2013-12-02



Di negara Jepun, jarum sangat dihormati. Jarum tidak sekadar benda yang digunakan sebagai alat menjahit yang akan dibuang apabila sudah tidak dipakai. Jarum-jarum yang tidak terpakai lagi itu akan didoakan dan dikebumikan dalam festival yang diadakan satu tahun sekali.

Nama festival tersebut adalah Hari Kuyo, atau Broken-Needle Ceremony yang diadakan setiap 8 Februari. Festival ini terbuka bagi siapa saja, tetapi pengunjung terbesar adalah wanita, kerana wanita yang paling sering menggunakan jarum untuk menjahit. Mereka akan datang pada acara Hari Kuyo memakai kimono. Ritual ini bertujuan untuk mengenang jasa jarum yang telah membantu manusia untuk membuat baju atau menjahit baju yang koyak.

Hari Kuyo diadakan di kuil dan menjadi acara sakral. Ritual yang sudah berlangsung sejak ratusan tahun ini menghendaki para wanita memasukkan jarum yang sudah tidak terpakai di atas tauhu. Tauhu adalah simbol kelembutan dan putih yang suci, digunakan sebagai media yang sesuai untuk ‘peristirahatan terakhir’ jarum. Kemudian si pemilik jarum akan berdoa serta berterima kasih pada  jarum atas jasa-jasanya.

Sayangnya, tradisi yang unik ini mulai ditinggalkan oleh generasi muda. Kebanyakan, yang menghadiri Hari Kuyo adalah wanita separuh umur yang berprofesian sebagai pembuat kimono. Walaupun demikian, masih ada pereka muda yang mengambil bahagian dalam acara tersebut, seperti yang boleh anda lihat dalam video di bawah. Kemeriahan dan keunikan Hari Kuyo juga ada dalam video tersebut.



Anda mungkin juga meminati:

Show more