2013-12-07



Hewan peliharaan seperti kucing relatif bersahabat pada majikan yang memeliharanya, tapi terkadang hewan peliharaan ini juga bisa menggigit. Meskipun anjing diketahui lebih sering menggigit, gigitan kucing justru lebih mungkin menimbulkan infeksi.

"Belum pernah ada laporan, kecuali di beberapa negara lain seperti di Amerika Serikat dan negara lain. Penyebabnya orang yang pelihara kucing tergigit dan ada bakteri Bartonella henselae yang masuk ke tubuhnya," ujar drh Wiwiek Bagja selaku Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PB PDHI), saat dihubungi dan ditulis pada Rabu (4/12/2013).

Demam kucing diketahui disebabkan oleh infeksi ringan pada luka bekas cakaran atau gigitan kucing oleh bakteri Bartonella henselae. Gejala yang muncul meliputi pembengkakan kelenjar getah bening, demam, sakit kepala, nafsu makan berkurang dan kelelahan.

"Orang yang tergigit bisa dikatakan terinfeksi jika kemudian demam menggigil dan mengalami bengkak di leher. Kalau dikira flu biasa terus enggak ditangani ya bisa meninggal," lanjutnya.

Selain melalui gigitan, demam kucing juga bisa muncul jika misalnya si majikan memiliki luka dan kemudian dijilat oleh kucing peliharaannya. Oleh sebab itu, sebaiknya segera cuci bekas luka dengan air dan sabun jika memang tercakar atau tergigit.

Sementara itu, drh Olan Sebastian, MM, membenarkan bahwa digigit kucing bisa menimbulkan enzim yang kemudian membuat badan menjadi demam. Namun menurutnya bakteri Bartonella henselae sendiri justru tidak terlalu berbahaya bagi tubuh.

"Efeknya cuma panas aja, dikasih antibiotik atau obat penurun panas juga sudah pulih. Yang penting kalau digigit kucing segera cuci tangan menggunakan air dan sabun, lalu gunakan obat antiseptik atau rivanol," lanjut drh Olan, yang merupakan salah seorang anggota Ikatan Alumni Kedokteran Hewan IPB.

Show more