2014-01-16

KAMIS, 16 JANUARI 2014 | 16:34 WIB

 



Purwarupa Satelit Lapan A2 di Pusat Teknologi Satelit Lembaga Penerbangan & Antariksa Nasional (LAPAN) di Jalan Cagak Satelit, Ranca Bungur, JBogor awa Barat, Jumat (31/8). Jika sebelumnya pembangunan Lapan Tubsat dilakukan di Technische Universitat Berlin, Jerman, maka untuk penggarapan Lapan A2 sepenuhnya dilakukan di Pusat Teknologi Satelit Lapan di Rancabungur. TEMPO/Subekti

 

MOIRE, Rajanya Satelit Mata-mata

BIN Dukung Satelit Pertahanan Produksi Domestik  

2019, Indonesia Punya Satelit Canggih Pantau Iklim

Ilmuwan Mengintip Perang Suriah Lewat Satelit

Lubang Raksasa Tampak di Kutub Matahari

 

 

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) masih harus sabar menunggu peluncuran satelit Indonesia Lapan-A2 dari India. Peluncuran satelit yang dijadwalkan sekitar April-Mei tahun ini diperkirakan molor.

“Jadwalnya sih April-Mei, tapi India yang susah dan kami belum dapat tanggal pasti. Jadi kami masih menunggu tanggal pasti dari India,” kata Kepala Lapan Bambang S. Tejasukmana usai penyerahan data penginderaan jauh kepada kementerian di kantor Lapan, Rabu 15 Januari 2014.

Ia menjelaskan, molornya jadwal peluncuran satelit Lapan-A2 ini karena India belum berhasil menyelesaikan pembangunan satelit Astrosat. Satelit Lapan-A2 memang dijadwalkan meluncur dengan menumpang roket PSLV-C23 yang mengangkut muatan utama satelit Astrosat milik India. 

Satelit Lapan-A2 juga akan diluncurkan ke orbit utama dekat ekuatorial. “Ini yang bikin kami tidak bisa mundur dan beralih ke Cina, karena hanya India yang bisa meluncurkan di dekat ekuator,” ujar Bambang. 

Penantian besar Lapan untuk menumpang roket milik India didasarkan pada keinginan untuk meluncurkan satelit di orbit ekuator yang memiliki frekuensi perlintasan sebanyak 14 kali. Selain itu, dana yang sudah dikeluarkan untuk meluncurkan satelit lewat roket milik India juga tergolong cukup besar.

 

“Kita sudah kontrak dengan India untuk dua kali peluncuran satelit dan sudah dibayar lunas. Biaya untuk dua satelit kira-kira US$ 300 ribu,” kata dia. (Baca: Di 2019, Satelit Canggih Milik Indonesia)

 

Kemampuan satelit Lapan-A2 sebenarnya tidak berbeda jauh dengan satelit pendahulunya. Tapi, satelit ini memiliki sensor lebih canggih yang dirancang khusus untuk mengemban tiga misi, yakni pengamatan bumi, pemantauan kapal, dan komunikasi radio amatir. Satelit berbentuk balok dengan dimensi 50x47x38 sentimeter yang dilengkapi sejumlah antena dan dua lensa serta akan mengorbit pada ketinggian 650 kilometer.

Satelit yang murni dirancang dan dibangun peneliti Lapan ini juga dilengkapi sensor Automatic Identification System (AIS) untuk mengenali kapal layar yang melintas di wilayah yang dilewati.

 

Bambang mengatakan, satelit Lapan-A2 dipastikan akan diluncurkan tahun ini dari Sriharikota, India. “Setelah Lapan-A2 meluncur, kami segera siapkan satelit Lapan-A3. Target kami mulai 2015 Indonesia sudah bisa punya satelit seperti SPOT. Jadi bertahap kemampuannya,” kata dia merujuk pada satelit canggih beresolusi tinggi milik Prancis itu.

ROSALINA

Filed under: Indonesia techno research education news

Show more