Thu, 08 May 2014 09:03:30 GMT | By MULA-ANTARA
Rachmat Yasin Jarang Terlihat di Rumah Pribadi
Bogor (Antara) – Bupati Bogor Rahmat Yasin, yang telah ditangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsipada Rabu (7/5) malam, menurut petugas satuan pengamanan di Perumahan Taman Yasmin, kota Bogor, jarang terlihat di rumah pribadinya itu.
Bagikan
0
Bagikan
0
Bogor (Antara) – Bupati Bogor Rahmat Yasin, yang telah ditangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsipada Rabu (7/5) malam, menurut petugas satuan pengamanan di Perumahan Taman Yasmin, kota Bogor, jarang terlihat di rumah pribadinya itu.
Amin (40), salah satu petugas Satpam di Jalan Wijaya Kusumaraya (WKARAYA), nomor 103, Perumahan Taman Yasmin, Kelurahan Cilendek Timur, kota Bogor, Jawa Barat, mengaku selama betugas 10 tahun jarang sekali melihat sosok bupati tersebut.
“Kalau bertemu pun bisa sebulan sekali, bahkan saya lupa kapan terakhir melihatnya,” katanya saat ditemui di lokasi rumah Bupati Bogor itu, Kamis dini hari.
Sedangkan menurut anggota Babinsa Cilendek Timur yang tidak mau disebutkan namanya menambahkan bahwa rumah tersebut hanya menjadi semacam rumah singgah bagi orang nomor satu di Bumi Tegar Beriman itu.
“Karena memang jarang sekali dia ada di rumah ini. Ada juga datang cuma sebentar, lalu pergi lagi,” tambahnya.
Menurut Amin, anggota Satpam yang bertugas di Pos 2 perumahan itu, selain jarang sekali melihat sosok bupati tersebut, kalau bertemu pun bisa sebulan sekali.
“Bahkan saya lupa kapan terakhir melihatnya,” katanya.
Amin mengatakan, rumah berlantai dua tersebut memang jarang ditempati.
Selama ia bertugas, dirinya jarang sekali melihat kegiatan pemilik rumah itu.
“Paling waktu pencalonan bupati dulu pernah ramai karena saat itu tim suksesnya ada di sini. Ada juga kegiatan les anaknya pernah ramai,” ujarnya.
Selain jarang ditempati, menurut Amin, sosok bupati itu juga jarang bersosialisasi dengan warga sekitar maupun pengamanan.
“Paling kalau ke luar rumah, cuma klakson (mobil) saja, namun tidak menyapa,” ujarnya.
Amin juga menyebutkan, tidak pernah ada acara kumpul-kumpul atau mengundang warga sekitar di rumah, baik saat Lebaran atau puasa dan hari besar lainnya.
“Memang ini rumahnya, tapi domisilnya tidak di sini. Karena tidak pernah di sini. KTP nya kan di kabupaten Bogor,” ujar Amin.
Menurut dia, ia tahu rumah tersebut Rumah Bupati Bogor karena rumah tersebut setiap harinya dijaga oleh anggota Satpol PP.
“Tiga Satpol PP berjaga setiap pagi, kecuali malam tidak ada yang jaga,” ujarnya.
Aktivitas yang pernah ia lihat hanya pembatu rumah tangga dan tukang kebun yang keluar masuk rumah berukuran besar tersebut.
Sementara itu, pengamatan di lapangan, meski rumah tersebut terlihat kosong, tetapi dua orang pengunjung “misterius” mendatangi rumah tersebut.
Pengunjung pertama seorang pria dengan menggunakan mobil Mercedez Bens B 4412 F.
Berikutnya sekitar pukul 23.45 WIB pada Rabu tengah malam, mobil minibus F 1683 HB kembali memasuki rumah tersebut.
Kedua tamu tersebut enggan berkomentar terkait maksud kedatangannya, termasuk informasi tentang keberadaan RY, panggilan karib Rachmat Yasin.
KPK menangkap tangan Bupati Bogor, Rahmat Yasin, terkait pengurusan izin Rancangan Umum Tata Ruang (RUTR) Bogor-Puncak-Cianjur.
“Memang benar tadi dilakukan tangkap tangan, diamankan di sejumlah orang di masing-masing tempat. Pertama di restoran di Sentul Bogor sekitar pukul 16.15 WIB diamankan dua orang yaitu FXY dari swasta dan MZ (M. Zairin) sebagai kepala dinas di Kabupaten Bogor. Kemudian RY (Rahmat Yasin), Bupati Bogor di Perumahan Yasmin sekitar pukul 19.00 WIB,” kata Juru Bicara KPK, Johan Budi, dalam jumpa pers di Gedung KPK, Rabu malam.
Johan melanjutkan setelah mengamankan FXY dan MZ, dua orang itu dibawa ke sebuah kantor di Sentul. Di sana ditemukan uang miliaran rupiah.
Johan mengatakan operasi tangkap tangan Bupati Bogor, M. Zairin sebagai Kepala Dinas di Kabupaten Bogor, serta pihak swasta itu berdasarkan informasi yang disampaikan masyarakat.
“Saya persisnya tidak tahu, apakah seminggu atau sebulan,” kata Johan tentang berapa lama Tim Penyidik KPK telah mengamati Bupati Bogor.(rr)
KAMIS, 08 MEI 2014 | 00:32 WIB
Kronologi Bupati Bogor Rachmat Yasin Ditangkap KPK
Bupati Bogor Rachmat Yasin. ANTARA/Rosa Panggabean
TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi pada Rabu malam, 7 Mei 2014, mencokok Bupati Bogor Rachmat Yasin dari rumahnya di Perumahan Yasmin, Bogor. Politikus Partai Persatuan Pembangunan itu diduga terkait dengan pengusutan izin Rancangan Umum Tata Ruang di Bogor, Puncak, dan Cianjur.
“Ada dugaan ada transaksi terkait RUTR itu,” ujar Juru Bicara KPK Johan Budi Sapto Prabowo dalam jumpa pers di kantornya, Rabu, 7 Mei 2014.
Menurut dia, Bupati Bogor itu diciduk KPK di rumahnya sekitar pukul 19.00 WIB. Beberapa jam sebelumnya, KPK juga menangkap FXY, pegawai swasta, dan M. Zairin, Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor, di sebuah restoran di kawasan Sentul. KPK lantas membawa FXY dan M. Zairin ke sebuah kantor di Sentul.
“Di sana kemudian ditemukan uang yang sekarang masih dihitung berapa jumlah persisnya. Tapi jumlahnya miliaran rupiah,” tutur Johan. “Penangkapan ini berdasar informasi yang dilaporkan masyarakat, kami berterima kasih kepada masyarakat.”
Johan mengatakan KPK juga menahan dua orang ajudan Bupati Bogor seorang supir, dan seorang staf perusahaan swasta. Dengan begitu, dalam operasi tersebut, setidaknya tujuh orang dibawa oleh KPK. Kini mereka masih menjalani pemeriksaan di kantor KPK.
“KPK ada kesempatan 1 x 24 jam untuk menyimpulkan apa benar terjadi tindak pidana korupsi atau tidak. Ini masih harus kita tunggu dari hasil pemeriksaan malam ini,” ucapnya.
Johan menyebutkan, Bupati Bogor itu tiba di kantor KPK dan mulai diperiksa sekitar pukul 20.00 WIB. Artinya, KPK masih punya waktu hingga besok malam pukul 20.00 WIB untuk menentukan status mereka, siapa saja yang bakal jadi tersangka.
BUNGA MANGGIASI
++++
KAMIS, 08 MEI 2014 | 00:26 WIB
Kasus Rachmat Yasin, KPK Tangkap Wanita Berjilbab
TEMPO.CO, Bogor - Juru bicara Bupati Bogor Rachmat Yasin, David Rizar Nugroho, membenarkan bahwa bosnya ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi. Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Persatuan Pembangunan Jawa Barat ini dicokok saat sedang beristirahat di rumah pribadinya di Jalan Wijaya Kusumah, Komplek Taman Yasmin, Bogor pada Rabu malam, 7 Mei 2014.
Rachmat Yasin ditangkap bersama empat orang lainnya, yakni seorang pengusaha wanita berkerudung, Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan, camat, ajudan Bupati dan sopir pribadi Bupati, Unang. “Saya belum mengetahui siapa saja yang ikut dibawa. Kami fokus sama Pak Bupati,” kata David. “Jujur kami dan keluarga sangat terkejut dengan kejadian ini.”
Terkait informasi adanya barang bukti uang sebesar Rp 800 juta saat penangkapan, David menyatakan belum masuk ke substansi kasus yang menjerat atasannya. “Yang bisa saya pastikan, benar (Bupati ditangkap),” David menegaskan.
David menambahkan, keluarga serta semua pengurus partai sudah mengetahui penangkapan Rachmat Yasin. Namun, ia meminta masyarakat dan media mengedepankan asas praduga tidak bersalah. “Substansinya saya belum tahu. Karena belum bisa berkomunikasi dengan beliau,” kata Wakil Sekretaris DPW PPP Jawa Barat ini.
Filed under: White collar crime, corruption