2014-09-18

Paham yang bikin orang jadi gila  dan biadab

Rabu, 17 September 2014 | 19:19 WIB



Pemimpin Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), Abu Bakr al-Baghdadi berkhotbah dalam salat Jumat di sebuah Masjid di Mosul, Irak. Video ini merupakan penampilan pertamanya di depan publik. REUTERS/Social Media Website via Reuters TV

Berita Terkait

Melawan ISIS, AS Bakal Kerahkan Pasukan Darat

NSA: Kami Mengawasi Pergerakan ISIS di Internet

ISIS Ancam Bunuh Paus Fransiskus

Terduga Anggota ISIS Pernah Nyantri di Tebuireng

Di Twitter, Wanita ISIS Ini Pegang Kepala Buntung

Grafis Terkait

Jejak ISIS di Indonesia

Foto Terkait

ISIS Penggal Tawanan Inggris, David Haines

Video Terkait

Sidney Jones : Rekaman Video Dinilai Lemahkan Densus 88

Topik

#Ancaman Teroris | Terorisme

#Milisi Negara Islam Irak dan Suriah | ISIS | ISIL

#Alwi Shihab

Besar Kecil Normal

TEMPO.CO, Depok – Mantan Menko Kesra Alwi Abdurahman Shihab mengatakan pemahaman gerakan Islam State of Iraq and Syria (ISIS) muncul dari Wahabi, seperti Ibnu Taimiyah dan Muhammad bin Abdul Wahab. Paham ini dikenal sangat keras pada hal-hal yang dianggap tidak sesuai ajaran Islam.

Alwi Shihab mencontohkan, hukum ziarah ke makam adalah haram, dan wajib bagi pengikut mereka untuk memusuhi non-muslim. “Mungkin Muhammad bin Abdul Wahab (mufti kaum Wahabi) masih lunak, tapi ulama-ulama pengikutnya ini lebih keras,” kata Alwi saat menjadi pembicara dalam seminar ISIS dan Dinamika Perkembangan Mutakhir Terorisme di Indonesia di Universitas Indonesia, Rabu, 17 September 2014. (Baca: Bagaimana ISIS Masuk Indonesia?)

Karena pemahaman seperti itu, maka ISIS akan menghancurkan tempat-tempat yang mereka anggap pusat kerusakan ketika masuk ke suatu wilayah. “Sama dengan Al-Qaeda,” katanya.

Wahabi itu, kata Alwi, mungkin cocok di negara-negara Arab. Namun di Indonesia, ajaran ini tak sesuai karena mereka selalu memaksakan pemahamannya. “Tidak cocok dengan Pancasila,” katanya. (Baca: Ini Daerah yang Sudah Dimasuki Paham ISIS)

Sebelumnya, Ketua Dewan Syuro Ikatan Jemaah Ahlul Bait Indonesia-Syiah Jalaluddin Rakhmat mencatat ada sekitar 120 tempat bersejarah yang telah dihancurkan kaum Wahabi. Di antaranya rumah tempat nabi dilahirkan, tempat singgah nabi saat haji, dan rumah istri pertama nabi, Khadijah. Tempat-tempat tersebut selalu menjadi rujukan ziarah umat muslim saat mereka naik haji. “Bangunan itu sudah diluluhlantakkan Wahabi,” kata Jalal kepada Tempo, Kamis, 4 September 2014.

Menurut Jalal, rumah nabi tersebut dipugar untuk dijadikan kandang unta. Lalu diubah lagi menjadi terminal dan tempat parkir mobil. “Kini diubah menjadi perpustakaan yang selalu sepi.”

ILHAM TIRTA | MUHAMMAD MUHYIDDIN

++++

ISIS Siapkan Wabah Pes Sebagai Senjata Pemusnah Massal?

Wabah pes pernah menelan korban 30 juta jiwa di abad ke-14.

Ruben Setiawan : 31 Agustus 2014 | 13:12

Share on Facebook

Share on Twitter

Share on Google+

http://www.facebook.com/plugins/like.php?href=http%3A%2F%2Fsuara.com%2Fnews%2F2014%2F08%2F31%2F131235%2Fisis-siapkan-wabah-pes-sebagai-senjata-pemusnah-massal%2F&layout=button_count&action=recommend&show_faces=false&share=false&height=21

Para pejuang Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) berpawai di kota Tel Abyad, Suriah, (2/1). (Reuters/Yaser Al-Khodor)

Berita Terkait

Laptop Militan ISIS Berisi Cara Membunuh, Juga Resep Pencuci Mulut

Amerika Siapkan Serangan Udara ke Markas ISIS di Suriah

Perang Lawan ISIS, Obama Minta Dana Miliaran Dolar

Imam Muslim Prancis Kecam Kekejaman ISIS

Obama Punya Wewenang Untuk Hancurkan ISIS

Gedung Putih Bantah Tuduhan Steven Sotloff Telah ‘Dijual’

Suara.com – Sebuah dokumen yang ditemukan pada laptop milik seorang pejuang Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengungkap satu lagi rencana mengerikan kelompok radikal tersebut. Dalam dokumen itu disebutkan bahwa ISIS sedang mencari senjata pemusnah massal.

Sebagaimana dilansir oleh majalah Foreign Policy, laptop yang ditemukan oleh seorang pemberontak Suriah itu berisi langkah-langkah untuk mengembangbiakkan virus pes dari hewan yang terjangkit dan bagaimana cara menggunakannya sebagai senjata. Dalam salah satu dokumen disebutkan, “Keuntungan senjata biologi adalah tidak membutuhkan banyak biaya namun jumlah korban jiwa yang jatuh bisa banyak”.

Disebutkan pula, granat-granat yang diisi dengan virus diledakkan di tempat-tempat umum seperti stadion olah raga dan stasiun kereta api. Bahkan, dikatakan bahwa serangan bisa pula dilakukan dengan cara bom bunuh diri.

“Sebaiknya (serangan) dilakukan dekat dengan saluran air conditioning (ac),” bunyi petikan dokumen tersebut.

Laptop yang ditemukan itu diyakini kepunyaan seorang militan asal Tunisia. Ia diduga mempelajari ilmu kimia dan fisika sebelum bergabung dalam perang Suriah. Hingga kini, keberadaannya masih belum diketahui.

Memang, belum ada bukti yang menununjukkan bahwa ISIS sedang mengembangkan senjata biologi pemusnah massal. Namun, kekhawatiran pun muncul setelah kelompok radikal itu merebut sebuah pusat senjata kimia di Irak, bulan lalu.

Wabah pes, yang juga dikenal dengan sebutan Black Death, pernah muncul pada abad ke-14. Ketika itu, wabah pes menelan korban 30 juta jiwa. (Metro)

Berita Menarik Lainnya:

Filed under: Intelijen-Terorisme

Show more