2016-01-22

Author: RuKira Matsunori
Chapter: 2/3
Rating : T
Fandom : the GazettE
Pairing : Reita x Ruki , Aoi x Uruha (slight)
Genre : Gajeromance! Fantasy! Drama! Bandship! Switchgender?
Disclaimer : Ruki milik saia.....dan Reita (T▽T)
Warning : Gajebrot! Tapi ini fic serius!
Summary : Ruki mendapat hadiah dari orang tak dikenal di hari ulang tahunnya, yang bisa mengabulkan satu keinginan terpendamnya.
A/N : Saia juga gak ngerti kenapa jadi seperti ini? ⊙︿⊙ Tadinya mau post hari minggu tapi karena Tsu ngerecok waee Dx yoweslah.. .silahkan dibaca! Dan maaf kalo gagal (;∀;)(;ω;)

*****

“Yo!!” Uruha masuk ke dalam studio dengan sumringah, tak perduli wajah sang leader yang menyambutnya dengan datar. Uruha sudah terbiasa datang telat, tapi kali ini sangat keterlaluan telatnya, dan Kai berencana untuk menceramahinya..... ya, kalau si orang nomor satu tukang telat juga sudah datang, jadi seperti kata pepatah favoritnya, satu kali lempar batu dua burung tumbang.

“Kau diculik om-om mana dulu Uruha?” Reita mengambil bassnya.

“Ah tidak, aku hanya baru saja tertabrak truk, thanks sudah mengkhawatirkanku Ue-chan.” Uruha menggulir bola matanya malas. Sebagai orang yang telat 2 jam dia sungguh tidak tahu rasa bersalah.

“Kau tidak melihat Ruki? Susah sekali menghubunginya.” Keluh Kai.

Tentu, karena khusus hanya untuk nomornya saja Ruki tak memberi nada dering sama sekali alias disilent. Dan ketiga member gajet lainnya tahu, kecuali sang korban. Tentu saja.

“Apa dia mengontakmu dan membuat alasan ketelatannya sekarang? Terjebak macet lagi di kereta hah?” Tanya Kai dengan wajah yang masih menahan kejengkelan yang tak kan kunjung berkurang kalau belum melihat vocalist minisnya itu datang ke hadapannya dan mendapatkan ceramah sorenya.

Dan wajah Uruha mendadak kembali sumringah, “Ah! Ruki tidak memberi tahu kalian ha?” Tanya Uruha yang mendapat respon kerutan dahi dari para bandmates-nya. “Dia berlibur ke Hawaii sekarang jadi untuk beberapa hari ke depan, our precious chibi-vocalist IS not available.”

“APA?!!!” Tentu saja sang leader yang paling lantang menyuarakan kekagetannya.

“Apa?” Reita menoleh pada Uruha santai sambil membenarkan nosebandnya yang mendadak miring. Sementara Aoi hanya mengernyitkan dahinya.

“Apa maksudnya berlibur? Siapa yang mengatakan padanya ini waktunya liburan?! Dan kenapa dia tidak mengatakannya padaku?! Apa yang dipikirkannya sebenarnyaaaaa?!!” (*。>Д<)o゜

Aoi dan Reita hanya bisa menghela nafas, prihatin pada leader mereka yang udah mulai memegangi kepala dengan kedua tangannya dan mondar-mandir tak tentu arah tampak frustasi karena kelakuan vocalistnya yang sok-diva itu.

“Santai Kai~” Uruha menepuk-nepuk pundak Leadernya yang udah kayak balon ditusuk dan meletus kemana-mana. “Dia bilang dia akan latihan vocal juga di Hawaii, tenang saja.”

“Kalau begitu yang penting sekarang kita biarkan Ruki menikmati waktu berharganya selama dia masih bisa. Kita kan gak tahu sampai kapan usia seseorang,” Reita berusaha mencairkan suasana.

“Apa maksudmu?” Kai mendelik.

“Jadi kita gak usah latihan sekarang dan seterusnya sampai Ruki pulang.... Ya kan~? Ya kaaaan~?” (≧▽≦) Reita girang.

“Dalam mimpimu Reita,” Kai menekan hidung dibalik noseband bassistnya dengan stick.

“Oh, sial.”  ̄︿ ̄

“Kita akan dan harus latihan meski tanpa Ruki. Sekarang ambil kembali hidungmu aa maksudku bassmu Reita! Dan kau Uruha!” Instruksi Kai yang mendadak kembali ke leadersama-mode:on.

“Ah! Tunggu-tunggu guys! Aku punya sesuatu yang lebih menarik dari berita kaburnya vocalist kita ke Hawaii~”

Aoi, Reita dan Kai kembali mengernyitkan dahi mereka serempak menoleh pada Uruha.

“Chotto ne~ ” Uruha tersenyum mencurigakan sambil melenggang indah kembali ke pintu, “Nee~! Nee~! Masuklah Ruk—”

“Ruki?” Σ( ° △ °  ) Kai terkejut-kejut,

“Ouch!” Uruha refleks mengusap-usap kepalanya karena baru saja dilempari koin 100yen sebagai bentuk peringatan atas kesalahan mulutnya. “Aa....Kuri!” Uruha mengoreksi, “masuklah Kuri-san~!” Ajak Uruha yang kembali mendapat kerutan dahi dari ketiga teman bandnya sampai sesosok perempuan imut bergaya lolita dengan rambut pirang panjang bergelombang dengan rok mini mengembang(?) di atas lututnya menunjukan diri dari balik pintu dan melangkah masuk ke studio dan berdiri di samping Uruha.

Reita melongo.

“Selama beberapa hari Ruki akan absen, sebagai gantinya kita punya perempuan cantik di sini~♥. Dia ditugaskan Ruki untuk menjaga Koron selama dia tak ada di rumah, iya kan Kiru-san♥?”

“Kuri atau Kiru?” (・へ・) Aoi bingung.

“Ouch! Aw! Sorry-sorry, Kuri maksudku haha...” Uruha mengusap-usap lengannya yang baru saja dicubit vocalistnya yang udah berhenshin menjadi perempuan setengah jadi (karena jiwanya tetaplah si gagah Ruki) yang awalnya bahkan dia juga sulit untuk percaya. “Dia adalah sepupu Ruki,” Uruha memperkenalkan.

“Hajimemashite, Norimatsu Ri—Kuri desu! Yoroshiku Onegaishimasu,” Ruki membungkukan tubuhnya gugup. Dalam hati ia berkomat-kamit berdoa semoga teman-teman bandnya tak menyadari penyamarannya. Dan hampir saja barusan Ruki melakukan kesalahan dengan salah menyebutkan nama samarannya sendiri. Karena diperjanjian awal Uruha mengatakan nama "perempuannya" Riku. Kenapa tiba-tiba dia menggantinya jadi Kuri?

“Sepupu Ruki? Dia tidak pernah cerita punya sepupu semanis ini,” Aoi mengeluarkan jurus mautnya. Dan disebut manis oleh seorang Aoi membuat kepercayaan diri Ruki agak meninggi. Entah karena kemampuan me-makeup Uruha atau karena dirinya memang sudah cantik dari sonohnya, yang jelas Ruki jadi percaya diri bisa membuat Reita klepek-klepek. Bahkan sejak pertama dia masuk ke dalam studio tadi, Reita sudah terlihat terpesona melihatnya.

“Ah benar, kau tahu Uruha? Aku tidak pernah dengar dia cerita soal punya sepupu,” Reita melirik perempuan di samping Uruha sekilas kemudian beralih pada laki-laki jangkung di sampingnya.

“Aku juga baru tahu,” Uruha menggulir bola matanya ke arah Ruki.

“Aku... Aku sepupu jauh Ruki-kun haha...” Ruki tertawa canggung.

“Sepupu jauh?” Kai menaikan satu alisnya.

“Ya, jadi... Ruki-kun punya nenek dan neneknya itu punya adik dan adik nenek Ruki-kun itu punya anak—”

“Oh, jadi Kuri-san ini cucu dari adik neneknya Ruki?” (^-^)

“Aa bukan, sebenarnya aku anak temannya anak dari adik neneknya Ruki-kun, tapi aku diadopsi oleh anaknya adik neneknya Ruki-kun.” (^∇^)

“......................oh, (´・_・`) ok?”Kai mengangguk bingung. Uruha sweatdrop. “Yah, yang penting selamat datang. Yang berpenutup hidung itu Reita, kemudian di sampingnya adalah Aoi dan aku sendiri Kai. Kami di sini adalah teman-teman Ruki.” Sang leader tersenyum dengan begitu ramah. Jika saja Ruki adalah satu dari para perempuan lugu dan dungu di luaran sana dan baru pertama kali bertemu dengan Kai dan dimplenya itu mungkin ia sudah kejang-kejang kena ayan sekarang, namun Ruki sudah terlalu kenyang dan dipastikan tidak akan tergoda dengan senyuman dan dimple yang merupakan daya tarik andalan leadernya itu.

“Oh ayolah, dia sudah tahu sepupunya vocalist di band terkenal. Dia sudah sangat mengenal kita,” Uruha menggulir bola matanya malas.

“Naruhodo ne,” (^-^) Kai menganggukan kepalanya masih tersenyum. Entah kemana perginya kejengkelannya terhadap vocalist tidak bertanggung jawabnya.

“Sepertinya Kuri-san kebelet?” (・へ・) Ucap Aoi iseng. Tuan gurame hanya ingin sedikit menggoda perempuan di samping Uruha itu yang terlihat nervous menarik-narik ujung rok mini mengembang(?)nya terlihat tidak nyaman dengan keadaannya sendiri.

“Tidak, aku... aku hanya sangat senang bisa bertemu kalian, the GazettE hhe...” Ruki tersenyum canggung. Seorang idola harus berakting menjadi fangirl itu.... maha sesuatu.

“Oh ya bahkan dia fan berat the GazettE, dan masuk ke dalam club RWW.” Uruha menginformasikan.

“RWW?” Kai mengernyitkan dahinya.

“Reita's Wives World,” Uruha menggulir bola matanya malas. Ruki tersenyum maksa.

“Heh?” (⊙_⊙) Reita shock.

Memaaang, Ruki aslinya masuk juga ke grup facebook gaje itu dengan akun yang menyamar sebagai perempuan biasa, cuma untuk menstalk kegiatan para fangirl Reita yang mengaku-ngaku istrinya itu. Tapi Ruki tak berharap Uruha membawa-bawa hal itu dan lagipula darimana tuan paha itu tahu?

“Bukan member AWW? Ah sayang sekali,” Aoi berakting terluka dan berwajah sedih.

“Nah Kuri-san, kau adalah satu dari orang yang paling beruntung di dunia ini karena bisa melihat kami latihan di studio secara langsung. Jadi nikmatilah pengalaman berhargamu ini dan nikmati melihat idolamu itu memainkan bassnya sepuasmu~ fufu...” ucap Uruha iseng sambil melenggang mengambil gitarnya.

Ruki sedikit melirik Reita yang ternyata makhluk bernoseband itu juga tengah meliriknya. Ruki memberi Reita senyuman dan bassistnya itu balas tersenyum namun Ruki seakan bisa merasakan kecanggungannya. Ruki tahu Reita tidak bagus kalau urusannya berinteraksi dengan perempuan, dia selalu gugupan dan tegang saat bicara dengan perempuan, tapi itu dulu. Ruki pikir bassistnya itu sudah bisa mengatasi masalahnya yang satu itu?
Reita tampak mulai luwes dan santai-santai saja saat berinteraksi dengan perempuan sekarang, kecuali mungkin.... dengan perempuan yang disukainya?
Entah bagaimana rasanya Ruki semakin percaya diri dan percaya diri dengan keadaannya sekarang.
Terimakasih untuk Uruha...

**FLASHBACK:ON**

“..........”

“..........”

“Sepertinya aku salah pintu apato,” Uruha melengos.

“Tunggu! Tunggu! Uruha!!!”

“Jangan memanggilku! Aku tidak kenal laki-laki beroppai!” Uruha mengacungkan satu jarinya namun kemudian ia kembali menoleh, “suaramu?”

“Karena itu masuklah dan dengarkan penjelasanku!”

Selama beberapa saat Uruha tampak ragu. Laki-laki yang berdiri di ambang pintu itu jelas sekali penampakan dari vocalist chibinya, kecuali tonjolan asing di dadanya. Dan juga suaranya yang terdengar lebih lembut dan girly. Uruha jadi ragu apa dia benar Ruki? Semalam vocalistnya masih sehat walafiat sebagai seorang laki-laki sejati. Apa vocalistnya itu operasi transgender dalam semalam? Bahkan sampai suaranya juga? Dokter mana yang bisa melakukannya dalam waktu sesingkat itu?

Dan karena ingin mendapat pencerahan atas rasa penasarannya, akhirnya Uruha menurut untuk ikut masuk ke dalam apartment dan mendengarkan penjelasan Ruki yang sampai jungkir balik (secara literal) menjelaskan karena nyonya paha itu tak kunjung mengerti, bukan tak bisa, lebih tepatnya Uruha tampak tak mau mempercayai apa yang sudah jungkir balik Ruki jelaskan padanya.

Tentang kerang ajaib dan satu permintaan itu yang terlalu tidak masuk akal dan tidak realistis. Uruha hanya tidak bisa dengan mudah mempercayai omong-kosongistis dan bualanistis semacam itu. Dia bukan anak kecil lagi.

Towew! Towew!

Uruha menekan-nekan dada Ruki dengan telunjuknya. Kemudian ia memegangi dagu dengan satu tangannya sambil mengernyitkan dahi tampak berpikir, “itu asli?”

“SUDAH KUKATAKAN PADAMU!! KAU PIKIR INI MANGKUK AYAM!! ”

“Ok,” Uruha memangku kedua tangannya, “jadi setelah kau menari ubur-ubur... terus tidur, dan saat bangun kau sudah seperti ini?” Uruha mengangguk lemah, “dan apa itu menari ubur-ubur? Bisa kau peragakan sebagai contoh?” (눈▽눈) Nada Uruha mengejek.

“Tidak, terimakasih,” Ruki mendengus.

“Kau berani mengorbankan kegagah perkasaanmu hilang hanya karena Reita?”

Ruki menggulir bola matanya, “oke sorry soal itu, habisnya kupikir kerang aneh begitu bisa mengabulkan permintaan itu hal yang mustahil, kau juga berpikir begitu kan? Aku hanya ingin sedikit iseng saja. Lagipula bisa mendapatkan permintaan isengku terkabul begini antara senang dan tak senang tahu!”

“Kau iseng? Dan sedikit isengmu itu membuatmu menjadi seperti ini,” Uruha menunjuk dada Ruki, “mungkin sebaiknya secepatnya aku sebarkan pengumuman pada publik kalau Ruki vocalist the GazettE telah dikebumikan.”

“Apa kau bilang?”

“Itu lebih baik daripada the GazettE harus tercoreng karena band termanly dan terkeren ini punya vocalist yang transgender.”┐(´д‘)┌

“Siapa yang kau bilang transgender Paha?” Ruki menggeplak kepala gitarisnya dengan bantal sofa, “harus berapa kali kujelaskan padamu!? Ini hanya sementara! Aku pasti akan kembali menjadi manly Ruki setelah beberapa hari?”

“Kau yakin?”

“Tentu saja! Kau pikir aku mau berlama-lama seperti ini?!” (눈_눈)

“Baguslah, kalau kau tidak kembali menjadi laki-laki sampai jadwal world tour nanti, lupakan kau pernah mengenalku dan the GazettE!” ( ̄- ̄)

“Tentu!!! Aku pasti akan kembali menjadi laki-laki sejati!!” Meski Ruki sendiri tak terlalu yakin dan takut, tapi ia tak bisa membayangkan terus terperangkap dalam tubuh perempuan selamanya. Tidak ingin dan tidak akan!

Uruha menghela nafas, “baiklah, karena sudah terlanjur mau bagaimana lagi,” leader gitaris the GazettE itu menatap vocalist minisnya, “aku akan membantumu.”

“Su-sungguh?!”  Ruki berkaca-kaca.

“Katakan padaku apa yang kau inginkan dengan menjadi perempuan begini?”

Ruki sedikit menerawang ke langit-langit, “aku hanya...” Reita straight dan selalu membuatnya tersiksa dengan cinta bertepuk sebelah tangannya, Ruki hanya ingin bisa mengutarakan perasaannya tanpa harus ada yang rusak dan....Tunggu! Selama ini Reita selalu tak adil dengan tetap menjadi straight dengan inosennya setelah membuatnya bengkok dan menyimpang. Tiba-tiba ide licik memunculkan diri di otak kecil Ruki. Sudah menjadi perempuan begini, kenapa tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya saja? “Aku ingin membuat Reita jatuh cinta padaku, memohon-mohon cintaku namun dengan sadis dan bengisnya akan ku tolak muahahaha...”

“Walau dia tak berhidung, dia itu sahabatku tahu!” (T_T) Uruha prihatin, “dan lagi aku tidak tahu kau akan sedepresi ini menyukai Reita. Kau benar-benar cemburu Reita dekat dengan salah satu fangirlnya itu ya?” Wajah Uruha amat sangat memprihatinkan prihatin pada vocalistnya.

“Kau bilang akan membantuku kan? Tanpa perlu banyak komentar sekarang bantu saja aku menjalankan misiku ini!”

“Ok, sekarang kita susun rencana,” Uruha mendadak serius dan terbawa.

“Tapi sebelum itu, jadikan ini rahasia kita berdua Uruha. Aku hanya menghubungimu dan menceritakan semua ini padamu karena aku percaya padamu!” Karena Ruki pikir Uruha satu-satunya yang tahu perasaannya pada Reita, karena itu akan terasa lebih mudah terbuka dan jujur padanya di saat misi yang hendak dijalankan ini objek sasarannya adalah sahabat sejak kecilnya miss paha itu.

“Just count on me, Will you?”

Dan kedua makhluk itu mulai menyusun rencana bejad mereka untuk mengerjai Reita, membuatnya jatuh cinta pada Ruki versi cewek. Rencananya di mulai dari me-waxing kaki buntet vocalist the GazettE itu, dan meski awalnya Ruki keberatan, Uruha tetap memaksanya dengan rayuan "Reita tidak suka perempuan berbulu kaki~"hingga akhirnya Ruki menyerah.

“Apa kau memang sejak awal sudah berniat untuk transgender hah?” Ekspresi Uruha saat melihat banyak dress bahkan ada lingerie juga tergantung di lemari vocalistnya. Awalnya Uruha berniat untuk shopping dan membeli beberapa baju perempuan yang sedang trend saat ini, dan wig juga high heels! Tapi Ruki dengan berat hati mengatakan kalau mereka tidak perlu shopping. Dia tidak akan menjadi perempuan selamanya, bukankah sayang kalau harus berbelanja dan menghabiskan uang sementara ia punya beberapa yang mereka butuhkan di lemarinya?

“Itu dari fans tau!”

“Dan kenapa mereka harus memberimu semua dress dan baju loli ini? Dan..... lingerie?”

Ruki memainkan jari-jari telunjuknya malu-malu, “ano... mereka bilang, mereka sering berfantasi aku cross-dress saat...err kau tahu? Emm...”

“Bercinta dengan Reita?” Uruha mengangkat satu alisnya.

“JANGAN MENGATAKANNYA DENGAN ENTENG BEGITU!!” Entah bagaimana itu melukai hati sang chibi-vocalist.

“Dan kau menyimpan semua barang tak berguna ini bukan tanpa alasan pastinya?”

“Siapa tahu suatu saat akan berguna kan? Buktinya sekarang berguna,” Ruki sedikit mengembungkan pipinya.

“Bukan karena kau memang sudah ada niatan melakukan operasi transgender?”  Dan sebuah boxer melayang dengan indahnya dan nemplok di paras cantik gitaris the GazettE itu.

Dan meski dibumbui dengan kekacauan dan cekcokan, Uruha berhasil menyulap Ruki menjadi perempuan yang bahkan Ruki sendiri tak bisa mengenali dirinya sendiri saat melihat pantulan dirinya di cermin. Ia tak tahu jika ia menjadi wanita maka akan secantik itu, Ruki tak percaya. Tapi kemudian seringaian liciknya mengembang, dengan penampilannya yang sekarang bukan tidak mungkin Reita akan jatuh cinta dan bertekuk lutut padanya.

**FLASHBACK:OFF**

Ya, bukan tidak mungkin...
Kalau saja Kuri-san bisa bersikap lebih feminin, duduk dengan anggun di atas bangku layaknya perempuan yang benar-benar perempuan saat menonton Aoi, Uruha, Reita dan Kai bersiap untuk latihan mereka.

Ruki tak hentinya terpesona melihat bassist the GazettE itu yang berdiri dengan kerennya sambil menstrumming beberapa note di bassnya sampai akhirnya tiba waktu mereka memulai latihan. Ruki menyaksikan teman-teman bandnya beristrumental(?), meski terdengar agak aneh tanpa suaranya tapi Ruki menikmatinya hingga ia keasyikan dan tak sadar dengan cara duduknya. Ruki keasyikan memperhatikan bassist bernosebandnya. Dengan keadaannya saat ini, ia tak perlu takut dicurigai dan dianggap aneh kan? Walau melongo sambil senyum-senyum aneh melihat Reita bermain bass. Ia tak perlu hanya curi-curi pandang saja, sekarang Ruki bisa melihat kekerenan Reita -nya sepuasnya!

Tiba-tiba Ruki merasa Reita meliriknya, dan makhluk minis itu cepat-cepat melempar senyuman terimutnya membuat Reita sedikit terbengong dan kemudian makhluk bernoseband itu memalingkan wajahnya terlihat sedikit blushing. Bahkan Reita beberapa kali miss di awal latihan mereka membuat sang leader-sama menggetok kepalanya dengan stick, jengkel.

Melihat itu, seperti ada banyak balon yang meletus di dada Ruki, ia merasa menang. Ia merasa semakin dan semakin percaya diri akan membuat Reita memohon-mohon cintanya sebentar lagi. Sambil senyum-senyum mengerikan, masih dengan menyangga dagu dengan kedua telapak tangannya Ruki sengaja terus memandangi Reita untuk membuatnya lebih nervous. Sementara Uruha merasakan ada yang aneh menyadari Aoi sedikit terkikik di sampingnya dan Reita yang terlihat berusaha menahan tawa. Tuan paha itu segera mencuri pandang ke arah Ruki dan mendapati makhluk minis itu duduk dengan kedua kakinya terbuka lebar sambil menumpu'kan kedua sikut lengannya ke kedua lututnya dan menyangga dagunya dengan kedua telapak tangan sambil menatap Reita.

Uruha menganga.

Bukan, bukan tatapan najongnya pada Reita itu yang jadi masalah, tapi sikap duduknya yang tak elegan itu yang membuat sesuatu terintip.

“AHH KURI-SAN KECOAK! KECOAAAK!” Seru Uruha tiba-tiba.

“Heh!!” Ruki yang tengah khusyuk memperhatikan Reita dan mendengar seruan lantang Uruha tentu saja terkejut dan segera turun dari bangku, namun ketidak-terbiasaannya dengan highheels stiletto di kedua telapak kakinya membuat tubuhnya tak seimbang saat berdiri turun dari bangku hingga pantatnya kembali jatuh ke bangku sementara satu tangannya mencari sandaran namun ia tak menemukannya hingga hasil akhir dari itu adalah tragedi terjengkangnya tubuh buntet.

GUBRAK!!

Dan Uruha menepuk wajahnya sendiri, menyadari usahanya untuk menyembunyikan sesuatu di balik rok itu malah berbuah mempertontonkannya dengan cuma-cuma.
Ruki terjatuh dengan posisi tidak elit sama sekali untuk dilihat khalayak. Dan yang terpenting, dia adalah seorang perempuan dan fangirl yang sedang berusaha mendapatkan hati idolanya, dan terjengkang dari bangku menyebabkan rok mini mengembang(?)nya tersingkap dengan satu kaki terangkat menjuntai di bangku yang juga ikut terguling karena tragedi terjengkangnya ia, membuat supreme polkadotnya terekspos dengan mengenaskan di depan sang idola.

Dan Ruki akan mengurung dirinya di kamar berhari-hari sambil menangisi aib dan rasa malunya ini kalau saja ia termasuk salah satu dari perempuan-perempuan alay di luaran sana yang sedikit-sedikit patah hati berselfie di tepi jurang dengan caption, "selamat tinggal dear~ mungkin hanya dengan kematian rasa sakit darimu ini kan sirna" dan cemplung terjun payung sambil pake parasut. Tidak-tidak, Ruki tidak sealay itu. Makhluk minis itu cukup kuat dan tebal muka untuk melanjutkan hidupnya dan menyelesaikan misinya untuk mengklepek-klepekan hidung Reita.

Uruha segera menuju Ruki, membantunya berdiri dan menyeret perempuan baru jadi itu keluar studio, meninggalkan ketiga temannya yang masih shocking.

“Apa hanya aku yang melihat boxer dibalik rok mini itu? Apa mataku bermasalah? ” Kai menerawang jauh sementara Aoi terkikik sambil memegangi perutnya sedangkan Reita menepuk-nepuk tangannya di tengah bahak tawanya. Akhirnya tawa yang berusaha mereka tahan dapat terbebaskan setelah Uruha dan Kuri-san lenyap dari ruangan. Mereka masih punya hati, tak ingin menyakiti perasaan gadis polos itu dengan tertawa di depannya.

Reita mengusap air mata tawa yang sedikit menitik dari sudut mata sipitnya, “menarik he?”

“Ya, boxernya menarik,” canda Aoi. Sang gurame itu melirik pintu studio kemana Uruha menyeret sepupu Ruki tadi. Dan lagi... rasa cemburu itu datang melihat Uruha yang terlihat cukup dekat dengan perempuan itu. Aoi sedikit menghela nafas dan menunduk memetik-memetik senar gitarnya.

“Kalian tidak boleh begitu! Lupakan kita pernah melihat boxer itu! Kasian Kuri-san”

“Itu keahlianmu Kai! Buat kami yang punya daya ingat kuat ini tidaklah semudah itu,” sindir Reita. Aoi hanya menganggukan kepalanya menyetujui. “Cewek polkadot, huh?” Reita bergumam pada dirinya sendiri dengan sudut bibir yang mengembang.

“Kuri-san... tidak kah kalian pikir dia mirip dengan seseorang? Hmm... Tapi siapa ya?” Kai memegangi dagunya.

*****

“Kau benar-benar tidak anggun Nona Kuri-san!!” Uruha memangku kedua tangannya. “Apa kau sadar tadi cara dudukmu itu seperti apa hah?”

“Sorry, ok? meski tubuhku begini, jiwaku tetaplah sang manly Ruki!” Ruki menggulir bola matanya malas. “Lagipula aku cuma keasyikan memperhatikan Reita,” mendadak pipi Ruki berubah pink, “ugh, kau tahu! D-dia itu sangat menggemaskan!!! Saat dia sadar aku terus memperhatikannya, dia blushing dan memalingkan wajahnya seperti ini,” Ruki memeragakan Reita memalingkan wajahnya, “tidak kah kau berpikir dia sangat UKE??!!” ≧﹏≦

Uruha mendorong pipi vocalist chibinya itu jengkel, “Uke boxermu!! Dia blushing karena melihat supreme polkadotmu!”

“Apa??” Ruki kecewa, “Lalu tentang konsentrasinya yang hilang saat latihan?”

“Itu karena dia berusaha menahan tawa.” (T_T)

“Heeeeeeeehhhh??!!! Bukan karena gugup kuperhatikan?!!”

“Bukaaaann!!” (TOT)

Ruki berjongkok pundung.

“Dan kenapa kau pake boxerrrrrrr, Kuri-saaaaann?!!” Uruha greget.

“Ini masih musim dingin! Ok! Aku tidak biasa membiarkan pahaku kedinginan sepertimu!” Ruki mendelik.

“Kau pikir Reita akan jatuh cinta pada perempuan yang memakai boxer polkadot di dalam roknya?”

“Bukankah itu lebih baik daripada dia melihat seorang perempuan memakai ko*tut*or di dalam rok?!”

“Dan kenapa kau harus pake ko*tot*or sementara kau seorang perempuan sekarang?”

“KARENA AKU TIDAK PUNYA THE CHANG*tuuut* OK?! Kau pikir aku maniak pengoleksi underwear wanita?!”

“Katakan itu pada orang yang menyimpan lingerie di lemari pakaiannya,” Uruha ngerucutin bibirnya, menggulir bola matanya malas.

“Itu dari fan!”

“Oh~ whateverlah! Yang penting sepulang dari sini beli lah beberapa the chang*toot* ok?”

“Aku tidak butuh! Aku tidak akan begini selamanya Uruha!!”

“Apa kau tidak berpikir, bagaimana kalau tiba-tiba Reita membawamu ke love hotel dan dia melihatmu memakai ko*tuut*or dengan print-an close-up wajahnya di dalam rokmu, kau pikir itu pemandangan yang indah untuk dilihatnya?”

“AKU TIDAK PUNYA KO*toot*OR DENGAN GAMBAR WAJAH REITA!!”
Ok, memang sempat terbesit di hati kecil Ruki untuk mendesainya, tapi setelah beribu-ribu kali pertimbangan, rasanya agak mengerikan. “Lagipula aku... Aku tidak berpikir akan sampai sejauh itu dengan Reita,” Ruki manyun memain-mainkan jari telunjuknya.

“Alah muna—”

“Uru?” Aoi tiba-tiba nongol di pintu dari dalam studio. “Sedang apa kau? Kai mulai misuh-misuh tuh kau menghentikan latihan tiba-tiba.”

“Oh, ok, aku segera kembali. Tapi sebelum itu ada sedikit yang perlu ku diskusikan dengan Kudi-san.”

“Kudisan?” (・へ・)

“Kuri-Kuri!! Apa kau budeg Aoi? Aku bilang KURI-SAN!!”

Aoi tampak kebingungan mengangkat kedua bahunya lalu kembali masuk ke dalam studio sambil sedikit mengorek-orek lubang telinganya.

Uruha sedikit menghela nafas lega, jangan sampai teman-teman bandnya curiga karena dia terus-terusan salah menyebut nama samaran Ruki, “baiklah, sekarang dengarkan aku Bisul-san!”

“JANGAN SAMAKAN NAMAKU DENGAN PENYAKIT TAHUNANMU!!” Ruki nepsong.

“Nama samaranmu itu ribet tau! Kuri-Kiru-Riku.... tunggu! Kenapa semua nama itu terdiri dari empat hurup nama Ruki?” (・へ・)

“Ajaibnya kau baru sadar... Kau pikir siapa yang membuat nama-nama aneh itu hah?  Lagipula bukankah di awal kau bilang namaku Riku? Kenapa kau menggantinya jadi Kuri haaaah?!”(T▽T)

“Aku sedikit panik ok? Aku keceplosan! Tapi itu tidak penting! Yang penting adalah INI! Sepulang dari sini aku akan mengatur agar membuatmu pulang bersama Reita. Kau sangat ingin dibonceng di atas moge kesayangannya itu kan?”

“I-iya.”

“Diperjalanan pulang nanti mampirlah ke toko underwear bersama Reita untuk membeli the chang*tuut*.”

“Mengajak Reita untuk membeli the chang*toot*?! Lebih baik aku melompat dari motornya di tengah jalan,” Ruki menggulir bola matanya, jengkel dengan saran Uruha.

“Tapi bagaimana kalau saat pulang nanti bukannya dia mengantarkanmu ke rumah malah ke love hotel?” Σ( ° △ °|||)︴

“Tidak akan Uruhaaaaa!!!”

“Bagaimana bisa kau seyakin itu? Walau dia pesek, dia tetap laki-laki sejati !!”

“Karena aku tahu bagaimana dia kalau berhadapan dengan perempuan! Reita tidak akan selancang itu membawa perempuan yang baru dikenalnya beberapa jam ke love hotel. Dia tidak akan berani.”

“Benar juga, lagipula ketidak-femininan dan boxer polkadotmu itu pasti membuat Reita gak nafsu.”

Ruki hanya mendengus, walau sebenarnya ingin menyumpel mulut gitaris bebeknya itu dengan stilettonya.

“Baiklah, soal the chang*toot* kau bisa membelinya lain kali, yang penting kau harus memilikinya sebelum Reita membawamu ke love hotel.”

Bisakah miss paha itu berhenti membahas Love Hotel? Ruki sungguh merasa ia dan Reita tidak akan berakhir di tempat itu. Karena itu sedikit menyakitkan membahasnya.

“Yang lebih penting sekarang, belajarlah bersikap lebih feminin! Kau harus sadar diri sekarang, kau adalah perempuan!”

“Aku tahu.”

*****

“Kalau begitu kalian berdua berhati-hatilah! Dan jangan terlalu ngebut menjalankan motormu Ue!!”

“Siap ma'am!”

Uruha memelototi sahabat sejak kecilnya itu lalu beralih pada perempuan manis di sampingnya, “Selamat menikmati Kuri-san~♥” Uruha tersenyum sambil memberi Ruki Wink~ lalu melenggang menggusur Aoi dan Kai menuju ke mobil mereka masing-masing.

Latihan berjalan tanpa ada kekacauan setelah Uruha dan Ruki sedikit berdiskusi di luar studio. Ruki tidak duduk mengangkang(?) di bangku tapi dengan mendempetkan lututnya dan duduk dengan manis setelah itu. Makhluk minis itu bisa melihat teman-temannya berlatih selama beberapa jam dan karena ia menontonnya sebagai seorang fangirl, dari sudut pandang seorang penonton, Ruki akui teman-temannya memanglah keren, the GazettE bandnya... benar-benar band yang keren. Tapi yang lebih menyenangkan adalah bisa melihat Reita-nya full time memainkan bassnya. Bassistnya itu tidak terlalu banyak gaya saat bermain bass, dia selalu terlihat sederhana dan kalem dan percaya diri dan mempesona dan menggairahkan!!! Meski Reita hanya berdiri di sana, kepalanya sedikit tertunduk dengan sedikit gerakan kecil tubuhnya tapi itu sangat mengintimidasi. Ruki tak hentinya terkagum dan ia bahkan tak sadar tampang seperti apa yang ia tunjukan saat sedang asyik mengagumi Reita. Sampai tiba waktunya mereka mengakhiri latihannya, dan tanpa sadar Ruki bertepuk tangan membuat keempat bandmatesnya terbengong. Namun kemudian sang leader tersenyum dan mengucapkan terimakasih.

Dan di sinilah sekarang Ruki, berdiri di luar gedung kantor PSC bersama Reita setelah sebelumnya Uruha beralasan tak bisa mengantarkan Kuri-san dikarenakan ada keperluan mendadak dan ia memaksa Reita untuk menggantikan tugasnya mengantarkan sepupu palsu Ruki itu.

Reita sedikit mengusap-usap tengkuknya, “maaf aku tidak membawa mobil seperti yang lainnya karena... hha, aku—”

“Kau hanya sangat menyukai mengendarai motormu itu kan?” Ruki tersenyum. Ya, dia tahu itu, tentu saja.

“Ahah tepat! Bagaimana kau bisa tahu?”

“Kau lupa? Aku adalah anggota RWW!” Canda Ruki, tertawa kecil.

“Ahh serius? Ada grup seperti itu?”

“Ada. Buktinya aku adalah anggotanya.”

“Tapi... Kuri-san?” Reita menatap perempuan di sampingnya, namun beberapa saat kemudian memalingkan wajahnya kalah. “Kau tahu? Uruha atau Aoi lebih keren dariku, bahkan sepupumu Ruki... dia sangat mengagumkan bukan? Dan Kai, dia menggemaskan bukan? Kenapa......aku?” Reita sedikit memelankan suaranya di kata-kata terakhirnya.

“Karena menurutku kau lebih keren dari mereka Reita-kun!” Jawab Ruki semangat.

Reita sedikit menggaruk-garuk bawah pipinya malu-malu, “thanks...”

“Sama-sama~”

Sungguh! Bagi Ruki, Reita yang malu-malu itu lebih menggemaskan dari dimple Kai!! Melihatnya bersikap seimut itu membuat Ruki rasanya ingin menyerangnya membabi buta. Tapi ia menahannya. Ruki tak ingin Reita menganggapnya fangirl psikopat dan maniak, itu bukannya akan membuat Reita jatuh cinta malah membuatnya takut yang ada.

Reita sungguh sangat jauh berbeda saat di hadapan perempuan, sungguh sangat jauh berbeda dengan sikap konyol dan nyeleneh saat sedang di depannya (Ruki versi laki-laki) dan juga ketiga temannya yang lain, dan Ruki bersyukur bisa merasakan rasanya menjadi perempuan di depan bassistnya itu, hingga ia tahu kemanisan Reita.

“Kita berangkat?” Reita mengangkat helmnya.

“Hai!!” Jawab Ruki antusias.

Ruki sedikit terkejut saat Reita tak membiarkannya memakai helm sendiri. Bassistnya itu memakaikannya di kepalanya dan seperti ada banyak kupu-kupu berterbangan dari perutnya, Ruki benar-benar merasa seperti seorang gadis yang dibuat jatuh cinta untuk kesekian kalinya. Dan saat tubuh minisnya naik ke atas motor gede Reita, dan saat Reita menarik satu tangannya untuk berpegangan pada pinggangnya, saat itulah Ruki menyadari betapa berhutang budinya ia pada sang pengirim kerang ajaib itu. Ruki bersyukur bisa mendapatkan kerang ajaib itu hingga sekarang ia bisa duduk di belakang motor gede Reita dan memeluk pinggang bassistnya itu seperti yang selalu ia impikan.

Ruki semakin mengeratkan pelukan tangannya melingkari perut Reita saat bassistnya itu mulai menjalankan motornya. Dan Ruki bisa merasakan tubuh Reita seperti menegang saat ia melakukan itu. Sekali lagi..... Ruki pikir itu sangat menggemaskan!!!
Dan Ruki tak hentinya senyam-senyum di sepanjang perjalanan pulang. Hanya di saat ini Ruki berharap jalanan menuju apartmentnya macet total hingga ia bisa berlama-lama memeluk Reita di atas motornya. Tapi tidak. Jalanan aman, tertib dan lancar-lancar saja hingga Ruki hanya bisa merasakan keadaan yang seperti mimpi baginya itu cuma 15 menit.

“Arigatou ne Reita-kun~” ucap Ruki saat telah turun dari motor Reita. Mereka telah tiba di depan gedung apartment Ruki.

Reita hanya menganggukan kepalanya sambil mengacungkan jempol. Ruki tidak bisa melihat apa tuan noseband itu tersenyum atau tidak, karena Reita masih memakai helmnya.

Dan saat melihat Reita mulai melepaskan helmnya, Ruki ikut segera hendak melepaskan helm yang membungkus kepalanya itu namun tiba-tiba.......... ia mengurungkan niatnya.

Wignya lepas dan ikut terbawa saat ia berusaha melepaskan helmnya. Dan mungkin sekarang sudah berantakan di dalam sana. Itulah kenapa Ruki membatalkan diri untuk melepaskan helm itu. Dia tidak ingin Reita melihat wig yang dipakainya nyengsol(?)

“Beruntunglah kau Kuri-san. Kau satu-satunya perempuan yang bisa meninggali rumah The Diva Ruki,” canda Reita sambil tertawa kecil.

“Ahah...Ahahah,” Ruki tertawa maksa. Pikirannya masih pada wig.

“Tolong jangan katakan aku menyebutnya Diva, ok? Kalau dia tahu dia pasti akan memukulku...”

Ruki kembali tertawa maksa dan memukul lengan bassistnya itu sekuat tenaga.

“Ouh! Hei! Kau mewakilinya Kuri-san?”

Ruki hanya menjulurkan lidahnya membuat Reita kembali tertawa.

“.........”

“.........”

“Ee... Kau bisa kembali ke rumah Ruki sekarang.” Ucap Reita setelah mereka saling diam selama beberapa menit dan Kuri tidak beranjak dari tempat berdirinya sama sekali. Bahkan helm di kepalanya tidak kunjung ia lepaskan. “Kuri-san?”

“Heh? Aa i-iya ano...” Ruki sedikit cengir, “Bisakah aku membawa helm ini ke rumah?” tanya perempuan(?) manis itu sambil menunjuk helm di kepalanya tampak ragu.

“He?”

“Itu... Aku, aku sangat suka helm Reita-kun!!! Ini pertama kalinya aku memakai helm idolaku sendiri! Aku sangat senang. Tapi ... kalau- kalau tidak boleh, aku pinjam satu hariiii saja ke rumah, tidak apa?”
Ruki tahu dari ekspresi wajah Reita, kalau ia sudah mengatakan sesuatu yang benar-benar konyol.

“Tidak, kau boleh membawanya Kuri-san,” Reita berusaha tersenyum, “tapi setidaknya dilepas dulu ya!” Reita mengulurkan kedua tangannya untuk meraih helm di kepala Ruki dan membantu melepaskannya.

“Ah tidak-tidak! Tidak-apa. Aku suka helm Reita-kun! Ini benar-benar nyaman dan trendy haha...” Ruki tertawa garing.

Trendy?

“..................ok,” Reita tampak mulai bingung.

“Terimakasih banyak! Ka-kalau begitu aku masuk?” Ruki cengir menunjuk gedung apartment di belakangnya dengan ibu jari.

“....................ok?”

“Kalau begitu hati-hati di perjalanan pulang Reita-kun! Jaa na~”

Reita mengangkat satu tangannya membalas dadah-an Kuri yang kini berjalan ke pintu masuk gedung apartment Ruki dengan helmnya di kepala perempuan itu.

Ee......
Serius?
Dia akan memakai helm itu sampai ke apartment Ruki di lantai 20?!

“Wow! Benar-benar perempuan yang unik?”

**TBC**

Maaf hhu...

Show more