2012-07-26

Ini Keuntungan AirAsia Akuisisi Batavia Air

Arif Arianto – detikfinance

Kamis, 26/07/2012 12:52 WIB

Jakarta – Langkah maskapai penerbangan AirAsia yang mengakuisisi maskapai lokal Batavia Air dinilai sejumlah kalangan sebagai pertanda semakin menggiurkannya pangsa pasar transportasi udara di tanah air. Jumlah konsumen kelas menengah yang melonjak dan kondisi alam yang memungkinkan penerbangan pendek berbiaya murah sangat cocok dengan konsep bisnis AirAsia.

“Setidaknya ada tiga hal yang sangat menggiurkan dan menguntungkan bagi maskapai penyedia low cost flight,” tutur peneliti senior Pusat Studi Transportasi dan Logistik UGM Danang Parikesit, kepada detikFinance, Kamis (26/7/2012).

Pertama, menurut Danang adalah membaiknya perekonomian dan tersebarnya kegiatan bisnis di berbagai daerah di Indonesia. Hal itu membawa konsekuensi meningkatknya perekonomian setempat dan orang yang terlibat dalam kegiatan tersebut.

Kedua, membaiknya perekonomian juga membawa dampak bertambahnya jumlah kelas menengah Indonesia. Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, jumlah kelas menengah Indonesia bertambah 70 – 75 juta orang.

“Mereka itulah yang menjadi pasar potensial bagi penyedia transportasi udara, karena daya beli cukup kuat,” kata Danang.

Ketiga, infrastruktur transportasi darat dan laut di Indonesia saat ini dirasa masih belum memberikan kenyamanan bagi mobilitas masyarakat. Terlebih bagi kelompok masyarakat kelas menengah yang memiliki mobilitas yang sangat tinggi.

“Oleh karena itu, sangat beralasan bila AirAsia kemudian mengakuisisi Batavia Air,” ujar Danang.

Menurutnya, selama ini maskapai penerbangan asal Malaysia itu dikenal sebagai perusahaan yang fokus pada penerbangan berbiaya murah dan jangka pendek. Pada sisi lain, Batavia merupakan perusahaan yang telah melakukan operasional penerbangan dengan dua karakter itu.

“Sehingga, kalau mengakuisisi Batavia, Air Asia tidak perlu repot membangun infrastruktur. Karena Batavia sudah on the track,” jelas Danang.

Hanya, lanjutnya, Air Asia juga harus melakukan pembenahan beberapa sistem yang selama ini dijalani Batavia demi efisiensi biaya produksi. Sistem reservasi, sistem agensi tiket, operasional pesawat dan lain-lain.

Selama ini Air Asia menggunakan sistem reservasi yang sederhana, baik secara online atau bahkan melalui call center. Itu untuk penghematan. “Artinya Air Asia juga harus investasi teknologi atau membenahi yang sudah ada,” sebut Danang.

Sementara, menurut Dodi Raharjo, pengamat pemasaran Eternity Consulting, keuntungan yang diperoleh Air Asia mengakuisisi Batavia Air bukan hanya penghematan biaya pembangunan infrsatruktur semata. “Tetapi juga captive market yang selama ini dibangun Batavia,” kata dia.

Dodi menyebut, meski tak sebesar Garuda atau maskapai penerbangan lain, namun brand Batavia juga cukup dikenal dan memiliki pelanggan loyal. Selain berada di Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Batavia juga melayani penerbangan ke Sulawesi, Kalimantan serta Maluku, juga Papua.

Artinya, ujar Dodi, di jalur domestic dengan biaya murah, Batavia sudah memiliki pasar. Selain penerbangan ke luar seperti Malysia, Singapura, Timur Tengah dan Cina. “Inilah keuntungan yang didapat oleh air Asia,” kata dia.

Terlebih, selama ini frekwensi penggunaan pesawat di udara oleh maskapai penerbangan domestic, termasuk Batavia Air, masih relative kecil dibanding Air Asia. Rata-rata maskapai domestic 7 – 8 jam, sementara Air Asia 12 – 14 jam. Artinya masih banyak potensi bagi Air Asia. “Karena Air Asia telah membuktikan semakin lama pesawat dioperasikan, maka semakin efektif ongkos operasional. Batavia punya sekitar 33 Armada,” terang Dodi.

(dru/dru)

Filed under: Airlines, Corporate spotlight

Show more