http://www.republika.co.id/berita/g...oh0qmc328-mengapa-telur-kalkun-jarang-dimakan
22 November 2016
Menjelang Natal daging kalkun dijadikan hidangan utama perayaan Thanksgiving. Daging kalkun merupakan salah satu sumber protein yang baik dengan rasa yang tidak kalah lezat.
Unggas umumnya disukai bukan hanya dagingnya tapi juga telurnya. Bebek dan ayam memiliki telur yang rasanya disukai. Tapi memakan telur kalkun, rasanya belum pernah didengar bukan?
Telur kalkun berukuran sangat besar. Rata-rata besarnya 50 persen lebih dibanding telur ayam. Dengan kadar kalori dua kali lebih tinggi dan kandungan lemak yang juga lebih tinggi bahkan mendekati empat kali kadar kolesterol telur ayam biasa.
Telur tersebut sangat terkenal dan biasa digunakan untuk omelet. Dan menjadi salah satu menu paling tersohor di restoran Delmonico, New York, sampai akhir tahun 1800.
Di luar itu melahap telur kalkun tergolong tidak biasa. Telur kalkun termasuk mahal. Kalkun ukurannya lebih besar dari ayam. Jadi mereka memiliki tempat yang lebih dan porsi makanan yang lebih besar. Seperti dikabarkan Modern Farmer, kalkun hanya bertelur dua telur setiap minggu. Dibandingkan dengan seekor ayam yang produksi hampir setiap hari. Faktor ini yang membuat telur kalkun dijual seharga dua dolar Amerika sampai tiga dolar Amerika per butir, dilansir dari Fox News.
Seperti dikabarkan Rodale's OrganicLife, akhir tahun lalu telur kalkun masuk daftar tujuh telur yang harus dimakan selain telur bebek, burung puyuh, unta, angsa, burung besar (emu), ayam heirloom, dan lainnya. Bukan hanya telur-telur ini kaya dan lebih creamy, tapi cangkang telur juga berbintik. Misalnya telur puyuh.