2014-07-26

Hari pertama bekerja tentu mendebarkan bagi sebagian orang, sama seperti Linda, gadis 22 tahun yang baru saja bergabung dengan perusahaan yang cukup besar didaerah barat Jakarta. Masih teringat proses wawancara satu minggu yang lalu bersama Pak David yang agak berbeda dengan wawancara kerja yang pernah dijalaninya, Pak David, atasannya saat ini begitu santai dan mampu membuat Linda merasa nyaman untuk membuka diri serta menjawab pertanyaan yang diajukan tanpa merasa gugup.

"Hi Linda, selamat datang, semoga kamu betah...", ujar Pak David pagi tadi dengan senyum ramah namun dengan raut muka yang tetap tegas. Pak David sendiri baru berusia 33 tahun dan karirnya cukup melesat dalam beberapa tahun terakhir, dia sudah memiliki istri dan satu anak berusia 3 tahunan. Pembawaannya yang santai dan kasual membuat sebagian orang berpikir dia masih berusia 27 tahunan dan single, apalagi dia tidak sungkan-sungkan bersosialisasi dengan bawahannya yang masih cukup muda-muda.

Linda sibuk menata meja kerjanya setelah hampir setengah harian berkeliling dan mendapatkan induction dari HRD, dia duduk bersama sekitar 4 orang admin lainnya dalam satu ruangan. "Linda, dipanggil Pak David ke ruangan", ujar Heru rekan sekerjanya yang baru saja menghadap Pak David.

"Permisi pak...", kata Linda sambil mengetuk pelan pintu ruangan Pak David

"Oh ya, silahkan masuk..."

Setelah mempersilahkan Linda duduk, Pak David menatap wajah manis Linda yang membuatnya betah berlama-lama mewancarai gadis itu seminggu yang lalu. Linda tidak terlalu tinggi, mungkin hanya sedagu Pak David ketika berdiri, namun gadis berambut ikal sebahu dengan payudara yang tak seberapa besar itu memang tidak membosankan untuk dipandangi.

"Saya akan jelaskan beberapa detail proses yang ada disini, kamu lebih baik catet, nanti saya berikan juga softcopynya untuk kamu pelajari...", ujar Pak David dengan mimik muka serius

"Baik pak...", jawab Linda sambil mengeluarkan catatannya

Selanjutnya Pak David menerangkan proses kerja seperti seorang dosen sambil mencari kata-kata yang mudah dimengerti tanpa embel-embel bahasa tinggi yang lazim digunakan para atasan yang ingin terlihat lebih pintar dihadapan bawahannya, hal itu membuat Linda cepat memahami dan bahkan tidak terlalu tegang mengingat hari itu adalah hari pertamanya bekerja.

"Okay, kamu sudah catet kan? Nanti saya kirim softcopynya via email...jgn sungkan-sungkan komunikasi ke saya kalau ada kesulitan ya...", kata Pak David mengakhiri penjelasannya sambil tersenyum.

Linda lega dapat mengakhiri hari pertamanya bekerja dengan perasaan menyenangkan, dia merasa yakin bahwa dirinya akan betah bekerja dibawah asuhan Pak David sebagai atasannya.

Seminggu berlalu tanpa disadari, hampir setiap hari Pak David memanggil Linda ke ruangan atau menghampirinya langsung untuk memastikan dia bisa langsung tune in dengan pekerjaannya, dibalik itu, Pak David sendiri senang dengan sifat riang dan kemauan belajar Linda yang cukup tinggi.

"Kamu pulang ke Bogor hari ini?...", tanya Pak David tiba-tiba sambil menandatangi report yang Linda biasa buat setiap sore.

"Enggak Pak, mau di kos aja...mungkin minggu depan ke Bogornya"

"Oooh, anak-anak ngajak karaoke tuh, biasa hari Jumat...saya agak males tp kayaknya boleh juga, kamu mau ikut?", tanya Pak David lagi.

"Uhmm...boleh Pak, saya ngikut aja...", jawab Linda sambil mengambil report yang sudah ditandatangani Pak David.

(Usai jam kerja)

"Linda, kamu ikut saya aja...", panggil Pak David saat melihat Linda di parkiran hendak berboncengan motor dengan Nita teman satu ruangan kerjanya. Kos Linda tak seberapa jauh dari kantor dan memang dia belum terpikir untuk membawa motornya dari Bogor yang dulu biasa dipakainya pergi kuliah. Linda sebenarnya merasa tak enak hati menumpang mobil Pak David, apalagi tiga rekannya naik motor masing-masing karena hendak langsung pulang setelah selesai karaoke, namun dia juga tak kuasa menolak atasannya itu.

Selama perjalanan Pak David tak banyak berbicara dan hanya sesekali menanyakan mengenai keluarga Linda di Bogor, Linda sendiri agak sungkan untuk memulai pembicaraan dan apalagi kekasihnya beberapa kali mengirim sms menanyakan kabarnya, mengingat selepas lulus kuliah mereka menjalani LDR karena kekasihnya mendapat pekerjaan di luar pulau.

"Nah sampai kita, anak-anak udah didalam kayaknya...yuk...", ajak Pak David sambil mematikan mesin mobil dan menatap Linda yang masih sibuk balas sms.

Linda tak terlalu suka karaoke sebenarnya, selain tidak suka bernyanyi, dia juga tidak pede dengan suaranya sendiri. Pak David mengambil giliran pertama bernyanyi setelah menengguk bir hitam yang dipesannya, suaranya ternyata cukup lumayan dan diakhir lagu rekan-rekannya bertepuk tangan melihat score yang didapat atasannya itu.

"Kamu mau nyanyi apa Linda?", tanya Pak David yang duduk di sebelah kanan Linda.

"Uhmm enggak Pak, saya penikmat aja...ga bisa nyanyi Pak...", kata Linda sambil tersenyum manis membuat Pak David dalam hati ingin melumat bibir mungilnya.

Selanjutnya rekan-rekannya bergantian bernyanyi sambil sesekali diiringi gelak tawa dan goyangan lucu Heru yang memang paling konyol dalam kelompok itu, Linda beberapa kali dipaksa bernyanyi namun pendiriannya tetap teguh sehingga Pak David sendiri menyerah. Duduk berdekatan dengan Pak David membuat Linda sedikit kikuk, apalagi sofa dalam ruangan tersebut tidak terlalu besar, sesekali lengannya bergesekan dengan lengan Pak David, namun anehnya dibalik rasa kikuk itu Linda justru merasakan sesuatu yang biasa dirasakannya ketika sedang duduk berdekatan dengan kekasihnya.

"Kok melamun Linda? Mau pulang?", kata Pak David membuyarkan lamunan Linda yang tiba-tiba teringat kekasihnya.

"Ehh..ehmm, enggak Pak...lagi mikirin report yang td belum selesai...", dalih Linda sambil tersenyum.

"Ahh kamu ini bikin alasan aja, bentar lg selesai kok ini...", ujar Pak David spontan sambil menempelkan bahunya ke tubuh hangat Linda yang membuat Linda salah tingkah, namun entah mengapa dalam hati dia ingin merasakan kehangatan lebih dari sosok Pak David yang dianggapnya begitu dewasa dan sukses di usianya yang terbilang masih muda.

Beberapa saat kemudian acara karaoke berakhir, anak-anak berusaha patungan namun Pak David langsung menyuruh mereka menyimpan uangnya kembali dan membayarkannya..."Ga usah pd sok patungan deh...mentang-mentang ada orang baru hehe...", ledek Pak David ke rekan-rekan sekerja Linda yang hanya senyam senyum saja.

"Saya sama Nita saja Pak pulangnya...", kata Linda merasa tak enak hati.

"Loh kenapa? Saya antar aja, lagian Nita rumahnya ga searah, kalau saya sekalian lewat...udah gpp, yukkk...", ujar Pak David sambil memegang bahu Linda mengajaknya berlalu ke parkiran.

Part 2

Dalam perjalanan pulang Pak David memulai obrolan ringan menanyakan seputar kesukaan dan hobi Linda, Linda yang senang travelling bercerita dengan semangat pengalaman backpakernya ke beberapa tempat di Indonesia, sedangkan Pak David mendengarkannya dengan baik sambil menyetir kendaraan.

"Wah jadi kepengen juga jalan-jalan, semenjak bekerja sudah jarang saya jalan-jalan begitu...terlalu fokus ke pekerjaan...ngantuk ya?", ujar Pak David sambil mencuri pandang ke wajah manis Linda yang tampak mulai layu karena mengantuk.

"Eh iya Pak...saya jarang keluar malam, paling sampe kos langsung tidur nih...", jawab Linda sambil sesekali melirik hape-nya yang dipenuhi sms dari kekasihnya yang belum sempat dibalas karena sinyal yang kurang baik dalam ruang karaoke tadi.

Sesampai di kos Linda segera bergegas turun dari mobil sambil mengucapkan terima kasih, Pak David tadinya hendak mengantarkan Linda hingga depan pintu gerbang namun Linda menolak dengan halus karena tidak enak sudah menyusahkan atasannya itu. Sambil berlari kecil, mengingat malam itu hujan rintik, Linda menuju gerbang kos dan segera berlalu menuju kamarnya di lantai 2. Tak berapa lama meninggalkan kos Linda, Pak David menoleh ke kursi bekas Linda duduk di depan dan ternyata mendapati hape Linda yang tertinggal! "Duh anak ini, kok bisa ketinggalan hapenya...mana besok weekend..", pikir Pak David dalam hati sambil memutar balik mobilnya ditengah hujan yang mulai turun deras.

Tiba di depan kos Linda, Pak David mencari payung yang biasa ditaruhnya didalam mobil..."Shit, mana ini payungnya...", umpatnya dalam hati dan tetap tak mendapati payung yang dicari. Dengan rasa kesal dia bergegas keluar membuka gerbang kos dan memasukkan mobilnya ke dalam, pakaiannya basah terkena siraman hujan dan setelah memarkirkan mobilnya dia cepat-cepat keluar menutup gerbang dan berlalu ke lantai 2 dengan langkah cepat. Di lantai 2 dia sempat bingung mencari kamar Linda, namun tak sengaja dia melihat sepatu yang dikenakan Linda hari itu didepan sebuah kamar...walau agak ragu, Pak David memberanikan diri mengetuk pelan kamar itu.

Linda sedang bersiap tidur sambil mencari hapenya dalam kamar saat mendengar suara ketukan di pintu kamarnya, dia sedang mengenakan kemeja lengan panjang biru yang digulung bagian lengannya tanpa bawahan, hanya cd yang melekat dengan kemeja yang menutupi hingga setengah bagian paha mulusnya. Pelan-pelan dia membuka pintu tanpa membuka seluruhnya dan mengintip keluar..."Ya..siapa ya?...", katanya pelan dan kaget mendapati Pak David yang basah kuyup memegang hapenya.

"Ini hapemu ketinggalan, takutnya kamu butuh makanya saya antarkan langsung...", kata Pak David dengan wajah basah terkena siraman hujan.

"Duh Pak, kok repot-repot...bentar Pak...uhmm...masuk dulu Pak", ujar Linda kikuk dan tak menyadari dirinya yang hanya terbalut kemeja lengan panjang dan cd, dia juga tak mengenakan bh seperti biasanya sebelum tidur, sehingga puting susunya yang mengeras karena dinginnya ac tercetak dibalik kemejanya.

Awalnya Pak David tak menyadari hal itu, namun saat Linda berlalu mengambilkan handuk dipojok kamar dekat kamar mandi, dia menatap lekukan indah tubuh Linda dan mulusnya paha serta betis bawahannya itu...penisnya mengeras, namun dia berusaha menahan diri. Linda menghampiri Pak David memberikan handuk miliknya, puting susu payudara mungilnya terlihat sebagai dua tonjolan kecil yang menggemaskan, Pak David tak mampu lagi menahan diri....dia menarik Linda serta memeluknya sambil mendaratkan ciuman dibibir manis bawahannya itu! Linda tersentak kaget, namun tubuhnya merasakan kehangatan dalam pelukan tubuh tinggi Pak David yang merangkul erat pinggang dan punggungnya...bibirnya tak kuasa menahan lumatan lembut Pak David...Linda hanya terpejam, dalam hati berusaha meronta namun tubuhnya seperti tersihir membiarkan dipeluk erat atasannya itu.

"Uffhhmm...Pakkk...", desah Linda saat Pak David menciumi bagian leher dekat cuping telinganya.

Tiba-tiba Pak David membalik tubuh Linda dan memeluknya dari belakang, tangannya mengusap-usap perut Linda yang begitu hangat sambil bibirnya menciumi tengkuk Linda yang dipenuhi bulu-bulu halus serta terbuka bebas karena rambut ikal sebahunya sedang diikat. Tangan Linda memegang tangan Pak David yang mengusapi perutnya, terasa geli namun penuh sensasi kenikmati sehingga bulu kuduknya meremang...."Kamu manis sekali Linda...", kata Pak David setengah mendesah sambil menciumi bagian leher belakang Linda.

Linda mengenal seks saat semester keempat kuliah, saat itu Frans kekasihnya saat ini dengan penuh nafsu menggebu menelanjangi dirinya serta menggesekkan penisnya ke bagian kemaluannya hingga ejakulasi...itulah petting pertamanya, dia sendiri tidak mengalami orgasme dan sepertinya Frans begitu egois hanya menuntaskan nafsunya seorang diri. Setelah kejadian petting pertamanya, Frans semakin sering menelanjangi Linda untuk sekedar mencumbu tubuh telanjangnya atau menggesekkan penisnya ke bagian kemaluan Linda atau payudara mungilnya hingga ejakulasi, dia sendiri seringkali belum mendapatkan orgasmenya. Baru di semester keenam Linda merasakan sakit dan nikmatnya penis panjang Frans merangsek masuk lubang vaginanya, hari itu dia menangis karena kehilangan keperawanannya namun hari itu juga dia merasakan nikmatnya orgasme beberapa kali hingga terkulai lemas hingga keesokan harinya. Hubungan mereka semakin erat sejak pengalaman seks pertama bagi keduanya, dan bahkan tak terhitung sudah berapa kali mereka melakukannya sampai keduanya disibukkan skripsi dan Frans harus pergi keluar pulau untuk mengejar impiannya kerja di pertambangan.

Tangan Pak David mulai menyentuh dan mengusap tepat dibagian bawah payudara mungil Linda dari luar kemejanya, puting susunya menegang keras..."Saya boleh pegang teteknya?...", tanya Pak David pelan sambil terus merangsang Linda dengan kecupan-kecupan lembut di sekitar bagian belakang telinganya.

Linda tak menjawab dan buat Pak David itu adalah tanda setuju, kedua tangannya mendekap lembut kedua payudara mungil Linda yang hanya tertutupi kemeja berbahan halus, telapak tangannya dapat merasakan kerasnya puting susu Linda yang menegang. Linda sendiri hanya mendesah pelan sambil merasakan tonjolan keras dibagian atas pinggulnya yang menggesek kesana kemari, penis Pak David sudah menegang keras namun masih terkungkung dalam balutan cd dan celana kain yang dikenakannya. Usapan lembut pada kedua payudara Linda pelan-pelan berubah menjadi remasan-remasan, rupanya Pak David tak tahan dan gemas dengan payudara mungil Linda yang kencang, dia seperti ingin memeras kedua payudara itu sehingga Linda merintih pelan..."Sshhh...ahhh...pelan-pelan Pak...sakit teteknya...".

"Handukin saya Linda...", pinta Pak David pelan setelah dengan cepat memutar balik tubuh Linda dan mengecup keningnya.

Setelah menerima handuk yang diberikannya ke Pak David tadi, Linda membuka kancing kemeja Pak David yang basah kuyup satu per satu, dia tak berani menatap wajah Pak David, entah malu atau ingin melihat dada bidang atasannya itu. Kancing kemeja Pak David telah terbuka seluruhnya, dengan sopan dan pelan Linda melepaskan kemeja yang basah kuyup itu dari tubuh Pak David, dia segera menghanduki tubuh atasannya yang basah siraman air hujan. Pak David sendiri hanya berdiri mematung sambil menatap wajah Linda yang tersipu malu dan menikmati usapan lembut Linda menggunakan handuk yang biasa digunakannya..."Sudah Pak...", kata Linda selesai mengeringkan bahu Pak David.

"Bagian bawahnya masih basah...kok ga sekalian...", kata Pak David menggoda.

"Uhmm tapi Pak...uhhhmmm...", Linda begitu serba salah dalam situasi itu, hujan keras disertai suara petir menjadi latar keberadaan mereka berdua dalam kamar itu.

Pak David tahu Linda sungkan dan malu membuka celana yang dikenakannya, sambil tersenyum menatap Linda yang tertunduk sambil menggenggam handuk, Pak David membuka ikat pinggang serta celana kainnya, dia meloloskan celana kainnya begitu saja hingga hanya mengenakan cd. Linda sempat membuang muka malu menatap bagian bawah atasannya yang setengah telanjang, sesaat dia beradu pandang dengan Pak David...."Bapak handukin sendiri aja ya...", kata Linda yang tak dijawab oleh Pak David yang malah meloloskan cdnya sehingga penis besarnya mengacung tegak dihadapan Linda.

"Uhhmmm saya...malu Pak...bapak handukin sendiri aja ya...", kata Linda lagi dengan berusaha tak melihat batang kejantanan Pak David yang sekilas lebih besar diameternya dari milik Frans.

"Kamu belum pernah liat 'punya' laki-laki?...", tanya Pak David menatap lembut Linda yang terlihat kikuk.

"Mmm...beeluumm Pak..iyah..belumm..", kata Linda berusaha menutupi yang sebenarnya, namun Pak David tahu Linda tak berkata sejujurnya, dia meraih tangan Linda yang menggenggam handuk dan menuntunnya menghanduki batang penisnya yang mengacung tegak.

"Nanti masuk angin 'punya' bapak...dihanduki sampe kering yahh..", goda Pak David sambil mencium kening Linda.

Awalnya Linda hanya menuruti tangan Pak David yang menuntunnya menghanduki batang kejantanan atasannya itu, namun selanjutnya dia mulai melakukannya sendiri sambil menghanduki bagian paha dan betis Pak David, Linda berlutut dengan pandangan penis tegak yang mengacung tepat diwajahnya....tiba-tiba tangan Pak David memegang kepalanya dan mengarahkan mulut Linda tepat didepan kepala penis yang berwarna kemerahan itu..."Tolong hisapin sayang...", pinta Pak David dengan panggilan 'sayang' yang tak mampu menahan diri lagi.

Dengan mata terpejam, Linda membuka mulutnya sambil membayangkan ketika dirinya pertama kali diminta menghisap penis Frans didalam bioskop, Linda melumatinya perlahan kepala penis itu namun tidak berani memasukkannya lebih dalam ke mulutnya. Pak David seperti menyadari bahwa Linda mungkin tak nyaman atau tidak terbiasa menghisap penis laki-laki, dia mengangkat Linda berdiri....lalu membuka kancing kemejanya satu persatu dan disibakkannya sehingga kedua payudara mungil menggemaskan itu terpampang jelas dihadapannya.

Pak David menikmati pemandangan indah itu sesaat dan kemudian berusaha meloloskan cd berenda yang dikenakan Linda..."Uhmmm...jangan Pak....jangann...", pinta Linda tiba-tiba. Pak David tak ingin memaksa, akhirnya dia merebahkan Linda ke tempat tidur dan mulai mencumbui tubuh bawahannya itu dengan lembut mulai betis hingga naik ke bagian perut dan payudaranya. Dibagian payudara mungil Linda, Pak David menciumi daerah sekitar puting susu Linda untuk menggoda birahi Linda..."Sshh..uhmm..Pakkk...m mm...", desah Linda tak karuan. Begitu mengetahui Linda tak dapat menahan birahinya, Pak David segera melumat puting susu Linda bergantian dan menggigitinya perlahan...dia tahu sebentar lagi Linda akan membuka cdnya tanpa paksaan.

"Kenapa sayang?...", tanya Pak David menggoda saat tubuh Linda menggelinjang sambil kedua pahanya bergerak tak karuan. Sebelum Linda sempat menjawab, Pak David kembali berusaha membuka cd Linda dan kali ini tangan Linda turut membantu meloloskannya.

Kemaluan Linda begitu indah dengan bulu tipis yang baru beberapa hari dicukur, Pak David tak ingin membuang waktu dan segera membuka lebar kedua paha Linda dan menggesekkan penisnya. "Pakkkk...uhmmm...geliii.. .", erang Linda saat puting susunya kembali dilahap dan klitorisnya tergeseki kepala penis Pak David.

"Mau dimasukin sayang?...", tanya Pak David memastikan apa yang dilakukan berikutnya bukanlah paksaan.

"Uuffhhmmm..he eh....", erang Linda sambil sedikit menganggukkan kepalanya tanda setuju. Selintas Linda teringat saat Frans memaksa memasukkan penisnya saat sedang petting waktu kuliah semester enam dulu, Linda sempat berontak dan kaget, namun dia tak berdaya menghadapi nafsu kekasihnya yang sudah membumbung tinggi dan membiarkan lubang vaginanya terkoyak untuk pertama kalinya.

Pelan-pelan Pak David mendorong penisnya masuk ke dalam lubang vagina Linda, dia takmau membuat Linda tak nyaman atau kesakitan..."Arrgghh sempit sekali memek kamu sayang...", erang Pak David yang baru memasukkan kepala penisnya. Lubang vagina Linda mencengkram kuat penis Pak David yang mulai masuk seluruhnya, Linda mengerang tertahan sementara Pak David membiarkannya sesaat agar terbiasa...lalu dia mulai menggenjotnya dengan ritme pelan sambil menatap wajah manis Linda yang menatapnya sayu kenikmatan.

Suara petir menyambar diluar kos, dua insan yang melakukan hubungan terlarang itu masih asyik bergumul dengan rintihan dan erangan kenikmatan, Pak David merasakan sensasi yang luar biasa merasakan lubang vagina bawahannya yang masih sangat sempit itu, penisnya terasa geli dan ngilu merasakan pijatan dinding vagina Linda.

"Ssshhh...arrgghhh Pakkk..", erang Linda menggelinjang saat mencapai orgasmenya.

Pak David yang sadar malam semakin larut segera memompa lubang vagina Linda dengan cepat sambil mengulum bibir manis Linda, dan tiba-tiba dia mencabut penisnya, menggenggamnya kuat serta mengarahkan ke perut mulus Linda sambil memuncratkan cairan hangat sperma berkali-kali hingga tetesan terakhir..."Arrgghh...Lindaaaa ....", desah Pak David dan rebah disamping tubuh telanjang Linda.

Linda mengambil tissue yang berada disamping tempat tidur dan membersihkan cairan sperma yang mulai menetes mengenai sprei tempat tidurnya. Keduanya beranjak berdiri dan berpakaian, tak banyak perbincangan yang dilakukan...entah karena perasaan bersalah atau terlalu letih setelah pergumulan beberapa saat tadi.

"Saya pulang dulu ya...uhmmm take care...", ujar Pak David sambil mengecup mesra kening Linda yang berdiri terpaku menatap wajah atasannya itu. Linda tak ingin ditinggalkan malam itu, namun dia tahu Pak David bukan miliknya dan dia pun sudah dimiliki Frans kekasihnya, dia memandangi Pak David yang berjalan menuju tangga ke lantai bawah didepan pintu kamar kosnya.

Kesepian takkan membunuh kita, namun kesepian membuat kita tergoda melakukan yang seharusnya terlarang...namun biarkan kita nikmati semua, tanpa ada batasan yang menghalang.

Sunday morning rain is falling

Steal some covers, share some skin

And clouds are shrouding us in moments

Unforgettable

You twist to fit the mold that I am in

Sambil duduk menyantap mie instan rebus setelah mandi pagi, Linda menatap hujan dari balik jendela kamar ditemani sepenggal lagu dari salah satu band favoritnya. Dia masih terbayang apa yang dilakukannya bersama Pak David Jumat malam, dan dia begitu cemas dengan hari Senin esok ketika harus berjumpa Pak David dikantor, dia tak tahu harus bersikap bagaimana saat berjumpa atasannya itu nanti.

Setelah Sabtu kemarin menghabiskan waktu bersama teman-teman saat kuliahnya dulu, hari Minggu itu Linda hanya ingin bersantai di kos sambil menonton beberapa DVD yang dibelinya kemarin, apalagi hujan turun dari pagi dan semakin membuat dirinya enggan untuk kemana-mana.

Seperti biasa Frans aktif mengiriminya sms atau sekedar telpon menanyakan kabar, bahkan malam tadi ketika dirinya lelah setelah pergi jalan-jalan dengan teman masa kuliahnya, Frans menghubunginya untuk melakukan phone sex yang sebenarnya sudah ditolak secara halus Linda yang ingin langsung tidur, namun dia tak tega juga mendengar suara kekasihnya yang tampak putus asa diujung telpon sana ingin menyetubuhi dirinya. Dengan terpaksa Linda menuruti keinginan kekasihnya hingga dia tertidur dalam kondisi telanjang bulat.

Saat asyik menikmati film yang sedang ditontonnya, hapenya kembali berbunyi, suara pesan diterima. "Ehmm pasti Frans lagi...", pikir Linda sambil meraih hapenya dengan malas.

"Pagi Linda, sedang apa?", bunyi sms yang ternyata bukan dari Frans, namun dari Pak David! Jantung Linda mendadak berdegup lebih kencang, dia tak mengira Pak David akan menghubunginya via sms.

"Pagi Pak, lg liat DVD aja di kos", jawab Linda singkat.

Lama Linda menunggu sms balasan dari Pak David, entah kenapa dalam hati kecilnya dia berharap Pak David membalas smsnya, berkali-kali dia melihat hapenya sambil menonton film yang sedang diputar namun tak ada sms yang masuk.

Hujan masih turun walau sudah reda dan tinggal rintik-rintik, tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul jam 12 siang lewat, Linda mulai merasakan lapar dan bosan. Sudah dua DVD ditontonnya dan kali ini dia kehabisan cemilan, untuk sesaat dia berpikir untuk pergi keluar mencari makanan, namun rasa malasnya membuatnya mengurungkan niat dan berencana melakukan order makanan via telpon saja. "Hemm...makan apa ya...males mau keluar...", kata Linda dalam hati sambil merebahkan diri di tempat tidur dan menggenggam hapenya siap menelpon untuk order makanan.

"Linda...halo...", tiba-tiba Linda dikagetkan suara lelaki mengetuk pintu kamar dan memanggilnya, dia segera bangkit dari tempat tidur dan melongok sedikit dari balik jendela, maklum dia hanya mengenakan celana pendek dan kaos tanpa bh sehabis mandi pagi tadi. Rupanya Pak David yang sedang berdiri didepan pintu kamar kosnya! Linda segera menyambar kain yang biasa menemaninya tidur untuk menutupi bagian depan kaosnya dan membuka pintu..."Loh Pak David....", kata Linda saat pintu terbuka.

"Kamu belum makan kan? Kebetulan saya habis dari bengkel deket sini...makan yukk", ajak Pak David sambil menatap Linda yang tampak kikuk dan heran melihatnya tiba-tiba datang.

"Uuhmm iyah, belum Pak, baru mau pesen makan...saya ganti baju dulu ya...mau masuk Pak?", jawab Linda sambil mempersilahkan atasannya itu untuk masuk ke kamar.

"Uhm saya diluar aja, ngabisin sebatang nih...", jawab Pak David sambil tersenyum dan menghisap rokoknya.

Beberapa saat Pak David menikmati segarnya suasana sehabis hujan sambil menerawang jauh membayangkan apa yang sudah dilakukannya bersama Linda dua malam lalu, dia tak ingin terjebak dalam perasaan kasmaran seperti masa kuliah dulu, dia hanya ingin menikmati sensasi hubungan yang tak seharusnya terjadi itu.

"Ayo Pak...kok melamun?...", sapa Linda membuyarkan lamunan Pak David, gadis itu tampak manis mengenakan celana pendek model saat ini yang dipadukan kaos bercorak warna cerah yang bagian bahu kanannya sedikit terbuka, tak ketinggalan tas selempang yang membuat penampilannya seperti para abg atau wanita muda yang biasa Pak David jumpai di mall.

Tak ingin membuang banyak waktu, ditambah perut yang sudah kelaparan, Pak David segera memacu mobilnya menuju mall terdekat. Sepanjang perjalanan singkat itu mereka berdua tak banyak bercakap-cakap, hanya sepatah dua kata untuk mengisi kekosongan yang terjadi, ada rasa canggung mengingat mereka berdua masih terbayang persetubuhan terlarang dilakukan Jumat malam lalu.

"Kamu mau makan apa?", tanya Pak David setelah tiba di mall dan memarkirkan mobilnya.

"Saya ikut aja Pak...yg penting makan nasi...", jawab Linda sambil tersenyum menggoda Pak David.

Mereka berjalan beriringan namun tidak bergandengan tangan, ada rasa kikuk dan gelisah diantara keduanya, seperti puluhan mata mengawasi mereka mengingat status mereka yang sudah saling memiliki dan dimiliki....walau untuk Linda masih belum resmi alias baru sebatas hubungan kekasih.

Sambil menyantap makan siang yang sudah agak lewat jamnya, mereka berbincang diselingi senda gurau, Pak David seperti menemukan gairah baru dalam berhubungan yang untuk beberapa saat lamanya terasa hambar. Linda sendiri menyadari bahwa sosok Pak David adalah sosok pria matang yang menyenangkan, dan bahkan merasa nyaman bisa berada didekatnya.

"Kamu suka film apa?", tanya Pak David saat mengakhiri santapan terakhirnya dengan menengguk jus melonnya.

"Uhmm suka yang agak-agak thriller gitu Pak, seru...tp kadang takut juga sih...", jawab Linda sambil mengunyah makanannya.

"Nah itu ada film thriller yg lagi rame diputer...mau nonton ga?...", tanya Pak David to the point tanpa basa-basi.

Linda mengiyakan ajakan Pak David dan segera menghabiskan makanannya. Dia sebenarnya ragu menuruti ajakan Pak David, mengingat ada rasa bersalah terhadap kekasihnya. Selama pacaran dengan Frans dia tidak pernah pergi jalan dengan lelaki lain manapun berduaan, apalagi sampai nonton bioskop, namun saat itu ada rasa berbeda yang dirasakannya yang akhirnya mengenyahkan rasa bersalahnya.

Didalam ruang bioskop, mereka duduk dibagian belakang dan kebetulan jam putar yang masih siang membuat penonton tidak terlalu ramai bahkan cenderung sepi. Linda sempat terbayang kekasihnya Frans ketika baru saja duduk dan lampu mulai dimatikan, biasanya Frans mulai aktif menggerayangi tubuhnya dan bahkan pernah menelanjangi bagian atas tubuhnya untuk sekedar 'memainkan payudara mungilnya. Hal yang paling diingatnya adalah ketika Frans tak dapat menahan nafsunya dan meminta Linda mengocoki penisnya dalam gelap ruang bioskop, ketika akan ejakulasi Linda bingung harus berbuat apa dan akhirnya merelakan syal yang dikenakannya untuk mengelap muncratan sperma yang ada dalam genggaman tangannya.

Film mulai diputar dan Pak David tampak serius menatap layar depan, tangannya seperti hendak memeluk Linda yang duduk disebelah kanannya, namun dia merasa canggung. Dalam satu adegan yang mengagetkan, Linda melonjak dan spontan merapatkan tubuhnya ke Pak David yang disambut dekapan erat tangan Pak David yang memegang lengan atasnya.

"Kaget ya...", ujar Pak David pelan sambil menatap wajah manis Linda yang hanya berjarak beberapa senti dari wajahnya.

"Iyahhh Pak...mmmm...maaf...", sahut Linda berusaha menarik tubuhnya namun Pak David malah mendaratkan ciuman lembut di bibirnya.

Linda tak menyangka datangnya ciuman itu, dia terbuai dengan kuluman lembut yang sedang dirasakannya, bulu kuduknya meremang saat tangan Pak David mengusap pelan bahunya yang sedikit terbuka. Tangan kanan mungil Linda dituntun Pak David meremasi benda keras hangat yang menegang dibalik celana yang dikenakan atasannya itu.

Sesaat mereka menghentikan aksi nakal yang spontan terjadi, Linda sedikit malu dan salah tingkah...Pak David yang menyadari hal itu segera memeluk Linda rapat untuk membuatnya merasa nyaman.

Saat Linda sedang serius menikmati film yang diputar, Pak David kembali mendekatkan wajahnya ke pipi halus Linda sambil mendaratkan ciuman lembut. "Kamu manis sekali Linda...", ucap Pak David pelan sambil meneruskan ciumannya ke sekitar samping leher kiri Linda. Payudara mungil Linda mulai diusapi perlahan dari luar baju yang dikenakannya, payudara yang tak terlalu besar itu begitu menggoda birahi Pak David untuk segera meremasinya perlahan.

"Sshhh...Pak....gelii...", desah Linda saat bagian sekitar cuping telinganya disapu lidah Pak David.

Tangan Pak David bergerilya mencoba membuka bra tanpa tali yang Linda kenakan, agak kesulitan dalam gelapnya ruang bioskop, namun beberapa saat bra yang Linda kenakan berhasil dilepasnya. Mengetahui bawahannya itu sudah tak mengenakan bra, tangan kiri Pak David mulai menyusup masuk dibalik baju yang Linda kenakan...mengusap perut hangatnya perlahan sambil mengarah pada gundukan bukit kembar Linda yang mungil..."Arhhh Linda...putingnya keras yahhh...", ujar Pak David pelan saat mendapati puting susu Linda yang mengeras sambil memuntirnya perlahan.

"Mmm...hhhhmmm..iyahhh..." , desah Linda pelan sambil meremasi penis Pak David yang masih terlindung celana.

Beberapa saat Pak David memainkan kedua puting susu Linda yang sering dinikmati Frans kekasihnya..."Ssshhh...ahhh..p utingmu gemesin sayangg...sebentar...", ujar Pak David pelan lalu mengeluarkan tangannya tiba-tiba dari balik baju Linda dan membuka restleting celananya sendiri dengan cepat untuk mengeluarkan penis yang tertahan dibalik ketatnya celana jeans yang ia kenakan. Penis besar itu mengacung tegak dalam gelapnya ruang bioskop, Pak David memegang tengkuk Linda dan mengarahkannya untuk menghisap batang keras berurat itu! Linda menunduk menuruti permintaan atasannya itu, bibir manisnya mulai mengecupi kepala penis Pak David sementara atasannya itu sibuk menyibakkan baju Linda hingga kedua payudara mungil tergantung bebas menggemaskan.

"Ssshhhh iyahhh sayang...enakkk...", racau Pak David saat merasakan batang penisnya mulai dikulum bawahannya itu, tangannya aktif meremasi kedua payudara Linda sambil sesekali memuntir-muntir puting susunya.

Pak David tak tahan lagi menahan nikmatnya kuluman Linda pada penisnya..."Arrrggghhh....maaf fff sayang....", dia mendesah tertahan dan tubuhnya menegang, Linda merasakan krucil.netan sperma dalam rongga mulutnya yang begitu kencang hingga membuatnya terkejut dan menghentikan kulumannya. Rongga mulut Linda dipenuhi sperma Pak David yang baru saja menyemprotkan sisa-sisa terakhir, Linda membiarkan beberapa tetesan sperma menetes melewati bibirnya, dia enggan menelannya! Bahkan saat Frans kekasihnya meminta hal itupun dia menolaknya! Pak David yang menyadari hal itu segera mengambil sapu tangan dan membantu Linda mengusapkan lelehan sperma dari dalam mulutnya.

"Kenapa ga bilang kalo mau keluar Pak?...", protes Linda setelah selesai membersihkan bibirnya.

"Hhmmm...maaaf sayang...bapak ga tahan, kamu pinter banget ngulumnya...", ujar Pak David beralasan sambil mencium pipi Linda.

Linda agak kesal, karena sebagian sperma Pak David sebenarnya tak sengaja tertelan, hingga film berakhir Linda hanya terdiam walau dia membiarkan tubuhnya direngkuh erat Pak David.

"Kamu marah yah?...", tanya Pak David saat menyetir mobilnya untuk mengantarkan Linda pulang.

"Enggak...masih kaget aja...saya ga suka kayak tadi...", jawab Linda sambil cemberut.

"Iyahhh...maaaf yaa...kamu tambah manis kalau cemberut gitu...", goda Pak David untuk mencairkan suasana sambil melirik tonjolan kecil puting susu Linda yang mengeras terkena dinginnya ac mobil, mereka terburu-buru saat keluar gedung bioskop tadi dan Linda tak sempat mengenakan bra-nya kembali.

Sesampai di kos Pak David hendak turun mengantar Linda ke kamar, namun Linda menolak dengan halus....."Ga usah Pak...gpp...disini aja", kata Linda sambil membuka pintu mobil.

"Okay...sekali lagi maaf yahh...", ujar Pak David dengan muka penuh penyesalan, dia khawatir peristiwa tadi melukai hati Linda dan merasa terlecehkan.

"Iyahhh...hati-hati Pak...", jawab Linda sambil menebar senyum manisnya.

Di dalam kos Linda berbaring sejenak dan membayangkan peristiwa yang terjadi dalam gedung bioskop tadi, dia merasa bersalah telah melakukan sesuatu yang pernah diminta Frans kekasihnya namun justru dilakukannya bersama pria lain...."Apa kabar sayang? Kapan pulang?...", bunyi sms Linda yang dikirimkan ke Frans kekasihnya, mendadak dia merasa rindu pada kekasihnya itu.

Show more