terlibat didalamnya.

Silahkan lampirkan Jawaban kalian melalui bagian komentar di akhir halaman artikel ini (jangan lupa ceklis ‘kirim juga ke Facebook‘). Dua orang dengan jawaban terbaik akan mendapatkan masing-masing 1 buah novel Assassin’s Creed: Forsaken.

Kuis ini akan berlangsung hingga hari Kamis, 10 Juli 2014, dan bagi pemenang nanti akan KlikGame hubungi melalui pesan facebook untuk menanyakan alamat pengiriman Novel Assassin’s Creed: Forsaken.

Show more