2013-09-12

Jalur “Genteng Halal Bike Halal” di Gn. Manglayang, Bandung timurSetelah lebaran kami komunitas sepeda Bobico berencana untuk mengadakan gowes blusukan di luar kota, karena selama bulan puasa gowes blusukan tidak bisa dilakukan. Tujuan gowes kali ini adalah Jalur Genteng di Gn. Manglayang di kawasan Bandung timur dengan pertimbangan jalur single treknya relative utuh karena baru dibuka. Berbeda dg trek Palasari yg jalurnya rusak karena tergerus musim hujan yg panjang dan.kegiatan motokros. Sebenarnya banyak trek di sekitar genteng ini dengan tingkat kesulitan dan jarak yg berbeda, seperti genteng ibu-ibu, genteng bapak-bapak, genteng extention, genteng budak ngora (Bungo). Saat ini kami  mencoba trek "genteng halal bike halal" dg turunan paling panjang. Dari Jakarta komunitas Bobico bersama komunitas Bikebikeadja menggunakan bis menuju Cileunyi dg parkir di RS AMC di ujung pintu tol Cileunyi. Dari situ dilanjutkan loading memakai mobil pickup melalui Ujung Berung ke tempat start, yakni Puncak Palintang pada jam 10 pagi. Marshall dari C-PINTERKOJAKS isi nya (Triple-C,Pines,Terjal,Koskas,Jejak,The Chengos) yakni om Jaep, om Dadan, om Asdan, nte Evi Marwati dan om Indra Anggara sudah menunggu sejak pagi.Setelah unloading dari pickup dan pembagian jatah makan siang, kami memasuki jalan datar selebar mobil, lalu belok kiri memasuki jalur single trek menuju tempat tikum. Jalan masih relatif datar hanya sekali-kali melalui tanjakan dg cara dituntun. Di sebelah kiri atau Barat Laut terpampang pemandangan indah Gn. Tangkuban Perahu dan Gn. Burangrang.Tempat tikum yg disebut dg Karpet Palintang adalah lapangan di puncak bukit Tunggul dg pemandangan yg indah ditandai adanya warung tenda biru. Warung ini merupakan tempat terakhir untuk beristirahat dan membeli minuman/makanan, bahkan nasi timbel untuk dibawa ke dalam trek bisa dipesan disini.Seperti biasa sebelum perjalanan gowes dimulai, Marshall melakukan briefing dan do’a bersama. Perjalanan dimulai langsung dg turunan tajam, sehingga bisa langsung tancap gas. Hanya saja harus berhati-hati dg jalur air yg melintang lintasan karena melewati jembatan kecil seukuran ban sepeda. Meskipun sudah diperingati oleh Marshall, tetap aja ada yg jatuh di jalur air tersebut. Makin lama makin tajam turunan sampai berakhir di turunan Juntey (jatuh). Disini terpaksa hampir semua goweser harus menuntun krn jalan sangat licin berpasir. Tidak terbayangkan apabila trek dalam kondisi basah.Setelah turunan Juntey, ada tanjakan sedikit, kemudian dilanjutkan dg turunan yg menghanyutkan melalui hutan Pinus I.Turunan tersebut sangat flowing tanpa adanya tikungan yg patah2, bagaikan trek DH namun lebih panjang. Tapi harus hati-hati di ujung turunan yg tajam banyak cerukan jalur air yg bisa mencelakakan goweser, terbukti banyak yg jatuh disini. Turunan ini berakhir di pertigaan jalan makadam, dimana kami belok ke kanan. Kalau lurus dikit ada single trek yang 10 meter di dalamnya ada percabangan menuju trek Genteng bungo, extention dan bapak2.Setelah belok kanan menelusui Makadam bertemu dg single trek turunan yg curam memasuki hutan Pinus II. Seperti hutan Pinus sebelumnya, disini bisa gaspol sampai turunan yg kita harus menuntun sepeda dan menyeberangi kali kecil. Lanjut lagi turunan sampai ketemu dg kali agak lebar. Sekitar 1 km lagi dg trek menanjak sampailah kita di Cipacet, tempat kita beristirahat dan sholat bersama. Tempat ini berupa bendungan saluran air, dimana kita bisa berendam dg air yg dingin dan sejuk. Sekitar 1 jam kami beristirahat dan makan bekal makan siang, perjalanan dilanjutkan lagi dg jalur yg sama untuk sekitar 1 km.  Akibatnya yg tadi tanjakan jadi turunan, yg turunan ekstrim menjadi tanjakan ekstrem jg, sehingga sepeda harus dituntun. Sesampai di sebuah pertigaan kami mengambil jalur kiri, sedangkan yg kanan adalah jalur kedatangan kami sebelumnya.Setelah mencapai puncak bukit, kami mendapatkan elevasi/ketinggian sehingga perjalanan menurunpun dimulai lagi. Kembali kami meliuk-liuk di single trek sampai dg jalan aspal desa Genteng. Turunan aspal sepanjang 3 km tidak seenak turunan single trek, karena adanya pasir di jalan sehingga membuat jalan licin. Kami berhenti dulu di warung Emak di pinggir jalan Kiarapayung untuk minum dan beristirahat sejenak. Perjalanan dilanjutkan sekitar 500 mtr di jalan aspal, lalu masuk lagi ke single trek dengan pemandangan Jatinangor di sebelah bawah. Setelah itu masuk lagi jalan aspal di belakang lapangan golf, kemudian memasuki komplek IPDN. Sampai akhirnya masuk jalan raya Cileunyi dan kembali ke tempat parkiran bis di RS AMC tepat pukul 16.20.   

Show more