Selain menjual layanan seluler dan data, operator seluler Smartfren juga ingin sukses dalam menjual ponsel pintar. Ini dilakukan untuk menjaga loyalitas dan menambah pelanggan, karena ponsel CDMA di Indonesia tidak semarak ponsel GSM.
Data internal Smartfren mencatat, perusahaan menguasai 12 persen untuk pangsa pasar ponsel pintar di Indonesia pada semester kedua 2013. Hingga akhir 2013 nanti, Smartfren menargetkan dapat menjual sekitar 1,75 juta unit ponsel pintar.
Hasil ini diraih setelah Smartfren menjual ponsel pintar seri Andromax. Di tahun 2013, Smartfren telah merilis Andromax C, New Andromax i, Andromax U, Andromax V, dan Andromax U2, serta satu ponsel Windows Phone 8. Produsen yang digandeng untuk meluncurkan semua produk itu berasal dari China, yakni Hisense, ZTE, Huawei, dan Innos.
“Tahun ini kita masih akan merilis beberapa smartphone Android,” ujar Kepala Produk Ponsel Pintar Smartfren, Sukaca Purwokardjono di Jakarta, Jumat (30/8/2013).
Smartfren bakal lebih gencar menjual ponsel dengan layar besar, minimal berukuran layar 4 inci. Untuk seri ponsel andalan, Smartfren akan memasang rentang harga Rp 1,5 juta sampai 2,5 juta.
Tahun 2014 mendatang, Sukaca menargetkan bisa menguasai sekitar 15 persen pangsa pasar ponsel pintar Indonesia.
Meskipun ponsel pintarnya laris di pasar, Sukaca mengakui hasil penjualan ponsel pintar tidak memberi kontribusi signifikan untuk pendapatan perusahaan. “Kita menjual ponsel tidak ambil banyak untung. Misinya lebih ke menjaga loyalitas pelanggan agar terus pakai layanan Smartfren,” terangnya.
Pada semester pertama 2013, Smartfren menghabiskan dana Rp 291,6 miliar untuk belanja ponsel dan aksesori, turun 13 persen dari kuartal keempat 2012 yang mencapai Rp 338 miliar.
Layanan data masih memberi kontribusi terbesar untuk seluruh pendapatan Smartfren pada semester pertama 2013, yakni sekitar 75 persen. Berdasarkan laporan keuangan semester pertama 2013, pendapatan dari layanan data Smartfren mencapai 864,3 miliar atau naik 78 persen dari semester pertama tahun lalu sebesar 484,3 miliar.
[sumber: kompas.com]