2016-03-03

Halo para pembaca Indonesia Mengglobal. Perkenalkan nama saya Felicia. Saat ini, saya sedang menempuh studi PhD di Yeungnam University, Korea Selatan. Sepertinya sampai saat ini, hal apapun yang berhubungan dengan Korea Selatan sedang booming ya di Indonesia. Apakah hal mengenai pendidikan di Korea Selatan juga menarik untuk dibahas? Yuk, kita bahas sistem pendidikan di Korea Selatan khususnya untuk jenjang graduate student seperti PhD student.

Seperti yang sudah saya sebut di atas, saat ini saya sedang menempuh PhD di Yeungnam University. Yeungnam University merupakan private research university yang berlokasi di Gyeongsan, Gyeongsan Utara, Korea Selatan. Perlu diketahui, Yeungnam University merupakan kampus kedua terluas di Korea Selatan. Mungkin ada dari pembaca yang ingin mengetahui bagaimana saya bisa sampai mendapatkan beasiswa PhD di kampus saya. Saya akan berbagi sedikit pengalaman saya tersebut di sini. Setelah saya menyelesaikan studi master saya dari NTUST Taiwan, saya tidak punya keinginan untuk melanjutkan studi PhD. Tetapi, pada suatu ketika, saya iseng mencari di internet mengenai bidang riset saya yaitu Process Design and Control, dan akhirnya saya menemukan homepage lab saya saat ini. Saya melihat di bagian bidang penelitian untuk lab saya, dan bidang penelitiannya sama seperti bidang penelitian saya. Saya pun iseng mengontak salah satu anggota lab untuk menanyakan adanya lowongan pekerjaan seperti researcher di lab tersebut atau tidak. Responnya memberitahu jika lab tersebut membuka lowongan untuk PhD student dan jika berminat bisa segera menghubungi pembimbing via e-mail. Saya pun mencoba menghubungi pembimbing dengan tidak berpikiran akan diterima, saya hanya mengutarakan keinginan saya yang ingin meneruskan penelitian yang sudah saya kerjakan selama di Taiwan, dan respon dari pembimbing saya bisa dibilang cukup cepat, lancar dan bagus. Tidak perlu waktu lama untuk saya mendapat acceptance dari pembimbing saya. Saya bersyukur untuk kesempatan ini.

Saya pun akhirnya dirujuk ke website universitas untuk mencaritahu dokumen-dokumen apa saja yang diperlukan untuk mendaftar di Yeungnam University. Setelah semua dokumen lengkap, kemudian saya mengirimkan semua dokumen saya tersebut ke Korea Selatan. Saya hanya menunggu sampai pihak universitas mengumumkan hasil penerimaan dan mengirimkan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk registrasi ulang dan pembuatan visa. Jadi, kunci untuk diterima di Yeungnam University adalah pembimbing. Jika kita sudah diterima oleh pembimbing, 99% kita diterima di Yeungnam University dan umumnya melalui jalur beasiswa, di mana kita mendapatkan beasiswa untuk tuition fee dari Universitas dan living cost dari pembimbing kita. Besarnya living cost tiap mahasiswa tentu saja berbeda karena bergantung dari masing-masing pembimbing. Untuk saya sendiri, bisa dibilang saya mendapatkan pembimbing yang sangat pengertian sehingga kehidupan saya di Korea cukup menyenangkan meskipun ada hal-hal yang tidak menyenangkan juga saya alami tetapi saya lebih memilih untuk bersyukur atas apa yang sudah saya terima dan saya dapatkan sampai saat ini.

Untuk saat ini, status saya adalah sebagai PhD candidate mengingat saya sudah menyelesaikan semua mata kuliah saya selama 4 semester. Ya, kita perlu 4 semester untuk menyelesaikan semua mata kuliah dan umumnya 3-4 tahun untuk menyelesaikan PhD degree. Tetapi, ada juga persyaratan tambahan yang diperlukan untuk lulus PhD di Yeungnam University. Persyaratan tambahannya adalah publikasi di international journal. Persyaratan dari universitas, kita harus punya 1 publikasi di international journal dan journal-nya harus masuk dalam kelompok SCI atau SCI-E. Tetapi, umumnya untuk lulus kita mengikuti syarat yang diajukan oleh pembimbing kita. Untuk pembimbing saya sendiri, syarat lulus adalah 4  publikasi di international journals. Tetapi, kembali ke masing-masing pembimbing ya. Syarat yang pembimbing saya berikan mungkin terbilang sulit tetapi ini baik untuk karier kita ke depan, dan juga tidak mutlak 4 journals, karena jika pembimbing saya merasa kita sudah memenuhi level akademik yang Beliau punya, maka kita pun akan diluluskan oleh Beliau. Tetapi ya tahu sendiri, pembimbing selalu bereskspektasi tinggi ke tiap-tiap muridnya, kan?

Untuk kehidupan lab sendiri, bisa dibilang saya amat beruntung jika dibanding dengan teman-teman Indonesia lainnya yang ada di kampus saya. Oh ya, ada sekitar 35 orang mahasiswa Indonesia di kampus saya. Untuk jurusan saya yaitu chemical engineering ada 5 orang mahasiswa, kami semua sedang menempuh jenjang PhD. Mohon doanya supaya lancar studi PhD kami. Kembali ke kehidupan lab, berhubung penelitian saya bukan eksperimen melainkan simulasi, ya saya tidak berkutat dengan bahan kimia tetapi dengan komputer yang menggunakan chemical engineering software seperti Aspen Plus, HYSYS, Unisim, Pro/II; sehingga jam kerja di lab saya pun bisa dibilang fleksibel. Pembimbing juga tidak menerapkan jam kerja yang terlalu ketat, tidak seperti lab lain yang basisnya eksperimen. Tapi umumnya di Korea sendiri, mahasiswa datang jam 9 pagi sampai 6 sore. Mereka punya waktu istirahat di siang hari selama 1 jam untuk makan siang, biasanya jam 12 sampai 1 siang.

Dan, yang paling membuat beda lab saya dengan yang lain adalah jumlah mahasiswa asingnya yang dibilang lebih dominan dibanding mahasiswa koreanya dengan perbandingan 17 orang banding 3 orang. Jadi, saya merasa seperti tidak sedang belajar di Korea selatan karena bisa dibilang lab saya adalah international lab. Untuk saat ini ada 20 orang di lab saya dengan pembagian 6 orang Master’s degree student, 8 orang PhD student, 1 orang postdoctoral fellow, 4 orang research professor dan tentu saja 1 orang pembimbing. Untuk negaranya sendiri, ada yang dari Kamerun, Cina, Bangladesh, Pakistan, India, Indonesia, Vietnam dan tentu saja Korea.

Umumnya kami berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris di lingkungan lab tetapi kita harus menggunakan bahasa Korea untuk sehari-hari, mengingat orang Korea tidak terlalu mahir bahasa Inggris. Oya, kita perlu lulus tes bahasa Korea sebagai salah satu syarat lulus dari Yeungnam University. Saat ini, syaratnya harus lulus level 2A, tetapi untuk saya yang masuk pada Febuari 2014, saya hanya perlu lulus level 1B. Terkadang ada perubahan peraturan tiap tahunnya. Untuk mata kuliah di jurusan saya, umumnya foreign research professor membuka kelas dalam bahasa Inggris, jadi kita tidak perlu mengambil kelas dalam bahasa Korea. Tetapi ini bergantung dari masing-masing jurusan ya, karena di jurusan lain terkadang tidak dibuka kelas dalam bahasa Inggris, jadi mau tidak mau kita harus mengambil kelas dalam bahasa Korea yang tentunya sulit untuk kita mengerti.

Sebagai penutup, perlu diingat, kehidupan di Korea tidak seindah seperti yang kita lihat di drama. ‘Tekanan’ dan mungkin kehidupan yang ‘lebih keras’ akan kalian dapatkan selama menempuh studi dan hidup di Korea. Kuncinya terus berdoa, kerja keras dan bersyukur, niscaya semua akan indah pada waktu-Nya. Sekian pengalaman saya di Korea. Terima kasih.

Show more